Anda di halaman 1dari 12

peran fungsi, tanggung jawab, kepemimpinan dan advokasi bidan dalam pelayanan kebidanan di

masyarakat

A.    Materi

peran fungsi, tanggung jawab, kepemimpinan dan advokasi bidan dalam pelayanan kebidanan di
masyarakat

1.        Leadership

a.  Pengertian

Pada dasarnya definisi atau pengertian kepemimpinan (leadership) telah banyak dikemukakan
para pakar atau akhli di bidang manajemen sumber daya manusia. Definisi atau pengertian
kepemimpinan (leadership) banyak yang dikutip oleh Thoha (2006 : 5) dari berbagai pakar atau
ahli, antara lain sebagai berikut:

a)          Menurut Robert Dubin definisi atau pengertian kepemimpinan diartikan sebagai


pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan.

b)         Menurut J.L. Hemphill definisi atau pengertian kepemimpinan adalah suatu inisiatif
untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencapai jalan
pemecahan dari suatu persoalan bersama.

c)          George R. Terry memberikan definisi atau pengertian kepemimpinan sebagai aktivitas


untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.

d)         Yukl G. (2001 : 3) mengatakanbahwa istilah kepemimpinan adalah kata yang diambil


dari kata-kata yang umum dipakai dan merupakan gabungan dari kata ilmiah yang tidak
didefinisikan kembali secara tepat.

e)          Menurut Handoko (2000 : 294) definisi atau pengertian kepemimpinan telah


didefiinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula.

f)          Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses


pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya.
b.  Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat dan mengambil bagian dalam
pelayanan kesehatan masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi bangsa yang cerdas.
Pelayanan yang demikian karena pelayanan kebidanan ditujukan kepada perempuan sejak masa
sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita. Tentu saja
pelayanan kebidanan yang berkualitas akan member hasil yang berkualitas, yaitu kepuasan
pelanggan maupunprovider dan pelayanan yang bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas
tersebut diperlukan seorang pemimpin yang dapat meningkatkan terus mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan yang diberikan harus berorientasi
pada mutu.

Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi dan manajemen
pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas
dalam praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8).

Bidan sebagai seorang pemimpin harus:

a)  Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan.

b) Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di masyarakat.

c)  Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan upaya


perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.

d) Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif luas dan
kritis.

e)  Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik kebidanan.

Dalam pelayanan kebidanan banyak harapan yang difokuskan oleh orang yang berbeda dan
bekerja sama dalam pelayanan kebidanan dan kepada bidan itu sendiri. Para pelanggan internal
dan eksternal menginginkan bidan dapat member pelayanan yang berkualitas. Selain
keterampilan dan pengetahuan diperlukan kematangan pribadi bidan dalam member pelayanan
karena bidan juga menjadi tokoh masyarakat dan panutan bagi kaum wanita. Bidan harus
menjalankan tugas dengan tanggung jawab moral karena pelayanan yang diberikan menyangkut
kehidupan ibu dan anak, pencapaian kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga, serta menurunkan
angka kematian ibu dan anak. Untuk itu bidan perlu memperhatikan poin–poin berikut ini untuk
mengembangkan kematangan dirinya:

1)      Teliti

2)      Bertanggu jawab


3)      Jujur

4)      Disiplin tinggi

5)      Hubungan manusia yang efektif

6)      Bertakwa kepada  Tuhan Yang Maha Esa

7)      Memahami standar profesi kebidanan

8)      Mengerti asas dan tujuan penyelenggaraan praktek kebidanan

9)      Bekerja berdasarkan ketentuan dan landasan hukum pelayanan kebidanan.

Bidan adalah profesi yang benar-benar harus dijiwai karena sangat menuntut tanggung jawab.
Bidan juga nantinya akan menjadi pemimpin di tengah masyarakat. Bidan adalah orang yang
berperan penting dalam terciptanya ibu dan anak yang sehat dan keluarga bahagia serta generasi
bangsa yang sehat. Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, bidan harus mempunyai prinsip
sebagai berikut.

1)   Cintai yang anda lakukan, lakukan yang anda cintai (love your do, do your love). Profesi
bidan harus dihayati. Banyak orang yang memilih bidan karena dorongan orangtua, dengan
harapan cepat bekerja dengan masa pendidikan yang singkat dan dapat membuka praktek
mandiri. Oleh karena itu terlepas dari apapun motivasi seseorang menjadi bidan, setiap bidan
harus mencintai pekerjaannya.

2)     Jangan membuat kesalahan (don’t make mistake). Dalam memberi asuhan, usahakan tidak
ada kesalahan. Bidan harus bertindak sesuai dengan standar profesinya. Untuk itu bidan harus
terus menerus belajar dan meningkatkan keterampilan. Kesalahan yang dilakukan memberi
dampak sangat fatal. Jangan pernah berhenti mengasah keterampilan yang telah dimiliki saat ini,
terus meningkatkan diri, dan mau belajar kaena ilmu selalu berubah. Keinginan untuk terus
belajar dan kemauan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan akan sangat membantu
kita menghindari kesalahan.

3)  Orientasi kepada pelanggan (customer oriented). Apapun yang dilakukan harus tetap berfokus
pada pelanggan. Siapa yang anda beri pelayanan, bagaimana karakter pelanggan anda,
bagaimana pelayanan yang anda berikan dapat mereka terima dan dapat member kepuasan
sehinga anda tetap dapat member pelayanan yang sesuai engan harapan dan keinginan
pelanggan.

4)    Tingkatkan mutu pelayanan (improved your service quality). Bidan harus terus menerus


meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada kliennya. Dalam member pelayanan,
jangan pernah merasa puas. Oleh karena itu, bidan harus terus menerus meningkatkan diri,
mengembangkan kemampuan kognitif dengan mengikuti pelatihan, mempelajari dan menguasai
perkembangan ilmu yang ada saat ini, mau berubah ke arah yang lebih baik, tentu saja juga mau
menerima perubahan pelayanan di bidang kebidanan yang telah dibuktikanlebih bermanfaat
secara ilmiah. Bidan yang terus berpraktek, keterampilannya akan terus bertambah dalam
member asuhan dan melakukan pertolongan persalinan, KB, maupun dalam hal member
pelayanan kebidanan lainnya. Dengan demikian diharapkan kualitas personal bidan meningkat
sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan yag diberikannya.

5)  Lakukan yang terbaik (do the best). Jangan pernah memandang klien/pelanggan sebagai
individu yang ‘tidak penting’ atau mengklasifikasikan pelayanan yang anda berikan kepada
pelanggan dengan memandang status ekonomi, kondisi fisik, dan lain-lain. Ingat! Klien berhak
memdapatkan pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi. Bidan harus member pelayanan,
pemikiran, konseling, tenaga, dan juga fasilitas yang terbaik bagi kliennya.

6)    Bekerja dengan takut akan Tuhan (work with reverence for the Lord). Sebagai bangsa
indonesia yang hidup majemuk dan beragama, bidan harus menghormati setiap kliennya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Bidan  juga harus percaya segala yang dilakukan
dipertanggungjawabkan kepada Sang pencipta. Oleh karena itu, bidan harus memperhatikan
kaidah/norma yang berlaku di masyarakat, menjunjung tinggi moral dan etika, taat dan sadar
hukum, menghargai pelanggan dan teman sejawat, bekerja sesuai dengan standar profesi.

7)   Berterima kasih kepada setiap masalah (say thanks to the problem). Bidan dalam
menjalankan tugas, baik secara individual (mandiri) sebagai manajer maupun dalam kelompok
(rumah sakit, puskesmas, di desa) tentu saja menghadapi dan melihat banyak masalah pada
proses pelaksanaan pelayanan kebidanan. Setiap masalah yang dihadapi akan menjadi
pengalaman dan guru yang paling berharga. Bidan dapat juga belajar dari pengalaman bidan
lainnya dan masalah yang mereka hadapi sertabagaimana mereka mengatasinya. Setiap masalah,
baik masalah  manajemen maupun asuhan yang diberikan, membuat kita dapat belajar lebih baik
lagi di waktu yang akan datang. Selain itu masalah juga membuat seseorang mencapai
kedewasaan dan kematangan. Oleh karena itu, jangan pernah menyalahkan situasi dan masalah
yang ada, justru kita bisa belajar dari setiap situasi dan mencari strategi pemecahannya, yang
terpenting adalah mengevaluasi segala yang kita lakukan dan belajar dari kesukaran, masalah,
dan kesalahan yang kita alami serta berusaha menghindari kesalahan yang sama.

