Anda di halaman 1dari 9

Antropologi yang berkaitan

dengan Kesehatan reproduksi

Kelompok 8 : indah ivo reskika


winda munawaroh
— Kaitan antara antropologi dengan
Kesehatan reproduksi Wanita

“Kesehatan reproduksi perempuan dalam pendekatan


budaya melalui pemikiran antropologi budaya dan
perspektif feminis. Hasil telaah menunjukkan bahwa
pandangan, pemahaman serta kepercayaan masyarakat
tentang tubuh, seksualitas dan kesehatan perempuan
berkontribusi terhadap kerentanan tubuh dan kesehatan
reproduksi perempuan, serta menguatnya wacana tubuh
serta medikalisasi terhadap tubuh perempuan.”
Pandangan tentang kehamilan dan persalinan
Winkleman (2009:295-298) juga menyampaikan tentang
kecenderungan dunia medis dengan biomedisin telah mengarah
kepada medikalisasi kehidupan, termasuk pada siklus
kehidupan perempuan yang berhubungan dengan haid, hamil,
melahirkan. Dia menguraikan pendekatan political-economy
dalam kesehatan untuk menjelaskan bagaimana kontrol
biomedisin dan pengembangan industri sedemikian rupa telah
mengarahkan pada medikalisasi kehidupan sebagaimana yang
dialami perempuan ketika berurusan dengan Keluarga
Berencana (KB), kehamilan dan kelahiran
Pandangan mengenai pantang makanan dan perilaku selama
hamil
Salah satu perilaku manusia yaitu dimulai dari perilaku yang berkaitan dengan
kesehatan. Perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungannya, terutama yang berkaitan dengan pengetahuan
dan sikap tentang kesehatan yang membentuk tindakan individu terhadap
kesehatan.
Lanjutan,,,

Selain sudut pandang gizi, makanan juga


dilihat dari sudut pandang budaya. Dilihat
dari sudut pandang budaya, makanan
meliputi pilihan rasional terhadap jenis
makanan, cara memasak, kesukaan, dan
ketidaksukaan, kepercayaan, dan
pantangan-pantangan yang berkaitan
dengan bagaimana cara memproduksi,
mempersiapkan, dan mengonsumsi
makanan
Lanjutan,,,

Terdapat beragam budaya dalam masa nifas dan


pengasuhan anak, banyak diantaranya muncul
pada awal periode setelah melahirkan, berbagai
larangan dan praktek budaya seringkali
berdasarkan pada kepercayaan bahwa persalinan
telah mengganggu keseimbangan tubuh seorang
wanita, memprediksi dirinya untuk terkena
penyakit, dan kepercayaan bahwa wanita setelah
bersalin dalam kondisi kotor, serta perilaku
pingitan selama 40 hari dan meminimalkan untuk
melakukan aktifitas. (Roger, 2010). Berbagai
larangan dan praktek budaya tersebut dianggap
dapat mempercepatmasa pemulihan dan adaptasi
ibu terhadap peran baru menjadi seorang ibu.
Pandangan masyarakat tentang ASI,
perawatan tali pusat (asuhan BBL
yang merugikan kesehatan)

Sesuai dengan teori tersebut jika


bayi di pakiakan gurita maka
akan menyebabkan bayi sesak
nafas, selain itu juga ASI yang
sudah di konsumsi bayi bisa
kembali lagi atau muntah karena
adanya tekanan pada dadannya.
Sehingga bayi akan lebih baik
tidak di gunakan gurita untuk
mendukung tumbuh kembagnya
supaya makimal.
Thank you !!!

Anda mungkin juga menyukai