PROFESIONALISME KEBIDANAN
REKONSTRUKSI BUDAYA DAN PENGUATAN IDENTITAS
BUDAYA SETEMPAT
Sarjana Kebidanan
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
KESIMPULAN.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Karena atas berkat,
rahmat dan taufik-Nyalah sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya. Kami membuat makalah ini sebagai pelengkap
tugas mata kuliah Profesionalisme Kebidanan.
Penyusun
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Sehingga dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa rekonstruksi
adalah penyusunan kembali guna untuk memperbaiki hal yang salah akan
sesuatu yang telah ada dengan tujuan untuk penyempurnaan.
5
Menimbulkan infeksi pada organ tubuh yang luka, terlebih organ reproduksi
(perineum). Pada Kenyataannya hal ini akan berakibat buruk, bukan hanya
kemungkinan ibu dan bayi akan terbakar tubuhnya dan berpengaruh kepada
kesembuhan luka setelah melahirkan. Resiko panggang/sei dan Tatobi adalah
ISPA, anemia, luka bakar dan dehidrasi dan bisa terjadi luka bakar dan
kebakaran. Panggang juga sangat berisiko timbulnya anemia pada ibu nifas
dikarenakan banyaknya keluar Darah dari jalan lahir karena panggang yang
terus menerus dan terjadi pelebaran pembuluh darah Sehingga perdarahan
yang banyak dan susah terkontrol karena darah langsung menetes dikain dan
Jatuh ke bara api. Perdarahan yang keluar banyak menyebabkan ibu anemia,
yang ditandai dengan Pusing, penglihatan kabur.
6
ada budaya panggang api, ibu dan bayi yang baru lahir tetap bisa dihangatkan
dengan menggunakan selimut dan memakai minyak kayu putih dan yang
tadinya tatobi menggunakan air mendidih, sekarang menggunakan air hangat.
7
BAB III
KESIMPULAN
Tradisi ini berangsur hilang, masyarakat mulai mengikuti saran bidan dengan
melakukan panggang atau tatobi dengan hati-hati, memperhatikan jarak api dan
asap tidak langsung terhirup oleh ibu maupun bayinya, dan juga sebelum tatobi
harus dioles lebih dahulu badannya dengan minyak kelapa murni serta
menggunakan air hangat.
Meskipun bidan sudah berupaya memberikan penyuluhan dan informasi
kesehatan masih ibu-ibu nifas masih melakukan tradisi tersebut yang mereka
anggap itu adalah kebiasaan yang turun temurun, namun ibu tersebut sudah
mengikuti saran bidan dengan melakukan panggang atau tatobi dengan hati-hati.
Pada beberapa daerah, masyarakat telah meninggalkan budaya panggang api
tersebut. Walau tidak ada budaya panggang api, ibu dan bayi yang baru lahir tetap
bisa dihangatkan dengan menggunakan selimut dan memakai minyak kayu putih
dan yang tadinya tatobi menggunakan air mendidih, sekarang menggunakan air
hangat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Radita T. (2020) Tradisi Panggang dan Tatobi dari Suku Timor. Diakses pada 25
September 2022. Dari
https://www.academia.edu/42957528/Tradisi_Panggang_dan_Tatobi_dari_Suku_
Timor
Health detik.Bidan Ubah Budaya 'Panggang Api' Ibu & Bayi Baru Lahir.Diakses
pada 25 September 2022. Dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
1795453/bidan-ubah-budaya-panggang-api-ibu--bayi-baru-lahir