8)    Perubahan perilaku (behavior change). Mengubah  perilaku sangat sulit dilakukan. H. L.


Blum mengatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan yaitu tenaga
kesehatan, lingkungan, keturunan, dan perilaku. Hal yang paling sulit dilakukan adalah
perubahan perilaku. Akan tetapi, jika bidan sebagai tenaga kesehatan yang mengemban tanggung
jawab moral selalu meningkatkan diri, menerima perubahan yang positif dan baik untuk
pelayanan kebidanan, meninggalkan praktik yang tidak lagi didukung secara ilmiah, dan
mengarahkan diri selalu pada pencapaian kualitas pelayanan, berorientasi pada tugas dan
pelanggan, turut serta ambil bagian dalam peningkatan kualitas pelayanan kebidanan, mau
memberi dan menerima saran/kritik dari teman sejawat dan organisasi profesi untuk
memperbaiki diri, menyadari batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya sebagai bidan,
diharapkan angka kematian ibu dan anak dapat diturunkan. Bidan juga harus terus melibatkan
dirinya dalam perbaikan mutu pelayanan  sehingga bidan selalu berada dalam lingkaran mutu
dan memberi pengaruh bagi perbaikan kualitas pelayanan kebidanan masa depan

9)    Kepemimpinan dalam kebidanan sacara garis besar memfokuskan diri pada sifat, perilaku,
etika dan hukum, tanggung jawab, keterampilan serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut pengalaman bidan yang berhasil mengelola praktik kebidanannya dari organisasi
sederhana berkembang menjadi organisasi yang besar atau  rumah sakit, dapat disimpulkan
mereka berhasil menjadi manager yang mampu meningkatkan pelayanannya. Mereka
mengembangkan organisasinya dengan dasar ketekunan, keuletan, kerja keras, dan mau berubah
ke arah yang lebih baik serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, mereka mampu
merebut pasar  serta memenuhi kebutuhan pelanggan. Organisasi yang dikembangkan harus tetap
difokuskan pada  peningkatan kualitas yang terus-menerus, memperhatikan kepuasan pelanggan
eksternal dan internal, serta menerapkan manajemen mutu terpadu.

c.   Keterampilan Bidan sebagai Leader

a)  Mengenali keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dan menolak setiap tugas atau
tanggung jawab diluar wewenang dan tanggung jawab bidan.

b) Menerima tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan.

c)  Menggunakan kemampuan untuk berfikir secara proaktif, perspektif luas dan kritikal dalam
konteks penyelesaian masalah.

2.        Advokasi

a.  Pengertian Advokasi

Sementara makna advokasi secara umum mempunyai arti yang luas dan masing-masing pakar
mempunyai pandangan yang berbeda.

a)          Advokasi (LBH Malang, 2008:7) adalah : Usaha sistimatis secara bertahap (inkremental)
dan terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan
aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan
yang berpihak kepada kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan
efektif.

b)         Sedangkan advokasi menurut Mansour Faqih (Satrio Aris Munandar 2007: 2) adalah:
Media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi lebih
merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju.

c)          Julie Stirling mendefinisikan advokasi sebagai serangkaian tindakan yang berproses atau
kampanye yang terencana/terarah untuk mempengaruhi orang lain yang hasil akhirnya adalah
untuk merubah kebijakan public.

d)         Selanjutnya Sheila Espine-Villaluz, advokasi diartikan sebagai aksi strategis dan terpadu
yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk memasukkan suatu masalah (isu) kedalam
agenda kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah tersebut,
dan membangun basis dukungan atas kebijakan publik yang diambil untuk menyelesaikan
masalah tersebut. (Valeri Miller dan Jane Covey , 2005 : 8)

