DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan bidan
dalam menyikapi tradisi dan budaya nusantara sekitar tentang kehamilan.
2
BAB II
ARTIKEL TERKAIT
Sumber :https://www.kompasiana.com/amp/bidancare/mengenal-tradisi-budaya-nusantara-
seputar-kehamilan_551fec0c813311937f9dfb3e
Namun demikian, saya sebagai bidan yang lahir dari tengah adat istiadat
budaya lokal Nusantara Indonesia, dan sedikit banyak sudah menapaki berbagai pulau
3
di Indonesia walaupun belum seluruhnya,minimal hal itu membuat satu " greget"
semacam kerinduan untuk terus menggali dan mengabadikan dalm bentuk tulisan.
Bertemu dengan berbagai masyarakat dari Jawa, Sunda, Madura, Bali,
Lombok,Padang, Palembang dan Flores , Batak dan sebagainya ,ternyata semakin
memperkaya saya. Dalam setiap perjalanan tugas dan bila bertemu mereka adalah
sebuah perjumpaan yang memperkaya saya sebagai bidan.
Bicara soal "Upacara adat yang dikhususkan bagi ibu hamil " terutama selama
melalui masa - masa kehamilan sangat penting untuk kita ketahui. Mengapa? Hal ini
merupakan dukungan psikologis, fisik, dan sosial yang luar biasa dan diwariska
secara turun temurun. Didalamnya juga terkandung nilai - nilai spiritual yang
disesuaikan dengan agama masing - masing. Upacara adat bagi ibu hamil juga akan
memberi rasa percaya diri, menguatkan ibu dalam masa transisi perubahan peran
menjadi seorang ibu, mengubah cara pandang ibu terhadap perubahan tubuh selama
kehamilan, meningkatkan rasa aman dan perasaan dihargai.
Pernah saya mengadakan penelitian kecil - kecilan dari beberapa pasien ibu
hamil yang datang di ruang bersalin, dari 100 pasien yang saya tanya,
keseluruhannya adalah dari jawa dengan kriteria ibu hamil pertama kali , seorang
pekerja dan berdomisili di Jawa. Ternyata dari data yang saya temukan hanya 25 ibu
hamil saja yang mengalami upacara adat masih paham betul tentang adat istiadat
tradisi upacara selama kehamilan diantara mereka adalah teman - teman bidan dan
perawat ditempat saya bertugas. Walaupun demikian mereka juga tidak mengalami
semua tatacara adat istiadat tersebut secara lengkap, paling banyak adalah tradisi
mitoni. Selebihnya menjawab hanya tahu upacara tujuh bulanan sebanyak 45 orang,
dan 30 ibu hamil lainnya mengaku sudah sibuk bekerja, tidak sempat upacara -
upacara adat untuk kehamilan, tidak menganut kepercayaan tradisional, dan alasan
lain mereka tinggal merantau jauh dari orang tua.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Upacara ini sudah semakin jarang ditemukan, apalagi bagi yang tinggal di kota
besar. Dalam upacara satu bulanan ini diperingati dengan membuat semacam bubur
sum - sum. Bubur ini terbuat dari bahan beras dan di tepung. Selanjutnya dimasak
dengan air . Sebagai pelengkap diberi kuah dua warna, yakni dari santan kelapa yang
diberi sedikit garam dan satu lagi kuah warna merah yang terbuat dari gula jawa atau
gula aren. Hidangan ini sebagai pertanda awal kehamilan. Biasanya dibagikan kepada
tetangga kiri kanan dengan permohonan doa agar diberi kemudahan dan kelancaran
dalam memulai kehamilan.
Bubur ini sangat baik untuk ibu hamil awal, terlebih bila ada keluhan mual
muntah, makanan lunak dengan kandungan manis dari gula asli akan memberi asupan
kalori dan mempermudah pencernaan terutama saat ibu hamil enggan menikmati
berbagai macam jenis makanan beraroma tajam. Bubur dari bahan katul yang diproses
secara tradisional sangat kaya akan vitamin B1 yang dibutuhkan ibu hamil. Makan
bubur ini bersama dengan para tetangga juga memberi dukungan psikologis bahwa
semua orang terlibat memperhatikan dan terlebih dukungan spiritual.
Pada saat peringatan usia hamil dua bulan, ibu hamil akan dibuatkan beberapa
jenis sajian yang lebih komplit. Yakni nasi tumpeng, urap - urap lengkap dari sayur
5
mayur segar. Ada beberapa aturan mengenai jenis sayuran yang dipilih dan jumlah
macamnya setiap daerah mempunyai ketentuan yang beda , yang pasti jumlahnya
ganjil. Untuk pelengkap sajian juga disediakan semacam jenang katul atau bubur dari
katul beras, diatas jenang katul ini ditaburi dengan parutan kelapa dan parutan gula
aren. Kemudian dibuatkan juga campuran dari bahan beras, santan dan gula merah
yang dibungkus daun lalu dikukus. Lalu bubur berikutnya adalah bubur merah putih
yang terbuat dari bahan beras. Bubur warna merah terbuat dari beras yang ditanak
dengan gula merah, sedangkan bubur warna putih terbuat dari beras yang ditanak
dengan santan. Cara menghidangkan adalah bubur merah lebih dulu dituang di pring
lalu diatasnya dituang sedikit bubur putih.
Tumpeng ini merupakan salah satu cara penyajian makan bersama yang
menggugah selera dan sangat baik untuk membantu meningkatkan selera makan ibu
hamil, tumpeng juga memberi sebuah perlambang adanya dukungan para sanak
keluarga dan tetangga untuk bersama sama mengadakan doa syukuran bagi ibu hamil.
Sedangkan sayur mayur segar terutama berwarna hijau sangat baik bagi ibu hamil
trimester pertama karena dalam sayur mayur hijau terkandung asam folat alami yang
berguna mencegah kecacatan pada janin. Keberadaan bubur beras yang manis sangat
baik pula bagi ibu hamil yang menginginkan kudapan atau makanan selingan sebagai
pembuka sebelum menyantap menu lain. Biasanya pada kehamilan awal asam
lambung meningkat dan bubur tersebut menjadi hidangan pembuka yang baik.
6
BAB IV
KESIMPULAN
Tradisi adalah semua yang meliputi kepercayaan, ajaran, kebiasaan, serta adat
yang diwarisi dari nenek moyang ke generasi penerus secara turun temurun.
Masyarakat yang ada di Jawa memiliki beragam kebudayaan yang di dalamnya masih
terkandung nilai-nilai kearifan lokal, salah satunya adalah tradisi yang dilakukan saat
kehamilan. Selain itu, tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk meminta permohonan
agar diberi keselamatan bagi calon ibu dan calon anaknya. Di dalam rangkaian
pelaksanaan tradisi mitoni juga mengundang keluarga, kerabat, dan tetangga untuk
turut serta dan menyaksikan pelaksanaan tradisi tersebut. Tradisi masyarakat adat
sangat bagus dilaksanakan selama dalam rangkaian acara tidak terdapat hal-hal yang
DAFTAR PUSTAKA