Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengembangan dan Penguatan Praktik Professional Kebidanan

Disusun oleh Kelompok 3 :


1. Syefrina yuwinda
2. Novia puspita sari
3. Ari puspitasari
4. Zairani
5. Deni mike sutra
6. Uci ulpia
7. Rita dayanti
8. Tuti anggraini
9. Anggun sofia lara
10. Rida purnama yeni
11. Nuraina
12. Ending kurnia
13. Wahyu fitri
14. Egriyanti

DOSEN PEBIMBING : GUSMADEWI, SKM, M.Kes


MK : KEBIJAKAN DALAM KEBIDANAN

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karenadengan
rahmat, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan dan Penguatan Praktik Profesional Kebidanan ”Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan dalam kebidanan, Kami berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. M akalah ini
mas ih jauh dari kesempurnaan. O l e h k a r e n a i t u , segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi pembaca.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata- kata yang kurang
berkenan

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………..…………
B. RumusanMasalah…………………………………………………..…………
C. Tujuan………………………………..………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bidan........................................................................................................
B. Pendidikan Tinggi dan Berkelanjutan Kebidanan. ...................................................
C. Pengembangan dan Penguatan Praktik Profesional Kebidanan...............................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai pelaksana pelayanan kebidanan, bidan merupakan tenaga kesehatan yang


strategis dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Balita (AKABA). Angka kematian tersebut sebagian besar terjadi di
wilayah terpencil. Salah satu program yang ditujukan untuk mengatasu masalah kematian ibu
dan anak adalah penempatan bidan di wilayah terpencil. Program tersebut bertujuan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi ke masyarakat. Bidan merupakan
tenaga kesehatan yang paling banyak tersebar di wilayah terpencil sebagai Pegawai Tidak
Tetap (PTT).

Profesi bidan yang belum berkembang dari segi kompetensi dan pendidikan, akses
yang menyulitkan untuk mendapatkan pelayanan kebidanan, masih adanya budaya
pertolongan persalinan oleh paraji, dan kebijakan pemerintah yang tidak mendorong
semangat penempatan bidan di desa. Pengembangan pendidikan profesi kebidanan dapat
dikatakan belum sepenuhnya dikembangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang ada.

Latar belakang pengembangan dan penguatan praktik profesional bidan berasal dari berbagai
faktor yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak, serta kebutuhan akan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Beberapa latar belakang yang relevan termasuk:

1. Kesehatan Ibu dan Anak: Kesehatan ibu dan anak merupakan aspek penting dalam
pembangunan kesehatan masyarakat. Praktik profesional bidan memiliki peran krusial
dalam memberikan pelayanan prenatal, persalinan, dan pasca-persalinan yang aman
dan efektif.
2. Angka Kematian Ibu dan Anak: Angka kematian ibu dan anak yang tinggi di
beberapa daerah menunjukkan perlunya peningkatan pelayanan kesehatan untuk
mengurangi risiko dan meningkatkan kelangsungan hidup mereka.
3. Kompleksitas Pelayanan Kesehatan: Bidan harus menghadapi tantangan dan situasi
yang kompleks dalam memberikan pelayanan kesehatan, termasuk komplikasi
persalinan dan kondisi kesehatan ibu yang beragam.
4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan: Perkembangan ilmu pengetahuan medis dan
teknologi kesehatan mengharuskan bidan untuk terus memperbarui pengetahuan dan
keterampilan mereka agar tetap relevan dan efektif dalam praktik mereka.
5. Meningkatnya Harapan Masyarakat: Masyarakat semakin sadar akan pentingnya
pelayanan kesehatan berkualitas tinggi. Harapan ini mendorong profesional bidan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang mereka berikan.
6. Standar Profesional: Peningkatan standar profesi dan etika dalam pelayanan kesehatan
mendorong pengembangan dan penguatan praktik profesional bidan guna memastikan
bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan norma dan pedoman yang berlaku.
7. Dampak Positif terhadap Kesehatan Masyarakat: Praktik profesional bidan yang kuat
berkontribusi pada peningkatan kesehatan ibu dan anak serta masyarakat secara
keseluruhan. Hal ini mendorong upaya untuk terus memperbaiki dan mengembangkan
praktik mereka.
8. Pengakuan Internasional: Organisasi kesehatan internasional dan lembaga lainnya
juga mendorong pengembangan dan penguatan praktik profesional bidan sebagai
bagian dari upaya global untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan
anak.