Advokasi juga merupakan langkah untuk merekomendasikan gagasan kepada orang lain atau
menyampaikan suatu issu penting untuk dapat diperhatikan masyarakat serta mengarahkan
perhatian para pembuat kebijakan untuk mencari penyelesaiannya serta membangun dukungan
terhadap permasalahan yang diperkenalkan dan mengusulkan bagaimana cara penyelesaian
masalah tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa advokasi lebih merupakan
suatu usaha sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan perubahan,
dengan memberikan sokongan dan pembelaan terhadap kaum lemah (miskin, terbelakang, dan
tertindas) atau terhadap mereka yang menjadi korban sebuah kebijakan dan ketidak adilan.

b.  Tujuan Advokasi

Adapun Tujuan advokasi adalah sebagai berikut:

a)  Adanya pemahaman atau kesadarah terhadap masalah kesehatan

b) Adanya ketertarikan dalam menyelesaikan masalah kesehatan

c)  Adanya kemauan atau kepedulian menyelesaikan masalah kesehatan dengan memberikan


alternatif solusi

d) Adanya tindakan nyata dalam menyelesaikan masalah kesehatan

e)  Adanya tindak lanjut kegiatan

f)  Adanya komitmen dan dukungan dari kebijakan pemerintah, sumberdaya, dan keikutsertakan
berbagai pihak untuk memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah kesehatan.

Secara umum tujuan advokasi adalah untuk mewujudkan berbagai hak dan kebutuhan kelompok
masyarakat yang oleh karena keterbatasannya untuk memperoleh akses di bidang sosial,
kesehatan, politik, ekonomi, hukum, budaya, mengalami hambatan secara struktural akibat tidak
adanya kebijakan publik yang bepihak kepada mereka. Pada intinya tujuan utama advokasi
adalah untuk mendorong kebijakan publik seperti dukungan tentang kesehatan.

c.   Prinsip-prinsip Advokasi

Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi mencakup kegiatan persuasif,
memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan tekanan (pressure) kepada para
pemimpin institusi. Advokasi tidak hanya dilakukan individu, tetapi juga oleh kelompok atau
organisasi, maupun masyarakat.

Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian masyarakat
pada suatu isu dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari solusinya. Advokasi
juga berisi aktivitas-aktivitas legal dan politisi yang dapat mempengaruhi bentuk dan praktek
penerapan hukum.

d.  Advokasi Dalam Pelayanan Kebidanan

Bidan berperan sebagai advocator dengan tugas antara lain:

a)  Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang


mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri.

b) Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan informasi kesehatyan
dan membertikan dukungan sosial.

c)  Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan.

d) Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau mempercayai bahwa
program kesehatan yang ditawarkan perlu di dukung melalui kebijakan atau keputusan politik.

e)  Kebijakan itu dalam bentuk peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan


kesehatan publik.

Sasarannya yaitu pejabat legislatif dan eksekutif. Para pemimpin pengusaha, organisasi politik
dan organisasi masyarakat baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten, keccamatan desa kelurahan.
e.    Media kegiatan Advokasi dalam pelayanan kebidanan

Menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam bentuk seperti:

a)  Lisan (langsung kepada sasaran)/ Seminar

b) Artikel (media massa)

c)  Berita

d) Diskusi

e)  Penyampaian pendapat untuk membentuk opini publik dan lain sebagainya.

D. Rangkuman

Bidan sebagai seorang pemimpin harus berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan
evaluasi kebijakan kesehatan, memiliki tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan
di masyarakat, mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan
upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat,
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif luas dan kritis,
menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik kebidanan.

