Anda di halaman 1dari 16

makalah agama islam tentang pandangan agama terhadap kehamilan dan persalinan

Kamis, 12 Maret 2015


DAFTAR ISI

Kata Pengantar

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR B

1. Bagaimana pengertian kehamilan dan persalinan ?


2. Bagaimana masa melahirkan?
3. Bagaimana tanda- tanda persalinan?
4. Bagaimana pandangan islam tentang kehamilan dan persalinan ?
5. Bagaimana hak- hak dalam islam
MASA KEHAMILAN

1. Memberikan Perhatian sepenuhnya saat istri hamil

Seorang suami wajib memberikan perhatian yang lebih terhadap istrinya yang mulai menunjukk

pandangan agama terhadap persalinan dan kehamilan


Makalah Pandangan Agama

PANDANGAN AGAMA TERHADAP KEHAMILAN DAN PERSALINAN


Disusun untuk memenuhi tugas harian
Mata Kuliah Agama Islam
Dosen pengampu : H.Muh.Nursikin, M.Ag.

Oleh:

Kelompok 2

Nova Nendia Putri 140164


Rahma Dwi Ningrum 140165
Wiwik Yudiati 140166
Puti Ritma Astuti 140169

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2014
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pandangan Agama Terhadap Kehamilan dan Persalinan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas Makalah Agama Akademi
Kebidanan Yogyakarta.
Makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Henri Soekirdi, M.Kes. selaku Direktur Akademi Kebidanan Yogyakarta.
2. H.Muh. Nursikin, M.Ag.(Dr.Cand.) selaku pembimbing dalam pembuatan Makalah Agama ini.
3. Orang tua, yang selalu memberi dorongan moral dan materi.
4. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta angkatan 2014.
5. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan doa.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi mengevaluasi peningkatan makalah ini, agar selanjutnya menjadi lebih baik.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar3
DAFTAR ISI. 4
BAB I. 4
PENDAHULUAN.. 4
A. LATAR BELAKANG.. 4
B. RUMUSAN MASALAH.. 5
C. TUJUAN.. 6
BAB II. 7
PEMBAHASAN.. 7
A. PENGERTIAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN.. 7
B. MASA KEHAMILAN.. 7
1. Memberikan Perhatian sepenuhnya saat istri hamil7
2. Wanita Hamil Berhak Mendapat Perlindungan dari Suami8
3. Wanita Hamil Berhak Atas Nafkah yang Memadai (Memenuhi Syarat Kesehatan dan
Gizi).8
C. TANDA-TANDA PERSALINAN.. 9
D. PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHAMILAN DAN PERSALINAN.. 10
E. HAK-HAK ANAK DALAM ISLAM... 12
1. Anak-anak berhak atas nafkah yang ma’ruf (baik secara kesehatan dan sosial)12
BAB III. 13
ANALISIS. 13
BAB IV.. 15
PENUTUP. 15
KESIMPULAN.. 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Selama minggu akhir kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami perubahan yang
mempersiapkan diri ibu untuk menghadapi persalinan dan memberi makan bayi. Payu dara akan
memproduksi banyak kolostrum. Rahim akan menjadi ebih sensitif dan berkontraksi lebih sering,
baik spontan atau sebagai respon terhadap aktivitas dan gangguan ringan seperti gangguan
berjalan, bersin dan benturan pada perut.

Sebelum persalinan dimulai leher rahim akan melebar 1 atau 2 cm (atau bahkan lebih jika ibu
hamil sudah pernah melahirkan). Jaringan ikat dan tulen rawan pada panggul akan rileks,
memungkinkan gerakan sendi yang lebih besar. Agar tulang pinggul terbuka selama persalinan
dan kelahiran untuk memberi bayi ruang lebih banyak pada jalan lahir. Pada saat bersamaan,
sekresi vagina meningkat dan jaringan dinding vagina menjadi lebih elastis.

Kesiapan bayi ibu untuk hidup diluar tubuh ibu bertepatan dengan kemampuannya
memperproduksi berbagai substansi yang akan memberi umpan balik pada peredaran darah ibu
dan mempermainkan peran penting dalam memicu perubahan yang mengawali persalinan.
Kesiapan ibu sendiri baik secara fisik maupun emosional untuk menghadpi persalinan juga
penting. Biasanya, saat waktu yang tepat ibu maupun bayi tiba, persalinan akan dimulai.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian kehamilan dan persalinan ?
2. Bagaimana masa melahirkan?
3. Bagaimana tanda- tanda persalinan?
4. Bagaimana pandangan islam tentang kehamilan dan persalinan ?
5. Bagaimana hak- hak dalam islam

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kehamilan dan persalinan
2. Untuk mengetahui masa kelahiran
3. Untuk mengetahui tanda-tanda persalinan
4. Untuk mengetahui pandangan islam tentang kehamilan dan persalinan
5. Untuk mengetahui hak-hak anak dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN


Kehamilan dan persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seorang
bayi juga peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika
persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan
adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersamaan
keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin.

Kehamilan adalah suatu kondisi seorang wanita janin yang tumbuh didalamnya.
Kehamilan juga bisa diartikan proses reproduksi yang memerlukan perawatan secara khusus agar
berlangsung dengan baik.
Persalinan adalah proses membuka menipis nya serviks, dan janin turun kedalam jalan
lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin ktuban di dorong keluar melalui jalan lahir.

Kehamilan dan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakan kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.

B. MASA KEHAMILAN
1. Memberikan Perhatian sepenuhnya saat istri hamil
Seorang suami wajib memberikan perhatian yang lebih terhadap istrinya yang mulai
menunjukkan kehamilannya.
Ayat allah SWT:

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya dia
menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya,
(istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu).
Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada allah, tuhan mereka
(seraya berkata), “Jika engkau memberi anak kami yang shaleh, tentunya kami akan selalu
bersyukur.” (surah Al-A’raf : 189)
2. Wanita Hamil Berhak Mendapat Perlindungan dari Suami
Wanita berhak mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan yang berkaitan dengan
fungsi reproduksinya. Hak ini mutlak mengingat resiko yang sangat besar bagi kaum ibu dalam
menjalankan fungsi reproduksinya. Mulai dari menstruasi, berhubungan seks, mengandung,
melahirkan maupun menyusui.

Seorang wanita ketika sedang mengandung atau hamil, berhak mendapatkan berbagai
perlindungan dari suaminya. Islam telah menempatkan laki-laki (suami) sebagai pemimpin dan
pelindng dalam rumah tangga:

Ayat Allah SWT:

Artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki)
telah memberikan nafkah dan hartanya. Maka perempuan yang shaleh adalah mereka yang taat
(kepada Allah SWt) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena allah telah menjaga
(mereka) (QS:An-Nisa : 34)
Sebagai pemimpin tentu saja seorang suami harus bertanggung jawab atas keselamatan
istrinya. Terutama ketika wanita dalam masa kehamilan yang menyebabkan dirinya lemah dan
semakin lemah secara fisik.

Ayat Allah SWt:

Artinya: …………… Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun……… (S.Luqman;14)

Perlindungan yang diberikan suami kepada istrinya meliputi berbagai aspek. Perlindungan
dari kekerasan dalam rumah tangga dengan tidak memperlakukan istri dengan cara kasar.
Perlindungan dari kelaparan, perlindungan dari penyakit dan lain-lain.

3. Wanita Hamil Berhak Atas Nafkah yang Memadai (Memenuhi Syarat Kesehatan dan
Gizi).
Masa kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membutuhkan makanan dengan gizi
yang cukup.Bahkan dianjurkan seorang ibu hamil untuk makan dua kali lebih banyak dari
biasanya. Dalam hal ini Islam telah mewajibkan sang suami untuk memberikan nafkah yang
layak dan memnuhi standar gizi sesuai dengan kemampuan suami itu sendiri.

Ayat Allah SWT:

Artinya: “ Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut


kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi dari harta yang
diberikan Allah kepadanya…………..(QS:At-Talaq: 7)

Bagi suami yang memiliki kemampuan secara ekonomi tidak boleh berlaku pelit atas istrinya.
Allah swt telah menegaskan supaya mereka memberikan nafkah sesuai dengan kemampuannya..
C. TANDA-TANDA PERSALINAN
Tanda-tanda persalinan menjadi 3 kategori yaitu tanda kemungkinan persalinan, tanda awal
bersalin dan tanda positif persalinan. Ibu hamil dapat saja mengalami semua persalinan itu atau
sebagian.
Tanda kemungkinan persalinan :
1. Sakit pinggang
2. Nyeri yang samar, ringan, mengganggu, dan hilang timbul tiba-tiba
3. Kram pada perut bagian bawah
4. Seperti kram menstruasi, dan dapat disertai dengan rasa tidak nyaman dipaha.
5. Tinja yang lunak
6. Buang air beberapa
Buang air beberapa kali dan beberapa jam, dapat disertai dengan kram perut dan gangguan
pencernaan.
7. Desakan untuk berbe

kali dan beberapa jam, dapat disertai dengan kram perut dan gangguan pencernaan.
7. Desakan untuk berbenah
8. Lonjakan energi yang mendadak menyebabkan ibu hamil melakukan banyak aktivitas dan
keinginan untuk menuntaskan persiapan bagi bayi.

D. PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHAMILAN DAN PERSALINAN


1. Kehamilan
Allah SWT telah menciptakan manusia secara berpasangan. Ada laki-laki, ada juga
perempuan. Dengan adanya pasangan tersebut manusia dapat berketurunan dan berkembang dari
masa ke masa. Proses alami dari perkembangan manusia dalam berketurunan adalah dengan cara
berhubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah wadah mulia dan ikatan
suci yaitu pernikahan. Dari hasil hubungan tersebut akan membuahkan janin dalam rahim sang
istri. Proses kehamilan ini merupakan suatu yang alami dan paling mudah dalam melahirkan
keturunan. Bahkan secara naluri semua makhluk hidup juga mengetahui hal tersebut.

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dialah yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, lalu dijadikan
darinya pasangannya, lalu melahirkan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan …”(QS.
Ar-rum: 30)

Kelahiran anak yang melewati proses kehamilan juga faktor yang dapat meningkatkan rasa
kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya. Kelahiran anak melewati proses yang
panjang-lebih kurang 9 bulan. Sang ibu menunggu kelahiran buah hatinya dengan penuh harap
dan bahagia. Proses keibuan pun tumbuh secara alami di samping harus aktifitas sehari-hari.
Secara tak langsung memapah calon anak yang ada dalam kandungannya selama proses
kehamilan berlangsung.

Kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya, tonggak awal dari keharmonisan
rumah tangga. Anak tumbuh sehat dan penuh perhatian dari kedua orang tuanya. Kasih sayang
itulah kunci dari keharmonisan rumah tangga. Menjadikan sebuah keluarga kokoh dan bahagia.
Selain itu, kasih sayang itu sendiri merupakan anugerah Sang Pencipta.

Allah SWT berfirman:


Artinya:” Di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah dijadikan bagimu pasangan dari
golongan kamu sendiri, supaya kamu merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara
kamu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum:……..)
Kasih sayang itu pulalah yang membuat anak tidak dapat melupakan kedua orang
tuanya. Bahkan ketika mereka meninggal dunia sekalipun. Sebagai rasa bakti anak kepada orang
tua Islam menganjurkan mereka untuk selalu berdoa:

Artinya: “ Ya Allah, ampunilah dosa ku dan dosa kedua orang tuaku,


sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu kecil.”

2. Persalinan
Dalam rahim seorang ibu akan lahir generasi penerus yang akan menjaga kelestarian
manusia dalam membangun peradaban. Mengingat persalinan dan masa nifas sangatlah penting,
maka ketersediaan layanan berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi. Pelayanan dasar dan lanjutan merupakan
cakupan dari pelayanan kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Pelayanan dasar yang
ditunjukkan untuk menangani kasus-kasus normal, sedangkan pelayanan lanjutan atau rujukan
diberikan kepada mereka yang mengalami kasus-kasus beresiko, gawat darurat, dan komplikasi
yang memerlukan sarana dan prasarana yang lebih lengkap seperti di rumah sakit. Kedua
pelayanan tersebut harus tersedia dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari
aspek finansial maupun teknis terkait dengan jarak dan sarana transportasi.
Di Indonesia manajemen pelayanan kesehatan terkait persalinan masih sangat buruk
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini 228 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 34 per 1000 kelahiran
hidup. Menurut survei kesehatan dan rumah tangga 2001 penyebab langsung kematian ibu
diantaranya: 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu pendarahan
(28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi peuperium (8%), partus macet (5%), abortus
(5%), dan lain-lain.
Oleh karena itu pelayanan ibu dan perjuangan ibu dalam proses kehamilan dan persalinan
sangatlah berharga. Dalam surat Lukman ayat 14 Al Quran mengabdikan perjuangan ibu selama
kehamilan, “ibunya telah mengandungnya dalam keadaan yang lemah dan bertambah-
tambah....”. Allah memberikan kemuliaan kepada ibu melahirkan melalui sabda Rasulullah SAW
yang artinya, “..... wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid....”(H.R. Ahmad).
Islam membebankan terpenuhinya kebutuhan tersebut pada khalifah sebagai pemimpin
umat. Negara wajib menyelenggarakan pelayan bersalin (atenatal, bersalin dan nifas) berkualitas
bagi semua ibu bersalin secara gratis.
Bila keuangan negara tidak cukup, maka khalifah akan menarik sejumlah uang dari orang-
orang kaya saja sesuai kebutuhan. Strategi penyelenggaraan layanan bersalin mengacu pada 3
prinsip dasar:
1. Kesederhanaan aturan
2. Kecepatan pelayanan
3. Standar layanan bersalin berkualitas sesuai syariat.
Negara wajib menyediakan semua sarana dan prasarana yang berkualitas termasuk tenaga
medis baik dokter spesialis kebidanan dan kandungan maupun bidan secara merata diseluruh
wilayah negara baik pada pelayanan dasar (puskesmas) maupun lanjutan (rumah sakit). Dalam
ranah fiqih, menjadi tenaga medis (dokter kandungan, bidan, dan perawat) adalah fardhu kifayah.
Sehingga harus ada sebagian kaum muslimin yang memilih profesi tersebut. Karena itu negara
akan memudahkan penyediaan fasilitas pendidikan untuk menghasilkan tenaga medis yang
berkualitas dan memiliki integritas yang kuat.
Dalam sejarah masa keemasan Islam layanan bersalin yang memadai dari banyaknya
rumah sakit. Hampir semua kota besar memiliki rumah sakit yang disertai dengan lembaga
pendidikan dokter. Rumah sakit tersebut memiliki ruang pemeriksaan kandungan dan ruang
untuk bersalin. Belum lagi adanya rumah sakit keliling yang disediakan oleh negara yang
menelusuri pelosok negeri, sehingga layanan bersalin bagi semua itu benar-benar direalisasikan
secara nyata.
Salah satu fakta di Baghdad, masa khalifah Harun Al Rasyid (170-193 H), disamping
didirikan rumah sakit terbesar dikota Baghdad, dan beberapa rumah sakit kecil, juga didirikan
rumah sakit bersalin terbesar yang disampingnya didirikan sekolah pendidikan kebidanan. Kedua
sarana tersebut berdiri atas perintah Khalifah Harun Al Rasyid kepada Al Musawih yang
menjabat menteri kesehatan dan dokter kekhalifahan.
Begitulah cara Islam dalam masa keemasannya dulu untuk menjawab proses
(permasalahan) persalinan yang kurang memadai dewasa ini. Oleh karena itu, untuk
menyelesaikam problem ini dibutuhkan solusi yang komprehensif dari segala aspek yang terkait,
baik medis maupun non medis, dan termasuk ketersediaan SDM berkualitas secara merata.
E. HAK-HAK ANAK DALAM ISLAM
1. Anak-anak berhak atas nafkah yang ma’ruf (baik secara kesehatan dan sosial)
Dalam Islam nafkah kepada anak telah ditegaskan pada beberapa tempat dalam Al Quran:
a. Air Susu Ibu (ASI)
Merupakan makanan pokok dan paling bagus bagi anak terutama ketika hari-hari pertama
kelahirannya, Islam telah menegaskan kepada orang tua agar memberi ASI yang cukup kepada
anaknya hingga usia 2 tahun:
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Seorang ibu mengandung anak dan menyapi (memberikan air susu) kepada
anaknya selama 30 bulan (Q.S. Ahqaf: 15)
Dalam ayat diatas disebutkan masa 30 bulan diperlukan seorang ibu daam mengandung
anak dan menyusuinya.
Ayat ini juga bisa digunakan untuk menyelesaikan perselisihan diantara suami istri jika
ternyata seorang istri melahirkan pada usia kandungan 6 bulan sejak pertama kali berhubungan
intim, dalam keadaan seperti ini seorang suami tidak boleh menuduh istrinya telah berhubungan
intim sebelumnya dengan orang lain, karena usia kandungan 6 bulan tersebut diakui
keberadaannya didalam agama islam.
b. Makanan yang cukup
Disamping ASI seorang anak membutuhkan makanan tambahan seiring dengan
bertambahnya usia. Orang tua harus menyediakan makanan yang cukup dan bergizi supaya anak-
anak tumbuh sehat dan cerdas. Dalam masalah nafkah islam memberika tanggung jawab tersebut
kepada suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga, firman Allah SWT:
Artinya: ayah harus memberikan kepada mereka nafkah dan pakaian dengan ma’ruf (Q.S Al
Baqarah 233)
Dalam ayat ini terkesan bahwa seorang suami harus memberikan kepada istrinya, tetapi
sebenarnya secara tersirat dapat dikatakan bahwa memberikan nafkah kepada istri pasti juga
akan ikut dimakan oleh anak terutama yang masih bayi. Ma’ruf dalam ayat diatas berarti layak
dan sesuai dengan kemampuan, jika seorang ayah mempunyai kemampuan dibidang ekonomi
maka ia harus memberikan nafkah berupa makanan kepada anaknya dengan standar yang sesuai
dengan penghasilannya, demikian juga dengan yang miskin, akan memberikan nafkah sesuai
kemampuannya.
c. Pakaian yang layak
Disamping makanan, seorang anak juga membutuhkan perlengkapan sehari-hari seperti
pakaian yang layak dan bersih. Masa bayi merupakan masa rentan terhadap berbagai penyakit,
menyediakan pakaian yang layak dan menjaga kesehatan pakaian yang digunakan bayi sangat
penting dalam menjaga kesehatan anak tersebut, dalam hal ini Al Qur’an telah mewajibkan orang
tua supaya memberikan pakaian kepada anaknya dengan cara yang baik (ma’ruf).
d. Tempat tinggal yang memadai
Seorang anak harus disediakan tempat tinggal yang layak dan bersih sesuai dengan
kemampuan seorang ayah, islam mengakui kesederhanaan dalam hidup tetapi sederhana tidak
identik dengan kumuh dan jorok. Rasulullah SAW bersabda:
artinya: kebersihan adalah bagian dari iman
Allah SWT berfirman:
Artinya: tempatkan mereka di tempat tinggal yang kamu tempati.

BAB III
ANALISIS
Menurut kelompok kami bahwa, masa kehamilan yang dirasakan oleh para ibu hamil
bukanlah masa yang mudah untuk dilalui. Butuh pengorbanan dan keikhlasan dalam menjalani
masa mengandung selama 9 bulan tersebut yang nantinya diakhiri dengan masa proses
persalinan.

Banyak pula perubahan ibu hamil yang terjadi selama 9 bulan kehamilannya tersebut. Ada
rasa takut, khawatir, resah, meski bercampur dengan bahagia karena menanti kelahiran sang
buah hati. Terlebih lagi setelah memasuki masa-masa persalinan. Ketegangan dan kekhawatiran
tentunya akan bertambah.

Untuk itulah, agama kita banyak memberikan tuntunan islam bagi para ibu hamil untuk
senantiasa berdzikir dan berdoa, agar segala gundah dan resah bila hilang dan berganti dengan
rasa ketenangan dan kebahagiaan.

Allah Ta’ala berfirman yang Artinya: “orang-orang yang beriman, dan hati mereka tenang
dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.”
(QS. AR-Ra’d 28).

Dianjurkan pula bagi ibu hamil untuk banyak membaca dzikir pagi petang yang telah
diajarkan menurut sunnah Nabin shallallahu ‘alaihi wasallam. Hindarkan untuk para ibu hamil
untuk membaca dan dziikir-dzikir tersebut tidaklah sesuai dengan apa yang tidak jelas
riwayatnya, apalagi jika do’a dan dzikir tersebut tidaklah sesuai dengan apa yang telah
dianjurkan oleh rasullullah SAW.
BAB IV
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Kami bersedia menerima kritikan, saran, dan masukan dari semua pihak untuk perbaikanya
makalah ini.

KESIMPULAN

Islam secara tersurat dan tersirat telah menjelaskan bahwa seorang wanita boleh menjaga
jarak dalam mengatur kehamilan. Menjaga jarak dengan tujuan dengan memberikan anak
perhatian yang cukup demi kesehatan wanita itu sendiri. Mengandung dan melahirkan
merupakan sebuah perjuangan yang beresiko tinggi, kelalaian dalam menjaga kesehatan dan
keselamatanibu hamil bisa berakibat fatal bahkan bisa menyebabkan seorang wanitameninggal
dunia ketika hamil atau melahirkan. Dari rahim seorang ibu akan lahir generasi penerus yang
akan menjaga kelestarian manusia dalam membangun peradaban. Mengingat persaalinan dan
masa nifas sasngatlah penting, maka ketersediaan layanan berkualitas dan terjangkau bagi
se;uruh lapisan lapisan masyarakat merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Suryati, Y. 2010. Makalah Persalinan dalam Agama Islam.


http:// www.ibudanbalita.net //. Makalahpersalinandalamagamaislam.com. Diakses 29
November 2014 jam 13.00 WIB.

Dwijayanti, M.R. 2012. Topik Kehamilan. http://www.vemale.topikkehamilan.com. Diakses 27 November


2014 jam 10.00 WIB.
Diposting oleh Unknown di 09.11 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
Arsip Blog

 ▼ 2015 (3)
o ▼ Maret (3)
 pandangan agama terhadap persalinan dan kehamilan
 Makalah Pandangan Agama PANDANGANAGAMA TERHADAP K...
 Nama saya Nova Nendia Putri, saya lahir di Way Abu...

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai