Anda di halaman 1dari 13

4

g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang   membutuhkan


pelayanan KB.
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi
dan wanita dalam masa klimakretium dan nifas.

Tugas Kolaborasi Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang
kegiatannya   dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan
pelayanan kesehatan, meliputi :

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi


kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi
dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarganya.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan klien dan keluarga.
e. Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi
serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien atau ibudari bayi dan keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan keluarga.

Tugas Ketergantungan atau Merujuk Ini adalah tugas yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang
dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga
layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya, seperti :

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan


fungsi  rujukan keterlibatan klien dan keluarga.
5

b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan
resiko tinggi dan kegawat daruratan.
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa
nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan
keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan
keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan.

Langkah yang diperlukan dalam melakukan peran sebagai pelaksana:

1. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien


2. Menentukan diagnosa / masalah
3. Menyusun rencana tindakan  sesuai dengan masalah yang dihadapi
4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah disusun
5. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut tindakan
7. Membuat dokumentasi kegiatan klien dan keluarga

1. Peran Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar
kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.

Mengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan, Bidan bertugas mengembangkan


pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga
kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat atau
klien meliputi :
6

a. Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak
untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.
b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat.
c. Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana.
d. Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program/ kegiatan pelayanan KIA/KB.
e. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya KIA
KB termasuk pemanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
f. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada.
g. Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui
pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi.
h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

Berpartisipasi Dalam Tim, Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program
kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga
kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi :

a. Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi
asuhan kepada klien bentuk konsultasi, rujukan & tindak lanjut.
b. Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan, PLKB dan masyarakat.
c. Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan
lain.
d. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
e. Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.

2. Peran Sebagai Pendidik

Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh
kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.

a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga dan


masyarakat tentang penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB.
b. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan/keperawatan serta
7

membina dukun di wilayah kerjanya.

Langkah-langkah dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan yaitu :

1. Mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan.


2. Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk penyuluhan.
3. Menyiapkan alat dan bahan pendidikan  dan penyuluhan.
4. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan.
5. Mengevaluasi hasil pendidikan dan penyuluhan.
6. Menggunakan hasil evaluasi  untuk meningkatkan program bimbingan.
7. Mendokumentasikan kegiatan.

3. Peran Sebagai Peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara
mandiri maupun kelompok.

a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi/penelitian.


b. Menyusun rencana kerja.
c. Melaksanakan investigasi.
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan.

Fungsi Bidan

Fungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, kerja
bagian tubuh (Tim Media Pena,2002:117).

Berdasarkan peran Bidan yang dikemukakan diatas, maka fungsi bidan sebagai berikut :

1. Fungsi Pelaksana

Fungsi bidan pelaksana mencakup:


8

a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat


(khususnya kaum remaja) pada masa praperkawnan.
b. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan
kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
c. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
d. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi
e. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
f. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
g. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
h. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
i. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem
reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai
dengan wewenangnya.

2. Fungsi Pengelola

Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:

a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga,


kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat
yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan
pelayanan kebidanan
e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.

3. Fungsi Pendidik

Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:

a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait


dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta KB
9

b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan tanggung
jawab bidan.
c. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik
dan di masyarakat.
d. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang
keahliannya.

4. Fungsi Peneliti

Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:

a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
b. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB

A. Peran Dan Fungsi Bidan Di Rumah Bersalin

Rumah Bersalin merupakan tempat yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi


wanita hamil, bersalin dan masa nifas fisiologik termasuk pelayanan keluarga berencana
serta perawatan bayi baru lahir (Peraturan DaerahKota Malang Nomor 20 Tahun 2005
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, Bab 1Ketentuan Umum, Pasal 1, no. 14). Rumah
bersalin mepunyai sifat privat dansemi privat, sebab tidak semua orang dapat keluar masuk
di dalam area ini. Sifat privat terdapat pada bentuk pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, persalinan fisiologi, masa
nifas,bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).

Peran dan fungsi bidan di RB tidak jauh berbeda dengan peran dan fungsi bidan
praktek swasta pada umumnya yaitu

1. Peran  Bidan  di RB


1. Peran sebagai Pelaksana

Tugas Mandiri

a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang


diberikan
10

b. Memberikan pelayananan dasar dan asuhan kebidanan kepada klien sesuai


kewenangannya
c. Melakukan dokumentasi kegiatan

Tugas Kolaborasi

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi


kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
c. Melakukan dokumentasi kegiatan

Tugas Ketergantungan / Merujuk

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan


fungsi ketergantungan dengan melibatan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada klien dengan
resiko tinggi dan kegawatdaruratan
c. Melakukan dokumentasi kegiatan
2. Peran Sebagai Pengelola
a. Mengelola kegiatan pelayanan kebidanan sesuai dengan rencana.
b. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan kebidanan dengan
memanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
c. Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional
melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi
d. Melakukan dokumentasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan
3. Peran Sebagai pendidik
a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien dan  keluarga
tentang penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB
b. Melatih dan membimbing siswa bidan/keperawatan yang melakukan  Praktek
kerja lapangan di RB tersebut
c. Membina dukun yang melakukan rujukan ke RB tersebut
4. Peran sebagai peneliti
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
11

d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.


e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan.

2. Fungsi bidan di RB
1. Fungsi Pelaksana
a. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
b. Memberikan imunisasi pada bayi dan ibu hamil
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas
d. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
2. Fungsi Pengelola
a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga,
kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat
yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan
pelayanan kebidanan
e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
3. Fungsi Pendidik
a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait
dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan sesuai dengan bidang
tanggung jawab bidan.
c. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di
klinik dan di masyarakat
d. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang
keahliannya.
4. Fungsi  Peneliti
a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan  sendiri
atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
b. Melakukan penelitian kebidanan klien dan keluarga yang berkunjung ke RB
12

B. Praktek Profesional Bidan

Pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan
dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan
IPTEK.

Praktek Kebidanan profesi adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri
baik pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin /
bayinya, remaja, masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan
kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.

1. Definisi profesional bidan

Profesional berarti memiliki sifat profesional yang dimiliki oleh seorang bidan.

Bidan profesinal termasuk rumpun kesehatan , untuk menjadi jabatan profesional memiliki
9 syarat bidan profesinal, meliputi :

1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika, kode etik,
kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas
2. Ciri-ciri jabatan profesional bidan
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan secara tenaga profesional
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
5. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
6. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
13

7. Memiliki kode etik bidan


8. Memiliki etika bidan
9. Memiliki standar pelayanan
10. Memiliki standar praktik
11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi
sesuai dengan kebutuhan pelayanan
12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi
13. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur
3. Tanggung jawab sebagai bidan profesinal
1. Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date, terus mengembangkan
keterampilan dan kemahiran agar bertambah luas serta mencangkup semua
aspek peran seorang bidan
2. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak
berupaya melampaui wewenangannya dalam praktik klinik
3. Menerima tanggungjawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari
keputusan tersebut
4. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (bidan, dokter, dan perawat)
dengan rasa hormat dan martabat
5. Memelihara kerja sama yang baik dengan staff kesehatan dan rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal
6. Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencangkup penilaian sejawat,
pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus audit maternal atau
perinatal
7. Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidan praktik
8. Meningkatkan akses dan mutu asuhan kebidanan
9. Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka
dan menghilangkan praktik kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.
4. Kewenangan Bidan
1. Kewenangan normal:
1) Pelayanan kesehatan ibu
2) Pelayanan kesehatan anak
3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
14

3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini
meliputi:

1. Pelayanan kesehatan ibu


1. Ruang lingkup:
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3) Pelayanan persalinan normal
4) Pelayanan ibu nifas normal
5) Pelayanan ibu menyusui
6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2. Kewenangan:
1) Episiotomi
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu
ibu (ASI) eksklusif
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
8) Penyuluhan dan konseling
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10) Pemberian surat keterangan kematian
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Pelayanan kesehatan anak
1. Ruang lingkup:
1) Pelayanan bayi baru lahir
2) Pelayanan bayi
3) Pelayanan anak balita
4) Pelayanan anak pra sekolah
2. Kewenangan:
15

1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,


pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K
1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
6) Pemberian konseling dan penyuluhan
7) Pemberian surat keterangan kelahiran
8) Pemberian surat keterangan kematian
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan
kewenangan:
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

     Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang
menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan
pelayanan kesehatan yang meliputi:

1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
(dilakukan di bawah supervisi dokter)
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak
usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) melalui informasi dan edukasi
16

9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

     Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan
memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta
pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA),
hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

     Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter,
bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah
terdapat tenaga dokter.

Anda mungkin juga menyukai