Anda di halaman 1dari 3

SEMESTER GENAP TA 2021/2022

Mata Kuliah : ASKEB REMAJA DAN PERIMENEPOSE


Dosen pengajar : Yulistiana Evayanti M.Kes
Tugas kelompok :
Nama ;
1. Helma fadila (20340001)
2. Gusti ayu putu shinta A P (20340002)
3. Nadia arofah (20340003)
4. Niluh putu ayu sukmadewi (20340004)
5. Ni wayan rendiyani (20340005)

SOAL

1) Identifikasikan min 2 masalah kespro dengan menggunakan siklus hidup.


2) Mengapa kespro dan seksualitas merupakan isu sensitif dan pribadi?
3) Jelaskan bagaimana memfasilitasi kelompok2 dimasyarakat untuk menggali kemampuan mereka
menjawab permasalahan kespro dan seksual mereka?
4) Apa yang dibutuhkan untuk mendukung perempuan dimasyarakat agar mampu memahami kespro
dan seksual mereka sebagai hak asasi?

JAWABAN

1. Siklus hidup manusia di kenal ada 5 tahap yaitu:


.konsepsi
.bayi dan anak
.remaja
.usia subur
.usia lanjut

Masalah kesehatan reproduksi dalam siklus kehidupan


a.Konsepsi
. Berat badan lahir rendah
.kurang gizi (malnutrisi)
. pengutamaan jenis kelamin
b. Bayi dan anak
.kurang gizi
. pengutamaan jenis kelamin
. kesakitan dan kematian BBLR
. kekerasan
C.remaja (usia 10.s.d 19 tahun)
.prilaku seks tidak aman
. kehamilan remaja
.HIV/AIDS/IMS/ISR
. penyalahgunaan obat
.aborsi tidak aman
. perkawinan muda
D. Usia subur
.Kesakitan dan kematian ibu
. malnutrisi/anemia
. kemandulan
.pelecehan seksual
. penyakit menular seksual
. pengaturan kesuburan
.IMS/HIV/IAIDS/ISR
E. Usia lanjut (setelah usia 60 tahun)
. penyakit sistem sirkulasi
.prolaps uteri
.kanker saluran reproduksi
. kekerasan
.kanker prostat
.HIV/AIDS/IMS/ISR
. kanker payudara

2. Karena Isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi merupakan isu yang sensitif, seperti hak-
hak reproduksi, kesehatan seksual, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, kebutuhan
khusus remaja, dan perluasan jangkauan pelayanan ke lapisan masyarakat kurang mampu atau mereka
yang tersisih.(2)
Kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu komponen dari kesehatan reproduksi. Remaja adalah
suatu usia dimana individu menjadi terintergrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak
tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau
paling tidak sejajar, Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Secara
harfiah, remaja berada diantara anak dan orang dewasa, oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan
fase “mencari jati diri” karena remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara
maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.

3. Pengetahuan mengenai kespro dan seksual dapat mempengaruhi perilaku dan kehidupan personal,
keluarga serta masyarakat. Ketika mereka tidak siap terhadap terhadap perubahan yang terjadi,
perilaku negatif akan terjadi, diantaranya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, penyakit
menular seksual dan penularan HIV/AIDS, kehamilan tidak di inginkan, aborsi dan lain-lain.
Pendidikan seksualitas yang efektif harus sesuai dengan usia, budaya, konteks kehidupan remaja dan
memberikan informasi yang akurat. Hal itu dapat memberikan kesempatan pada masyarakat untuk
mengeksplorasi nilai dan akhirnya mereka dapat membuat keputusan penting mengenai kehidupan
seksual mereka sehingga dapat mencegah risiko-risiko yang mungkin terjadi. Akan tetapi, masih ada
yang beranggapan bahwa pendidikan seksualitas tabu bagi masyarakat terlebih untuk remaja.
Jadi para guru di sekolah dan kita sebagai tenaga kesehatan (bidan) kita memiliki andil peran yg sangat
penting untuk dapat mengedukasi masyarakat mengenai kespro dan seksual.

4. Hal yang di butuhkan untuk mendukung perempuan dimasyarakat agar mampu memahami kespro
dan seksual mereka sebagai hak asasi yaitu :
-Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimasyarakat.

-Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi,
termasuk perdagangan manusia dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi lainnya.

- Menghilangkan semua praktek berbahaya, seperti pernikahan anak, pernikahan dini dan paksa, serta
sunat perempuan.
- Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi serta
mempermudah dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan memberikan
pelayanan kesehatan yang layak pada setiap perempuan.

Anda mungkin juga menyukai