Anda di halaman 1dari 13

Sejarah praktik mendikalisasi dan pengaruh

teknologi pada masa kiri dalam kaitannya dengan


posisi perempuan dalam kehidupan sosial

NIRMA SRI WAHYUNI,DS 2021092193


NUR AZIZAH 2021092194
Menjadi fakta hari ini perkembangan teknologi tidak dapat dibendung lagi.
Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan saat ini adalah internet.
Dengan adanya perkembangan internet, tentu berpengaruh pada
kehidupan manusia. Selain berpengaruh pada sisi praktis yang
memudahkan manusia dalam beraktivitas, internet juga mempengaruhi
laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Melalui internet kegiatan jual
beli menjadi semakin mudah. Transaksi jual beli melalui internet oleh
masyarakat dunia menamainya sebagai jual beli online.
Bukan suatu hal yang aneh ketika saat ini parameter yang digunakan
dalam memberi label modern adalah ketika dapat membeli barang-barang
bernilai tinggi dan bergaya sesuai trend yang berlaku. Paradigma modern
lebih banyak dipahami sebagai gaya hidup daripada cara berpikir yang
hidup (membuat suatu inovasi, kreativitas yang memiliki manfaat untuk
umat dan negara). Jelas hal ini berimplikasi karena dapat memudarkan,
dan menghilangkan norma, nilai-nilai agama, serta tata krama dalam
masyarakat.
Sejarah praktik mendikalisasi dan pengaruh teknologi pada masa kiri dalam
kaitannya dengan posisi perempuan dalam kehidupan sosial
Kehidupan awal sejarah manusia sedikit banyak berpengaruh terhadap kehidupan masa kini dan berbagai
aspek yang meliputinya seperti aspek kepercayaan, sosial, budaya dan teknologi. mengenai pengaruh
kehidupan awal sejarah manusia terhadap masa kini dalam beberapa aspek sebagai berikut:

1.Aspek Kepercayaan

Kehidupan manusia purba pada masa awal sudah mengenal adanya kekuatan besar di alam semesta
selain kekuatan individu. Hal tersebut kemudian mendorong munculnya kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, dan totenisme.
Kepercayaan manusia terus berkembang hingga mulai mengenal beberapa agama seperti Hindu,
Buddha, Kristen, dan Islam.
Manusia zaman modern memilih untuk hidup secara berkelompok daripada secara individu. Hal
tersebut dilakukan untuk mempermudah terwujudnya tujuan hidup serta terjadinya stabilitas keamanan
dalam masyarakat. Kebudayaan hidup secara berkelompok sudah dilakukan manusia purba sejak masa
bercocok tanam.
2. Aspek sosial

manusia zaman modern memilih untuk hidup secara berkelompok daripada secara individu. Hal
tersebut dilakukan untuk mempermudah terwujudnya tujuan hidup serta terjadinya stabilitas keamanan
dalam masyarakat. Kebudayaan hidup secara berkelompok sudah dilakukan manusia purba sejak masa
bercocok tanam.

3. Aspek budaya

zaman modern memunculkan hasil kebudayaan dalam berbagai bentuk seperti gambaran, lukisan,
tarian, nyanyian, cerita dan lainnya. Pada masa mengumpulkan makanan, manusia purba sudah
menghasilkan lukisan dalam gua berbentuk cap-cap tangan dan bentuk hewan. Hal tersebut merupakan
bukti perkembangan awal peradaban manusia yang menjadi semakin kompleks pada masa kini.

4. Aspek teknologi

manusia sejak awal peradabannya sudah mulai menggunakan alat dari batu dan tulang untuk
mempermudah kehidupannya seperti berburu dan melindungi diri. Hal tersebut merupakan cikal bakal
berkembangnya teknologi masyarakat masa kini yang sudah dapat menghasilkan berbagai alat
menggunakan teknologi canggih seperti ponsel pintar.
 Globalisasi memperlihatkan dua dimensi yakni,
PEREMPUAN DAN GLOBALISASI economic-corporation globalization dan political-
TEKNOLOGI PADA MASA KINI state globalization. Implikasi tersebut membawa
keterbukaan pasar. Termasuk di dalamnya
keikutsertaan perempuan dalam berbagai aspek
kehidupan.
Teknologi sebagai produk sosial, termasuk
internet tidak bebas nilai atau budaya. Tingkat
kompabilitas antara nilai dan norma teknologi
dengan nilai atau norma (yang dianut)
penggunanya sangat menentukan pola
penggunaan teknologi tersebut. Nilai dari
sebagian besar barang dan jasa teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) cenderung yang
lebih maskulin merupakan salah satu penyebab
kesenjangan digital yang terkait gender.
FAKTA-FAKTANYA :
1. Dholakia Kshetri menyebutkan, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan budaya, terspesialisasi dalam pekerjaan
yang berbeda, serta mempunyai keinginan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut berinteraksi dengan fitur-fitur dari
teknologi modern seperti internet sehingga mempengaruhi adopsi dan penggunaan internet. Hasil analisisnya juga
menunjukkan, ketidaksetaraan gender yang diukur dengan proporsi pengguna internet antara laki-laki dan perempuan
cenderung semakin menurun lebih cepat. Faktor-faktor kultural mempengaruhi keterlibatan wanita dalam pengambilan
keputusan pada berbagai tingkat yaitu rumah tangga, organisasi, dan tingkat nasional.

2. Beberapa hasil penelitian, laki-laki lebih tertarik mengenai teknologi internet sedangkan wanita lebih tertarik dengan
apa yang bisa dilakukan dengan internet (Budi Hermana, 2008). Gefen dan Straub (1997) dalam risetnya juga
menunjukkan, gender mempengaruhi keberadaan sosial dari internet, persepsi kemudahan menggunaan e-mail, dan
persepsi manfaat e-mail. Persepsi wanita mengenai keberadaan sosial dari e-mail lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
Persepsi manfaat internet juga lebih tinggi dilihat oleh wanita dibandingkan dengan pria, tetapi pria cenderung lebih
mudah menggunakan e-mail dibandingkan wanita. Ramilo (2002) menyebutkan, dampak TIK terhadap perkembangan
ekonomi, politik, dan sosial menjadi perhatian utama di beberapa negera di Asia.
TAHUKAH ANDA :
perempuan juga memiliki kemampuan mengaktualisasikan dirinya di
ruang publik sebagaimana halnya laki-laki. Islam memandang laki-laki
dan perempuan adalah dua makhluk yang setara. Dijelaskan dalam Q.S.
Al-Hujurat ayat 13 bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki
kesetaraan potensi untuk mencapai status tertinggi di hadapan Allah.
Dalam Q.S. Al-Ghafir ayat 40, Allah juga memberikan penghargaan yang
sama antara karya positif laki-laki dan karya positif yang dihasilkan
perempuan, dengan harga yang sama. Alquran memang
mengungkapkan perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan,
tetapi harus dicermati kembali apakah ungkapan tersebut mengacu
kepada unsur biologis atau nonbiologis (Sumbulah, 2006).
Sebuah penelitian Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada
bidang teknologi, khususnya TIK diperoleh hasil bahwa teknologi informasi dan
komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki sedangkan perempuan
sering kali hanya sebagai objek. Sedangkan kuantitas jumlah perempuan hampir
separuh dari penduduk Indonesia yang merupakan potensi jika diberdayakan
dengan baik.
Hasil penelitian ini dikuatkan oleh Maguire (2001). Hasil studinya dilakukan oleh Academy
for Educational Development. Dari data sekitar 30 negara, terlihat bahwa pengguna
internet di negara-negara berkembang kurang dari 1 persen dari total populasi.
Sedangkan wanita pengguna internet hanya 22 persen di Asia, 38 persen di Amerika
Latin, 6 persen di Timur Tengah, dan hanya sedikit di Afrika. Pengguna internet dari
kalangan wanita tersebut lebih banyak berasal dari daerah perkotaan, berpendidikan
tinggi, dan sebagian besar menggunakan komputer dalam pekerjaan rutin di
perkantoran. Berbagai kendala yang dihadapi kaum perempuan dalam mengakses
teknologi informasi di antaranya tingkat ketrampilan dan pendidikan yang rendah,
masalah bahasa, keterbatasan waktu, masalah biaya akses internet, keterbatasan lokasi
fasilitas koneksi, norma budaya dan sosial, serta keterampilan manajemen dan komputer
yang tidak memadai.
KESIMPULAN

 Sebuah penelitian Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI,


pada bidang teknologi, khususnya TIK diperoleh hasil bahwa teknologi
informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki
sedangkan perempuan sering kali hanya sebagai objek. Sedangkan
kuantitas jumlah perempuan hampir separuh dari penduduk Indonesia
yang merupakan potensi jika diberdayakan dengan baik.
 Penggunaan internet oleh kaum ibu mempunyai dua sudut pandang yaitu
penggunaan internet oleh dirinya sebagai wanita dan penggunaan internet oleh
anak-anaknya. Penggunaan internet untuk kebutuhan pribadinya bisa mencakup
berbagai motif atau kebutuhan mengenai berbagai informasi yang mungkin
berkaitan dengan masalah pekerjaan, dunia kewanitaan atau rumah tangga,
yang mungkin mempunyai pertimbangan atau persepsi yang berbeda dengan
kaum laki-laki. Sedangkan penggunaan internet oleh anak-anaknya mungkin
berkaitan dengan masalah kekhawatiran mengenai dampak negatif yang bisa
berpengaruh terhadap anak-anaknya.

 Sejalan dengan perkembangan maka kedua sudut pandang tersebut menjadikan


keputusan adopsi internet oleh kaum ibu-ibu sangat tergantung persepsi
mengenai dunia internet, yang mungkin akan berbeda-beda antara satu individu
dengan individu lainnya. Walaupun demikian, selayaknya perempuan Indonesia
kini memiliki kemampuan yang lebih baik dari tiap-tiap masa, terlebih dalam
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
TERIMAH KASIH……

Anda mungkin juga menyukai