Bidan juga berperan sebagai advocator dengan tugas antara lain mempromosikan dan melindungi
kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu
melindungi kepentingan mereka sendiri, melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil
keputusan dan dapat mempengaruhi masyarakat agar terjadi perubahan dalam kebijakan publik
secara bertahap maju dan semakin baik terutama dalam bidang kesehatan.
E. Tes formatif

1.        Apa yang dimaksud leadership menurut Yukl G

a)      pengertian kepemimpinan diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan


keputusan.

b)      inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka
mencapai jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama

c)      aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan


organisasi

d)     kata yang diambil dari kata-kata yang umum dipakai dan merupakan gabungan dari kata
ilmiah yang tidak didefinisikan kembali secara tepat.

2.        Apa saja peran bidan sebagai seorang pemimpin!

a)   Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan.

b)  Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di masyarakat.

c)   Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan upaya


perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.

d)   Jawaban A, B dan C benar

3.        Apa yag dimaksud leadership menurut George R. Terry

a)    pengertian kepemimpinan diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan.

b)   inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka
mencapai jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama

c)    aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan


organisasi

d)   kata yang diambil dari kata-kata yang umum dipakai dan merupakan gabungan dari kata
ilmiah yang tidak didefinisikan kembali secara tepat.
4.        Apa saja keterampilan bidan sebagai seorang leader!

a)      Mengenali keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dan menolak setiap tugas atau
tanggung jawab diluar wewenang dan tanggung jawab bidan.

b)      Menerima tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan.

c)      Jawab A dan B benar

d)     Jawaban A dan B salah

5.        Sebutkan tugas bidan sebagai Advocator!

a)   Adanya pemahaman atau kesadarah terhadap masalah kesehatan

b)  Adanya ketertarikan dalam menyelesaikan masalah kesehatan

c)   Adanya kemauan atau kepedulian menyelesaikan masalah kesehatan dengan memberikan


alternatif solusi

d)  Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang


mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri.

6.        Apasaja tujuan advokasi

a)         Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan,


yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri.

b)        Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan informasi


kesehatyan dan membertikan dukungan sosial.

c)         Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai program dan
sektor yang terkait dengan kesehatan.

d)        Adanya kemauan atau kepedulian menyelesaikan masalah kesehatan dengan memberikan


alternatif solusi

7.        Apakah yang di maksud dengan advokasi menurut Sheila Espine-Villaluz

a)        Media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi
lebih merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju.
b)        Serangkaian tindakan yang berproses atau kampanye yang terencana/terarah untuk
mempengaruhi orang lain yang hasil akhirnya adalah untuk merubah kebijakan public.

c)        Aksi strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk memasukkan
suatu masalah (isu) kedalam agenda kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut, dan membangun basis dukungan atas kebijakan publik yang
diambil untuk menyelesaikan masalah.

d)       Usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh
kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha
mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada
kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif.

8.        Menurut Mansour Faqih advokasi adalah

a)      Media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi
lebih merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju.

b)      Serangkaian tindakan yang berproses atau kampanye yang terencana/terarah untuk


mempengaruhi orang lain yang hasil akhirnya adalah untuk merubah kebijakan public.

c)      Aksi strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk memasukkan
suatu masalah (isu) kedalam agenda kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut, dan membangun basis dukungan atas kebijakan publik yang
diambil untuk menyelesaikan masalah.

d)     Usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh
kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha
mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada
kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif.

9.        Menurut Julie Stirling advokasi adalah

a)         Media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi
lebih merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju.
b)        Serangkaian tindakan yang berproses atau kampanye yang terencana/terarah untuk
mempengaruhi orang lain yang hasil akhirnya adalah untuk merubah kebijakan public.

c)         Aksi strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk memasukkan
suatu masalah (isu) kedalam agenda kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut, dan membangun basis dukungan atas kebijakan publik yang
diambil untuk menyelesaikan masalah.

d)        Usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh
kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha
mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada
kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif.

10.    Media apa saja yang bisa digunakan dalam Advokasi?

a)      Leflet

b)      Power point

c)      Diskusi

d)     Makalah

DAFTAR  PUSTAKA

Fatmanadia. Kepemimpinan Dan Advokasi Dalam Pelayanan Kebidanan.


2012.  http://fatmanadia.wordpress.com

Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Anda mungkin juga menyukai