Anda di halaman 1dari 7

Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah

pada Ibu Hamil Trimester I


Siti Cholifah1), Titin Eka Nuriyanah
1)Program Studi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Korespondensi : cholifah_siti79@yahoo.com

ABSTRAK
Mual muntah (Emesis gravidarum ) keluhan paling sering terjadi pada ibu hamil sebesar
50-90%, sebesar 2 % berakhir menjadi mual muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum)
yang bisa membahayakan ibu maupun janin. Salah Satu terapi non farmakologi yang
aman untuk diberikan pada ibu mual muntah selama kehamilan adalah aromaterapi lemon.
Tujuan penelitian membuktikan pengaruh aromaterapi lemon dalam menurunkan mual
muntah pada ibu hamil trimester I. Metode yang digunakan pre eksperimental dengan
desain One Group Pre-Post Test Design. Populasi ibu hamil trimester I di BPM Sidoarjo
yang mengalami mual muntah, menggunakan teknik consecutive sampling yang
memenuhi kriteria inklusi berjumlah 36 responden. Data dianalisis dengan menggunakan
Wilcoxon Sign Rank Test dengan α = 0,05. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa skala
mual muntah ibu hamil trimester I sebelum pemberian aromaterapi Mean+ SD 23,33+
3,913 sedangkan setelah pemberian aromaterapi Mean+ SD 13,67 + 4.071. Hasil
Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kemaknaan α= 0,05 didapatkan p= 0,0001 (P
< α 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak. Simpulan hasil penelitian menunjukkan
bahwa aromaterapi lemon secara bermakna mempunyai pengaruh dalam menurunkan
mual muntah pada ibu hamil trimester I. Saran bagi petugas kesehatan (bidan ) bisa
menerapkan terapi alternatif aromaterapi lemon untuk mengurangi dan mengatasi mual
muntah serta bisa dikembangkan lagi penelitian lebih lanjut tentang terapi komplementer
untuk mengatasi mual muntah.
Kata Kunci : Mual muntah, aromaterapi lemon
PENDAHULUAN

Konsepsi menimbulkan perubahan pada semua sistem pada tubuh ibu termasuk sistem
endokrin dan gastro intestinal sehingga menimbulkan berbagai ketidaknyamanan atau keluhan
fisiologis seperti keluhan mual muntah. Kejadian Mual muntah yang dialami ibu hamil berkisar 50 –
90 % dan sekitar 25 % ibu yang mengalami mual muntah pada awal kehamilan membutuhkan waktu
untukberistirahat dari Pekerjaannya (Prawirohardjo, 2009), Sedangkan sebanyak 2 % berakhir
dengan mual muntah berlebihan yang bisa mengganggu kondisi ibu dan janin (Chan, et al .2011).
Sampai saat ini etiologi dari mual muntah pada kehamilan belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa teori yang menyatakan mual muntah terjadi akibat peningkatan kadar hormon dalam
tubuh akibat adanya konsepsi yaitu hormon estrogen dan progesterone dan Human Chorionic
Ghonadotropin (HCG) yang diproduksi selama hamil(Bobak, 2005)

. Mual muntah dapat ditangani secara farmakologi dengan diberikan obat-obatan untuk
mengurangi mual muntah seperti Obat anti emetik/ vitamin B6, akan tetapi dari obat-obatan
tersebut mempunyai efek samping antara lain seperti ; sakit kepala, diare dan mengantuk
Pengobatan lain yang bisadiberikan adalah secara non farmakologi atau terapi komplementer yang
mempunyai kelebihan lebih murah dan tidak mempunyai efek farmakologi, salah terapi yang aman
dan bisa diberikan pada ibu hamil yang mengalami mual muntahdengan memberikan aromaterapi
lemon (Laura, 2009. Kia, et al 2013)

METODE

Rancangan penelitian yang digunakan Quasi experiment dengan One Group Pre-Post Test
Design, Populasi ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah, pengambilan sampel dengan
consecutive sampling sebanyak 36 ibu di 2 BPM yang ada di Kabupaten Sidoarjo yang memenuhi
kriteria inklusi bersedia diteliti, hamil normal usia kehamilan < 12 minggu dan kriteria eksklusi
grande multigravida. Mulai tanggal 16 Desember 2017 sampai 16 Januari 2018. Mual muntah diukur
sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lemon dengan Indeks Rhodes. Konsentrasi
aromaterapi lemon yang diberikan dengan mencampurkan 0,1 ml minyak esensial lemon kedalam
air sebanyak 1 ml, konsentrasi pemberian aromaterapi lemon didasarkan pada penelitian Kaviani
etal. (2014) kemudian ibu menghirup aromaterapi lemon yang ditaruh dalam kapas dengan jarak
kurang lebih 2 cm dari hidung sambil bernafas panjang selama + 5 menit dan bisa diulang jika masih
merasa mual muntah. Kemudian di evaluasi setelah 12 jam.
JURNAL INOVASI & TERAPAN PENGABDIAN MASYARAKAT JITPeMas POLITA
POLITEKNIK ‘AISYIYAH PONTIANAK VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2022

106

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI JAHE TERHADAP


PENURUNAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU
HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LIMBOTO
Ani Retni1, Haslinda Damansyah1
1Program Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo

ABSTRAK
Abstrak Perubahan yang terjadi pada ibu hamil dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dalam kehamilan, salah satunya adalah mual muntah. Mual
dan muntah atau hiperemesis gravidarum merupakan salah satu komplikasi
kehamilan. Tujuanpenelitian adalah untuk diketahuinya pengaruh pemberian
aromaterapi jahe terhadap penurunan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
trimester I. Jenis penelitian ini adalah analitik komparatif dengan rancangan
quasy experimenone group pre-post design. Populasi dalam penelitian
sebanyak 20 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan tekniktotal
sampling. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian aromaterapi
jahe terhadap penurunan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester I
dengan nilai p-value = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh
pemberian aromaterapi jahe terhadap penurunan hiperemesis gravidarum pada
ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Limboto. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi
peneliti dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat.
PENDAHULUAN

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam
kehamilan, salah satunya adalah mual muntah. Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut
hiperemesis gravidarum merupakan salah satu komplikasi kehamilan. Dampak Hiperemesis
Gravidarum yaitu dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi liver dan
terjadiIkterus, terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi
umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian(Hadijono, 2014).Menurut World Health
Organization(WHO) (2019) hipermesis gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan angka kejadian
mencapai 78,5% dari seluruh kehamilan. Angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia
mencapai lebih dari 80% dari seluruh kehamilan. Kementrian Kesehatan RI (2019) menjelaskan
bahwa lebih dari 80% ibu hamil di Indonesia mengalami mual muntah yang berlebihan, yang dapat
menyebabkan ibu hamil menghindari jenis makanan tertentu dan akan menyebabkan risiko bagi
dirinya maupun janin yang sedang dikandungnya. Angka kejadian hiperemesis gravidarum di Provinsi
Gorontalo pada tahun 2019 menurut seksi kesehatan keluarga Dinkes Provinsi Gorontalo terdapat
4.250 jiwa ibu hamil.Data yang didapatkan di Kabupaten Gorontalotepatnya di Puskesmas Limboto
pada bulan Maret sampai Mei 2021 sebanyak 74% ibu hamil mengalami hiperemesis
gravidarumpada awal kehamilan(Dinkes Kabupaten Gorontalo, Mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama di masyarakat masih terjadi dan cara penanggulangannya sebagian besar masih
menggunakan terapi farmakologis. Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung
pada beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara farmakologi maupun
nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian antiemetik, antihistamin,
antikolinergik, dan kortikosteroid, namun ibu hamil akan lebih baik jika mampu mengatasi masalah
mual pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi pelengkap nonfarmakologis. Terapi
nonfarmakologis bersifat noninstruktif, noninfasif, murah tanpa efek samping yang merugikan.

Terapi nonfarmakologi dapat dilakukan dengan cara pengaturan diet, dukungan emosional,
akupuntur, dan pemberian aromaterapi. Aromaterapi memberikan ragam efek bagi penghirupnya,
seperti ketenangan, kesegaran, bahkan bisa membantu ibu hamil mengatasi mual. Aromaterapi jahe
merupakan salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat mengatasi mual muntah atau hipermesis
gravidarum pada ibu hamil.

(Hadijono, 2014).Jahe (Zingiber Officinale Rovb. var. Rubra) merupakan tumbuhan berbatang
semu tegak yang tidak bercabang dantermasuk famili Zingiberaceae. Batang jahe berbentuk bulat
kecil berwarna hijau dan agak keras. Rimpang jahe mengandung komponen senyawa kimia yang
terdiri dari minyak menguap (volatile oil), minyak tidak menguap (nonvolatile oil) dan pati. Minyak
atsiri (minyak menguap) merupakan suatukomponen yang memberi kekhasan pada jahe, kandungan
minyak atsiri jahe sekitar 2,58-2,72% dihitung berdasarkan berat kering. Minyak atsiri umumnya
berwarna kuning, sedikit kental, dan merupakan senyawa yang memberikan aroma yang khas pada
jahe. Kandungan minyak tidak menguap disebut oleoresin, yakni suatu komponen yang memberi
rasa pahit dan pedas. Rasa pedas pada jahe sangat tinggi disebabkan oleh kandungan oleoresin yang
tinggi. Zat oleoresin inilah yang bermanfaat sebagai antiemetik, oleh karena itu aromaterapi jahe di
percaya sebagai pemberi rasa nyaman dalam perut sehingga mengatasi mual muntah.

Tumbuhan jahe memiliki efek Menurut Runiari (2014) Jahe (Zingiber officinale) mengandung
1-4% minyak atsiri dan oleoserin. Komposisi minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari
geografi tanaman berasal. Kandungan utamanya yaitu zingeberence, arcucumene,
sesquiphellandrene dan bisabolene. Jahemerupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan
muntah selama kehamilan, setidaknya meminimalisir gangguan ini. Sifat khas jahe disebabkan
adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan adanya minyak atsiri dapat
diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rizhoma jahe kering.

Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau
harum tetapi tidak memiliki komponen berbentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri jahe yang
menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.Jahe sekurangnya mengandung 19
komponen yang berguna bagi tubuh yang salah satunya gingerol yaitu senyawa yang paling utama
dan telah terbukti memiliki aktifitas antiemetik (antimuntah) yang manjur dengan bersifat
menghambat serotoninpada sistem gastrointestinal. Senyawa serotonin ini menyebabkan perut
berkontraksi sehingga apabila dihambat maka otot-otot saluran pencernaan akan mengendor dan
melemah sehingga rasa mual banyak berkurang. Senyawa Jahe sangat efektif pada penggunaan
antiemetik untuk mencegah mual muntah pada kehamilan, keracunan makanan, kemoterapi,
pembedahan pada saluran reproduksi (ginekologi).
Dari 2 jurnal di atas dapat dibandingkan cara mengurangi hiperemesis gravidarum dengan
aroma terapi lebih efektif dengan melakukan aroma terapi jahe karena jahe mengandung minyak
tidak menguap disebut oleoresin, yakni suatu komponen yang memberi rasa pahit dan pedas. Rasa
pedas pada jahe sangat tinggi disebabkan oleh kandungan oleoresin yang tinggi. Zat oleoresin inilah
yang bermanfaat sebagai antiemetik, oleh karena itu aromaterapi jahe di percaya sebagai pemberi
rasa nyaman dalam perut sehingga mengatasi mual muntah.

Kandungan utamanya pada jahe yaitu zingeberence, arcucumene, sesquiphellandrene dan


bisabolene. Kandungan minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan
zingiberol.Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen yang berguna bagi tubuh yang salah
satunya gingerol yaitu senyawa yang paling utama dan telah terbukti memiliki aktifitas antiemetik
(antimuntah) yang manjur dengan bersifat menghambat serotoninpada sistem gastrointestinal.
Senyawa serotonin ini menyebabkan perut berkontraksi sehingga apabila dihambat maka otot-otot
saluran pencernaan akan mengendor dan melemah sehingga rasa mual banyak berkurang. Senyawa
Jahe sangat efektif pada penggunaan antiemetik untuk mencegah mual muntah pada kehamilan,
keracunan makanan, kemoterapi, pembedahan pada saluran reproduksi (ginekologi).

Anda mungkin juga menyukai