FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRAVENA(IV)
Pengertian pemberian obat injeksi intravena
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung. ( Joyce, K & Everlyn, R.H. 1996 )
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat
langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan
efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke
seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk
mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak
untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran
darah. ( Smeltzer, Suzanne C. 2001 )
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah
dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke dalam
sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar
bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu
pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70
detik lamanya. ( Potter, Perry. 2006 )
2. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral yang terbatas (efektivitas dalam darah jika
dimasukkan melalui mulut) atau hanya tersedia dalam sediaan intravena (sebagai obat suntik).
Misalnya antibiotica golongan aminoglikosida yang susunan kimiawinya “polications” dan
sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur gastrointestinal (di usus hingga sampai
masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan kedalam pembuluh darah langsung.
3. Pasien tidak dapat minum karena muntah atau memang tidak dapat menelan obat (ada
sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangan pemberian
melalui jalur lain seperti rectal (usus), sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit),
dan intramuscular (disuntikkan di otot).
4. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak – obat masuk ke pernapasan),
sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
5. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi
bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam
darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami hipoglikemia berat dan mengancam
nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian
antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika memiliki
bioavailabilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat dalam darah untuk
membunuh bakteri.
- Kontraindikasi
· Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi injeksi intravena.
· Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, kerana lokasi ini akan digunakan untuk
pemasangan fistula arteri – vena (A – V shunt) pada tindakan hemodaliasis (cuci darah).
· Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh darah vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembulah vena di tungkai dan kaki).
- Contoh obat :
1. Ranitidin :Mengurangi keasaman lambung pada persalinan beresiko tinggi.
- Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dengan prinsip enam benar
3. Indentifikasi klien
4. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman
6. Pasang perlak pengalas
7. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
8. Letakkan karet pembendung ( torniquet )
9. Pilih área penususkan yang bebas dari tangdakekakuan, peradangan atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorpsi obata taucidera dan nyeri yang berlebihan
10. Pakaisarung tangan
11. Bersihkan área penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler
dari arah dalah keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode roni
dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme
12. Pegang kapas alkohol dengan jari – jari tengah pada tangan non dominan
13. Buka tutup jarum
14. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah área penususkan dengan tangan
non dominan. Membuat kulit lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan
penusukan.
15. Pegang jarum pada posisi 300sejajar vena yang akan ditusuk perlahan pasti
16. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
17. Lakukan aspirasi dengan tangan nono dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger.
18. Observasi adanya darah dalam spuit
19. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan – lahan
20. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkkan (300), sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada área penusukan
21. Tutup área penusukkan dengan menggunakan kassa steril yang diberibetadin
22. Kembalikan posisi klien
23. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
24. Buka sarung tangan
25. Cuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Dengan pelantaraan Infus Intravena, maka cairan atau darah dapat dimasukaan kedalam
pembulu vena. Cairan yang di masukkandengan cara demikian ini harus di alirkan perlahan –
lahan masuk kedalam pembuluh vena bersangkutan.
Pasien yang terpasang infus mendapat order obat yang dimasukkan secara intravena. Maka
perawat tidakperlu membuat tusukan baru tetapi memasukan obat melaui karet pada pipa infus
yang di ranacang untuk memasukan obat atau melalui botol infus. Dalam tindakan ini, perawat
harus memperhatikan teknik aseptik yaitu dengan mengusap tempat yang akan di tusuk dengan
kapasantiseptik. Kleminfus di matikan selama obat di masukan dan apabila sudah selesai,
kecepatan tetesan di atur kembali.
Pemberian Obat Melalui infus( secara tidak langsung ) ada dua cara, yaitu :
- Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan kedalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian tengah
dan masukkan obat berlahan – lahan kedalam kantong atau wadah cairan.
7. Setelah selesai, Tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan secara
perlahan – lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8. Periksa kecepatan infus
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
- Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan kedalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setopaliran.
6. Lakukan penyuntikan denagn memasukan jarum spuit hingga menembus bagian tengah
dan masukan obat secara perlahan – lahan kedalam selang intravena.
7. Setelah selesai, Tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah di berikan dan dosisnya.
http://azizahfifi1.blogspot.com/2015/12/pemberian-obat-intravena-iv.html