Anda di halaman 1dari 3

Nama : M.

Khabib Ainur Rofik


Nim : G2A021341
Kelas : 2F

1. Teori behaviorisme
Teori belajar behaviorisme adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan
perilaku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah laku
siswa ini diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata
lain, teori belajar behavioristik atau teori behaviorisme ini berorientasi pada perilaku
yang lebih baik. Jika siswa tidak menunjukkan perubahan setelah diberikan pelajaran,
maka menurut teori ini siswa tersebut tidak dapat dikatakan telah belajar dengan baik.
Kelebihan:
 Siswa-siswa selalu dibiasakan untuk latihan dan praktik. Mereka dilatih untuk
memiliki unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya
tahan.

 Siswa didorong untuk untuk berpikir linier dan konvergen.

 Siswa dengan dapat dengan mudah mencapai suatu target tertentu dalam
pembelajaran.

Kekurangan:

 Siswa sangat dibatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasinya.

 Teori behavioristik bersifat teacher-centered atau hanya berpusat pada guru.


Siswa bersifat pasif dan hanya mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan
oleh guru.

 Pembelajaran menjadi kurang menyenangkan bagi siswa.

 Siswa kadang mendapat hukuman verbal atau fisik. Hal ini tentu saja dapat
berakibat buruk pada perubahan perilaku peserta didik. Salah satu contohnya
adalah memberi hukuman peserta didik yang melanggar aturan.

 Tidak mengakomodir kondisi belajar yang kompleks karena hanya beracuan


pada stimulus dan respon.

2. Teori Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan kegiatan
mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Kegiatan membangun
(konstruktif) dapat memacu siswa untuk selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan
turut meningkat.
Kelebihan:
 Melatih siswa supaya menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memecahkan
masalah.

 Menciptakan kreativitas dalam belajar sehingga tercipta suasana kelas yang


lebih nyaman dan kreatif.

 Melatih siswa untuk bekerja sama dan terlibat langsung dalam melakukan
kegiatan.

 Menciptakan  pembelajaran yang lebih bermakna dan menumbuhkan


kepercayaan diri pada siswa karena memiliki kebanggaan dapat menemukan
sendiri konsep yang sedang dipelajari dan siswa juga merasa bangga dengan
hasil temuannya.

 Melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.

Kekurangan:

 Sulitnya mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur menggunakan


pendekatan tradisional selama bertahun-tahun.

 Dalam penerapan teori belajar konstruktivisme, Guru harus memiliki


kreativitas dalam merencakan pelajaran dan memilih atau menggunakan
media. Guru yang malas dan tidak mau berkembang akan sulit menerapkan
teori belajar Konstruktivisme.

 Siswa dan orang tua memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan
mengajar yang baru.

3. Teori Sosial Budaya

Teori belajar sosiokultur ini adalah penggunaan alat berfikir seseorang yang tidak
dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial budayanya. Lingkungan sosial
budaya akan menyebabkan semakin kompleksnya kemampuan yang dimiliki oleh
setiap individu.

4. Teori Kognitivisme

Teori belajar Kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa
mengesampingkan faktor ekternal, seperti lingkungan sehingga pengetahuan yang
didapat bersifat non-objektif, untuk sementara waktu hingga selalu berubah. Dalam
teori ini otak difungsikan sebagai alat mengintepretasi hingga munculnya makna yang
unik. Dalam teori ini juga mengenal konsep bahwa belajar merupakan hasil interaksi
yang terus-menerus dari seseorang dan lingkungannya dalam melalui proses asimilasi
dan akomodasi.

Kelebihan:
 Lebih mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki setiap
orang, pendidik hanya perlu memberi dasar materi dan kelanjutan belajar
tergantung dari individu tersebut.
 Pendidik mampu memaksimalkan ingatan peserta didik, hal ini diperlukan karena
salah satu peran kognitif adalah menekankan pada daya ingat individu yang
belajar.
 Arti kognitivistik dari para ahli sama dengan kreasi atau pembuatan suatu hal
baru atau sesuatu yang baru dari sesuatu yang sudah ada, siswa dituntut untuk
berkreasi.
 Mudah diterapkan dan sudah banyak diterapkan dalam dunia pendidikan di
Indonesia, termasuk dalam segala tingkatan sekolah.
Kekurangan:
 Kemampuan peserta didik soal ingatan berbeda-beda, dalam teori kognitivistik
semua individu dianggap memiliki daya ingat yang sama.
 Tidak memperhatikan cara siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan
cara dalam mencari pengetahuan tersebut.
 Siswa dipastikan tidak akan mengerti materi yang diberikan sepenuhnya jika
dalam pembelajaran hanya menggunakan teori ini.
 Untuk sekolah kejuruan, siswa akan kesulitan dalam praktek kegiatan dan
materi jika hanya menerapkan teori ini.
 Perlu diperhatikan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan materi
yang sudah diterimanya, tidak akan berkembang jika hanya dibiarkan.

Anda mungkin juga menyukai