Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Budaya Jawa Terhadap Masa Nifas

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosio Antropologi

Dosen Pengampu:

Innas Tiara,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Luluk Dwi Masruroh (P17311221003)


2. Siti Zahrullah Azizah (P17311223031)
3. Safira Firdiana (P17311223036)
4. Sekar Ayu Amara (P17311223052)
5. Annisa Laily Safira (P17311223056)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SEMESTER I
KELAS 1A
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sosio Antropologi dengan judul Pengaruh Budaya
Jawa Terhadap Masa Nifas

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Innas
Tiara,M.Kes pada mata kuliah Sosio Antropologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengaruh budaya di Indonesia khusunya budaya Jawa terhadap
masa nifas bagi para pembaca dan juga bagi kami penulis.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Innas Tiara,M.Kes selaku dosen
pengampu mata kuliah Sosio Antropologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Makalah berjudul Pengaruh Budaya Jawa Terhadap Masa Nifas ini diharapkan agar
mahasiswa kebidanan mampu menjelaskan tentang apa saja pengaruh-pengaruh kebudayaan
jawa terhadap ilmu kebidanan khususnya selama masa nifas.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Meskipun kami telah
berusaha menyusun makalah ini secara sistematis dan mendalam, kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Malang, 25 September 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................I
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................1
1.3 TUJUAN..............................................................................................................................1
BAB 2..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 NIFAS.................................................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Masa Nifas..................................................................................................3
2.1.2 Tahapan Masa Nifas.....................................................................................................3
2.2 SISTEM SOSIAL BUDAYA...................................................................................................4
2.3 BUDAYA MASYARAKAT JAWA TERHADAP MASA NIFAS..................................................5
2.4 PENGARUH BUDAYA MASYARAKAT JAWA TERHADAP KESEHATAN MASA NIFAS..........6
2.4.1 Pengaruh Negatif............................................................................................................7
2.4.2 Pengaruh Positif.............................................................................................................9
BAB 3............................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................10
3.2 SARAN..................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam proses kelangsungan hidup ibu dan anak, masa nifas sangat penting. Dalam
kebanyakan kasus, bulan pertama setelah melahirkan adalah saat ibu dan bayi meninggal.
Akibatnya, perawatan medis intensif diperlukan setelah kelahiran untuk mengurangi risiko
kematian ibu dan bayi baru lahir (Susanti, 2022). Adat istiadat positif yang membentuk
perilaku masyarakat hingga menjadi bagian dari masyarakat menjadi positif pola hidup sehat
di masyarakat. Salah satu contoh kebiasaan masyarakat yang menunjang pola hidup sehat
adalah yang berkaitan dengan mendapatkan makanan yang cukup, terutama bagi ibu baru.
Derajat seseorang mencapai kesehatan yang optimal erat kaitannya dengan tercapainya pola
makan yang seimbang, baik dalam dari segi kuantitas dan kualitas zat gizi yang
dikonsumsinya. Karena masyarakat berpendapat bahwa tradisi pengasuhan ibu nifas telah
turun temurun dan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, hal tersebut menjadi salah satu
cara meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kesehatan seorang ibu akan meningkat jika menjalani kehidupan nifasnya dalam
lingkungan yang positif. Kita perlu melestarikan budaya-budaya yang bermanfaat dan
berdampak positif bagi masyarakat karena budaya yang berkembang di masyarakat tidak
selamanya merugikan dunia kesehatan (Rumpiati, 2020). . Ada budaya yang bermanfaat dan
ada budaya yang perlu dihindari . Asuhan nifas partisipatif membutuhkan dukungan dari
bidan, keluarga, orang tua, dan masyarakat setempat selain pengetahuan dan sikap.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan nifas?


1.2.2 Apa kaitannya antara sistem sosial budaya dimasyarakat dengan masa nifas?
1.2.3 Bagaimana budaya masyarakat jawa terhadap masa nifas?
1.2.4 Bagaimana pengaruh budaya jawa terhadap Kesehatan pada saat masa nifas?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian, maupun tahapan pada masa nifas.

1
1.3.2 Memaparkan tentang pengertian sistem sosial budaya dimasyarakat dan kaitannya
dengan masa nifas.
1.3.3 Mengetahui beberapa budaya masyarakat jawa terhadap masa nifas.
1.3.4 Memaparkan pengaruh positif maupun negatif budaya jawa terhadap Kesehatan pada
saat masa nifas.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Nifas

2.1.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Dalam jurnal kapita selekta
kedokteran jilid 1, Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira – kira 6 minggu (Safhira).

Masa nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan rentang waktu
kira - kira selama 6 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta
keluar sampai alat - alat kandungan kembali normal seperti sebelum hamil (Diah,
2012)

Postpartum (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir saat alat-alat kandungan kembali pulih seperti semula. Selama masa
pemulihan berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat
fisiologis dan banyak memberikan ketidaknyamanan sehingga tidak menutup
kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang
baik.

Pada masa ini para tenaga Kesehatan akan melakukan pemantauan, karena
pelaksanaan yang kurang maksimal akan menyebabkan ibu mengalami berbagai
masalah, bahkan dapat mengalami komplikasi masa nifas seperti terjadi infeksi pada
traktus genitalia (sepsis puerperalis ) yang bisa berakibat fatal. Maka dari itu sangat
penting melakukan perawatan pada masa nifas (Safitri).

2.1.2 Tahapan Masa Nifas

Tahapan – tahapan yang terjadi pada masa nifas (postpartum/puerperium) adalah


sebagai berikut:
 Puerperium dini (immediate postpartum) adalah masa kepulihan, yaitu dimana ibu
diperbolehkan berdiri dan berjalan seperti wanita normal. Periode ini dimulai saat

3
masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini terdapat
banyak masalah, yang paling sering yaitu masalah pendarahan (Konsep Teori
Masa Nifas (Postpartum))
 Puerperium intermediate (early postpartum), Periode ini terjadi saat 1 – 7 hari
postpartum. Pada fase ini involusi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,
tidak ada pendarahan, tidak demam, lokhea tidak berbau busuk, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. Masa
kepulihan menyeluruh dari organ - organ genetalia kira – kira 6 – 8 minggu.
 Puerperium remote (late postpartum) yaitu, waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna. Masa dimana bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan kondisi sehari – hari, serta konseling KB. Periode ini terjadi saat 1 –
6 minggu postpartum. Dan waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu –
minggu, bulanan, bahkan tahunan.

2.2 Sistem Sosial Budaya

Sistem sosial budaya merupakan perilaku hubungan individu atau kelompok dalam
masyarakat yang memang diterima oleh sebagian besar masyarakat karena bersumber dari
nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat itu dan telah menjadi bagian pola hidup sehari-hari
masyarakat itu sendiri. Sistem sosial budaya sistem di masyarakat yang berkaitan satu
dengan lainnya. Sistem budaya sendiri merupakan bentuk ide dan gagasan manusia yang
merupakan bagian dari kebudayaan dan berkembang di masyarakat. Sistem sosial lebih
banyak dibahas dalam kajian ilmu sosiologi, sedangkan sistem budaya banyak dikaji dalam
disiplin ilmu pengetahuan budaya. Jadi, aspek sosial budaya yang ada kemudian
mempengaruhi kehidupan sosial budaya pada masa nifas merupakan bentuk gagasan dari
masyarakat yang ada di wilayah itu.

Dalam sistem sosial budaya, terdapat konsep struktur sosial. Konsep struktural adalah
alat analisis yang dibuat untuk dapat membantu pemahaman tingkah laku manusia dalam
kehidupan sosial (Kurniawan, 2022). Dasar penting dalam struktur sosial yaitu membangun
relasi untuk menciptakan tingkah laku manusia dimana jika relasi sosial tersebut tidak
dilakukan maka masyarakat itu tidak terwujud lagi. Seperti halnya budaya, konsep struktur

4
sosial ini dapat menjadi ciri khas masyarakat dalam wilayah tersebut. Struktur sosial bisa
juga dilihat dari peranan, norma, status, nilai, serta institusi sosial dalam relasi.