Latar belakang ini menunjukkan perlunya pengembangan dan penguatan praktik profesional
bidan guna menghadapi tantangan kesehatan ibu dan anak serta memberikan pelayanan yang
optimal dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengembangan dan penguatan praktik professional kebidanan?

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengembangan dan
penguatan praktik professional kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bidan
Bidan professional merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan kebidanan
setingkat diploma empat atau sarjana yang memiliki kompetensi, sudah diregistrasi dan
diberikan izin untuk melakukan praktik bidan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun
praktik mandiri perorangan. Bidan merupakan pendamping perempuan, mitra perempuan,
pemberi pelayanan, pemberdaya perempuan, pemberdaya kolega dan pasiennya melalui
dukungan, pendampingan dan konseling (Lesly page 1995).
Pelayanan kebidanan menurut ketentuan umum undang-undang No.4 tahun 2019
tentang Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari system pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri,
kolaborasi dan/atau rujukan.

Praktik kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidan
dalam bentuk asuhan kebidanan.

B. Pengembangan dan Penguatan Praktik Profesional Kebidanan

Pengembangan dan penguatan praktik profesional bidan adalah suatu proses


berkelanjutan untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan maternal dan anak berkualitas
tinggi dan terus ditingkatkan sesuai dengan perkembangan terbaru dalam ilmu kesehatan.

Bidan dalam melaksanakan profesionalitasnya pada praktik mandiri diatur oleh peraturan
perundang-undangan. Peraturan yang terkait dengan Kebidanan yaitu :
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
4. Keputusan menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/ 2007 tentang Standar
Profesi Bidan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938/ Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar
Asuhan Kebidanan.
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/ Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan
dan Penempatan Dokter dan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap.

Pendidikan Tinggi dan Berkelanjutan Kebidanan.


Mengacu pada Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
Pendidikan Tinggi adalah jejang pendidikan setelah menengah yang mencakup
program diploma, program sarjana, program magister, program doctor, dan program
profesi serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

Jenis pendidikan Tinggi


1) Pendidikan Akademik : Sarjana dan Pasca Sarjana, yang diarahkan pada
penguasaan dan pengembangan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Pendidikan Vokasi : Program diploma satu, diploma dua, diploma tiga dan
diploma empat atau biasa di sebut dengan program sarjana terapan.
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang
menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu
sampai program sarjana terapan. Dapat pula dikembangkan oleh pemerintah
sampai dengan program magister terapan atau program doktor terapan.
3) Pendidikan Profesi : Program profesi kebidanan yang berasal dari lulusan
pendidikan sarjana kebidanan.
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan
keahlian khusus. Pendidikan profesi dapat diselenggarakan oleh perguruan
tinggi dan bekerja sama dengan kementerian pendidikan, kementerian lain,
LPNK dan/atau
organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi.

Pengembangan pendidikan berkelanjutan kebidanan mengacu pada


peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Meteri
pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinis dan non klinis. Pendidikan
tersebut dilakukan melalui program pelatihan, magang, seminar atau
lokakarya yang diadakan dengan kerja sama organisasi profesi, kementerian
kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, lembaga internasional dan lainnya.
Selain itu, organisasi profesi telah mengembangkan suatu program mentorship
dimana bidan senior membimbing bidan junior dalam konteks profesionalisme
kebidanan.
Guna memfasilitasi kebutuhan penyetaraan bidan-bidan lulusan di
bawah program pendidikan diploma tiga, dilakukan Pengakuan Pembelajaran
Lampau (PPL) yang mengacu pada peraturan terkait yaitu Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan Tinggi.
Dengan adanya PPL, pengakuan terhadap pendidikan non formal, pendidikan
informal dan pengalaman praktik bidan diharapkan akan lebih mempercepat
upaya peningkatan kualitas bidan melalui pendidikan formal tanpa
mengabaikan kemampuan yang telah dimiliki bidan yang lebih banyak
berdasarkan pengalaman bertahun-tahun dalam menjalankan praktik
kebidanan.
Pengembangan jenjang pendidikan bidan bertujuan untuk memberikan
pelayanan kebidanan yang komprehensif kepada ibui dan anak dalam tatanan
praktik bidan mandiri. Pemerintah dapat mengarahkan bidan vokasi atau bidan
professional yang baru lulus untuk membuka praktik secara mandiri dibawah
pengawasan dari bidan professional yang berpraktik disekitarnya, sehingga
tercipta jejaring praktik bidan dalam suatu wilayah.
Sertifikasi adalah kegiatan yang menunjukkan penguasaan kompetensi
tertentu. Register adalah sebuah proses dimana seseorang tenaga profesi harus
mendftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesionalnya
setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tersebut.
Lisensi (Izin Praktek) adalah proses administrasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan
kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Menurut ICM, berdasarkan latar belakang pendidikan dan kompetensi
yang dimiliki, bidan terbagi menjadi dua yaitu basic midwifery dan advance
midwifery. Bidan basic atau bidan pelaksana atau dapat disebut dengan bidan
vokasi yaitu seseorang yang telah lulus pendidikan kebidanan diploma tiga
yang memiliki kompetensi, sudah diregistrasi dan diberikan izin untuk
melakukan praktik bidan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun praktik
mandiri perorangan. Asal kata vokasi berasal dari vocational yang berarti
kejuruan. Istilah vokasi juga digunakan dalam keperawatan yaitu perawat
vokasi. Perawat vokasi merupakan perawat yang telah lulus pendidikan
diploma tiga.
Basic midwifery practice menurut ICM terbagi ke dalam beberapa
kompetensi yaitu kompetensi dalam konteks sosial, epidemiologi, dan budaya
asuhan kepada ibu dan bayi baru lahir; kompetensi dalam pra-kehamilan dan
rencana persalinan; kompetensi dalam penyediaan asuhan selama masa
kehamilan; kompetensi dalam penyediaan asuhan selama persalinan dan
kelahiran; kompetensi dalam penyediaan asuhan bagi wanita selama masa
nifas; dan kompetensi dalam asuhan pasca persalinan untuk bayi baru lahir.
Advance Midwifery atau Bidan Profesional merupakan seseorang yang
telah lulus pendidikan kebidanan setingkat diploma empat atau sarjana yang
memiliki kompetensi, sudah direistrasi dan diberikan izin untuk melakukan
praktik bidan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun praktik mandiri
perorangan.
Bidan tersebut dapat beperan sebagai pemberi pelayanan kebidanan,
pengelola dan pendidik. Lulusan pendidikan setingkat magister dan doktor
juga merupakan bidan professional yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan praktiknya dan berperan sebagai pemberi pelayanan kebidanan
sesuai jenjang pendidikan profesinya, pengelola, pendidik, peneliti dan
konsultan dalam perkembangan pendidikan kebidanan maupun dalam sistem
pelayanan kesehatan secara universal. Dalam dokumen ICM, kompetensi
tambahan atau Advance midwifery practice yaitu dalam memberikan asuhan
selama persalinan dan kelahiran antara lain memiliki serangkaian
pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melakukan ekstraksi vakum,
perbaikan tingkat tiga dan empat luka robekan perinieum dan memperbaiki
luka robek serviks. Selain memiliki tambahan kompetensi dalam melakukan
pelayanan kebidanan, bidan profesional juga diwajibkan memiliki serangkaian
kompetensi manajerial dimana hal ini dibutuhkan dalam merencanakan asuhan
yang akan diberikan dan juga dibutuhkan untuk koordinasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif
kepada pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, bidan profesional
juga dibutuhkan memiliki kemampuan berpikir kritis yang diperlukan guna
pengambilan keputusan yang tepat untuk mencegah kondisi yang
membahayakan ibu hamil dan janin misalnya kondisi kehamilan tiga terlambat
yaitu terlambat dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan, terlambat
mendapat pertolongan, dan terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan; dan
empat terlalu yaitu terlalu muda (hamil usia bi bawah 16 tahun), terlalu tua
(hamil usia di atas 35 tahun), terlalu sering dan terlalu banyak (lebih dari
empat anak). Selain itu, juga perlu ditambahkan kemampuan untuk menguasai
hukum kesehatan.
Selain itu, hal penting dalam pengembangan pelayanan kebidanan
adalah bagaimana agar bidan tersebar secara merata di wilayah Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan adalah dengan
mengangkat dan menempatkan bidan melalui program Pegawai Tidak Tetap
(PTT). Tahun 2014 Kementerian Kesehatan mencatat terdapat sebanyak
42.033 bidan PTT. Adapun tenaga PTT lainnya yaitu tenaga medis PTT hanya
berjumlah 4.435 orang. Kebijakan bidan PTT harus diimbangi dengan adanya
mekanisme fit and propper test, peningkatan kelayakan fasilitas pelayanan
kesehatan, adanya program maintenance bidan PTT seperti aktualisasikan
bidan PTT baik secara keilmuan maupun pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, naik pangkat menjadi ASN tentunya dengan mengacu pada
peraturan yang ada yaitu undang-undang ASN, adanya pemberian
penghargaan yang layak sebagai profesi dan memberikan kehidupan yang
layak dari segi ekonomi dimana ditempatkan (wawancara dengan pemerhati
kebidanan tanggal 16 Februari 2016). Namun penempatan bidan di wilayah
terpencil belum diimbangi dengan pemberian upah yang selayaknya. Saat ini
pemberian upah masih di bawah UMR. Strategi insentif dan jaminan lainnya.
Kerja sama dengan pemda, kampus, LSM, tokoh masyarakat. Strategi
pendampingan oleh dokter kandungan dan bidan profesional yang lebih
berkompeten terhadap bidan-bidan praktik mandiri dalam suatu wilayah juga
dapat menjadi pembinaan sekaligus pengawasan terhadap praktik bidan.
Selain itu, kemitraan bidan sebagai mitra BPJS Kesehatan juga dipermudah.
Pengembangan dan penguatan praktik profesional bidan melibatkan upaya untuk
meningkatkan kompetensi dan kualitas kerja bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
maternal dan anak. Ini dapat mencakup:

