Dosen pembimbing:
Suprapti, SST., M.Kes.
Disusun Oleh:
1. Anisatul Ayu Fajriyah NIM. 1502450049
2. Alifia Nur Desia W. NIM. 1502450050
3. Dewi Ayu Nurmaningsih NIM. 1502450051
4. Sylvia Ulfa Ratnawandari NIM. 1502450052
5. Pheby Novira Adyanti NIM. 1502450053
6. Andri Aulia Nasiva NIM. 1502450055
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
PERAN MANAJER DAN LEADER DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
KEPEMIMPINAN INTERAKSI ATASAN DAN BAWAHAN
Dosen Pembimbing
b. Keterampilan dasar
1) Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-kelainan sistem
reproduksi.
2) Melaksanakan pertolongan pertama pada wanita/ibu dengan gangguan
sistem reproduksi.
3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat dan
wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
4) Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada
kelainan ginekologi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur, dan
penundaan haid.
5) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
2.5 Ruang Lingkup Praktik Kebidanan
1. Menolong persalinan
2. Konseling
3. Penyuluhan
4. Asuhan pada saat hamil, melahirkan, nifas dan bbl
5. Deteksi dini penyakit
6. Pengobatan terbatas ginekologi
7. Pertolongan gawat darurat
8. Pengawasan tumbuh kembang
9. Supervisi
2.6 Manajer dan Leader
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat
kepemimpinan personality atau authority(berwibawa). Ia disegani dan berwibawa
terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta
didukung perilakunnya yang baik. Pemimpin (leader) dapat memimpin organisasi
formal maupun informal, dan menjadi panutan bagi bawahan
(pengikut)nya. Biasanya tipe kepemimpinannya adalah “partisipatif leader” dan
falsafah kepemimpinannya adalah “pimpinan untuk bawahan”.
Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam praktek
kepemimpinannya hanya berdasarkan “kekuasaan atau authority formalnya”
saja. Bawahan atau karyawan atau staf menuruti perintah-perintahnya karena
takut dikenakan hukuman oleh manajer tersebut. Manajer biasanya hanya dapat
memimpin organisasi formal saja dan tipe kepemimpinannya ialah “autocratis
leader” dengan falsafahnya ialah bahwa “bawahan adalah untuk pemimpin”.
Perbedaan pemimpin (leader) dan manajer dapat dilihat dari tiga hal yang
selalu berkaitan dengannya, yaitu: sumber kekuasaan yang diperoleh, bawahan,
dan lingkungan kerja. Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh, seorang
manajer dipilih melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris atau direktur)
dengan dasar yuridis yang dimiliki. Artinya seseorang dapat menjadi manajer jika
mempunyai dasar yuridis yaitu adanya surat keputusan atau surat
pengangkatan. Sedangkan pemimpin (leader) kekuasaan yang dimiliki
berdasarkan kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.
Berkaitan dengan bawahan, manajer memiliki bawahan yang biasanya disebut
sebagaistaf atau karyawan yang memiliki posisi formal dalam struktur hierarki
organisasi. Bawahan atau karyawan menuruti perintah-perintahmya, karena takut
dikenakan hukuman oleh manajer. Sedangkan Pemimpin (leader) memiliki
bawahan yang biasanya disebut sebagai pengikut. Bawahan atau pengikut
menjalankan perintah dari pimpinan (leader) atas dasar kewibawaan pemimpin
terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta
perlakuannya yang baik.
Adapun dari segi lingkungan kerja, manajerbiasanya hanya dapat memimpin
pada lingkungan kerja organisasi formal saja dan bertanggung jawab kepada
atasannya. Sedangkan pemimpin (leader) dapat memimpin lingkungan kerja
organisasi baik formal maupun informal dan bertanggung jawab kepada anak
buahnya. Seorang pemimpin (leader) merupakan bagian dari pengikut sedangkan
manager merupakan bagian dari organisasi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pimpinan (leader) memiliki
fungsi dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak
pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer berkaitan
dengan manajemen, yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan (planning),
pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing), pengarahan (directing)
dan kontrol (controlling).
2.7 Definisi Kepemimpinan
1. Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang mempengaruhi sekelompok
orang untuk mencapai tujuan bersama (PG. Northouse, 2004).
2. Kepemimpinan adalah kemampuan mengembangkan dan
mengkomunikasikan visi kepada sekelompok orang yang akan mewujudkan
visi tersebut (Kenneth Valenzuela, 2007).
2.8 Pengertian Kepemimpinan Kebidanan
1. Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang mempengaruhi sekelompok
orang (Staf kebidanan dan pasien) untuk mencapai tujuan bersama.
2. Kepemimpinan adalah kemampuan mengembangkan dan mengkomunikasikan
visi kepada sekelompok orang (staf kebidanan dan pasien) yang akan
mewujudkan visi tersebut.
2.9 Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan banyak a.l :
1. Great man theory : seseorang menjadi pemimpin karena memang dilahirkan
untuk jadi pemimpin
2. Charismatic theory: seseorang menjadi pemimpin karena memiliki karismat
3. Trait theory: seseorang menjadi pemimpin karena memiliki bakat khusus, yang
diperoleh sejak lahir atau karena dipelajari
4. Situational theory: seseorang menjadi pemimpin karena berada situasi yang
menguntungkan
2.10 Karakteristik Pimpinan
Menunjuk pada karateristik yang dimiliki oleh pemimpin, yang
membedakannya secara bermakna dengan bawahan. Secara sederhana dibedakan
atas tiga lebih, yakni :
1. Lebih akal
2. Lebih mental
3. Lebih fisik
2.11 Unsur Kepemimpinan dalam Kebidanan
1. Adanya bidan sebagai pemimpin
2. Adanya karakteristik khusus yang dimiliki bidan sbg pemimpin
3. Adanya situasi lingkungan yang menguntungkan bidan pemimpin
4. Adanya seseorang (bidan) atau sekelompok orang(pasien) yang akan
dipimpin (pengikut)
2.12 Model Kepemimpinan Interaksi Atasan dan Bawahan
Kepemimpinan ini merupakan kepemimpinan yang memiliki kemampuan
untuk memberi inspirasi dan memotivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil
yang lebih besar daripada yang direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan
internal. Pemimpin membujuk para pengikut untuk bekerja keras mencapai
sasaran yang digambarkan. Visi pemimpin ini memberikan penghargaan pada diri
sendiri.
2. Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang
tinggi.
Tidak Tidak
Mau Mampu
Menurut Hersey dan Blancard penemunya (1979) ada empat jenis tingkat
kematangan bawahan (followers) yaitu :
1. Orang yang tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin (M1).
2. Orang yang tidak mampu tetapi mau (M2).
3. Orang yang mampu tetapi tidak mau atau kurang yakin (M3).
4. Orang yang mampu dan mau atau yakin (M4).
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA