Referensi
Capaian Pembelajaran
Menguasai dan memahami deteksi dini dan penanganan awal kegawatdaruratan dalam
Nifas
Dasar Teori
A. Pengertian Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi.Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis
laktasional atau mastitis puerperalis.Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal
bila tidak diberikan tindakan yang adekuat.Abses payudara, pengumpulan nanah lokal
di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Keadaan inilah yang
menyebabkan beban penyakit bertambah berat (Sally I, Severin V.X, 2003 dalam
Anonim, 2013)
B. Jenis-jenis Mastitis
1. Mastitis Puerparalis Epidemik biasanya timbul apabila pertama kali bayi dan
ibunya terpajan pada organisme yang tidak dikenal atau verulen. Masalah ini
paling sering terjadi di rumah sakit, yaitu dari infeksi silang atau
bekesinambungan strain resisten.
2. Mastitis Noninfesiosa terjadi apabila ASI tidak keluar dari sebagian atau seluruh
payudara, produksi ASI melambat dan aliran terhenti. Namun proses ini
membutuhkan waktu beberapa hari dan tidak akan selesai dalam 2–3 minggu.
Untuk sementara waktu, akumulasi ASI dapat menyebabkan respons peradangan.
3. Mastitis Subklinis telah diuraikan sebagai sebuah kondisi yang dapat disertai
dengan pengeluaran ASI yang tidak adekuat, sehingga produksi ASI sangat
berkurang yaitu kira-kira hanya sampai di bawah 400 ml/hari (<400 ml/hari).
4. Mastitis Infeksiosa terjadi apabila siasis ASI tidak sembuh dan proteksi oleh
faktor imun dalam ASI dan oleh respon–respon inflamasi. Secara normal, ASI
segar bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
C. Etiologi
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit
yang normal yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri ini seringkali berasal dari mulut
bayi yang masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit pada
puting susu.Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering
terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.Sekitar 1-3% wanita menyusui
mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Soetjiningsih (1997) menyebutkan bahwa peradangan pada payudara (Mastitis) di
sebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya tejadi mastitis.
2. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadi payudara bengkak.
3. Penyangga payudara yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement
sehingga jika tidak disusu secara adekuat bisa erjadi mastitis.
4. Ibu yang memiliki diet jelek, kurang istirahat, anemia akan mempermudah
terkena infeksi.
D. Tanda dan gejala
Tanda dan Gejala dari mastitis ini biasanya berupa:
1. Payudara yang terbendung membesar, membengkak, keras dan kadang
terasa nyeri.
2. Payudara dapat terlihat merah, mengkilat dan puting teregang menjadi
rata.
3. ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk
menghisap ASI sampai pembengkakan berkurang.
4. Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan gejala demam,
rasa dingin dan tubuh terasa pegal dan sakit.
5. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama
dengan payudara yang terkena.
Gejala yang muncul juga hampir sama dengan payudara yang membengkak karena
sumbatan saluran ASI antara lain:
1. Payudara terasa nyeri
2. Teraba keras
3. Tampak kemerahan
4. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah–
pecah, dan badan terasa demam seperti hendak flu, bila terkena sumbatan tanpa
infeksi, biasanya di badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara
juga tidak teraba bagian keras dan nyeri serta merah.
Namun terkadang dua hal tersebut sulit untuk dibedakan, gampangnya bila didapat
sumbatan pada saluran ASI, namun tidak terasa nyeri pada payudara, dan permukaan
kulit tidak pecah – pecah maka hal itu bukan mastitis. Bila terasa sakit pada payudara
namun tidak disertai adanya bagian payudara yang mengeras, maka hal tersebut buka
mastitis (Pitaloka, 2001 dalam Anonim, 2013).
E. Komplikasi
1. Abses payudara
2. Mastitis berulang/kronis
3. Infeksi jamur
Keselamatan Kerja
Cuci tangan
Menggunakan APD
Jaga privasi
Bisturi
Lampu
Bahan
Kasa Steril
Sarung tangan steril
Prosedur Pelaksanaan
11 Memberikan Farmakoterapi
Obat penghilang rasa sakit
Obat anti inlamasi
Obat Antibiotik 3x1miniml 3 hari.
Evaluasi
1) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami pengertian Mastitis
2) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami Jenis-jenis mastitis
3) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami Etiologi mastitis
4) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami tanda dan gejala mastitis
5) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami komplikasi yang dapat tejadi pada mastitis
PATHWAY MASTITIS
Jaringan mammae
menjadi tegang
Lubang duktus
laktiferus lebih Terbukanya
terbuka port de entry
Bakteri masuk
MASTITIS
Muncul Pus
Kurang
Pengetahuan
Gangguan
citra tubuh Nyeri Akut
Risiko tinggi
Ansietas Infeksi
Ukuran
mammae
membesar
JOBSHEET LASERASI JALAN LAHIR
Referensi
Capaian Pembelajaran
Menguasai dan memahami deteksi dini dan penanganan awal kegawatdaruratan dalam
Nifas
Dasar Teori
Keselamatan Kerja
Cuci tangan
Menggunakan APD
Jaga privasi
Bahan
Handscoon steril
Kasa Steril
Kapas DTT
Prosedur Pelaksanaan
PROSEDUR PELAKSANAAN
No Langkah – Langkah Key Point
1. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan
dilakukan
Evaluasi
6) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami pengertian laserasi pada jalan lahir
7) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami etiologi dari laserasi pada jalan lahir
8) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami tanda dan gejala dari laserasi pada jalan lahir
9) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami klasifikasi laserasi pada jalan lahir
10) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami komplikasi laserasi pada jalan lahir
PATHWAY LASERASI PADA JALAN LAHIR
PERSALINAN
Jalan lahir
Ruptur jaringan
Hematoma / Laserasi
Perineum
Hemostasis reparasi
Referensi
Capaian Pembelajaran
Menguasai dan memahami deteksi dini dan penanganan awal kegawatdaruratan dalam
Nifas
Dasar Teori
6. Pengertian Metritis
Myometritis / Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus
setlah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian
ibu.
7. Tanda dan Gejala Metritis
Tanda dan Gejala metritis, yaitu:
Demam menggigil
Nyeri dibawah perut
Lochea berbau dan bernanah
Nyeri tekan uterus
Subinvolusi uterus
Syok
8. Etiologi Metritis
Persalinan Pervaginam
Jika dibandingkan dengan persalinan seksio seasarea timbulnya metritis pada
persalinan pervaginam relatif jarang bila persalinan pervaginam disertai penyulit
yaitu pada ketuban pecah, pemeriksaan dalam berulang.
Persalinan Seksio Saesarea
Seksio Saesarea merupakan faktor predisposisi utama timbulnya metritis
kaitannya dengan status ekonomi pasien. Faktor resiko penting timbulnya
infeksi adalah lamanya proses persalinan dan ketuban pecah.
9. Klasifikasi Metritis
Metritis Akuta
Metritis akuta biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi postpartum.
Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi
yang lebih luas.
Metritis Kronik
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar
menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan
leukorea.
10. Komplikasi Metritis
Abses pelvik
Peritonitis
Syok septik
dispareunia
Keselamatan Kerja
Cuci tangan
Menggunakan APD
Jaga privasi
Bahan
Cairan RL
hypafix
Kasa steril
Handscoon steril
Kapas alcohol
Obat antibiotik
Prosedur Pelaksanaan
PROSEDUR PELAKSANAAN
No Langkah – Langkah Key Point
1. Bidan memberikan salam sapa senyum kepada pasien
dan keluarga
Evaluasi
1) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami pengertian misteritis
2) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami tanda dan gejala misteritis
3) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami etiologi misteritis
4) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami klasifikasi misteritis
5) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami komplikasi misteritis
PATHWAY METRITIS
METRITIS
Referensi
Capaian Pembelajaran
Dasar Teori
1. Definisi Peritonitis
Peritonitis didefinisikan suatu proses inflamasi membran serosa yang
membatasi rongga abdomen dan organ-organ yang terdapat didalamnya.
Peritonitis dapat bersifat lokal maupun generalisata, bacterial ataupun kimiawi.
Peradangan peritoneum dapt disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, bahan kimia
iritan, dan benda asing
2. Etiologi Peritonitis
Bentuk peritonitis yang paling sering ialah Spontaneous Bacterial Peritonitis
(SBP) dan peritonitis sekunder. Ini terjadi karena ikatan opsonisasi yang rendah antar
molekul komponen asites pathogen yang paling sering menyebabkan infeksi adalah
bakteri gram negative E. Coli 40%, Klebsiella pneumoniae 7%, spesies Pseudomonas,
Proteus dan gram lainnya 20% dan bakteri gram positif yaitu Streptococcus
pnemuminae 15%, jenis Streptococcus lain 15%, dan golongan Staphylococcus 3%,
selain itu juga terdapat anaerob dan infeksi campur bakteri.
3. Klasifikasi Peritonitis
Peritonitis Bakterial Primer
Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)
Peritonitis tersier
Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:
• Aseptik/steril peritonitis
• Granulomatous peritonitis
• Hiperlipidemik peritonitis
• Talkum peritonitis
4. Tanda dan Gejala Peritonitis
Demam tinggi
Hipotermia
Mual dan Muntah
Dehidrasi
Hipotensi
Nyeri abdomen yang hebat
Urin
5. Komplikasi
Eviserasi luka
Pembentukan abses
6. Pemeriksaan penunjang
Test laboratorium
Leukositosis, Hematokrit meningkat, Asidosis metabolic
Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior, lateral), didapatkan :Illeus
merupakan penemuan yang tak khas pada peritonitis. Usus halus dan usus besar
dilatasi.Udara bebas dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
Keselamatan Kerja
Mencuci tangan
Menggunakan APD sesuai ketentuan
Menjaga privasi
APD
Baskom ukuran sedang
Kain/Handuk kecil
Bantal
Tabung oksigen
Nasal kanul
Bahan
Analgesik
Cairan Infus NaCl
Antiemetik
Prosedur Pelaksanaan
PROSEDUR PELAKSANAAN
No Langkah – Langkah Key Point
1. Penggantian cairan, koloid dan elektrolit merupakan
focus utama dari penatalaksanaan medik.
8 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah lengkap : sel darah putih
meningkat kadang-kadang lebih dari 20.000 /mm3.Sel
darah merah mungkin meningkat menunjukan
hemokonsentrasi.
Evaluasi
11) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami definisi peritonitis
12) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami etiologi peritonitis
13) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami klasifikasi
14) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami tanda dan gejala peritonitis
15) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami komplikasi peritonitis
16) Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah saya dapatkan saya mengetahui dan
memahami pemeriksaan penunjang untuk peritonitis
PATHWAY PERITONITIS
Masuk saluran
cerna Keluarnya enzim Porte de entre
Masuk ke ginjal pancreas, asam benda asing,
lambung, bakteri
Peradangan empedu
saluran cerna Perdangan ginjal
Masuk ke rongga
peritoneum
PERITONITIS
Perlekatan
fibrosa nyeri hipertermi
Absorpsi
menurun
Obstruksi usus
Diare
Refluk makan ke
atas Kekurangan
volume cairan
dan elektrolit
Mual, muntah,
anoreksia
Intake inadekuat
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan