Anda di halaman 1dari 8

TEORI BELAJAR

KOGNITIF DAN
KONSTRUKTIVISME
FADIYAH AMALIA
2001745
PTA-A 2020
• Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang
mementingkan proses belajar daripada hasilnya.
Teori ini menyatakan bahwa pada proses belajar,
TEORI BELAJAR KOGNITIF seseorang tidak hanya cenderung pada hubungan
antara stimulus dan respon, melainkan juga
bagaimana perilaku seseorang dalam mencapai
tujuan belajarnya. 
• Kognitif adalah semua aktivitas mental yang
membuat suatu individu mampu menghubungkan, • Pendekatan kognitif menyatakan bahwa melalui
menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, tingkah lakulah seorang individu akan mengalami
sehingga individu tersebut mendapatkan proses mental yang nantinya bisa meningkatkan
pengetahuan setelahnya. Kognitif ini erat sekali kemampuan menilai, membandingkan, atau
dengan tingkat kecerdasan seseorang.  menanggapi stimulus sebelum terjadinya reaksi. 
• Menurut Williams dan Susanto, yaitu cara individu Pendekatan ini memberikan penekanan terhadap isi
bertingkah laku, bertindak, dan cepat lambatnya pikiran manusia agar manusia tersebut
individu saat memecahkan masalah yang sedang mendapatkan pengalaman, pemahaman, standar
dihadapi. moral, dan sebagainya.
• Menurut Piaget, yaitu bagaimana anak beradaptasi • Pada implementasi proses belajar mengajar di
dan menginterpretasikan objek dan kejadian-
sekolah, bentuk penerapan teori kognitif adalah guru
kejadian di sekitarnya.
ketika menggunakan bahasa yang mudah dipahami
• Fungsi kognitif diantaranya : perhatian, memory atau oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka
daya ingat, fungsi eksekutif, kemampuan berbahasa, untuk saling berbicara serta diskusi dengan teman-
merasakan dan mengenali
temannya. 
TEORI BELAJAR KOGNITIF DALAM PANDANGAN PIAGET

Dari teori kognitif yang dikemukakan oleh Piaget dapat disimpulkan 2 hal : Pertama, individu dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri. Artinya adalah pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dapat
dibentuk oleh individu sendiri melalui interaksi dengan lingkungan yang terus-menerus dan selalu berubah.
Dalam berinteraksi dengan lingkungan, individu mampu beradaptasi dan mengorganisasikan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan dalam struktur kognitifnya, pengetahuan, wawasannya dan pemahamannya
semakin berkembang. Individu juga mampu memodivikasi pengalaman yang diperoleh melalui lingkungan,
sehingga melahirkan pengetahuan atau temuan-temuan baru. Oleh karena itu, proses Pendidikan bukan hanya
sekedar transfer of knowledge, tetapi juga bagaimana merangsang struktur kognitif iadividu mampu melahirkan
pengetahuan dan temuan-temuan baru.
Kedua, perlu adanya individualisasi dalam pembelajaran. Artinya, dalam proses pembelajaran, perlakuan
terhadap individu harus didasarkan pada perkembangan kognitifnya. Setiap tahap perkembangan kognitif
memiliki karakteristik berbeda-beda. Susunan saraf seorang akan semakin kompleks seiring dengan
bertambahnya umur. Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
peserta didik.
Prinsip teori belajar kognitif
1. Proses belajar lebih penting daripada hasil.
2. Persepsi dan pemahaman dalam mencapai
tujuan belajar menunjukkan tingkah laku
seorang individu.
3. Materi belajar dipisahkan menjadi komponen
kecil, lalu dipelajari secara terpisah.
4. Keaktifan peserta didik saat pembelajaran
merupakan suatu keharusan. Perkembangan Kognitif
5. Pada kegiatan belajar, dibutuhkan proses
berpikir yang kompleks. 1. Tahap sensorimotor (18-24 bulan)
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun
4. Tahap operasional formal (12 tahun ke atas)
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan kegiatan mencipta serta
membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Dalam teori belajar konstruktivistik proses belajar merupakan
suatu proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri
seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Artinya, proses pembentukan pengetahuan dilakukan oleh
peserta didik itu sendiri. Peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun kosep,
dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Terwujudnya gejala belajar ditentukan oleh niat
belajar peserta didik itu sendiri.
1. Hill
Tindakan mencipta suatu makna dari apa yang sudah dipelajari seseorang.
2. Shymansky
Aktivitas yang aktif, ketika peserta didik melatih sendiri pengetahuannya, mencari tahu apa yang sudah
dipelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir sendiri.
Ciri-ciri Teori Belajar
Konstruktivisme
1. Orientasi, peserta didik diberikan kesempatan untuk
mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik
dengan memberi kesempatan melakukan observasi. Keunggulan Teori Belajar
2. Elitasi, peserta didik mengungkapkan idenya melalui
kegiatan diskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Konstruktivisme
3. Restrukturisasi ide, peserta didik melakukan klarifikasi ide
dengan ide orang lain, membangun dan mengevaluasi ide 1. Menuntut keaktifan peserta didik untuk
baru. menemukan pengetahuan berdasarkan
4. Penggunaan ide baru dalam setiap situasi, ide atau kematangan kognitifnya.
pengetahuan yang dimiliki peserta didik yang telah
terbentuk diaplikasikan dalam berbagai situasi. 2. Teori belajar ini fokus pada kesuksesan
peserta didik terhadap sesuatu yang telah
5. Review, dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan
yang ada perlu direvisi dengan menambahkan atau ditugaskan.
mengubah sesuai kebutuhan.
3. Peserta didik dituntut untuk berpikir secara
sistematis, sehingga bisa membangun
pengetahuan secara komprehensif.
Tujuan Teori Belajar
Konstruktivisme
1. Membantu peserta didik dalam memahami isi
dari materi pembelajaran.
2. Mengasah kemampuan peserta didik untuk Penerapan Teori Belajar
selalu bertanya dan mencari solusi atas
pertanyaannya. Konstruktivisme
3. Meningkatkan pemahaman peserta didik 1. Guru harus mampu membentuk pemikiran
terhadap suatu konsep secara komprehensif. peserta didik bahwa bekerja secara mandiri
akan menghasilkan kegiatan belajar yang lebih
4. Mendorong peserta didik untuk menjadi bermakna.
pemikir aktif.
2. Kembangkan kegiatan inkuiri di semua topik
pembelajaran.
3. Memunculkan rasa keingintahuan peserta didik
terhadap suatu permasalahan melalui bertanya.
4. Membentuk masyarakat belajar atau belajar
dengan kelompok-kelompok tertentu.
SUMBER

• https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/kognitif/
• https://pgsd.binus.ac.id/2021/07/08/implementasi-teori-belajar-kognitivisme-dalam-pandangan-jean-pi
aget-dan-jerome-bruner/
• http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JBK/article/view/331/pdf
• https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-belajar-konstruktivisme/
• https://www.edukasinfo.com/2021/03/pengertian-teori-belajar.html

Anda mungkin juga menyukai