Anda di halaman 1dari 6

III.

KONSEP DASAR KETERAMPILAN KATETERISASI

A. Definisi
Kateter merupakan suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan
cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui utetra ke
dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin. Kateter urin
dapat dipasang untuk jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap
atau kronis dan lingkungan rumah.
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan
cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke
dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urine (Perry &
Potter.2000)
Kateterisasi urine adalah memasukkan selang karet atau plastik
melalui uretra dan ke dalam kandung kemih (Eni Kusyati.2006)

B. Tujuan
1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Menatalaksana kandung kemih inkompeten
3. Mendapatkan spesimen urine steril
4. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu
sepenuhnya dikosongkan
5. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat
6. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung
kemih secara norma

C. Etiologi
1. Saat Operasi
2. Bed Rest Total
3. Ada penyumbatan pada urinaria
D. Anatomi Fisiologi
Uretra
Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui
meatus utetra. Membran mukosa melapisi uretra dan kelenjar uretra
mensekresi lendir ke dalam saluran uretra. Lendir bersifat bakteriostatis dan
membentuk plak mukosa untuk mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot
polos yang tebal mengelilingi uretra. Panjang uretra pada wanita yaitu 4
sampai 6,5 cm. Sfingter uretra eksterna yang terletak disekitar setengah
bagian bawah uretra memungkinkan aliran volunteer. Uretra pada pria yang
merupakan saluran perkemihan dan jalan keluar sel serta sekresi dari organ
reproduksi memiliki panjang 20 cm. Pada wanita meatus urinarius terletak di
labia minora di atas vagina dan di bawah klitoris sedangkan pada pria
terletak pada ujung distal penis.
1. Alat reproduksi Wanita
2. Alat reproduksi laki-laki

E. Klasifikasi/kategori
1. Poly Chateter
2. Double-lumen Chateter
3. Triple-lumen Chateter

F. Indikasi
1. Inkontinensia urin
2. Retensi urin
3. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat
4. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan
sebelum suatu pemeriksaan diagnostic
5. Memperoleh bahan urin steril
6. Mengukur jumlah residu urin dalam kandung kemih
7. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung
kemih secara normal
8. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap kering pada daerah
perineum, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi
G. Kontraindikasi
1. Produk kateter yang menggunakan bahan lateks dapat menimbulkan
reaksi alergi.
2. Pemasangan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resiko infeksi
3. Trauma
4. Sepsis
5. Bola pecah atau tidak dapat kempis

H. Persiapan alat
1. Persiapan diri
a. Cuci tangan sebelum tindakan
b. Kaji status klien dan cek instruksi dokter
c. Pilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik
d. Kaji kebutuhan untuk mengumpulkan urine
e. Persiapan alat
f. Persiapan bahan
2. Persiapan Alat
a. Bengkok
b. Kom
c. Pinset anatomi
d. Duk kecil jika perlu
e. Kapas sublimat/kapas DTT
f. Cairan aQuades atau NaCl
g. Perlak atau pengalas
h. Gunting plester
i. Korentang jika perlu
j. Sampiran
k. Selimut
3. Persiapan bahan
a. Set kateter
b. Urine bag
c. Jelly
d. Aquades
e. Spuit 10 cc
f. Kassa steril
g. Handscoon bersih
h. Handscoon steril
i. Plester

I. Prinsip tindakan
Tindakan yang dilakukan harus steril karena bagian tubuh yang
dimasukan kateter adalah organ dalam yang rentan dengan resiko infeksi.

J. Prosedur tindakan
1. Tahap Interaksi
a. Perkenalan
b. Jelaskan prosedur
c. Kontrak waktu
d. Meminta persetujuan dalam melakukan tindakan pada klien/keluarga

2. Tahap Kerja
a. Cuci tangan
b. Persiapan klien
c. Pasang sampiran
d. Dekatkan alat
e. Jelaskan tujuan
f. Buka selimut
g. Pasang pengalas atau perlak dibawah bokong klien
h. Letakkan bengkok untuk menampung urine
i. Pasang hanscoon bersih
j. Bersihkan alat genitalia dengan kapas dtt
k. Buang kapas dan handsun dalam bengkok tempat kotor
l. Ambil handscoon steril
m. Ambil kateter
n. Olesi dengan jelly (dapat dibantu dengan asisten dan olesi dengan
jelly)
o. Masukkan kateter ke dalam uretra, (Suruh klien menarik nafas)
rasakan dan pastikan masuk ke dalam kandung kemih
p. Masukkan cairan aquades 5/8 cc (sesuai) melalui spuit yang telah
disiapkan sebelumnya
q. Tarik sedikit kateter (Jika pada saat ditarik kateter terasa tertahan,
berarti kateter telah masuk pada kandung kemih)
r. Sambungkan kateter dengan urine bag dan ikat di sisi tempat tidur
(bisa dibantu asisten)
s. Fiksasi (Perempuan = paha, Laki-laki = perut)
t. Klien dirapikan
u. Pasang selimut
v. Rapikan alat
w. Buka handscoon
x. Cuci tangan
3. Tahap Terminasi
a. Bersihkan alat
b. Berikan respon positif terhadap klien
c. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai