DISUSUN OLEH:
ALVIRNA SEPTIANI BAHARUDDIN
02171263
TUGAS
PSIKOLOGI KEBIDANAN
DOSEN : ANDI SITTI UMRAH, S.ST., M.Keb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunianya kami bisa mnyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Proses
Adaptasi Psikologis Pada Bayi dan Anak Seusai Tahap Perekembangannya”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menunjang proses
pembelajaraan mata kuliah Psikologi Ibu dan Anak. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khusus bagi penulis dan
umumnya bagi kita semua pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR…………………………………………………..... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………. 2
C. Manfaat Penulisan…………………………………………………...... 2
D. Sistematika Penulisan…………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………. 4
A. Keadaan psikologi bayi dan anak………………………………………. 4
B. Faktor-faktor yang memperngaruhi perkembangan psikologi………… 13
C. Masalah-masalah psikologi pada anak yang sering terjadi……………. 14
D. Kebutuhan bimbingan psikologi………………………………………... 23
BAB III PENUTUP………………………………………………………. 26
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 26
B. Saran …………………………………………………………………. 27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam siklus kehidupannya, manusia pasti mengalami proses
perkembangan baik dari segi fisik maupun psikologinya. Jika, anda
melihat potret diri anda semasa bayi, tahu lah anda bahwa selama ini
secara pasti anda telah berubah.Dari hal ini terlihat bahwa manusia
mengalami perkembangan sejak bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa,
sampai masa tua (Yudrik, 2011).
Dalam proses perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang
meliputi aspek fisik, intelektual, sosial, moral, bahasa, emosi, dan
perasaan, minat, motivasi, sikap, kepribadian, bakat, dan kreativitas.
Dimana dalam setiap aspek tersebut pada dasarnya membuat kombinasi-
kombinasi atau hubungan baru yang membentuk spesialisasi fisikdan
psikologis yang berbeda antara manusia yang satu dan lainnya (Yudrik,
2011).
Adanya kombinasi dan perbedaan, menyebabkan adanya persaingan
dan rasa saling membutuhkan antara manusia yang satu dan lainnya.
Dengan demikian, pola perilaku manusia dapat menunjukkan kesempatan
apa yang akan diperoleh untuk mengembangkan kepopulerannya dalam
kelompok terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama, sosial,
ekonomi, yang berbeda akan memperbaiki mereka yang mempunyai
standar penampilan dan perilaku yang berbeda (Yudrik, 2011).
Namun sebelum pada penerapannya, adalah lebih baik bagi kita untuk
mengetahui terlebih dahulu pengertian dari aspek-aspek perkembangan
tersebut, beserta konsep-konsep yang melatar belakanginya, serta faktor
dan aspek pendukung teori-teori yang disampaikan oleh para ahli psikologi
(khusunya psikologi perkembangan) (Yudrik, 2011).
1
2
Psikologi (dari bahasa yunani kuno; psyche = jiwa dan logos = kata)
dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa
/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental ini secara langsung
karena sifatnya yang abstrak, tetai psikologi membatasi pada manifestasi
dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan
proses atau kegiatannya, sehinggaa psikologi dapat di definisikan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Jadi,
pengertian psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa (Yudrik,
2011).
Istilah psikologi digunakan pertama kali oleh seorang ahli
berkebangsaan jerman yang bernama Philip melanccthon pada 1530.
Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak digunakan lagi sejak 1878 yang
diperoleh oleh J.B. Watson sebagai ilmu yang mempelajari perilaku karena
ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat, dan
diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak,dan jiwa hanyalah salah satu aspek
kehidupan (Yudrik, 2011).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas lebih dalam
tentang proses adaptasi psikologis pada bayi dan anak sesuai tahap
perkembangannya.
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui keadaan psikologi bayi dan anak.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
psikologi.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah psikologi pada anak yang sering
terjadi.
4. Untuk mengetahui kebutuhan bimbingan psikologi.
3
D. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Tujuan penulisan
c. Manfaat penulisan
d. Sistematika penulisan
2. BAB II PEMBAHASAN
a. Keadaan psikologi bayi dan anak
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi
c. Masalah-masalah psikologi pada anak yang sering terjadi
d. Kebutuhan bimbingan psikologi
3. BAB II PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
4. DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak adalah individu
yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga merupakan harta atau
kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan
masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan secara individual (Marmi
& Margiyati, 2013).
Kebutuhan utama seorang anak adalah mendapatkan perhatian dari
orang-orang yang paling dekat dengannya. Karena inilah yang akan
mempengaruhi kehidupan pribadi anak. Peran yang dimainkan juga
menjadi akar untuk pertumbuhan selanjutnya.Orang tua adalah pendidik
utama, pertama, dan terbaik untuk anak. Sebaik apapun tenaga pendidik,
program kegiatan, dan fasilitas yang tersedia di tempat penitipan anak
tidak akan dapat menggantikan sepenuhnya peran orangtua sebagai
pengasuh sekaligus pendidik bagi anak (Marmi & Margiyati, 2013). a.
Prinsip perkembangan anak
Dalam perkembangan anak dikenal prinsip-prinsip perkembangan
sebagai berikut:
1) Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua
aspek. Aspek perkembangan bukan hanya berkenaan dengan
aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek.
Perekembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas,
sedangkan aspek yang lainnya bersembunyi. Perkembangan
tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada
saat tertentu perkembangannya lambat bahkan sangat lambat,
sedangkan pada saat lain sangat cepat.
2) Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas
perkembangan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat
tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat,
sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika
kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya,
ada anak yang keterampilan dan estetikanya berkembang pesat
9
3) Perkembangan kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak
berkembang secara berangsur-angsur.Jika pada periode
sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan
egosentris, maka periode ini daya pikir anak sudah berkembang
kearah yang lebih konkrit, rasional dan objektif.Daya ingatnya
menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada stadium
belajar (Marmi & Margiyati, 2013).
Dalam masa ini, anak telah mengembangkan tiga macam proses
yang disebut operasi-operasi, yaitu:
a) Negasi, yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami
hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu
dengan benda atau keadaan yang lain.
b) Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah
mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c) Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu
deretan benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk
mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan
tersebut ditunjukkan. Jadi pada tahap ini anak telah memiliki
struktur kognitif yang memungkinkannya dapat berpikir untuk
melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata
(Marmi & Margiyati, 2013).
mengganti huruf dan suku kata. Misal, took jadi toto atau stasiun jadi
tatun(Desmita, 2008).
4. Autisme
Autisme atau disebut dengan Autistic SpectrumDisorder (ASD),
hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya.Meski demikian,
saat ini sudah ada beberapa langkah tepat untuk penderita autis agar dapat
memiliki kemampuan bersosialisasi, bertingkah laku, dan berbicara
(Desmita, 2008).
Tanda-tanda Autisme:
a. Tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa
sehari-hari.
b. Hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata.
c. Mata yang tidak jernih atau tidak bersinar.
d. Tidak suka atau tidak bisa atau tidak mau melihat mata orang lain.
e. Hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu
mainanitu saja yang dia mainkan).
f. Serasa dia punya dunianya sendiri.
g. Tidak suka berbicara dengan orang lain.
h. Tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain.
Berbagai hal yang dicurigai berpotensi untuk menyebabkan autisme;
1) Vaksin yang mengandung thimrosal: thimerosal adalah zat pengawet
yang digunakan diberbagai vaksin. Karena banyaknya kritikan, kini
sudah banyak vaksin yang tidak lagi menggunakan thimerosal,
dinegara maju. Namun, entah bagaimana halnya di Negara
berkembang.
2) Televisi: semakin maju suatu Negara, biasanya interaksi antara anak-
orangtua semakin berkurang karena berbagai hal. Sebagai
kompensasinya, seringkali TV digunakan sebagai penghibur anak.
Ternyata ada kemungkinan bahwa TV bisa menjadi penyebab
autisme pada anak, terutama yang menjadi jarang bersosialisasi
karenanya.
20
namun tidak dalam dosis yang sangat besar (normalnya wanita hamil
diberikan dosis folic acid 4x lipat dari dosis normal). Atau yang lebih
baik perbanyak makan buah-buahan yang kaya dengan folic acid,
karena alam bisa mencegah tanpa menyebabkan efek samping.
7) Sekolah lebih awal: agak mengejutkan, namun ada beberapa
penelitian yang menunjukkan bahwa menyekolahkan anak lebih awal
preschool dapat memicu reaksi autisme. Diperkirakan, bayi yang
memiliki bakat autisme sebetulnya bisa sembuh atau membaik
dengan berada dalam lingkupan orang tuanya. Namun, karena justru
dipindahkan ke lingkungan asing yang berbeda (sekolah playangroup
atau preschool), maka beberapa anak mengalami shock, dan bakat
autismenya menjadi muncul dengan sangat jelas.
Untuk menghindari ini, para orang tua perlu memiliki kemampuan
untuk mendeteksi bakat autisme pada anaknya secara dini.Jika
ternyata ada terdeteksi, maka mungkin masa preschool-nya perlu
dibimbing secara khusus oleh orang tua sendiri. Hal ini agar ketika
msuk masa kanak-kanak maka gejala autismenya sudah hampir
lenyap: dan sang anak jadi bisa menikmati masa kecilnya disekolah
dengan bahagia. Dan mungkin saja masih ada banyak lagi berbagai
potensi penyebab autisme yang akan ditemukan di masa depan,
sejalan dengan terus berkembangnya pengetahuan bidang ini (Marmi
& Margiyati, 2013).
5. Sindrom Asperger
Anak yang mengalami sindrom asperger, pada umumnya tidak jauh
berbeda denga penderita autistic.Hanya saja pada anak autistik tidak
mengalami keterlambatan bicara, tetapi cenderung menggunakan bahasa
formal.Selain itu anak dengan sindrom asperger juga memiliki prestasi
akademik dan kemampuan yang baik pada bidang tertentu, sindrom
asperger merupakan gangguan kejiwaan pada diri seseorang yang ditandai
dengan rendahnya kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi (Desmita,
2008).
22
6. Retardasi mental
Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi
mental atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan
mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap
stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan
fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem
kejiwaan mental (Marmi & Margiyati, 2013).
Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu/ manusia
karena adanya faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang
ditimbulkan pada penderita retardasi mental umumnya rasa cemas, takut,
halusinasi serta delusi yang besar (Marmi & Margiyati, 2013). Retardasi
mental terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Retardasi mental ringan (IQ 55-69)
Mulai tampak gejalanya pada usia sekolah dasar, misalnya
sering tidak naik kelas, selalu memerlukan bantuan untuk
mengajarkan pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang
berkaitan perkerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan
dengan kebutuhan pribadi. 80% dari anak RM termasuk pada
golongan ini.Dapat menempuh pendidikan sekolah dasar kelas IV
hingga tamat SMA.Ciri-cirinya tampak lamban dan membutuhkan
bantuan tentang masalah kehidupannya (Papalia, Diane E, & Etc,
2008).
b. Retardasi mental sedang (IQ 35-49)
Sudah tampak sejak anak masih kecil dengan adanya
keterlambatan dalam perkembangan, misalnya perkembangan wicara
atau perkembangan fisik lainnya. Anak ini hanya mampu dilatih
untuk merawat dirinya sendiri, pada umunya tidak mampu
menyelesaikan pendidikan dasarnya, angka kejadian sekitar 12% dari
sebuah kasus RM. Anak pada golongan ini membutuhkan pelayanan
pendidikan khusus dan dukungan pelayanan (Papalia, Diane E, &
Etc, 2008).
23
A. Kesimpulan
1. Keadaan psikologi pada bayi dan anak
a. Perkembangan psikologi pada bayi
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan
setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu.Masa bayi
sering di anggap sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap
hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga diakhir masa bayi
dikenal sebagai anak kecil yang bru belajar berjalan.Sedangkan
anak kecil biasa diasosiasiakan dengan keadaan anak yang sudah
dapat berjalan dan menguasai beberapa keterampilan mandiri.Masa
bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun seluruh
masa anak-anak merupakan masa dasar.
Ada beberapa perkembangan pada bayi, yaitu:
1) Perkembangan bicara.
2) Perkembangan sosialisasi.
3) Perkembangan bermain.
b. Perkembangan psikologi pada anak
Anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari
delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan
kebutuhan kasus, baik, kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi,yaitu;
a. Keluarga.
b. Kematangan.
c. Status sosial ekonomi.
d. Pendidikan.
e. Kapasitas mental.
27
28
B. Saran
Sebaiknya orang tua mengetahui masalah-masalah psikologis pada
anak yang sering terjadi agar dapat memberikan bimbingan yang sesuai
dengan kebutuhan bimbingan psikologinya.
29
DAFTAR PUSTAKA