Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

EFEKTIVITAS PEMBERIAN SEDUHAN JAHE DENGAN JUS BUAH


JERUK BALI TERHADAP FREKUENSI MUAL MUNTAH IBU HAMIL
TRIMESTER I

Rosi Rizqi Nugrahani


Universitas Sebelas Maret
email : rchochia@yahoo.com

ABSTRAK: Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe dengan Jus Buah Jeruk Bali Terhadap
Frekuensi Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I. Mual muntah merupakan ketidaknyaman yang
sering terjadi pada ibu hamil trimeater I. Berdasarkan survey awal yang dilakukan bulan februari
tahun 2015 di wilayah kerja puskesmas Adan Adan Kabupaten Kediri terdapat 33 ibu hamil dari
50 ibu hamil (66%) mengalami mual muntah. Biasanya masyarakat umum mengurangi hal
tersebut dengan mengkonsumsi obat mual. Jahe dan jeruk bali merupakan salah satu tanaman
yang dapat mengurangi mual dan muntah. Pada jahe terdapat zat gingerol sedangkan pada jeruk
bali terdapat zat flavonoid dan vitamin B6. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan efektivitas
jahe dan jeruk bali terhadap frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasy eksperiment dengan pendekatan non
equivalent control group design . Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester I.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 yang diambil dengan menguunakan teknik simple
random sampling. Pengumpulan data yang digunakan menggunakan lembar observasi yang diisi
oleh responden selama seminggu dalam bentuk pre-post. Analisis data yang digunakan paired t-
test dan independent t-test yang sebelumnya di uji normalitas data shapiro wilk. Hasil uji
univariat didapatkan mean frekuensi mual muntah sebelum diberikan seduhan jahe sebesar
3,1875 sedangkan frekuensi mual muntah sebelum diberikan jus buah jeruk bali memiliki mean
2,8750. Hasil uji univariat didapatkan mean frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan
jahe sebesar 1,6250 sedangkan frekuensi mual muntah setelah diberikan jus buah jeruk bali
memiliki mean 2,0625. Hasil uji bivariate didapatkan hasil p value < dari yang artinya HO
ditolak, H1 diterima. Pemberian seduhan jahe lebih efektif dibandingkan dengan jus buah jeruk
bali untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester I. Diharapkan untuk ibu hamil
Trimester I yang mengalami mual muntah dapat menerapkan pemberian seduhan jahe dan jus
jeruk bali sebagai alternative untuk mengurangi mual muntah pada Trimester I.

Kata kunci : seduhan jahe dan jeruk bali, mual muntah, kehamilan, trimester I

ABSTRACT: The effectiveness between giving steep ginger and pamelo juice to frequency
nausea and vomiting for pregnant woman trimester I. Nausea and vomiting a discomfort
condition that often occurs in pregnant womens trimester 1. Based on the initial survey in
February there were 33 pregnant womens from 50 pregnant womens (66%) experienced nausea
and vomiting. Usually general public reduce it by taking drugs nausea. Ginger and pamelo are
one of the plants that can reduce nausea and vomiting. At ginger contain ginger substances and
pamelo contain flavonoids substances and Vit B6. The aims oh this research is to compare the
effectiveness of ginger and pamelo to reducing nausea and vomiting for pregnant womens
trimester 1 at local government clinic, Adan-adan, Kediri.
This research used quasy experiment method. The population of the data used 32
pregnant women people in trimester 1. Technique of collecting data, the writer used observation
sheet filled out by the respondent during a week in pre-post. Technique of analyzing data, the
writer used paired-test and independent t-test, it was tested by normally Shapiro wilk. The result of
univariat test showed frequency nausea and vomiting before giving steep ginger mean 3.1875,

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 27


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

while frequency nausea and vomiting before giving pamelo juice mean 2.8750. Result of bivariate
test got value <dari it meant H0 rejected, H1 accepted. Giving steep ginger more effective
than pamelo juice to reduce nausea and vomiting for pregnant women trimester 1. Based on the
result of the research, it can be concluded that giving steep ginger and pamelo juice as alternative
drugs to reduce nausea and vomiting for who pregnant womens in trimester 1.

Keywords: steep ginger, pamelo juice, nausea vomiting, pregnant woman, trimester 1

PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan proses berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi,
konsepsi, nidasi, implantasi dan perkembangan embrio di dalam uterus hingga aterm.
(Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Dalam proses kehamilan terjadi perubahan anatomi
fisiologi, selain perubahan tersebut ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dalam
kehamilan seperti kelelahan, keputian, ngidam, sering buang air kencing dan emesis
gravidarum (Kusmiyati, 2009).
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan
trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat
dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro, 2007)
Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagai gangguan medis
tersering selama kehamilan. Power et al (2001) mencatat sekitar 51,4% wanita mengalami
mual dan 9,2% mengalami muntah. Glick dan Dick (1999) beranggapan bahwa sekitar
50% wanita mengalami gejala ini. Emelianova et. al (1999) menemukan frekunsi mual
sebesar 67% dan 22% insidensi mual dalam sekelompok wanita yang berjumlah 193
orang. Sementara OBrien dan Naber (1992) mengatakan bahwa bahwa 70% wanita
mengalami mual dan 28% mengalami muntah. Tinjauan sistematis dari jewell dan Young
(2000) mengidentifikasi angka mual antara 70 dan 85% dengan sekitar setengah dari
persentase ini mengalami muntah (Denise Tiran, 2008).
Menurut Prawirohardjo (2009), mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum)
adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Emesis
Gravidarum ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat perubahan
keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium yang menyebabkan
perubahan metabolisme tubuh (Rose & Neil, 2007). Emesis Gravidarum akan bertambah
berat menjadi hiperemesis gravidarum
Berdasarkan data di Puskesmas Adan - Adan kecamatan gurah Kabupaten Kediri
cakupan ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Adan - Adan kecamatan gurah
Kabupaten Kediri dengan usia 0-12 minggu mencapai 50 orang 33 (66%) ibu hamil di

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 28


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

antaranya mengeluh mual hingga muntah. Studi pendahuluan yang di lakukan oleh
peneliti kepada 5 Ibu hamil TM I melalui wawancara pada bulan Februari 2015 yang
berkunjung ke Puskesmas adan-adan dengan keluhan mual muntah, dari hasil wawancara
3 dari 5 orang ibu hamil dengan usia kehamilan 0-12 minggu (60%) mengalami atau
merasakan mual-mual dengan atau tanpa muntah di pagi hari dengan frekuensi 2-3 x
dalam sehari selama 24 jam. Hal ini menunjukan tingginya emesis gravidarum pada ibu
hamil TM I di Puskesmas Adan - Adan kecamatan gurah Kabupaten Kediri Tahun 2015.
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui
secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Hormon Chrorionik Gonadtrophine)
dalam serum (Manuaba, 2001). Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang
berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa
mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat (Maulana, 2008).
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dan sesuai dengan data yang di
sampaikan oleh Hasnah (2013) diperoleh rata-rata 50% wanita hamil mengalami mual
pada awal kehamilan. Mual dan muntah pada ibu trimester pertama di masyarakat masih
terjadi dan cara penanggulangannya sebagian masih menggunakan terapi farmakologis
atau di diamkan saja.
Emesis gravidarum ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat
perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium yang
menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Hasnah,2013). Rasa mual pada awal
kehamilan dapat di kurangi dengan menggunakan terapi komplementer antara lain dengan
tanaman herbal atau tradisional yang bisa dilakukan dan mudah di dapatkan seperti daun
peppermint, lemon, jahe dll (Ira, 2012).
Fungsi farmakologis jahe salah satunya adalah antiemetik (anti muntah). Jahe
merupakan bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut, hal ini akan
meredakan perut kembung. Jahe juga merupakan stimulan aromatik yang kuat, disamping
dapat mengendalikan muntah dengan meningkatkan gerakan peristaltik usus. Sekitar
enam senyawa di dalam jahe telah terbukti memiliki aktivitas antiemetik (anti muntah)
yang manjur. Kerja senyawa-senyawa tersebut lebih mengarah pada dinding lambung
dari pada sistem saraf pusat (Budhwaar, 2006).
Nutrisi yang terkandung dalam jahe adalah potassium 3,4%, magnesium 3,0%,
copper 3,0%, manganese 3,0%, dan vitamin B6 (pyridoxine) 2,5 % (Dept Nutritional
Profile, 2008). Satu sendok teh jahe parut segar atau 250 mg kapsul jahe bubuk yang

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 29


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

diminum saat rasa mual dan muntah menyerang dapat memberikan pertolongan segera
(Budhwaar, 2006). Penelitian oleh Chopra menemukan bahwa tiga dari empat wanita
hamil merasakan mual berkurang berkat jahe, tanpa efek samping yang membahayakan
(Chopra,et.al 2006).
Jika Ibu hamil cenderung malas untuk meminum seduhan jahe dengan alasan
malas membuatnya dan kurang menyukai rasanya yang sedikit pedas, maka ibu dapat
menggunakan Jus buah jeruk bali sebagai penggantinya. Rasa buah jeruk yang lebih segar
dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi mual yang biasa terjadi pada ibu hamil
trimester I.
Buah jeruk bali terkenal kaya akan kandungan vitamin C nya, karena dalam 100
gram buah jeruk bali terkandung sebanyak 350 mikrogram vitamin C. Selain itu buah
jeruk juga mengandung vitamin A, Vitamin B, Vitamin B2, Kalsium dan kalium dan
asam folat yang berguna bagi perkembangan janin dalam tubuh. Buah jeruk juga
memiliki kandungan zat lain yang bermanfaat untuk tubuh seperti pectin, likopen,
flavonoid, niacin. Kandungan flavonoid inilah yang meningkatkan produksi empedu,
flavonoid akan menetralkan cairan pencernaan asam yang dapat mengurangi rasa mual.
Akan lebih baik jika masyarakat khususnya ibu hamil mampu mengatasi masalah mual
pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi pelengkap non farmakologis terlebih
dahulu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan efektivitas antara
pemberian seduhan jahe dengan Jus buah jeruk bali terhadap mual muntah pada ibu hamil
trimester I di Puskesmas Adan-Adan tahun 2015.

METODE
Penelitian ini menggunakan bentuk rancangan quasy eksperiment dengan
pendekatan non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu hamil trimester 1 pada bulan Agustus tahun 2015 yang ada di wilayah kerja
puskesmas adan-adan kecamatan gurah kabupaten Kediri berjumlah 41 orang. Sampel
pada penelitian ini adalah sebagian ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah
pada bulan tahun 2015 di puskesmas adan adan kecamatan gurah kabupaten Kediri
sebesar 16 orang untuk kelompok pemberian seduhan jahe dan 16 orang untuk kelompok
pemberian jeruk bali dan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple
random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian seduhan jahe
dan pemberian jus jeruk bali, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 30


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

frekuensi mual muntah. Adapun prosedur pengumpulan data Peneliti melakukan


observasi pada dua tempat berbeda dan 2 kelompok ibu hamil trimester pertama yang
mengalami mual muntah, peneliti melakukan intervensi pada responden dan membantu
untuk melakukan pada kelompok pertama responden di beri seduhan jahe, parutan jahe
segar sebanyak satu sendok teh yang dilarutkan/dicampurkan kedalam air hangat
200cc/ml dan pada kelompok kedua responden di beri jeruk bali yang sudah di perah dan
di beri 5gr gula 150cc air putih dan sedikit es selanjutnya observasi frekuensi mual,
muntah catat pada lembar observasi untuk hari pertama selanjutnya di lakukan intervensi
tersebut selama 6 hari dan catat kembali pada lembar observasi. Penelitian ini dilakukan
di wilayah kerja puskesmas adan-adan kecamatan gurah kabupaten Kediri pada bulan
Agustus tahun 2015. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t 2
sampel berpasangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Didapatkan hasil penelitian dari 16 responden kelompok seduhan jahe, frekuensi
mual muntah sebelum diberikan seduhan jahe pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja
puskesmas adan adan kabupaten kediri tahun 2015 memiliki rata rata 3,187
sedangkan frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan jahe pada ibu hamil
trimester I di wilayah kerja puskesmas adan adan kabupaten kediri tahun 2015
memiliki rata rata 1,6250. Didapatkan hasil penelitian dari 16 responden kelompok jus
buah jeruk bali dari 16 responden kelompok jus buah jeruk bali, frekuensi mual muntah
sebelum diberikan jus buah jeruk bali pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja
puskesmas adan adan kabupaten kediri tahun 2015 memiliki rata rata 2,8750
sedangkan frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan jahe pada ibu hamil
trimester I di wilayah kerja Puskesmas AdanAdan Kabupaten Kediri tahun 2015
memiliki rata rata 2,0625.
Berdasarkan hasil analisis diinteprestasikan bahwa dari 16 responden kelompok
seduhan jahe, mengalami penurunan frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan
jahe pada ibu hamil trimester I dari hasil uji analisis menggunakan uji statistik Paired T-
test, diketahui bahwa rata rata frekuensi mual dan muntah sesudah diberikan seduhan
jahe mengalami penurunan yang cukup signifikan. Besarnya nilai signififikan -value
0,000 dengan 0,05. Karena nilai signifikan < maka H0 ditolak, dan H1 diterima yang
artinya ada pengaruh pemberian seduhan jahe terhadap frekuensi mual muntah ibu hamil

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 31


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan Adan Kabupaten Kediri tahun 2015.
Berikut data tersebut disajikan pada tabel 1.
Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Mual
Muntah sebelum dan Setelah Diberikan seduhan jahe Pada Ibu Hamil TM I
Sebelum dan Setelah Pemberian Seduhan Jahe
N Mean SD SE P value
Sebelum 16 3,1875 1,10868 0,27717
Setelah 16 1,6250 1,02470 0,25617
0,000
Sumber : Data primer, penelitian tahun 2015

Berdasarkan hasil analisis diinteprestasikan bahwa dari 16 responden kelompok jus


buah jeruk bali, mengalami penurunan frekuensi mual muntah setelah diberikan jus buah
jeruk bali pada ibu hamil trimester I dari hasil uji statistik menggunakan uji statistik
Paired T-test, diketahui bahwa rata rata frekuensi mual dan muntah sesudah diberikan
seduhan jahe mengalami penurunan yang cukup signifikan. Besarnya nilai signififikan -
value 0,000 dengan 0,05. Karena nilai signifikan < maka H0 ditolak, dan H1 diterima
yang artinya ada pengaruh pemberian jus buah jeruk bali terhadap frekuensi mual muntah
ibu hamil trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan Adan Kabupaten Kediri tahun
2015. Berikut data tersebut disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Mual
Muntah sebelum dan Setelah Diberikan jus buah jeruk bali Pada Ibu Hamil
TM I
Sebelum dan setelah pemberian jus buah jeruk bali
N Mean SD SE P value
Sebelum 16 2,8750 1,08781 0,27195
Setelah 16 2,0625 1,12361 0,28090
0,000
Sumber : Data primer, penelitian tahun 2015

Hasil analisis seduhan jahe dan jus buah jeruk bali pada ibu trimester I di wilayah
kerja puskesmas Adan Adan Kabupaten Kediri dengan menggunakan uji statistik
Independent T-Test, rata rata frekuensi mual dan muntah responden sesudah diberikan
seduhan jahe sebesar 1,6250. Sedangkan rata rata frekuensi mual muntah pada
responden yang diberikan jus buah jeruk bali sebesar 2,000. Sehingga dapat disimpulakan
bahwa pemberian seduhan jahe lebih efektif dibandingkan pemberian jus buah jeruk bali.
Frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan Adan
pada kelompok seduhan jahe, sebelum diberikan seduhan jahe memiliki rata rata
frekuensi mual muntah 3,1875 dan nilai frekuensi minimal sebesar 1 kali dan frekuensi
terbanyak 5 kali. Mual muntah adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 32


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro, 2007).
Penyebab mual muntah sendiri belum diketahui secara pasti, namun banyak faktor
predisposisinya antara lain : primigravida, molahidatitosa, kehamilan ganda, dan
hidramnion (Prawirohardjo,2009). Diketahui bahwa sebagian besar yaitu (62,5%)
responden kelompok seduhan jahe merupakan primigravida dan hampir setengahnya
merupakan multigravida (37,5%). Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena primigravida
tidak memiliki pengalaman menjadi orang tua, dibandingkan dengan multigravida yang
sebelumnya telah memiliki anak. Ketidaksiapan ini dapat memperberat gejala mual
tersebut pada primigarvida. Terlebih mereka tidak memiliki pengalaman untuk
menangani gejala tersebut dengan segera. Mereka lebih mengganggap ketidaknyamanan
yang dialami oleh ibu hamil pada trimester I merupakan gejala yang berat yang harus
dialami oleh ibu hamil. Berbeda dengan multigravida yang memiliki pengalaman
sebelumnya, mereka lebih mengganggap ketidaknyamanan yang ia alami merupakan
ketidaknyamanan yang biasa terjadi karena mereka telah mengalaminya pada kehamilan
sebelumnya, bahkan dari beberapa responden mengganggap ketidaknyamanan seperti
mual muntah pada ibu hamil trimester I merupakan hal yang wajar dan tidak perlu
dicemaskan.
Frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Adan
Adan pada kelompok seduhan jahe, setelah diberikan seduhan jahe memiliki rata rata
frekuensi mual muntah 1,6250 dan nilai frekuensi minimal sebesar 0 kali, dan frekuensi
terbanyak 4 kali. Seduhan jahe mengandung zat inti yang disebut gingerol merupakan
molekul radikal bebas kuat dan dapat beraksi sebagai antioksidan. Gingerol
menurunkan produk oksidatif dalam saluran pencernaan yang menyebabkan
kurangnya rasa mual. Gingerol juga dapat menyebabkan pembuluh darah membesar
yang biasanya ditandai dengan efek hangat dan menghambat penerimaan serotonin di
dalam lambung yang dapat mengurangi terjadinya rasa mual (Megawati 2007).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dari kelompok eksperimen
jahe sebagian besar responden berpendidikan Menengah yaitu sebanyak 9 orang
(56,25%), 5 responden (31,25) berpendidikan dasar dan 2 responden (12,5%)
berpendidikan tinggi. Pengetahuan adalah segala apa yang di ketahui berdasarkan
pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia (Mubarak, 2011). Tingkatan terdiri dari
tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun faktor yang
mempengaruhi proses penerimaan pengetahuan seseorang seperti usia dan pendidikan

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 33


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

(Notoadmodjo, 2010). Hal tersebut dimunkinkan terjadi karena semakin tinggi


pendidikan seseorang semakin mudah seseorang mendapatkan informasi, informasi ini
bisa dalam bentuk perubahan psikologis dan fisik yang terjadi pada ibu hamil trimester I
yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan seperti mual muntah. Jika seseorang telah
mendapatkan informasi seperti ini sebelumnya, ibu hamil akan lebih siap menghadapi
kehamilannya dan tidak perlu mencemaskan mual muntah yang sedang ibu hamil hadapi.
Berbeda dengan ibu yang berpendidikan rendah, ibu akan mengira mual muntah yang ia
alami merupakan hal yang berat yang harus dihadapi. Sedangkan pada ibu yang
berpendidikan tinggi, ibu biasanya sudah mencari informasi terlebih dahulu tentang
ketidaknyamanan pada kehamilan serta cara mengatasinya. Karena sebagian besar
responden seduhan jahe berpendidikan menengah Peneliti lebih mudah untuk
memberikan informasi manfaat dan tujuan akan seduhan jahe kepada responden untuk
menangani ketidaknyamanan mual dan muntah yang responden alami. Walaupun rasa
dari seduhan jahe sedikit pedas, responden bersedia mengkonsumsi seduhan jahe setiap
hari selama seminggu yang telah diberikan. Frekuensi mual muntah yang dialaminya
responden berangsur berkurang walau tidak semuanya hilang setelah minum seduhan jahe
ini.
Frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Adan
Adan pada kelompok jus buah jeruk bali, sebelum diberikan jus buah jeruk bali rata rata
frekuensi mual muntah 2,8750 dan nilai frekuensi minimal sebesar 1 kali, dan frekuensi
terbanyak 5 kali. Ibu hamil akan merasakan ketidak nyamanan baik fisik maupun psikis.
Ketidaknyamanan fisik tersebut berupa keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
salah satunya emesis gravidarum (Siti Bandiyah 2009). Emesis gravidarum terjadi sekitar
65 70%. Mungkin masih terdapat sisa morning sickness. Disertai muntah ringan, tetapi
tidak menganggu aktivitas sehari hari. (Manuaba, 2009). Keparahan mual pun berkaitan
dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau istirahat, dan stres dapat
memperburuk rasa mual (Neil, 2010). Dari tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar
responden kelompok eksperimen jus jeruk bali memiliki pekerjaan yaitu 62,5% sebanyak
10 orang dan 6 responden lainnya (37,5%) merupakan ibu rumah tangga. Hal tersebut
dimungkinkan terjadi karena ibu yang bekerja tidak memiliki waktu banyak untuk
istirahat. Terkadang ibu bekerja dari pagi hingga sore hari. Walaupun ibu hamil
membutuhkan istirahat lebih banyak, namun kebanyakan ibu memilih tetap bekerja
daripada harus kehilangan pekerjaannya atau mereka lebih memilih menggunakan waktu
cuti yang telah diberikan oleh tempat ibu bekerja pada saat bayi lahir hingga bayinya

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 34


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

berusia 2 bulan. Berbeda dengan ibu hamil yang tidak bekerja, ibu hamil yang tidak
bekerja memiliki waktu lebih banyak untuk istirahat. Walaupun mereka harus melakukan
pekerjaan ibu rumah tangga seperti mencuci, memasak, menyapu namun pekerjaan
tersebut masih dapat dibantu atau digantikan oleh suami atau keluarga lainnya.
Frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan
Adan pada kelompok jus buah jeruk bali, setelah diberikan jus buah jeruk bali memiliki
rata rata frekuensi mual muntah 2,0625 dan nilai frekuensi minimal sebesar 0 kali, dan
frekuensi terbanyak 4 kali. Buah jeruk bali (pamelo)mengandung flavonoid yang bisa
meningkatkan produksi empedu, flavonoid akan menetralkan asam yang dapat
mengurangi rasa mual sehingga frekuensi emesis gravidarum dapat berkurang dan akan
menghilang (hariwibowo, 2014). Buah jeruk bali juga mengandung banyak vitamin B6
yang tinggi dalam 100gr jeruk bali terdapat 46mg vitamin B6 (Direktorat gizi
Kementerian Indonesia ). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden
kelompok jus buah jeruk bali berusia 20 35 tahun yaitu 75% sebanyak 12 responden,
responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 3 orang (18,75) sedangkan responden yang
berusia > 35 tahun sebanyak 1 orang (62,5%). Menurut (Hartanto,2010) usia 20-35
merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan. Hal ini juga diperkuat
dengan BKKBN (2012) usia ideal untuk menikah, hamil, dan melahirkan adalah usia
rentang 20 35 tahun. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena, jika seorang wanita
hamil pada usia < 20 tahun, calon ibu tersebut akan mengalami kurang percaya diri dalam
mengahadapi kehamilannya. Dikarenakan belum cukupnya kematangan fisik, mental dan
fungsi sosial dari calon ibu tersebut. Sehingga dapat menimbulkan keraguan apakah dia
sanggup memberikan cinta kasih serta perawatan dan asuhan pada anak yang akan di
lahirkannya nanti. Sedangkan jika ibu yang hamil pada usia > 35 tahun ibu akan
mengalami kelelahan yang lebih berat dibanding dengan ibu hamil dengan usia < 35
tahun. ini dapat dikarenakan fungsi organ dari wanita tersebut juga sudah menurun.
Terlebih pada usia > 35 tahun ibu hamil dikatakan hamil dengan resiko tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Terjadi perubahan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian seduhan jahe
terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I
2. Terjadi perubahan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian jus buah jeruk
bali terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 35


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

3. Pemberian seduhan jahe lebih efektif dibandingkan dengan jus buah jeruk bali
untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester I.
Hendaknya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan untuk
bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan informasi dan penyuluhan
tentang upaya mengatasi emesis gravidarum dengan mudah dan sederhana serta hasil
penelitian ini dapat menjadi sebagai salah satu alternatif di dalam memberikan
penanganan secara tradisional pada ibu hamil yang mengalami mual muntah pada
trimester I.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

BKKBN. 2012. SDKI-AKI. www.litbang.depkes.go.id/prevalensi//. Diakses tanggal 02-


01-2015

Dewi, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Elsabhrina. 2013. Dahsyatnya Daun Obat Sepanjang Masa. Yogyakarta: Cemerlang


Publishing.

Harianto, Pendi. 2014. Bugar Dan Cantik Dengan Terapi Air Putih Dan Infused Water.
Yogyakarta: Media Pressindo

Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya. Health


Books Publishing.

Ira Puspito. 2012. Pengobatan Mandiri Di Rumah Anda A-Z Gangguan Kesehatan
Umum,Cara Mencegah Dan Cara Mengatsainya. Yogyakarta: Bangkit

Intyaswati. 2012. Gambaran Penanganan Mandiri Ibu Hamil Dengan Emesis


Gravidarum Pada Trimester I di BKIA Rumah Sakit William Booth Surabaya

Mansyur. 2008.Psikologi Ibu Dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta: Arianto

Maulana, M. 2008. Penyakit Kehamilan Dan Pengobatannya. Yogjakarta: Kata hati.

Nugraheni. 2013. cara khasiat manfaat jeruk bali .Bersumber dari:


http://www.carakhasiatmanfaat.com. diakses tanggal 1 januari 2015

Parwitasari, Chatur Dhian. 2014 Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan Jahe Dan
Daun Mint Terhadap Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal Online Mahasiswa
Bidang Ilmu Keperawatan

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 36


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37

Prawiroharjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Rahmi Fitria. 2013. Efektifitas Jahe Untuk Menurunkan Mual Muntah pada Kehamilan
Trimester I di Puskesmas Dolok Masihul kec. Dolok Masihul Kab Serdang

Rimontha, F.G dkk. 2007. Perbandingan Efektifitas Kombinasi Ekstrak Jahe Dan
Pirokdiksin Dengan Pirodiksin Saja Dalam Mengurangi Keluhan Mual Muntah
Pada Wanita Hamil.

Sugeng. 2014. Manfaat pamelo bagi kesehatan tubuh.


http://www.HomePameloManfaatPamelo,JerukBalibagiKesehatanTubuh.
Diakses tanggal 28-05-2015
Syarif. 2011. Terapi Akupresure. Bersumber dari <http://www.jki.ui.ac.id>. diakses
tanggal 28-05-2015

Tiran. 2008. Clinical Aromatherapy For Pregnancy And Childbirth. Philadelphia:


Elsevier Churchill Livingstone

Ziadah, hasnah. 2013. Kado Terindah Untuk Ibu Hamil. Yogyakarta: Fatiha

Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian... 37

Anda mungkin juga menyukai