Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN SKILL LAB

KETERAMPILAN : PEMASANGAN KATETER URINE

DISUSUN OLEH
NAMA : M. KHABIB AINUR ROFIK
NIM : G2A021341
KELAS : S1 KEPERAWATAN 1F

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN SKILL LAB
KETERAMPILAN : PEMASANGAN KATETER URINE

A. DEFINISI
Kateter merupakan suatu selang untuk membantu pasien mengeluarkan urine.
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung
kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urine. Kateter urine dapat dipasang untuk
jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap atau kronis dan lingkungan
rumah.

B. TUJUAN TINDAKAN
1. Mengatasi distensi kandung kemih
2. Mendapatkan spesimen urine
3. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis, gangguan
neuro muscular, atau inkompeten kandung kemih, serta pasca operasi besar
4. Mengatasi obstruksi aliran urine
5. Mengatasi retensi perkemihan
6. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya
dikosongkan
7. Mempermudah pasien untuk membuang air kecil yang tidak bisa membuang air
kecil sendiri

C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


 Indikasi :
1. Inkontinensia urine
2. Retensi urine
3. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat
4. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan
sebelum suatu pemeriksaan diagnostic
5. Memperoleh bahan urine steril
6. Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih
7. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung
kemih secara normal
8. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap kering pada daerah
perineum, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi
 Kontraindikasi :
1. Urethritis dan Infeksi Kandung Kemih Jika pasien telah didiagnosis
mengalami urethritis dan atau infeksi saluran perkemihan, maka
tindakan katetrisasi urethra belum boleh dilaksanakan. Karena pada
proses kateterisasi yang kurang steril, mikroba dapat dengan mudah
masuk ke urethra dan bahkan sampai pada vesica urinaria sehingga
dapat menyebabkan superinfection.
2. Trauma pada Uretra Kateterisasi dapat menyebabkan trauma pada
urethra semakin parah, sehingga pada pasien yang mengalami trauma
pada uretra tidak diperbolehkan untuk dilakukan tindakan pemasangan
kateter.
3. Ruptur urethra.
4. Gross Hematuria.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Handschoon steril (1 pasang)
2. Kateter steril sesuai ukuran yang perlu digunakan
3. Urine bag dan gantungannya
4. Aquadest steril (secukupnya)
5. Spuit 10cc berisi aquadest
6. Set instrument steril : duk lubang steril/duk bolong, 2 buah kom kecil dan kassa
steril
7. Jelly
8. Lidokain 1% jelly masukan dalam spuit (tanpa jarum)
9. Betadine solution 10% (secukupnya)
10. Kapas chlorhexidine
11. Pispot (untuk pemasangan sementara)
12. Perlak dan pengalas
13. Pinset anatomis
14. Bengkok
15. Plester/hypavik
16. Gunting pinset
17. Sampiran/scarm
18. Korentang

E. PROSEDUR TINDAKAN
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan memhaca catatan keperawatan
dan ciatatan medis klien.
b. Siapkan alat.
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Meminta persetujuan pasien keluarga (formulir informed consent)
e. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Untuk pasien wanita :
1) Gunakan sarung tangan bersih.
2) Buka kemasan alat yang steril untuk ditempatkan ke dalam bak instrumen
steril seperti kateter, spuit, cylocain jelly, handscoen steril serta tuangkan
bethadine dan aqua ke dalam kom kecil.
3) Buka pakaian bawah pasien dan atur posisi dorsal recumbent.
4) Pasang alas bokong perlak dan letakkan bengkok di bawah perineum,
selanjutnya bersihkan labio mayora, labio minora, orifisium uretra dan
vagina dengan arah dari atas ke bawah menggunakan kapas chlorhexidine.
5) Setelah selesai membersihkan area pemasangan kateter lepaskan sarung
tangan bersih.
6) Dekatkan peralatan yang sudah disiapkan diantara tungkai bawah ± 45 cm
di bawah perineum.
7) Pakai handscoen steril kemudian pasang duk bolong pada daerah
pemasangan kateter.
8) Lakukan test halon kateter dengan memasukkan cairan aqua sampai balon
mengembang dan pastikan tidak ada kebocoran setelah itu aspirasi kembali
cairan aqua.
9) Bersihkan orifisium urethra dengan kassa bethadine.
10) Lumasi ujung kateter dengan xylocain jelly dari ujung kateter ± 2,5 cm-
5cm.
11) Pasang kateter dengan cara buka labia menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri lalu masukkan kateter melalui lubang urethra sedalam ± 5cm
- 7cm secara perlahan-lahan sambil arahkan pasien untuk menarik nafas
panjang hingga urin keluar, ketika urin keluar masukkan lagi 2,5cm-5cm,
tampung urin dengan bengkok/ pispot. Lalu sambungkan selang kateter
dengan urin bag dan lakukan fiksasi dengan mengisi cairan aqua sesuai
dengan volume yang tertera pada lebel spesifikasi kateter yang dipakai.
12) Setelah difiksasi dengan cairan aqua tarik sedikit kateter sampai adanya
tahanan kemudian fiksasi kateter pada paha bagian dalam.
13) Gantung urin bag dengan posisi lebih rendah dari vesika urinaria.
c. Untuk pasien laki-laki :
1) Gunakan sarung tangan bersih.
2) Buka kemasan alat yang steril untuk ditempatkan ke dalum bak instrument
steril seperti kateter, spuit, cylocain jelly, handscoen steril serta melihat
bethadine dan aqua ke dalam kom kecil.
3) Buka pakaian bawah pasien dan atur posisi supine.
4) Pasang alas bokong / perlak dan letakkan bengkok di antura kedua paha
pasien selanjutnya bersihkan penis dengan menggunakan kapas
chlorhexidin.
5) Setelah selesai membersihkan area pemasangan kateter lepaskan sarung
tangan bersih.
6) Dekatkan peralatan yang sudah disiapkan diantara kedua paha pasien.
7) Pakai handscoen steril kemudian pasang duk bolong pada daerah
pemasangan kateter.
8) Lakukan test balon kateter dengan memasukkan cairan aqua sampai balon
mengembang dan pastikan tidak ada cairan setelah itu aspirasi kembali
cairan aqua.
9) Bersihkan orifisium uretra dengan kassa bethadine.
10) Lumasi ujung kateter dengan xylocain jelly dari ujung kateter ± 12,5 cm -
17,5 cm (untuk dewasa).
11) Pasang kateter dengan cara angkat penis pada posisi tegak lurus
menggunakan tangan kiri, lalu masukkan kateter melalui meatus sedalam ±
17,5 cm - 22em (untuk dewasa) dan ± 5 cm - 7,5 cm (untuk anak) secara
perlahan-lahan sambil arahkan pasien untuk meriarik nafas panjang hingga
urin keluar, ketika keluar urin masukkan lagi 2,5cm – 5 cm dan tarmpung
urin dengan bengkok/pispot. Jika pemasangan kateter tetap sambungkan
selang kateter dengan urin bag dan lakukan fiksasi dengan mengisi cairan
aqua sesuai dengan volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang
dipakai.
12) Setelah difiksasi dengan cairan aqua tarik sedikit kateter sampai adanya
takan kemudian fiksasi kateter pada abdomen bawah/di puncak paha
dengan posisi penis mengarah ke abdomen.
13) Gantung urin bag dengatn posisi lebih rendal dari vesika urinaria

4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Evaluasi hasil / respon klien
c. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Membereskan peralatan
e. Berpamitan dengan klien
f. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
g. Dokumentasikan hasilnya (hari, tanggal, jam pemasangan kateter, ukuran
kateter, jumlah cairan yang dipakai untuk fiksasi dan warma urin, jumlah
serta kelainan yang ditemukan)
INTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PEMASANGAN KATETER URINE (WANITA)
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
. YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam dan menyapa pasien 2
2 Memperkenalkan diri 2
3 Memvalidasi identitas klien 2
4 Menjelaskan tujuan tindakan 2
5 Menjelaskan prosedur tindakan dan efek samping yang mungkin muncul 2
6 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 3
2 Membaca Basmallah 2
3 Menjaga privacy 3
4 Menempatkan alat ke dekat pasien 4
5 Mengatur posisi pasien dorsal recumbent 2
6 Memasang pengalas dibawah pantat 3
7 Mendekatkan bengkok 2
8 Memakai sarung tangan steril 4
9 Memasang duk steril 2
10 Mengoleskan pelumas/jelly pada ujung kateter 10-12,5 cm,membersihkan genital
4
dgn kapas basah menggunakan pinset
11 Melakukan desinfeksi orifisium uretra dengan cara yang benar 4
Menganjurkan klien untuk tidak mengejan dan tetap rileks dengan 3
12
menarik nafas dalam
13 Membuka labia mayora & memasukkan kateter kedalam orifisium uretra dengan
tangan dominant secara perlahan sepanjang ± 3 s/d 5 cm sampai keluar urine 5
14 Menampung urine pada bengkok 2
15 Menyambung kateter dengan urine bag 4
Melakukan fiksasi dengan memasukkan ±30-50 ml aquabidest yang sudah disiapkan
16 4
sebelumnya
17 Memastikan bahwa kateter sudah terfiksasi dengan benar dengan sedikit tarikan
3
18 Memfiksasi kateter dengan plester kearah paha 2
Menggantungkan urine bag disisi tempat tidur 2
19 Merapikan alat dan klien 4
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 2
3 Mengucapkan Hamdalah dan doa untuk orang sakit 2
4 Berpamitan kepada pasien dan mengucapkan salam 2
5 Cuci tangan 5
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Menunjukkan sikap tenang 2
2 Melakukan komunikasi terapeutik 2
3 Menjaga keamanan pasien 3
4 Menjaga keamanan perawat 3
5 Sistematis 2
TOTAL 100

INTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PEMASANGAN KATETER URINE (LAKI-LAKI)


NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI
1 Memberi salam dan menyapa pasien 2
2 Memperkenalkan diri 2
3 Memvalidasi identitas klien 2
4 Menjelaskan tujuan tindakan 2
5 Menjelaskan prosedur tindakan dan efek samping yang mungkin muncul 2
6 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien 2
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan 5
2 Membaca Basmallah 2
3 Menjaga privacy 3
4 Menempatkan alat ke dekat pasien 2
5 Mengatur posisi pasien dorsal recumbent 2
6 Memasang pengalas dibawah pantat 3
7 Mendekatkan bengkok 2
8 Menyiapkan urine bag dengan benar dan ikatkan pada sisi dasar tempat tidur 2
9 Memakai sarung tangan steril 4
10 Melakukan desinfeksi orifisium uretra dengan cara yang benar 4
11 Mengoleskan pelumas pada ujung kateter 10-12,5 cm 4
Mengangkat penis dengan tangan non dominan pada posisi perpendikuler 2
12
terhadap tubuh dan terapkan traksi ringan
Menganjurkan klien untuk tidak mengejan dan tetap rileks dengan menarik 3
13
nafas dalam
Memasukkan kateter dengan tangan dominant atau dengan pinset secara 8
14
perlahan sepanjang 17,5-22 cm/sampai keluar urine
15 Menampung urine pada bengkok 2
Melakuka fiksasi dengan memasukkan 30-50 ml aquabidest yang sudah 4
16
disiapkan sebelumnya
Memastikan bahwa kateter sudah terfiksasi dengan benar dengan sedikit 3
17
tarikan
18 Menyambungkan kateter dengan urine bag 4
19 Merapikan alat dan klien 4
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi 3
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3
3 Mengucapkan Hamdalah dan doa untuk orang sakit 2
4 Berpamitan kepada pasien dan mengucapkan salam 2
5 Cuci tangan 5
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Menunjukkan sikap tenang 2
2 Melakukan komunikasi terapeutik 2
3 Menjaga keamanan pasien 3
4 Menjaga keamanan perawat 3
TOTAL 100

5. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


A. Menjaga privai pasien
B. Alat-alat harus steril, dan bekerja harus memperhatikan teknik septic dan antiseptic
C. Kateter dimasukkan secara perlahan dan hati-hati
D. Jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan
E. Mengingatkan pasien agar tidak menarik kateter
F. Bila pemasangan dilakukan tidak hati-hati bisa menyebabkan luka dan perdarahan
uretra yang berakhir dengan striktur uretra seumur hidup
G. Balon yang dikembangkan sebelum memasuki buli-buli juga dapat menimbulkan luka
pada uretra. Karenanya, balon dikembangkan bila yakin balon akan mengembnag dalam
buli-buli dengan mendorong kateter sampai ke pangkalnya

6. REFERENSI
Barbara, K, dkk. (2002). Kozier and Erb’s Technique In Clinical Nursing. New Jersey:
Pearsson Education.
Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process, an
Practice. (Terj). Asih, Y., et al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai