Anda di halaman 1dari 4

SOSIAL BUDAYA DALAM KESEHATAN: TRADISI

OYOG UNTUK IBU HAMIL

Dwi Wahyu Hidayati1, Adam Gilang Vernanda2

Program Studi S1 Keperawatan

Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto

ABSTRAK

Sosial budaya adalah sebuah hubungan dan tatanan pada


lingkungan masyarakat. Sosial budaya mencakup
komponen moral, keyakinan, pengetahuan, dan adat
istiadat. Hubungan antara budaya dan kesehatan
sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh
yaitu tradisi. Tradisi merupakan suatu wujud budaya
yang abstrak dinyatakan dalam bentuk kebiasaan, tata
kelakuan dan istiadat, bersifat tertulis maupun tidak
tertulis. Tradisi oyog merupakan tradisi menggoyang-
goyangkan perut ibu hamil. Artikel ini membahas
mengenai kaitan tradisi oyog pada ilmu kesehatan
terutama pada ibu hamil. Tujuan artikel ini adalah
memahami apa saja pengaruh tradisi oyog dan
bagaimana cara pengaplikasiannya. Metode
pengumpulan data berasal dari kajian literatur. Analisis
dibentuk dengan mencari jurnal terkait dengan sosial
budaya dalam kesehatan sebagai contoh tradisi oyog
pada ibu hamil.

Kata Kunci: Sosial Budaya, Kesehatan, Tradisi Oyog

PENDAHULUAN

Sosial budaya atau yang akrab juga disebut kebudayaan


secara universal merupakan suatu tata nilai dalam
masyarakat yang berasal dari pola pikir dan akal budi
manusia-manusia yang hidup di dalamnya. Hasilnya
berupa penciptaan akan beragam hal seperti kesenian,
kepercayaan, maupun adat istiadat yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat. Budaya dan kesehatan sangat
erat hubungannya. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan
dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Aspek budaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan seseorang salah satunya adalah tradisi. Tradisi
merupakan suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan
dalam bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat,
bersifat tertulis maupun tidak tertulis.

PEMBAHASAN

Tradisi oyog merupakan tradisi menggoyang-goyangkan


perut ibu hamil yang dilakukan oleh etnis Jawa di Desa
Dukuh Widara, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten
Cirebon, Jawa Barat. Tradisi ini dilakukan sejak usia
kehamilan menginjak bulan ketiga sampai bulan
kesembilan untuk membenarkan posisi janin. Biasanya
tradisi ini dilakukan oleh dukun bayi setempat.
Masyarakat setempat menilai, tradisi oyog bermanfaat
untuk mengurangi berbagai keluhan pada kehamilan,
melancarkan proses persalinan, dan memberikan
kenyamanan dan rasa tenang. Pijat perut dalam ilmu
medis dilarang karena dapat membahayakan janin dan
ibunya terutama jika dilakukan di rumah jauh dari
fasilitas kesehatan.
KESIMPULAN DAN SARAN

Tradisi oyog merupakan tradisi menggoyang-goyangkan


perut ibu hamil yang dilakukan sejak usia kehamilan 3
bulan sampai usia kehamilan 9 bulan namun tradisi ini
dalam ilmu medis dilarang karena membahayakan
kesehatan ibu dan janin. Sebaiknya kita sebagai
masyarakat umum lebih selektif lagi dengan tradisi yang
akan dilakukan jika memang membahayakan sebaiknya
tidak dilakukan.

BIBLIOGRAFI

Anda mungkin juga menyukai