1. Pendidikan dan Pelatihan: Bidan perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan terkini
untuk memahami perkembangan terbaru dalam bidang kesehatan maternal dan anak
serta teknologi medis yang berkaitan.
2. Sertifikasi dan Lisensi: Memastikan bahwa bidan memiliki sertifikasi dan lisensi yang
sah sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku, untuk menjamin kompetensi
mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan.
3. Supervisi dan Mentorship: Bidan bisa mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari
profesional yang lebih berpengalaman untuk memperbaiki praktik mereka.
4. Riset dan Inovasi: Mengikutsertakan bidan dalam riset dan inovasi medis untuk
memperkaya pengetahuan dan metode kerja mereka.
5. Etika dan Prinsip Profesional: Mengutamakan etika dalam memberikan pelayanan,
termasuk menghormati privasi pasien dan menjaga kerahasiaan medis.
6. Kolaborasi Tim: Bekerja sama dengan profesional kesehatan lainnya, seperti dokter
dan ahli gizi, dalam tim perawatan untuk memberikan pelayanan yang holistik.
7. Pengembangan Keterampilan Komunikasi: Meningkatkan keterampilan komunikasi
dengan pasien dan keluarga untuk memberikan informasi yang jelas dan dukungan
emosional.
8. Kontinuitas Pelayanan: Memastikan adanya kontinuitas dalam pelayanan kesehatan,
termasuk pemantauan pasca-persalinan dan perawatan setelah melahirkan.
9. Kualitas dan Keselamatan: Fokus pada pemberian pelayanan berkualitas tinggi dan
aman, termasuk identifikasi dini dan penanganan masalah kesehatan yang mungkin
muncul.
10. Peningkatan Pengetahuan: Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik
terbaru melalui literatur medis, seminar, dan konferensi.

Penguatan praktik profesional bidan merujuk pada upaya untuk meningkatkan


kompetensi, kualitas, dan efektivitas kerja bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
maternal dan anak yang berkualitas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa bidan
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etika yang diperlukan dalam melakukan tugas-
tugasnya dengan baik, termasuk merawat ibu hamil, melahirkan, merawat pasien pasca-
persalinan, serta memberikan perawatan neonatal.

Penguatan praktik profesional bidan melibatkan berbagai aspek, seperti pendidikan


dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, supervisi, mentoring, pengembangan keterampilan
komunikasi, kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, penerapan protokol dan
pedoman, serta keterlibatan dalam riset dan inovasi. Semua ini bertujuan untuk memastikan
bahwa bidan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang aman, efektif, dan berorientasi
pada pasien.

Penguatan praktik profesional bidan juga dapat mencakup aspek-etika profesional,


pengembangan kepemimpinan, penggunaan teknologi medis, dan peningkatan partisipasi
dalam kegiatan promosi kesehatan. Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan hasil
kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Penguatan dan promosi profesi bidan merujuk pada upaya untuk meningkatkan citra,
pengakuan, dan martabat profesi bidan serta meningkatkan kompetensi dan kualitas kerja
mereka. Tujuan dari penguatan dan promosi profesi bidan adalah untuk memastikan bahwa
bidan diakui sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan dan memiliki peran
yang krusial dalam merawat ibu hamil, persalinan, pasca-persalinan, dan perawatan anak.
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan dan Saran

Menurut ketentuan umum Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang


Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan Profesional yang merupakan bagian
integral sari system pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan secara
mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan. Praktik kebidanan adalah kegiatan
pemberian pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan
kebidanan.
Pengembangan dan penguatan praktik professional kebidanan yaitu
melalui pengembangan profesionalisme tenaga kebidanan untuk melindungi
hak dan kewajiban bidan dalam melakukan asuhan kebidanan, melalui
pendidikan tinggi dan berkelanjutan kebidanan agar ilmu pengetahuan bidan
selalu diperbaharui guna meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan, melalui akreditasi registrasi dan lisensi profesi bidan, serta
peningkatan pelayanan kebidanan.

PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI BIDAN BERDASARKAN ICM


DARI ASPEK EDUCATION
PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI BIDAN BERDASARKAN ICM
DARI ASPEK EDUCATION
PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI BIDAN BERDASARKAN ICM
DARI ASPEK EDUCATION

PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI BIDAN BERDASARKAN ICM


DARI ASPEK EDUCATION
Pengembangan pendidikan profesi kebidanan dapat dikatakan belum sepenuhnya
dikembangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada seperti
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan
Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan, Permenristekdikti
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan
Permenristekdikti Nomor 26 Tahun 2016 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau, dan
Permendikbud Nomor 87 Tahun 2014 tentang Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program
Studi. Pendidikan kebidanan belum berkembang seperti pendidikan kedokteran dan
pendidikan keperawatan yang sudah jelas jenis pendidikan profesinya mulai dari
program pendidikan spesialis hingga subspesialis. Tentunya Pengembangan
pendidikan kebidanan berbeda dengan kedokteran, kebidanan, dan kandungan.
Pengembangan pendidikan kebidanan bertujuan untuk menyelenggarakan asuhan
kebidanan dalam keadaan normal dengan pengembangan metode-metode yang
didukung oleh penelitian dan penerapan teknologi.
Pengembangan pendidikan profesi kebidanan dapat dikatakan belum sepenuhnya
dikembangkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada seperti
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan
Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan, Permenristekdikti
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan
Permenristekdikti Nomor 26 Tahun 2016 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau, dan
Permendikbud Nomor 87 Tahun 2014 tentang Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program
Studi. Pendidikan kebidanan belum berkembang seperti pendidikan kedokteran dan
pendidikan keperawatan yang sudah jelas jenis pendidikan profesinya mulai dari
program pendidikan spesialis hingga subspesialis. Tentunya Pengembangan
pendidikan kebidanan berbeda dengan kedokteran, kebidanan, dan kandungan.
Pengembangan pendidikan kebidanan bertujuan untuk menyelenggarakan asuhan
kebidanan dalam keadaan normal dengan pengembangan metode-metode yang
didukung oleh penelitian dan penerapan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

https://elearning.itkesmusidrap.ac.id/mod/resource/view.php?id=5453&forceview=1

https://www.academia.edu/24324710/
BAB_II_TINJAUAN_TEORI_Perkembangan_Profesi_dan_pendidikan_bidan

https://id.scribd.com/presentation/520990554/Pengembangan-Kompetensi-Dan-
Profesionalisme-Bidan
https://www.studocu.com/id/document/institut-agama-islam-negeri-pekalongan/iain-
pekalongan/tugas-refleksi-kebijakan-kesehatan-dan-pengembangan-profesi-bidan-di-
indonesia/48085657

Anda mungkin juga menyukai