Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Bidan Dalam Lingkup Konteks Nasional dan Global


2.1.1 Peran bidan dalam pencegahan mortalitas ibu
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita dalam masa kehamilan
atau masa 42 hari setelah persalinan. world health organization (WHO)
memperkirakan bahwa sedikitnya 600.000 wanita meninggal setiap tahunnya
sebagai akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan melahirkan.
sedangkan di Indonesia, sekitar 18.000 wanita meninggal setiap tahunnya
akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan.
penelitian yang dilakukan diseluruh dunia bahwa 99% dari semua kematian
ibu terjadi dinegara-negara sedang berkembang. jadi apa artinya bagi kita
semua. jika sebagian nengara di dunia ini mempunyai angka kematian ibu
jelas merupakan suatu hal yang seharusnya dihindari. apa saja penyebab-
penyebab utama kematian ibu?
penyebab Di Indonesia Global
Perdarahan 45,2% 24,8%
Eklamsi 12,9% 12,1%
Komplikasi aborsi 11,1% 12,9%
Sepsis postpartum 9,6% 14,9%
Persalinan sulit 6,5% 6,9%
Anemia 1,6% 2.4%
Lain-lain(termasuk 14,1% 25,3%
penyebab tak langsung )
sumber :WHO 1996: MNH, 1999
dimasa lalu, kita yakin bahwa sebagian wanita hamil menghadapi
kemungkinan meninggal yang lebih besar di banding wanita lainnya. para
dokter dan bidan yakin bahwa sebagian besar dari komplikasi yang mengacam
jiwa mereka bisa diprediksikan. akan tetapi, sebagai mana kita lihat dalam
table di atas, banyak di antara penyebab-penyebab utama kematian tersebut
merupakan kegawat daruratan yang tidak bisa di prediksi. setiap kehamilan
mengandung resiko bagi ibu WHO memperkirakan bahwa 15% dari semua
kehamilan akan menimbulkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa
berkaitan dengan kehamilan. dari sejumlah lebih dari angka tersebut akan
dapat terjadi komplikasi atau masalah yang bersifat fatal. survey demografi
dan kesehatan yang dilaksanakan tahun1997 menyatakan bahwa dari tahun
1992 – 1997, 26% dari kaum wanita dengan kelahiran hidup mengalami
komplikasi. sebagai bidan perlu waspada bahwa setiap wanita hamil
mempunyai kemungkinan mengalami resiko komplikasi.
Bagaimana cara seorang bidan dapat membantu mencegah kematian
ibu ini?
menurut WHO, sebagian besar kematian ibu bisa dicegah jika bidan terampil
membantu ibu dalam proses persalinan. riset membuktikan bahwa semakin
banyak kelahiran yang ditolong oleh penolong persalinan yang terampil,
semakin sedikit kematian yang terjadi. ada beberapa langkah yang dapat
diambil oleh bidan untuk mempersiapkan ibu jika keadaan darurat dan
mendorong ibu untuk kembali lagi pada bidan saat akan melahirkan bayinya.

langkah-langkah persiapan ini bisa diambil dalam beberapa tahap yang


meliputi:
a. rumah dan masyarakat
membina rasa percaya: bidan hendaknya berprilaku dengan cara yahng
menunjukan rasa hormat pada ibu dan keluarga yang dilayaninya. membangun
rasa percaya merupakan satu keterampilan menyelamatkan jiwa. walaupun
seorang bidan mempunyai keterampilan menyelamatkan jiwa. walaupun
seorang bidan mempunyai keterampilan teknis untuk menatalaksana eklamsi
dan mengobati perdarahan post partum, tetapi jika meminta perolongan. jika
seorang bidan mendapatkan kepercayaan, maka bidan akan dapat melakukan
asuhan dalam menyelamatkan jiwa ibu dan iya akan diberi kesempatan untuk
menggunakan keterampilannya dan menyelamatkan jiwa ibu.
berbagilah pengetahuan anda dengan orang lain: ajari ibu, anggota masyarakat
lain, bidan lain dan juga pemberi asuhan kesehatan lainnya tentang tanda-
tanda bahaya kehamilan, berikan informasi tentang cara menghubungi tenaga
penolong dan sarana kesehatan setempat bila mana timbul bahaya kehamilan.
membentuk kerja jaringan untuk peningkatan kesehatan: bidan haruslah
mengadakan hubungan positif dengan pemuka- pemuka masyarakat setempat,
wanita usia subur serta remaja putri di dalam masyarakatnya.
b. pusat kesehatan atu rumah bersalin
memberikan asuhan berkualitas: menyadiakan asuhan persalinan berkualitas
akan membantu mencegah timbulnya komplikasi dengan mengenali tanda dan
gejala secara dini serta kemampuan untuk mengatur, menstabilkan dan
merujuk bagi yang memerlukan penatalaksanaan di rumah sakit.
pertolongan awal penyelamatan jiwa: memberikan penatalaksanaan awal untuk
perdarahan post partum, eklamsi, aborsi yang tidak aman dan persalinan
dengan penyulit (komplikasi) adalah sangat menentukan pada penyelamatan
jiwa ibu.
menjadi model peran: bidan harus memberikan contoh yang baik bagi bidan-
bidan lainnya, tenaga bagian kebersihan, serta tenaga pembantu lainnya. bidan
harus bisa menjadi contoh yang baik dalam upaya pencegahan infeksi seta
keterampilan dalam hubungan antar pribadi yang berkualitas.
c. Rumah sakit
Pencegahan komplikasi: beberapa tindakan pencegahan komlikasi yang
penting misalnya pertolongan persalinan dengan vakum ekstraksi, pemberian
magnesium sulfat, pemberian antibiotika, pengeluaran plasenta secar manual,
pemberian transfuse darah, pertolongan pesalinan dengan tindakan bedah atau
sesar. Jadilah model peran : bidan harus bisa mengajar dan terampil
melakukan asuhan persalinan, termasuk keterampilan berkomunikasi antar
pribadi dengan teman sejawatnya. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya
dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. peran bidan di masyarakat
sangat di hargai dan di hormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi
semangat, berdasarkan hati dan mendampingi, serta menolong melahirkan
dapat merawat bayinya dengan baik. sebagai seorang bidan jangan memilih-
milih klien miskin atau kaya karna tugas seorang bidan adalah membantu ibu,
bukan mengejar materi. pasien wajib memberikan hak kepada ibu bidan yang
telah menolong persalinan ibu melahirkan. terkait peran dan fungsi bidan yang
mana dalam pelaksana profesinya, bidan memiliki banyak tugas serta peran-
perannya.
2.1.2 Peran Bidan
a. Peran bidan sebagai pelaksana
sebagai pelaksana, bidan mempunyai 3 kategori tugas yaitu :
1) tugas mandiri
a) menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan:
 mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan
klien.
 menentukan diagnose
 menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang di hadapi
 melaksakan tindakan sesuai rencana yang telah disusun
 mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
 membuat rencana tindakan lanjut kegiatan/ tindakan
 membut catatan dan laporan kegiatan/ tindakan
b) memberikan pelayanan dasar kepada anak remaja dan wanita pranikah
dengan melibatkan klien :
 mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita
dalam masa pernikahan
 menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar
 menyusun rencana tindakan atau layanan sebagai prioritas dan
bersama klien
 melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.
 mengevaluasi hasil tindakan/ layanan yang telah diberikan bersama
klien.
 membuat rencana tindak lanjut tindakan/ layanan bersama klien.
 membuat catatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
c) memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal :
 mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan kehamilan
 menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan keadaan hamil
 menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah
 melaksanakan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
yang telah disusun
 mengevaluasi hasil asuhan yang telah di berikan bersama klien.
 membuat pencatatan dan pelaporan yang telah diberikan.
d) memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien/keluarga.
 mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan.
 menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam
masa persalinan.
 menyusun rencana asuhan kebidanan bersam klien sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
 mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah di berikan.
 membuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan sesuai dengan
prioritas.
 membuat pencatatan asuhan kebidanan.
e) memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
 mengkaji status kesehatan pada bayi baru lahir dengan melibatkan
keluarga.
 menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir
 menyusun rencana asuhan kebidanan sesuaoi prioritas
 melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
di buat
 menegevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
 membuat rencana tindak lanjut
 membuat pencatatan dan pelaporan yang telah dibuat
 menegevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
 membuat rencana tindak lanjut
 membuat pencatatan dan laporan yang telah diberikan
f) memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien atau keluarga :
 mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas
 menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa
nifas
 menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarka prioritas masalah
 melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
 mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanna kebidanna yang
telaah diberikan
 membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien
 membuat pencatatn dan pelaporan asuhan yang telah diberikan
g) memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhan
pelayanan keluarga berencana :
 mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas
 menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa
nifas
 menyusun rencana asuhan kebidanna sesuai dengan prioritas
 melaksanakan asuhan kebidanan sesuai prioritas
 mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah
diberikan
 membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien
 membuat pencatatan dan pelaporan
h) memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system
reproduksi dan wanita masa klimakterium dan menopause :
 mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien
 menentukan diagnosis, prognosis, prioritas dan kebutuhan asuhan
 menyusun rencana sesuai prioritas masalah bersama klien
 melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
 mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanannya yang telah
diberiakan
 membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan
i) memberikan asuhan kebidanan pada bayi, belita dengan melibatkan
keluarga :
 mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh
kembang bayi/balita
 memntukan diagnosis dan prioritas masalah
 menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana
 melaksanakan asuahan sesuai dengan rencana
 mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
 membuat rencana tindak lanjut
 membuat catatan dan laporan asuhan
b. tugan kolaborasi/ kerja sama
(1) menerapkan menajemen kebidannan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dnegan melibatkan klien dan keluarga
 mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
 menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatan yang
memerlukan tindkan kolaborasi
 merencanakan tindkan sesuai dnegn prioritas kegawan dan hasil
kolaborasi serta kerja sama dengan klien
 melaksanakan tindkan sesuai dengan rencana dan melibatkan klien
 mengevaluasi hasil tindkan yang telah duberikan
 menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
 membuat pencatatan dan pelaporan
(2) memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawat daruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
 mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan
kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dan
tindakan kolaborasi
 menetukan diagnosis, prognosis , dan prioritas sesuai dengan faktor
resiko dan keadaan kegawat daruratan pada kasus resiko tinggi
 menyusun rencana asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko
tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
 mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
 membuat rencana tindak lanjut bersama klien
 membuat catatan dan pelaporan
(3) memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi yang melibatkan klien dan keluarga
 mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi
 menetukan diagnosis, prognosis dan prioritas sesuai dengan faktor
resiko dan keadaan menyususn rencana asuahan kebidanan pada ibu
dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama
sesuai prioritas
 mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada
ibu hamil dengan resiko tinggi
 menyusun rencana tindak lanjut bersama klien atau keluarga
 membuat catatan dan pelaporan
(4) memberikan asuhan kebidanan pada ibu pada masa nifas dengan resiko tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatan yang memerlukan tindkan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
 mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatdaruratn yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi
 menentukan diagnosis, prognosis prioritas sesuai dengan faktor resiko
dan keadaan kegawat daruratan
 menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dnegan prioritas
 menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu masa nifas dengan
resiko tinggi dan pertolongan kegawat daruratan
 melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan memberikan
pertolongan pertama sesuai prioritas
 mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
 menyusun rencana tindak lanjut bersama keluarga/klien
 membuat catatan dan pelaporan
(5) memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
yang mengalami komplikasi serta kegawatan yang memerlukan tindakan
pertama kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
 mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir degna
resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi
 menentukan diagnosis, prognosis prioritas sesuai dengan faktor resiko
dan keadaan kegawat daruratan
 menyusun rencan asuhan kebidanan pada bayi, baru lahir dan resiko
tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas.
 melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
 mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama telah di berikan
 menyusun rencana tindakan lanjut bersama klien/keluarga
 membuat cacatan dan pelaporan
(6) memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang
mengalami kompilkasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
 mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolabrasi
 menentukan diagnosis, prognosis dan prioritas sesuai dengan faktor
resiko dan keadaan kegawatan.
 menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko dan
memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
 mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang telah
diberikan
 menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga
 membuat catatan dan pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai