Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

“INTELEGENSI EMOSIONAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN”

Mata Kuliah Praktik Profesional Bidan

Disusun Oleh:

Revi Rahma Yanti (22222039)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga dap
at menyelesaikan penyusunan makalah individu yang berjudul “INTELEGENSI
EMOSIONAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN ”. Penyusunan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Praktik Profesional Bidan di STIKes ME
RCUBAKTIJAYA Padang.

Dalam Penyusunan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada tekn
is penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik d
an saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah i
ni.

Dalam penyusunan makalah ini saya penyusun menyampaikan ucapan terima kasih ya
ng sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehin
gga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Padang, April 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salovey dan Mayer (1990) membagi kemampuan dan keterampilan kecerdasan emosi
onal ini ke dalam empat area, yaitu kemampuan untuk merasakan emosi individu itu s
endiri dan juga orang lain secara akurat, kemampuan untuk menggunakan emosi terse
but dalam memfasilitasi proses berpikir, kemampuan untuk memahami emosi, dan ke
mampuan untuk mengatur emosi sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Konsep ke
cerdasan emosional juga dikemukakan oleh Goleman (1995) yang mengatakan bahwa
kecerdasan emosional merupakan sekumpulan dari kemampuan dan kompetensi seseo
rang yang terdiri dari elemen motivasi, kesadaran diri, regulasi diri, empati, dan juga
kemampuan untuk memiliki hubungan yang baik. Dalam perkembangannya, Bar-On
(2004) menjabarkan faktor-faktor utama kecerdasan emosional sebagai sekumpulan d
ari kemampuan, kompetensi, dan keterampilan nonkognitif yang mempengaruhi keber
hasilan seseorang dalam menghadapi tuntutan dan tekanan dari lingkungannya.
Berdasarkan hasil penelitian Hunter (2005) dikatakan bahwa seorang bidan dapat men
gatur emosinya dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yaitu dengan affective neutralit
y, yaitu membuat dirinya berada dalam kondisi tidak ada emosi sama sekali untuk me
nghindari emosi-emosi negatif atau affective aware yaitu mengungkapkan emosi dan
perasaannya pada sesama. Namun, pada praktiknya, kebanyakan bidan lebih banyak
menggunakan cara affective neutrality dalam konteks pekerjaannya sehingga mempen
garuhi kesejahteraan emosionalnya. Dari hasil penelitian Hunter dan Deery (2005) seo
rang bidan cenderung menghiraukan perasaannya dan lebih berfokus pada pekerjaann
ya saja. Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka keadaan semacam ini akan mem
bentuk seorang bidan menjadi seorang yang bersikap “dingin”, kurang hangat, dan tid
ak mendahulukan kesejahteraan atau pun keselamatan pasiennya. Selain itu, kesejahte
raan fisik dan psikologis bidan itu sendiri pun tidak akan terjaga dengan baik karena ti
dak adanya reward timbal balik yang berkontribusi terhadap pekerjaannya. Ketua pen
gurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Gunarmi Hadi dalam “Keputusan Menteri” (200
7) memaparkan bahwa seorang bidan yang baik adalah apa yang disebut dengan “bida
n delima” yaitu bidan yang memiliki karakteristik bersahabat, rasa peduli yang tinggi,
memberikan kasih sayang, kehangatan sehingga pasien yakin berada di tangan yang te
pat, mengerti apa yang dirasakan oleh pasien, mampu memperoleh rasa percaya dari p
asien, sabar mendengarkan segala permasalahan pasien, senang berbicara dengan pasi
en, memberi pendapat sesuai profesi namun juga menghargai keputusan pasien, simpa
ti, memberikan solusi terbaik, memiliki pikiran positif, murah senyum, dan memberik
an sentuhan personal.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana intelegensi emosional dalam praktek kebidanan.

C. Tujuan
Mampu menjelaskan dan mengetahuai bagaimana intelegensi emosional
dalam praktek kebidanan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Intelegensi Emosional


Intelegensi atau Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan
masalah, kemampuan dalam berfikir belajar, memproses sesuatu dan menyesuaikan
diri pada lingkungan. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan
memecahkan masalah-masalah tersebut.
Kecerdasan Emotional merupakan suatu kemampuan seperti kemampuan
untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendali- kan dorongan
hati dan tidak melebih-lebihkan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa (Binet Alfred, 1996).
Kecerdasan emosional adalah kemampuan diri untuk mengenal emosi diri
sendiri, emosi orang lain, memotivasi diri sendiri dan mengelola dengan baik emosi
pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain (golleman, 1999).
Emosi adalah perasaan yang dialami individu sebagai reaksi terhadap
rangsang yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari orang lain.
Kecerdasan emosional mengajarkan tentang integrase kejujuran komitmen,
visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijakan dan penguasaan diri.

B. KECERDASAN EMOSIONAL
Gellomen mengungkapkan 5 kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman
pada individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari adalah :
 Mengenali emosi diri
 Mengelola emosi
 Memotivasi diri
 Mengenali emosi orang lain
 Membina hubungan dengan orang lain

Kemampuan mengenal emosi diri sendri adalah kemampuan menyadari perasaan diri
sendiri pada saat perasaan itu muncul dari saat kesaat sehingga mampu memahami dirinya
dan mampu membuat keputusan yang bijaksana sehingga tidak diperbudak oleh emosinya;
 Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan menyelaraskan (emosi) dengan
lingkungannya sehingga dapat memelihara harmoni kehidupan individunya dengan
lingkungan orang lain;
 Kemampuan mengenal emosi orang lain yaitu kemampuan memahami emosi orang
lain serta mampu mengkomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang lain yang
dimaksud;
 Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan mendorong dan mengarahkan
segala daya upaya dirinya bagi pencapaian tujuan, keinginan dan cita-citanya;
 Kemampuan mengembangkan hubungan adalah kemampuan mengelola emosi orang
lain atau emosi diri yang timbul akibat rangsangan dari luar dirinya.

C. Faktor yang Berpengaruh dalam Pendidikan


a. USIA
Merupakan salah satu hal yang memperngaruhi emosi seseorang. Usia
merupakan salah satu indicator yang harus dipertimbangkan dalam
mengevaluasi kecerdasan emosi seseorang, karna perubahan pengalaman
hidup sangat memperngaruhi emosi seseorang;
b. BUDAYA DAN SOSIAL EKONOMI
Sangat mempengaruhi perkembangan emosi seseorang, pernyataan
yang diungkapkan setiadrama dan waruwu (2003). Seseorang dalam
mengendalikan emosi akan mengalami banyak perubahan apabila pindah
tempat tinggal atau jika kondisi social ekonominya mengalami perubahan;
c. KELUARGA
Menyumbang pengaruh besar terhadap kecerdasan emosional anak.
Terutama pada kasus single parents, akan berdampak pada anak yang tidak
dapat mengontrol diri seperti kecewa, frustasi, melawan peraturan,
memberontak, kurang konsentrasi, murung, merasa bersalah , mudah marah,
kurang motivasi, iri, ketidakstabilan emosi dan kurang percaya diri.

D. Praktik Kebidanan
Kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan
kebidanan Kopetensi bidan adalah kemampuan yang dimiliki oleh bidan yang meliputi
pengetahuan , keterampilan dan sikap untuk memberikan peyalanan kebidanan.

E. Budaya Kebidanan
Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan, hasil karya manusia, yang
diperoleh dengan cara belajar dalam kehidupan masyaraka. Sedangkan budaya adalah
norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari dan dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. Kompetensi
budaya secara umum dianggap sebagai proses pengambangan kesadaran budaya,
pengetahuan budaya, keterampilan budaya, pertemuan budaya dan hasrat budaya.
F. Perilaku Dan Aspek Budaya Yang Mempengaruhi Pelayanan Kebidanan
- HEALTH BELIEVE adalah tradisi-tradisi yang diberikan secara turun temurun
dalam contohnya dalam pemberian makanan pada bayi didaerah nusa tenggara
barat ada pemberian nasi papah atau di jawa tengah dengan tradisi nasi pinang;
- LIFE STYLE adalah gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan, contohnya
gaya hidup kawin cerai atau gaya hidup perokok;
- HEALTH SEEKING BEHAVIOR salah satu bentuk perilaku social budaya yang
mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu ke pelayanan kesehatan tetapi
cukup dengan membeli obat warung atau mendatangi dukun.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Makalah ini diharapkan menjadi sumber materi yang dapat menambah ilmu bagi para
pembaca, penyusum sangat mengharapkan saran yang bermanfaat dan dapat membantu p
embuatan makalah selanjutnya serta penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari semp
urna maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Jayanti,Ira.2020.Evidanve Based dalam Praktik Kebidanan.Yogyakarta : Penerbit Deepublish


http://www.midweferytoday.com/articles/midwiferyfestouch.asp
Lusiana, Novita.2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Deepublish
Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan (Pendekatan Praktis), Edisi. 3. Jakart
a Pusat : Salemba Medika
Magister KebidananFakultasKedokteranUniversitasPadjadjaran Bandung; 2011. Rahayu, S.,
Widyastuti, P. 2012. Modul Kebidanan Persalinan Macet. Jakarta :
World Health Organization Rini, S. dan F. Kumala. 2016. Panduan Asuhan Nifas dan Eviden
ce Based Pratice. Yogyakarta : Deepublish
Yuniati I. FilosofiKebidanan. Bandung: Program Pascasarjana Program Studi NICE. Antenat
al Care, routine care for the healthy pregnant woman. ed. London: Royal College of Obstetric
ians and Gynaecologists; 2008.

Anda mungkin juga menyukai