PENDAHULUAN
Mual dan muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil
pada kehamilan trimester pertama. Keluhan ini terjadi karena terjadinya berbagai
perubahan di dalam tubuh wanita. Salah satu penyebab terjadinya mual dan
emesis gravidarum sebanyak 50-75% baik pada ibu primigravida dan ibu
multigravida. Ibu hamil mengalami gejala mual dan muntah pada trimester
pertama atau awal- awal kehamilan. Gejala ini dimulai pada Trimester I yang
Amerika Serikat dan Kanada sekitar 400.000 dan 350.000 wanita hamil
mengalami kejadian mual dan muntah setiap tahunnya. Pada Negara-negara Barat
sebanyak 543 (10%) orang ibu hamil yang terkena emesis gravidarum. Kejadian
jumlah ibu hamil sebanyak 182.815 pada tahun 2017 (Muninjaya. 2018).
hamil sebanyak 1.675 ibu hamil, dan yang mengalami emesis gravidarum adalah
sebanyak 50-10%. Emesis gravidarum tidak berbahaya bagi janin, justru mual
muntah yang terjadi pada awal kehamilan merupakan metode perlindungi alamiah
untuk janin. Kepekaan ibu terhadap makanan dapat menjauhkannya dari makanan
Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih
yang disampaikan pada kehamilan trimester I. Hal ini disebabkan karena adanya
perubahan hormon pada ibu hamil yaitu adanya peningkatan hormon chorionic
dari usus kecil, kerongkongan, dan perut yang menyebabkan rasa mual selain itu
mual dan muntah juga dapat disebabkan karena kekurangan vitamin B6.
2018).
Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap
kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan
gejala umum yang dialami oleh ibu hamil selama trimester I kehamilan dan terjadi
pada 50-80% ibu hamil. Akan tetapi, hanya terdapat sekitar 17% ibu hamil yang
melaporkan mengalami mual dan muntah hanya di pagi hari. Sebuah penelitian
prospektif yang melibatkan 160 ibu menemukan bahwa 74% ibu melaporkan
mengalami mual dengan durasi rata-rata selama 43,6 hari, “morning sickness”
terjadi hanya pada 1,8% dan 80% ibu melaporkan mengalami mual yang
berlangsung sepanjang hari. Hanya setengah dari ibu yang melaporkan tidak
mengalami mual dan muntah setelah usia gestasi 14 minggu. (Pratami, 2016)
Pencegahan dan pengurangan keluhan mual muntah dapat dilakukan dengan cara
dengan cara mengkonsumsi obat-obatan seperti obat anti metik atau vitamin B6,
namun obat-obatan ini memiliki efek samping yang kemungkinan dialami oleh
ibu hamil seperti sakit kepala, diare dan mengantuk. Sedangkan penanganan
secara non farmakologi dilakukan dengan cara memberikan aroma terapi lemon
(Muninjaya, 2018).
adalah aromaterapi minyak esensial seperti minyak sitrus (jeruk, jeruk mandarin,
limau, bergamot dan grapefruit) aman dan lembut digunakan pada saat ini. Larutan
empat tetes minyak pilihan yang anda sukai dalam 5 ml/1 sendok the minyak
dasar, tuangkan bak mandi, atau tuangkan dua tetes pada kapas bulat untuk
Aromaterapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan
melahirkan. Aromaterapi lemon memiliki kandungan yang dapat membunuh
dan efektif untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan, serta menghasilkan
efek anti cemas, anti depresi, anti stres, dan untuk mengangkat dan memfokuskan
pikiran (Mujayati, N.2021). Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
lemon pada saat mengalami mual dengan jarak sekitar 2 cm dari hidung (Putri,
2020).
utama berupa linalool dan linalyl asetat yang dapat memberikan efek nyaman,
tenang dan meningkatkan relaksasi sehingga dapat mengurangi mual muntah pada
ibu hamil dan mengurangi penggunaan obat farmakologi yang ada efek
emesis gravidarum pada kelompok intervensi adalah 10,13 dengan standar deviasi
1,586. Skor emesis 4 gravidarum pada responden terendah yaitu 7 dan tertinggi
13. Dan didapatkan rata-rata emesis gravidarum pre test adalah 9,28-10,97,
sedangkan rata-rata post test adalah 7,38 dengan standar deviasi 1,500. Skor
rata frekuensi mual muntah sebelum diberikan terapi lemon adalah 3,38 dengan
standar deviasi 0,549 sedangkan rata-rata frekuensi mual muffah setelah diberikan
terapi lemon adalah 2,19 dengan standar deviasi 0,401 dapat disirnpulkan bahwa
ada pengaruh terapi lemon terhadap penurunan mual muntah pada ibu hamil
trimester pertama.
sickness sebelum diberikan terapi lemon yaitu sebanyak 13 kali dan setelah
diberikan menurun menjadi 3,18 kali, hasil uji livariabel menunjukkan bahwa
terapi lemon efektif dalam mengurangi morning sickness pada ibu hamil.
2022, dari hasil wawancara yang dilakukan pada 10 ibu hamil di Desa Batang
yang asam seperti kedondong dan mangga, dan tidak ada ibu hamil yang
Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
aroma terapi lemon terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil di Desa Batang
dalam penelitian ini adalah”Apakah ada pengaruh aroma terapi lemon terhadap
emesis gravidarum pada ibu hamil di Desa Batang Kumu, Kecamatan Tabuksel
Data atau informasi hasil penelitian ini dapat memperkuat bahan kajian
ibu hamil dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi pendidikan
hamil
2. Bagi responden
3. Bagi Peneliti