Korespondensi
: Nur Samsi
: nursamsi06@ymail.com
ABSTRAK
Vagina merupakan organ reproduksi yang sangat rentan terhadap infeksi.
Terganggunya keseimbangan ekosistem di vagina dapat menyebabkan pH vagina
meningkat dan itu merupakan awal infeksi pada organ reproduksi. Upaya yang
dapat dilakukan jika pH vagina tinggi yaitu dengan pemberian tablet vitamin C
dan buah jambu biji. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh
pemberian tablet vitamin C dengan buah jambu biji terhadap penurunan pH
vagina. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi Asrama Universitas Andalas
pada bulan Mei-September 2013. Rancangan penelitian adalah desain quasi
eksperimen dengan pendekatan non equivalen comparison group pretest-posttest
dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang yaitu 15 orang sebagai kelompok
eksperimen dengan buah jambu biji dan 15 orang sebagai kelompok pembanding
dengan tablet vitamin C. instrumen yang digunakan yaitu kertas pH indicator
strips. Hasil menunjukkan rata-rata penurunan pH vagina pada kelompok
eksperimen adalah 0,67, sedangkan rata-rata penurunan pada kelompok
pembanding adalah 0,87. Berdasarkan uji statistik Mann-Whitney didapatkan nilai
p=0,565 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan penurunan pH
vagina antara buah jambu biji dengan tablet vitamin C. Pada wanita yang
mengalami pH vagina yang tinggi disarankan untuk mengkonsumsi buah jambu
biji 264 gram atau tablet vitamin C 250 miligram selama 6 hari untuk menurunkan
pH vagina.
Kata kunci
ABSTRACT
The vagina is a reproductive organ highly susceptible to infection. Disruption of
the ecological balance in the vagina can cause vaginal pH to increase and it is
the beginning of an infection of the reproductive organs. Efforts to do if high
vaginal pH is by administering vitamin C tablets and guava fruit. This study
aimed to compare the effect of vitamin C tablets with guava fruit to the decline in
vaginal pH. The research was conducted at the student dormitory Andalas
University in May and September 2013. The study design was quasi experimental
design with a non equivalent comparison group pretest-posttest with a total
sample of 30 people with 15 people as an experimental group with guava fruit and
15 people as a control group with vitamin C tablets. Instruments used were pH
indicator paper strips. The results showed that an average decrease in pH of the
vagina in the experimental group was 0.67, while the average reduction in the
comparison group was 0.87. Based on the Mann-Whitney statistical test obtained
value of p = 0.565 (p> 0.05) which means there is no significant difference
between the decrease in vaginal pH guava fruit with vitamin C tablets. In women
with a high vaginal pH are advised to consume 264 grams of guava fruit or
vitamin C tablets 250 mg for 6 days to reduce the pH of the vagina.
Keywords
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi sangat perlu diperhatikan khususnya kesehatan
reproduksi pada wanita (Widyastuti, 2009). Menurut Laranti (2009), organ
reproduksi
sangat
kebersihannya.
membutuhkan
Seperti
kebersihan
perhatian,
vagina
terutama
dan
kesehatan
kebersihan
air,
dan
dapat
mempengaruhi komposisi flora vagina dan bisa menjadi penyebab atau pemicu
terjadinya keputihan. Aulia mendefinisikan keputihan adalah keluarnya cairan
dari vagina. Keputihan dibedakan antara keputihan yang fisiologis dan keputihan
yang patologis.
Menurut Polatti (2006), kadar nilai normal pH vagina yaitu 4-4,5. Apabila
pH vagina naik, maka kejadian infeksi vagina akan meningkat (Bobak, 2004).
Menurut Gor (2012), faktor-faktor yang dapat mengubah lingkungan vagina yaitu
produk kesehatan wanita (sabun pembersih wanita), kontrasepsi, antibiotik,
kebersihan, penyakit menular seksual (PMS), hubungan seksual, dan stress.
Menurut Katharini (2009), keputihan menyerang sekitar 50% populasi
perempuan dan mengenai hampir pada semua umur. Data penelitian tentang
kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita
keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalami
sebanyak dua kali atau lebih. Di Indonesia, wanita mengalami keputihan sangat
besar, 75% wanita di Indonesia pasti mengalami keputihan minimal satu kali
dalam hidupnya.
Sedikit sekali wanita yang berusaha untuk mengobati keputihan, padahal
keputihan adalah gangguan kesehatan yang perlu segera diobati dan dicari
Kriteria inklusi :
a. Mahasiswi Asrama Universitas Andalas
b. Memiliki pH vagina 5
c. Adanya pengeluaran sekret vagina yang tidak normal (putih, kekuningan,
kehijauan, atau abu-abu)
d. Tidak dalam masa subur, sebelum dan sesudah menstruasi
e. Tidak mengkonsumsi obat vaginitis
Kriteria Eksklusi
a. Memiliki riwayat gastritis
b. Tidak bersedia menjadi responden
c. Orang yang tidak mengikuti terapi
HASIL
Hasil uji normalitas pada tabel Shapiro-Wilk didapatkan hasil, pada
kelompok eksperimen di dapatkan nilai p= 0,000 (p<0,05) untuk pretest dan
p=0,004 (p<0,05) untuk posttest karena kedua kelompok memiliki nilai
kemaknaan 0,05 dapat disimpulkan data berdistribusi tidak normal, maka uji
yang dilakukan adalah Wilcoxon. Pada kelompok pembanding nilai p=0,000
(p<0,05) untuk pretest dan p=0,001 (p<0,05) untuk posttest, karena kedua
kelompok memiliki nilai kemaknaan 0,05 dapat disimpulkan data berdistribusi
tidak normal, maka uji yang digunakan adalah Wilcoxon.
Pada kelompok eksperimen dan kelompok pembanding di dapatkan pada
kelompok eksperimen nilai p=0,070 (p>0,05) sedangkan pada kelompok
pembanding nilai p=0,024 (p<0,05), karena salah satu kelompok memiliki nilai
kemaknaan <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal
maka uji non-parametrik yang di gunakan adalah Mann-Withney.
Mean
jambu biji
Standar
Standar
Deviation
Error Mean
pH vagina pretest
5,47
15
0,640
0,165
pH vagina posttest
4,80
15
0,676
0,175
0,026
Mean
vitamin C
pH vagina pretest
5,53
15
Standar
Standar Error
Deviation
Mean
0,516
0,133
0,005
pH
posttest
vagina
4,67
15
0,617
0,159
Deviasi
Error Mean
0,67
0,976
0,252
Tablet vitamin C
0,87
0,834
0,215
0,565
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik didapatkan rata-rata pH vagina pada kelompok
eksperimen sebelum diberikan buah jambu biji adalah 5,47 dengan standar deviasi
0,640, sedangkan rata-rata pH vagina kelompok eksperimen setelah diberikan
buah jambu biji adalah 4,80 dengan standar deviasi 0,676. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p=0,026 (<0,05), artinya terdapat perbedaan derajat pH vagina
kelompok eksperimen sebelum dan setelah pemberian buah jambu biji.
Hal ini terjadi karena jambu biji tergolong buah yang memiliki kandungan
vitamin C yang tinggi (Almatsier, 2009). Menurut Poedjiadi (1994), salah satu
peranan vitamin C yaitu sintesis hormon-hormon steroid dari kolesterol. Sistem
endokrin yang terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan
sistem syaraf, mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kegiatan organorgan tubuh. Untuk itu kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut
hormon. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran, jadi hormon yang
dihasilkan diangkut melalui sistem peredaran darah ke sel-sel yang dituju guna
melangsungkan proses yang diperlukan oleh tubuh. Salah satu kelompok hormon
adalah steroid yaitu androgen, estrogen, adrenokortikoid.
Estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan
energi dalam tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari Lactobacillus
(doderlans bacillus). Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yang
dipengaruhi oleh dua unsur utama yaitu estrogen dan bakeri Lactobacillus atau
flora normal (Polatti, 2006).
Hasil uji statistik didapatkan rata-rata pH vagina pretest kelompok
pembanding adalah 5,53 dengan standar deviasi 0,516, sedangkan rata-rata pH
vagina posttest pada kelompok pembanding adalah 4,67 dengan standar deviasi
0,617. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,005 (<0,05), artinya terdapat
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang perbandingan
pengaruh pemberian tablet vitamin C dengan buah jambu biji (Psidium Guajava
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Bobak, I.M, Lowdermilk, D.L & Jensen, M.D. (2004). Buku ajar keperawatan
maternitas edisi 4. Jakarta : EGC.
Gor, H.B. Vaginitis. Medscape Reference Drugs, Disease & Procedures. Diakses
pada
tanggal
21
Januari
2013
dari
http://emedicine.medscape.com/article/257141-overview
Harryatmi. (2004). Ilmu Gizi dan Terapi Diet. Jakarta : EGC
Info Kesehatan. (2012). Buah lokal yang mengandung vitamin c paling banyak.
Diakses pada tanggal 14 Januari 2013 dari http://info-kesehatan.net/buahlokal-yang-mengandung-vitamin-c-paling-banyak/