Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-
Nya, sehingga makalah Pelayanan KB mengenai KB hormonal implan, Vasektomi dan
Tubektomi dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Reproduksi II. Selain itu, dalam penyusunan makalah ini kami harapkan dapat memberikan
wawasan serta pengetahuan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa S1
Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam
memberikan bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada kami.
Kami menyadari bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang
sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana
adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,
menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan
keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap
tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara
kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant, jadwal
kunjungan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa
mampu:
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kontrasepsi Implant
Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari
sejenis karet silestik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. (Sri handayani, 2010)
Implan adalah metode kontasepsi hormonalyang efektif, tidakpermanen dan dapat
mencegah terjadinya kehamilan antara 3-5 tahun. (Biran Afandi, 2011)
Kontrasepsi implan ( subdermal ) atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBP) adalah
kontrasepsi yang di insersikan tepat di bawah kulit, di lakukan pada bagian lengan atas
atau di bawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas. (Pinem, 2009:282)
1. Norplan,terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter
2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg levonolgestrel dengan lama kerja 5 tahun.
Gb. Norplan
2. Implanon, terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm.
Diameter 2 mm, di isi dengan 68 mg 3 keto desogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Gb. Implanon
3. Jadena dan Indoplant, terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg, lenovorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun. (pinem, sahora.2009.hal 282)
a. Kontraindikasi Mutlak :
1. Kehamilan
2. Perdarahan saluran genital yang tidak terdiagnosis
3. Alergi terhadap komponen implan
4. Adanya penyalit hati yang berat
5. Tumor yang bergantung pada progesteron
6. Porfiria akut
7. Riwayat penyakit tromboembolik masa lalu atau saat ini.
b. Kontraindikasi Relatif :
1. Penyakit sistemik kronis,misalnya diabetes
2. Faktor resiko penyakit arteri
3. Peningkatan profillipid
4. Kanker yang bergantung pada steroid seks
5. Penyakit hati aktif dan hasil fungsi hati abnormal dengan tingkat
keparahan sedang, penyakit batu ginjal.
6. Obesitas
7. Depresi
Efek Samping Kontrasepsi Implan
1. Amenorrhea
2. Pendarahan bercak (spotting) ringan
Sering ditemukan terutama pada tahun pertama penggunaan,
bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan
apapun. Namun bila klien mengeluhdapat diberikan :
a. Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 µg EE) selama 1 siklus atau,
b. Ibu profen ( hingga 800 mg 3 kali sehari x 5 hari)
Beri penjelasan bahwa setelah pil kombinasi habis akan terjadi
pendarahan.
Bila terjadi pendarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet
pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kombinasi.
3. Ekspulsi
Cabut capsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain
masih ditempat, dan apakah terjadi tanda-tanda infeksi di daerah
insesrsi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain berada pada tempatnya,
pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersiyang berbeda. Namun,
bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru
pada lengan yang lain atau ganti cara.
4. Infeksi pada daerah insersi
Bila infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air atau
antiseptic, berikan antibiotik yang sesuai untuk7 hari. Implant jangan
di lepas dan minta klien untuk kontrol 1 minggu lagi. Bila tidak
membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau
ganti cara.
Bila ada abses bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan
pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka dan berikan
antibiotik oral selama 7 hari. (Sri Handayani, 2010)
1. Yang terbaik pada saat silus haid hari ke-2 sampai hari ke-7 atau jangan
melewati 5-7 hari setelah haid mulai. Tidak diperlukan kontasepsi
tambahan
2. Setiap saat (diluar siklus haid) asal dapat di pastikan ibu tidak hamil .
bila implan diinsersikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan
melakukan senggama atau menggunakan metode kontasepsi lain selama 7
hari saja
3. Pasca persalinan antara 6 minggu sampai 6 bulan, menyusui, tidak
dibuthkan penggunaan kontrasepsi lain
4. Bila setelah 6 minggu persalinan trjadi haid kembali,insersi dapat
dilakukan setiap saat tetapi ibu jangan melkukan senggama selama 7 hari
atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari saja.
5. Bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implan, asal saja kontrasepsi terdahulu digunakan dangan benar
dan ibu dapat tidak hamil,maka insersi dapat dilakukan setiap saat.
6. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntikan, implan dapat diberikan
setiap saat sesuai jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak di perlukan
kontrasepsi lain
7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal kecuali
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan dapat diinsersikan pada
saat siklus haid hari ke-7, atau menggunakan metode kontrasepsi lain
selama 7 hari saja.AKDR segera di cabut.
8. Pasca keguguran dapat segera diinsersikan.
(pinem, sahora.2009.hal 284-285)
Penapisan KB Hormonal
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian metode suntik dan pil adalah untu
menentukan :
1) Apabila klien menyusui dari 6 minggu pasca persalinan maka pil kombinasi adalah
metode pilihan terakhir.
2) Tidak cocok untuk pil progestin (mini pil), suntikan (DMPA NET-ET)
3) Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET-ET)
Jika semua jawaban diatas adalah “Tidak” dan tidak dicurigai adanya kehamilan dapat
diteruskan dengan konseling khusus. Bila respon banyak yang “Ya” berarti klien perlu
dievaluasi sebelum keputusan akhir dibuat.
Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi diatas.
Namun, petugas harus mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya. Bila diperlukan
petugas dapat mengulang pertanyaan dengan cara yang berbeda. Juga perlu diperhitungkan
masalah social, budaya, atau agama yang mungkin berpengaruh terhadap espon klien tersebut
( dan pasangannya).
2.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kontrasepsi Mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan
atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran
mani yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
memperoleh keturunan lagi.
1.2 Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman sesama
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
- Handayani Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
- Sulistyawati Ari. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika.
- Suratun, et.al. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: Trans Info Medis.
- Hidayati Rahma. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi : Petunjuk
Praktis Pemasangan Alat Kontrasepsi. Jakarta : Salemba Medika.
- Ayu Ida C. M, et.al. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Edisi 2.
Jakarta : EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Biran. 2011. “ Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi ”. Jakarta : PT BINA
PUSTAKA Sarwono Prawihardjo
Everet, Suzanne. 2007. “ Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif “.
Jakarta : EGC
Handayani, Sri. 2010. “ Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana “. Jogjakarta : Pustaka
Rihama
Hidayati, Ratna. 2009. “ Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi, Petunjuk Praktis
Pemasangan Alat Kontrasepsi “. Jakarta : Salemba Medika
Pinem, Sahara. 2009. “ Kesehatan Reproduksi dan Kobtrasepsi ”. Jakarta : Pnerbit Buku
Keperawatan dan Kebidanan
Varney, Helen,dkk. 2003. “ Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4 “. Jakarta : EGC