Anda di halaman 1dari 10

Budaya Dalam Praktik Kebidanan

Dosen Pengampu: Sri Rintani Sikumbang, SST,M.kes

Program Studi D4 Kebidanan Helvetia Medan


Perilaku Budaya Masyarakat dalam
Praktek Kebidanan

a. Hamil
b.Persalinan
c. Nifas
d.Perawatan Bayi Baru Lahir
Pain In Labor Based On Culture

Pain in labor based on culture adalah bahwa budaya


memainkan peran penting dalam sikap menghadapi
rasa nyeri persalinan. Adapun rasa nyeri dalam
melahirkan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
budaya. Makna nyeri dan harapan intervensi berbeda
antara kebudayaan yang satu dengan yang lain.
Perilaku Budaya Masyarakat dalam Praktek
Kebidanan pada saat Kehamilan

Membicarakan kehamilan dan seluk beluknya selalu membuat saya penasaran.


Selalu saja ada yang menarik, unik  dan indah didalamnya. Apalagi bila
berkaitan dengan kearifan tradisi budaya Nusantara. Dimana didalamnya
terkandung nilai - nilai adat istiadat lokal yang mempunyai
kekayaan tradisional yang merupakan warisan leluhur turun - temurun. Banyak
nilai positif  tertuang didalamnya. Dari sana pula kemajuan ilmu pengetahuan
digali pada mulanya. Dikembangkan dalam cara cara yang lebih modern,
terkontrol dan berdasar penelitian yang berbasis ilmu pengetahuan terkini. 
Contoh prilaku masyarakat dalam budaya pada masa kehamilan:
Upacara 7 bulanan, atau biasa dikenal dengan tingkeban dan Mitoni
Berikutnya adalah upacara 7 bulanan, upacara inilah yang masih sering kita
jumpai di masyarakat kita. Hidangan khas yang paling dinantikan para tamu
adalah rujak dan dawet atau cendol beras. Menurut tradisi bila rasa dawet
dan rujaknya sedap berarti anaknya perempuan dan bilasaat upacara
membelah kelapa muda air kelapa muncrat tinggi berarti anak dalam
kandungan perempuan. Menarik sekali bukan. Hidangan pelengkap lain
adalah polo pendem yakni umbi umbian dan bisa juga kacang tanah yang
direbus, urap urap , nasi megono dan tumpeng 7 buah kecil kecil, bubur
beras merah putih, yang putih di makan suami, yang merah dimakan istri,
urap – urap sayuran hijau 7 jenis, pisang raja, ampyang dan bola ketan kukus
diwarna merah,kuning,hijau ,putih dan coklat. Telur 7 butir. Kudapan berupa
jajan pasar melengkapi hidangan.
Pandangan Kebidanan : Upacara 7 bulanan ini hanya dilakukan pada
kehamilan pertama kali dan merupakan dukungan bagi ibu hamil dimana
dalam masa kehamilan trimester tiga, ibu hamil mengalami perubahan
bentuk tubuh, biasanya bertambah gemuk dan merasa tidak cantik. Namun
tradisi masyarakat justru mengangkat rasa percaya diri dan memperbaiki
body image seorang ibu hamil agar tampak begitu mempesona dalam
upacara siraman dan mandi bunga. Ibu hamil didandani dengan roncean
bunga melati dan ganti jarik 7 kali. Ini saya lihat saat di tempat tinggal saya,
kebetulan tetangga sebelah rumah mengadakan upacara tersebut. Sedangkan
untuk hidangan makanan yang diadakan merupakan suatu sajian yang
semakin komplit berbagai protein nabati dan hewani, berbagai sumber jenis
zat kalori disertakan. Dengan harapan bahwa ibu hamil senantiasa selamat
dan terjaga baik kondisi kesehatannya diiringi doa doa para sanak keluaraga
dan tetangga.
Perilaku Budaya Masyarakat dalam
Praktek Kebidanan pada saat Persalinan

Di daerah tempat tinggal saya pada saat menolong persalinan


harus di dampingi oleh dukun beranak Hal ini menunjukan
bahwa masih banyak yang lebih percaya kepada dukun
beranak (bidan kampung) dari pada petugas medis. Pada saat
persalinan ibu bersalin diwajibkan minum minyak kelapa agar
memudahkan persalinan sebanyak 2 sendok saja. Dan juga
menelan kuning telur ayam kampung agar dapat menambah
tenaga pada saat persalinan.
Perilaku Budaya Masyarakat dalam
Praktek Kebidanan pada saat Masa Nifas

Ibu pada masa nifas dilarang makan ikan, telur dan sebaganya yang berbau amis,
karena dipercaya dapat membuat asi ibu berbau amis. Padahal dampaknya dapat
merugikan karena masa nifas memerlukan makan yang bergizi dan seimbang agar ibu
dan bayi sehat.
Pada saat masa nifas ibu tidak boleh keramas karena dapat membuat ibu masuk angin.
Sebagai gantinya rambut cukup di wuwung , yakni sekedar disiram dengan air dingin
namun, agar rambut tidak bau apek dan tetap wangi disarankan menggunakan ratus
pewangi padahal kebersihan diri pada masa nifas merupakan unsur yang penting yang
harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan diri
Perilaku Budaya Masyarakat dalam Praktek
Kebidanan pada saat Masa Perawatan Bayi Baru
Lahir

Pada masa perwatan bayi yang baru lahir ada beberapahal yang harus
dilakukan , seperti:
•Bayi yang baru lahir harus segera dipakaikan gurita supaya perut bayi
tidak besar dan tidak masuk angin. Padahal, itu dapat membuat bayi
sulit bernafas.
• Bayi yang baru lahir harus segera dipakaikan bedong supaya kaki dan
tangan tidak bengkok
•Bayi yang baru lahir tidak boleh keluar rumah selama 40 hari.
Menurut kepercayaan masyarakat agar tidak diganggu makhluk halus
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai