Anda di halaman 1dari 5

Analisis Kimia Buah Semangka (Citrullus lanatus L) dan Pengaruhnya

terhadap Peningkatan Produksi ASI


Unsa Izzati.1), Danik Sulistiyoningsih2) dan Nella3)

1),2) dan3)
Program Studi S-1 Farmasi STIKES Telogorejo

Korespondensi : tunik_saptawati@stikestelogorejo.ac.id

Abstrak

Latar belakang : Buah semangka memiliki kandungan vitamin A dan C, asam folat, polifenol


dan mineral kalium, tetapi rendah kandungan lemak jenuh, kolesterol, dan natrium.
Kandungan vitamin A pada semangka dipercaya membantu produksi ASI menjadi berlimpah,
sekaligus dapat mencukupi kebutuhan vitamin A pada Mama yang mengalami peningkatan
hingga satu setengah kali di masa menyusui. Keuntungan lainnya, kadar air yang tinggi
pada semangka sangat baik untuk asupan cairan tubuh. Dalam sehari, Mama menyusui
setidaknya minum 8 gelas cairan (Prajnanta, 1996). Dengan adanya polifenol pada beberapa
jenis tanaman dapat mempengaruhi peningkatan produksi ASI. Selain itu peningkatan
peoduksi ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin dan hormon prolaktin (Lany, 2010).
Peningkatan kedua hormon ini dipengaruhi oleh protein yaitu polifenol dan asam amino yang
ada pada buah semangka yang juga mempengaruhi hormon prolaktin untuk memproduksi
ASI dengan cara merangsang alveoli yang bekerja aktif dalam pembentukan ASI.
Peningakatan hormon oksitoksin akan membuat ASI mengalir deras dibanding dengan
biasanya. Selain itu semangka mempunyai kandungan B1 yang sangat bermanfaat untuk ibu
menyusui.

Tujuan : Mengetahui pengaruh peningkatan penggunaan buah semangka (Citrullus lanatus)


pada produksi ASI.

Metode : Penelitian ini merupakan penilitian eksperimental laboratorium dengan skrining


fitokimia untuk mengetahui kandungan yang ada pada buah semangka (Citrullus lanatus)

Hasil : Hasil dari penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan memberikan simpulan
bahwa hasil dari pengujian skrining fitokimia pada buah semangka mengandung senyawa
alkaloid dan saponin. Selain itu, Buah Semangka mengandung vitamin C dan A yang cukup
banyak sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produksi ASI.

Kesimpulan : Hasil dari penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan memberikan
simpulan bahwa buah Semangka mengandung vitamin C dan A yang cukup banyak sehingga
dapat digunakan untuk meningkatkan produksi ASI.

Kata kunci : Semangka, Peningkatan ASI, Produksi ASI


Pendahuluan

Buah semangka memiliki kandungan vitamin A dan C, asam folat, polifenol dan


mineral kalium, tetapi rendah kandungan lemak jenuh, kolesterol, dan natrium. Kandungan
vitamin A pada semangka dipercaya membantu produksi ASI menjadi berlimpah, sekaligus
dapat mencukupi kebutuhan vitamin A pada Mama yang mengalami peningkatan hingga satu
setengah kali di masa menyusui. Keuntungan lainnya, kadar air yang tinggi
pada semangka sangat baik untuk asupan cairan tubuh. Dalam sehari, Mama menyusui
setidaknya minum 8 gelas cairan (Prajnanta, 1996).

Dengan adanya polifenol pada beberapa jenis tanaman dapat mempengaruhi


peningkatan produksi ASI. Selain itu peningkatan peoduksi ASI dipengaruhi oleh hormon
oksitosin dan hormon prolaktin (Lany, 2010). Peningkatan kedua hormon ini dipengaruhi
oleh protein yaitu polifenol dan asam amino yang ada pada buah semangka yang juga
mempengaruhi hormon prolaktin untuk memproduksi ASI dengan cara merangsang alveoli
yang bekerja aktif dalam pembentukan ASI. Peningakatan hormon oksitoksin akan membuat
ASI mengalir deras dibanding dengan biasanya. Selain itu semangka mempunyai kandungan
B1 yang sangat bermanfaat untuk ibu menyusui. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
puskesmas Dinoyo, dari 25 ibu menyusui bayi usia 1-3 bulan, 3 ibu tidak memberikan ASI
secara eksklusif. Menurut bidan setempat, ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kurang
setuju jika hanya memberikan ASI tanpa memberikan tambahan makanan atau susu formula
dengan alasan karena ASI tidak keluar dan pemberian tambahan makanan kepada bayinya ibu
merasa bayinya akan lebih tercukupi kebutuhan gizinya. Berdasarkan wawancara langsung
yang dilakukan peneliti pada 6 orang ibu – ibu, peneliti masih menemukan ibu yang
memberikan asupan selain ASI pada bayi mereka, dengan alasan karena air susu tidak lancar
sehingga bayi sering menangis karena lapar dan akan berhenti menangis jika diberikan susu
formula atau makanan tambahan. Namun ada juga ibu yang tidak memberikan ASI dengan
alasan air susu tidak keluar. Produksi ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu : pengaruh hormonal, dan Let down reflex (Widodo, 2010). Namun ada juga beberapa
faktor lain yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Menurut Rizka (2012), faktor – faktor
yang dapat mempengaruhi ASI yaitu : frekuensi menyusui, nutrisi ibu menyusui, psikologis,
istirahat dan tidur, perawatan payudara, pijat oksitoksin, penggunaan kontrasepsi, dan teknik
menyusui.

Metode

Penelitian ini merupakan penilitian eksperimental laboratorium dengan skrining fitokimia


untuk mengetahui kandungan yang ada pada buah semangka (Citrullus lanatus)

Bahan dan Alat Penelitian

a. Alat yang Digunakan Dalam Penelitian

Timbangan digital, timbangan analitik, blander, alat–alat gelas (corong kaca, batang
pengaduk, beaker glass, gelas ukur, pipet tetes, labu takar), filler.
b. Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian

Semangka, HCl pekat, Logam Mg, Metanol, FeCl3, NaCl, Gliserin, Aquades.

Hasil dan Pembahasan

Uji fitokimia merupakan salahsatu langkah penting dalam upaya mengungkap potensi
sumber daya tumbuhan obat (Astuti dkk, 2013) sebagai antibiotik, antioksidan, danantikanker
(Atmoko dan Ma’ruf, 2009). Skrining ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang
golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak buah semangka. Buah semangka diambil
sarinya yang selanjutnya digunakan untuk analisis uji skrining fitokimia.

Komponen yang terdapat dalam sari buah semangka dianalisis golongan senyawanya
dengan uji warn adengan beberapa pereaksi. Alkaloid mengandung nitrogen sebagai bagian
dari sistem sikliknya serta mengandung substituen yang bervariasi seperti gugus amina,
amida, fenol, dan metoksi sehingga alkaloid bersifat semipolar (Dewi dkk., 2013). Senyawa
triterpenoidada yang memiliki struktur siklik berupa alkohol yang menyebabkan senyawa ini
cenderung bersifat semipolar. Golongan tannin merupakan senyawa fenolik yang cenderung
larut dalam air dan pelarut polar (Harborne, 1996). Saponin merupakan glikosida triterpen
yang memiliki sifat cenderung polar karena ikatan glikosidanya (Harbone, 1996;Sangi dkk.,
2013). Flavanoid memiliki ikatan dengan gugus gula yang menyebabkan flavonoid bersifat
polar.

Penepisan Alkaloid

Pada pengujian alkaloid dilakukan penambahan HCl sebelum ditambahkan pereaksi


karena alkaloid bersifat basa sehingga diekstrak dengan pelarut yang mengandung asam
(Harborne, 1996). Pada pengujian alkaloid diperoleh hasil yang positif dengan terbentuknya
endapan dari penggantian ligan. Atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas
pada alkaloid mengganti ion iod dalam pereaksi Dragendorff dan Mayer. Dengan pereaksi
Mayer diperoleh larutan berwarna putih sesuai reaksi berikut :

Pada pengujian ini diperoleh reaksi yang positif baik uji Mayer dan Dragendorff. Pada uji
Dragendorff terbentuk endapan jingga pada penambahan pereaksi Dragendorff karena buah
semangka memiliki alkaloid dimana nitrogen digunakan untuk membentuk ikatan kovalen
koordinat dengan K+ yang merupakan ion logam sehingga terbentuk endapan jingga
(McMurry dan Fay, 2004; Marliana dkk.,2005; Sangi dkk., 2013)

Penepisan Polifenol/Tanin

Pereaksi besi (III) klorida digunakan secara luas untuk mengidentifikasi senyawa fenol /
polifenol / tanin. Pengujian polifenol/tanin dilakukan dengan melakukan penambahan FeCl3
10% diperkirakan akan menimbulkan warna biru tua, biru kehitaman atau hitam kehijauan.
Perubahan warna tidak terjadi dengan penambahan FeCl3 karena tidak adanya gugus hidroksil
yangada pada senyawa tannin (Sangi dkk.,2013; Artini dkk., 2013).

Penapisan Saponin

Saponin memiliki merupakan senyawa yang mempunyai gugus hidrofilik dan hidrofob.
Saponin pada saat digojok tidak terbentuk buih karena tidak adanya gugus hidrofil yang
berikatan dengan air sedangkan hidrofob akan berikatan dengan udara. Pada struktur misel,
gugus polar menghadap ke luar sedangkan gugus non-polar menghadapke dalam. Keadaan ini
yang membentuk busa.

Penapisan Flavonoid

Penambahan serbuk magnesium dan asam klorida pada pengujian flavonoid akan
menyebabkan tereduksinya senyawa flavonoid yang ada sehingga menimbulkan reaksi warna
merah yang merupakan ciri adanya flavonoid (Robinson, 1995). Pada pengujian flavonoid,
positif pada uji ini karena serbuk magnesium memberikan reaksi reduksi senyawa flavonoid
sehingga larutan uji tidak memberikan perubahan warna.

Kesimpulan

Hasil dari penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan memberikan simpulan
bahwa hasil dari pengujian skrining fitokimia pada buah semangka mengandung senyawa
alkaloid dan saponin. Selain itu, Buah Semangka mengandung vitamin C dan A yang cukup
banyak sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produksi ASI

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan erimaksaih kepada STIKES Telogorejo yang telah memberikan dukungan
sepenuhnya terhadap penelitian ini.

Referensi

Kristianti, A. N, N. S. Aminah, M. Tanjung, dan B. Kurniadi. 2008. Buku Ajar


Fitokimia.Surabaya: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA
Universitas
Harbone, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,
Terbitan Kedua. Bandung: ITB
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. P.7, 1036-1043.
Harborne, J.B., 1984. Phitochemical Method. Chapman and Hall ltd. London.
Moelyono, M.W., 1996. Panduan Praktikum Analisis Fitokimia. Laboratorium Farmakologi
Jurusan Farmasi FMIPA. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Najib, Ahmad. 2006. Ringkasan Materi Kuliah Fitokimia II.Fakultas Farmasi Universitas
Muslim Indonesia.https://moko31.files.wordpress.com . Diakses 13 mei 2015
Robinson, T., 1991. The Organic Constituen of HigherPlants. 6th Edition. Department of
Biochemistry. University of Massachusetts
Taiz, L. and Zeiger, E. 1998.Plant Physiology.Sinaver Asosiates, Inc Publisher.
Anggarwulan, E. dan Solichatun. 2001. Fisiologi Tumbuhan. FMIPA, UNS. Surakarta.
Vickery M. L. and B. Vickery. 1981. Secondary Plant Metabolism. The Macmillan Press
LTD. London and Baisngstoke.
Simirgiotis. 2009. Identification of Phenolic Compounds from The Fruits of The Mountain
Papaya Vasconcellea pubescens a. dc. Grown in Chile by Liquid Chromatography–
uv Detection–Mass Spectrometry. Journal Food Chemistry. 115:775–784.

Anda mungkin juga menyukai