Sistem sosial budaya memiliki bentuk struktural yang dinamakan struktur sosial yang
bersifat statis. Bentuk dinamika masyarakat itu disebut proses sosial dan perubahan sosial.
Masyarakat yang memiliki bentuk struktural tentu mengalami pola perilaku yang berbeda
dan masyarakat juga tergantung dengan situasi yang dihadapi oleh masyarakat tersebut. Jika
dikaitkan dengan masa nifas, wanita yang hamil memiliki pola perilaku yang berbeda
tergantung situasi yang dihadapi yaitu masa nifas

2.3 Budaya Masyarakat Jawa Terhadap Masa Nifas

(Sugita, 2016)Berikut paparan dari masing-masing budaya jawa pada masa postpartum:

 Budaya jawa memakai pilis


Pilis adalah sebuah ramuan jamu yang diguanakn ibu setelah melahirkan (masa
nifas) . kegunaan pilis adalah sebagai penyejuk mata . cara penggunaan pilis yaitu di
tempelkan di area dahi.
 Budaya jawa Memakai parem
Parem digunakan pada tangan dan kaki. parem adalah sebuah ramuan yang
digunakan untuk memperlancar ASI.
 Budaya Jawa Minum Jamu
Budaya minum jamu pada masyarakat jawa tidaklah asing , terlebih lagi untuk ibu
setelah melahirkan agar ASI yang dihasilkan lancar . Jamu yang di konsumsi pun juga
memiliki berbagai kegunaan dan di sesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
 Budaya jawa pijet
Budaya pijet pada masyarakat jawa juga tidak kalah asing, sering kali kita
menjumpai tukang pijad di berbagi desa. Pijat sendiri pun jenisnya juga berbagaimacam
contohnya pijat pada masa nifas (postpartum) agar kaki pada ibu tidak mudah terasa
 Budaya Jawa Walikdadah
Walikdada adalah salahsatu jenis urut yang dilakukan pada bagian perut yang
memiliki kegunaan untuk mengembalikan posisi Rahim pada bentuk semula.
 Budaya jawa memakai gurita

5
Gurita sendiri adalah kain panjang yang digunakan oleh ibu setelah melahirkan
untuk menjaga keindahan tubuh dan digunakan untuk mengecilakan juga perut ,
mengencangkan perut agar kembali sepeti bentuk semula.
 Budaya jawa stagen
Stagen juga memiliki fungsi yang sama seperti gurita yaitu untuk mengecilkan
dan mengencangkan perut setelah melahirkan. Yang memilki panjang hingga 4 meter.
 Budaya jawa kempitan
Menurut kepercayaan masyarakat jawa menggunakan kempitan dilakukan
kurang dari empatpuluh hari agar dapat mengembalikan jalan lahir bayi agar dapat rapat
lagi.
 Budaya jawa duduk senden
Duduk sendeng dipercayai agar kesehatan tetap terjaga.
 Budaya pantang makan
Pantang makan adalah cara kita menjaga makanan saat masa postpartum
contohnya seperti dilarang makan makanan amis-amisan agara ASI tidak tersa amis saat
dikonsumsi oleh bayi
 Budaya jawa duduk pada ibu postpartum
Posisi duduk ibu pada masa postpartum yang memiliki manfaat yang berbeda-
beda . contohnya seperti tidak menggantung kaki saat duduk agar tidak terkena varises,
dan merapatkan lagi jalan lahir bayi .juga duduk harus diimbangi kursi kecil dengan
alasan supaya kaki tidak bengkak.

2.4 Pengaruh Budaya Masyarakat Jawa Terhadap Kesehatan Masa Nifas

Budaya adalah sikap, pengetahuan serta pola perilaku yang menjadi suatu kebiasaan yang
di wariskan, dimiliki dan menjadi ciri khas suatu anggota masyarakat tertentu. Budaya
merupakan suatu hal yang penting bagi masyarakat, bahkan ada beberapa masyarakat yang
menjadikan budaya menjadi pegangan hidupnya. Di beberapa daerah Indonesia, masih
banyak sekali masyarakat yang masih percaya terhadap mitos, terutama mitos yang berkaitan
dengan ibu hamil dan perawatan pada masa nifas. Terkadang suatu kepercayaan mitos
tersebut bertentangan dengan nilai-nilai kesehatan yang dapat mengakibatkan permasalahan
kesehatan pada ibu hamil dan pada masa nifas. Seperti masih ada beberapa masyarakat yang

6
masih mempercayai budaya pantang memakan makanan tertentu (tarak). Persepsi ibu tentang
makanan yang menjadi pantangan bagi ibu nifas diantaranya, makan makanan yang amis-
amis seperti ikan bandeng, telur, ikan asin, menurut beberapa ibu setelah melahirkan tidak
boleh makan makanan tersebut, dengan alasan takut berakibat ASI yang menjadi amis
(Rumpiati, 2020).

Terdapat banyak sekali budaya dalam masa nifas dan pengasuhan anak, diantaranya
muncul pada awal periode setelah proses persalinan, berbagai larangan dan praktek budaya
seringkali didasarkan pada kepercayaan bahwa persalinan ini telah mengganggu
keseimbangan tubuh seorang wanita, memprediksi dirinya untuk terkena penyakit, dan
kepercayaan bahwa wanita itu setelah bersalin sedang dalam kondisi kotor, serta adanya
perilaku pingitan selama 40 hari dan meminimalisir untuk melakukan aktivitas. Berbagai
larangan dan praktek budaya tersebut dipercaya dapat mempercepat masa pemulihan dan
adaptasi ibu terhadap peran baru menjadi seorang ibu. Dan banyak juga kepercayaan ataupun
budaya yang berhubungan dengan soal makan dan makanan bahkan sampai dengan perilaku
pada masyarakat, setiap suku bangsa mempunyai metode tersendiri dalam hal budaya dan
juga hal makanan yang harus dipilihnya yangdianggap baik atau dianggap buruk terhadap
kesehatan.

Secara garis besar, keadaan gizi ini dipengaruhi oleh masuknya zat makanan dan
kemampuan tubuh untuk menggunakan suatu zat makanan tersebut. Seorang ibu yang telah
melakukan proses bersalin atau ibu nifas ini, harus memperhatikan makanan yang bergizi
baik, sebab makanan yang baik akan membantu tubuh untuk bertahan terhadap penyakit. Ibu
yang telah melakukan persalinan mengalami luka pada rahim akibat melahirkan dan adanya
luka pada jalan lahir, sehingga ibu memerlukan zat gizi dari makanan, selain itu makanan
yang telah dimakan oleh ibu ini, sebagian akan dipergunakan oleh bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangan melalui air susu ibu (ASI) yang diminum oleh bayi.

2.4.1 Pengaruh Negatif

Ada beberapa budaya masyarakat jawa yang merugikan kesehatan ibu pada masa nifas
dan bayi, seperti :

 Membasuh kemaluan menggunakan rebusan daun sirih.

7
Banyak masyarakat jawa beranggapan membasuh kemaluan dengan
menggunakan rebusan daun sirih ini dapat menghilangkan bau tak sedap dan juga
dapat menghilangkan rasa gatal pada kemaluan serta dapat mengurangi keputihan.
Padahal lochea atau cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama
nifas ini memang mempunya bau yang amis (anyir), dan tiap wanita volumenya
berbeda-beda. Lochea ini umumnya terjadi kurang dari selama 2 minggu setelah
bersalin. Keluarnya cairan dari kemaluan ibu nifas yang disebut lochea ini memang
berbau amis dan tidak perlu menggunakan ramuan-ramuan atau obat untuk
membasuh kemaluan , bau yang dikeluarkan bersamaan dengan cairan nifas ini
akan berangsur-angsur hilang dengan berakhirnya masa nifas (Maryam, 2021).
 Penggunaan stagen atau centing pada pinggang /perut.
Penggunaan stagen atau centing pada pinggang/perut ini lebih baik di
hindari, meskipun faktanya memang seorang perempuan setelah melahirkan
seorang bayi akan membuat perut terasa longgar, akan tetapi lebih baik jikaseorang
ibu tidak menggunakan stagen/centing, karena dapat menghambat sirkulasi darah
pada uterus. Dan yang seperti kita ketahui bahwa ibu nifas akan berangsur-angsur
akan kembali seperti sebelum hamil sampai habisnya masa nifas, yakni 40 hari
(Maryam, 2021).
 Tradisi tarak pada ibu nifas.
Tradisi ini lebih baik tidak dilakukan, karena ibu nifas dianjurkan untuk
makan makanan yang cukup atas karbohidrat, proetin, lemak, vitamin dan mineral.
Jika ibu nifas tidak melakukan tradisi tarak ini, maka otomatis kebutuhan gizi
seorang ibu ini akan terpenuhi dengan baik, karena setelah melahirkan ibu
memerlukan asupan gizi dan juga untuk memproduksi ASI yang banyak dan
berkualitas (Maryam, 2021).
 Penggunaan gurita terhadap bayi baru lahir.
Mungkin masih banyak masyarakat jawa yang memakaikan gurita terhadap
bayi baru lahir, hal ini lebih baik tidak dilakukan, karena setelah bayi baru lahir,
paru-paru bayi ini berkembang yang akan mengakibatkan tekanan arteriol paru
menurun yang disertai dengan menurunnya tekanan pada jantung sebelah kanan.
Kondisi ini bisa menyebabkan tekanan jantung sebelah kiri lebih besar

8
dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan. Hal ini bisa membuat foramen
ovale secara fungsional tertutup, hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah proses
melahirkan. Oleh karena itu tekanan dalam paru turun dan tekanan aorta desenden
naik dan juga karena rangsangan biokimia(PaO2 yang naik) serta duktus arteiosus
berobliterasi. Sesuai dengan teori ini, dapat kita ketahui, jika bayi baru lahir
dipakaikan gurita maka akan menyebabkan bayi sesak nafas, akibat lainnya adalah
ASI yang sudah dikonsumsi oleh bayi bisa kembali keluar/muntah, karena adanya
tekanan pada dadanya. Sehingga bayi lebih baik tidak dipakaikan gurita agar dapat
mendukung tumbuh kembang bayi supaya maksimal (Maryam, 2021).

2.4.2 Pengaruh Positif

Dan juga ada beberapa budaya masyarakat jawa yang menunjang kesehatan ibu
nifas dan bayi, seperti:

 Melakukan mandi wuwug.


Menurut masyarakat jawa mandi wuwug ini dapat menurunkan darah
putih yang naik ke kepala dan juga untuk melancarkan produksi ASI. Tetapi
menurut istilah kedokteran tidak disebutkan sel darah putih yang naik ke kepala,
tetapi adanya sel darah putih yang meningkat. Sebenarnya hal-hal yang dapat
memperlancar ASI adalah dengan sering meyusui bayi sekitar 2-3 jam sekali,
minum air putih yang banyak dan makan makanan yang bergizi. Secara umum,
seorang ibu yang baru melaksanakan proses persalinan dalam keadaan sehat, di
perbolehkan untuk segera mandi, meskipun ada beberapa dokter yang
menyarankan untuk menunggu selama 1 kali 24 jam sebelum mandi. Saat mandi
ibu disarankan untuk memakai suhu air yang membuatnya nyaman, seperti
hangat suam-suam kuku, sebab penggunaan air ini dapat meringankan rasa
pegal dan nyeri pada sekitar vagina, payudara dan kram pada perut.
 Mengkonsumsi jamu-jamuan saat setelah melahirkan.
Budaya masyarakat jawa yang satu ini juga memiliki manfaat bagi ibu
yang telah melahirkan. Karena jamu terkenal turun temurun memiliki khasiat
yang baik untuk kesehatan. Menurut Profesor pediatri dan kebidanan Ruth A.
Lawrence, MD, seorang ibu yang baru melahirkan diperbolehkan

9
mengkonsumsi obat herbal alami, seperti jejamuan, akan tetapi tetap harus
mengetahui kandungan apa yang ada dalam jamu tersebut. Karena tidak semua
bahan alami yang ada pada obat-obatan tradisional ini baik untuk dikonsumsi
oleh ibu yang baru melahirkan.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Masa nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan rentang waktu kira -
kira selama 6 minggu yang dimulai setelah placenta keluar sampai alat - alat kandungan
kembali normal seperti sebelum hamil. Masyarakat berpendapat bahwa tradisi pengasuhan
ibu nifas telah turun temurun dan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat sehingga
menjadi salah satu cara meningkatkan kesehatan masyarakat. Sistem sosial budaya dalam
masyarakat memang diterima oleh sebagian besar masyarakat karena bersumber dari nilai-
nilai budaya yang ada di masyarakat itu dan telah menjadi bagian pola hidup sehari-hari
masyarakat itu sendiri. Tetapi ada beberapa budaya yang bisa merugikan kesehatan ibu pada
nifas ,seperti: penggunaan stagen atau centing pada pinggang /perut, tradisi tarak pada ibu
nifas, penggunaan gurita terhadap bayi baru lahir, dan lain-lain.

3.2 Saran

Kesehatan seorang ibu akan meningkat jika menjalani kehidupan nifasnya dalam
lingkungan yang positif. Kita perlu melestarikan budaya-budaya yang bermanfaat dan
berdampak positif bagi masyarakat karena budaya yang berkembang di masyarakat tidak
selamanya merugikan dunia kesehatan. Tetapi sebaiknya kita sebagai calon tenaga kesehatan
terus mensosialisasikan kepada ibu pra-nifas beberapa kebudayaan yang justru merugikan
atau tidak baik kepada kesehatan ibu dan anak agar dapat mengurangi resiko kematian ibu
dan anak di Indonesia yang terjadi pada saat nifas.

10
DAFTAR PUSTAKA
Diah. (2012, April 16). KONSEP DASAR MASA NIFAS. Retrieved September 25, 2022, from
Jurnal Bidan Diah: https://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-masa-nifas.html
Konsep Teori Masa Nifas (Postpartum). (n.d.). Retrieved September 25, 2022, from
perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id:
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1502450053/7._BAB_II_.pdf
Kurniawan, A. (2022, Agustus 2). Sosial Budaya. Retrieved September 26, 2022, from
GuruPendidikan.com: https://www.gurupendidikan.co.id/sosial-budaya/
Maryam, S. (2021, April 1). COMMUNITY CULTURE THAT HEATS HEALTH IN
PROTECTION. Jurnal Kebidanan, 10(1), 3-5. Retrieved September 25, 2022, from
https://akbid-dharmahusada-kediri.e-journal.id/JKDH/index
Rumpiati. (2020). FAKTOR BUDAYA (ADAT JAWA) DENGAN PENGETAHUAN, SIKAP,
DAN PERILAKU IBU DALAM PERAWATAN PADA MASA NIFAS. Jurnal
Maternitas Aisyah, I(1), 69-76. Retrieved September 25, 2022, from
http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Jaman
Safhira, I. (n.d.). Pengertian Nifas. Retrieved September 25, 2022, from academia.edu:
https://www.academia.edu/29930025/Pengertian_Nifas
Safitri, Y. (n.d.). Lap.KTI Bab2 Masa Nifas. Retrieved September 25, 2022, from
http://eprints.undip.ac.id/:
http://eprints.undip.ac.id/50880/3/Yuniar_Safitri_22010112110030_Lap.KTI_Bab2.pdf
Sugita, N. H. (2016, Maret). BUDAYA JAWA IBU POSTPARTUM DI DESA CANDIREJO
KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan
Tradisional, I(1), 91-912. Retrieved September 26, 2022, from
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&cd=&ved=2ahUKEwir9Mz4qLL6AhUgIrcAHVmDBBgQFnoECAU
QBg&url=https%3A%2F%2Fjurnalbidankestrad.com%2Findex.php%2Fjkk%2Farticle
%2Fdownload%2F42%2F39%2F%23%3A~%3Atext%3DBudaya%2520Jawa
%2520pada%2520periode%2520postpartum
Susanti, I. (2022, Juni). HUBUNGAN BUDAYA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN
SELAMA PERAWATAN MASA NIFAS. 10(1), 165. Retrieved September 26, 2022,
from https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/download/14336/7281

11
12

Anda mungkin juga menyukai