Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL SKRIPSI

EFEKTIVITAS KOMBINASI AROMATERAPI LEMON DAN


AKUPRESUR TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL
TRIMESTER I DI PUSKESMAS JUNGKAT KABUPATEN MEMPAWAH

DIUSULKAN OLEH:
SUMYARSIH
NIM: 211092042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSANKEBIDANAN
PRODI D-IV
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses kehamilan merupakan hal yang normal bagi seorang

perempuan. Masa kehamilan umumnya berlangsung selama 280 hari atau

40 minggu dimana dalam masa kehamilan ini dibagi menjadi 3 trimester

yang akan membantu pengelompokan tahap perkembangan ibu dan janin.

Setiap trimester kehamilan memiliki karakteristik yang menimbulkan

berbagai perubahan baik perubahan fisik maupun psikis.

Kehamilan trimester I yaitu antara minggu 0-12 dimana mulainya

pembentukan zigot sampai kemudian terbentuknya janin (Sukarni K,

2013). Terdapat beberapa perubahan yang dialami oleh ibu hamil trimester

I , salah satunya terkait sistem pencernaan yaitu keluhan mual muntah. Hal

ini terjadi karena diawal kehamilan terjadi peningkatan hormon HcG,

estrogen, dan progesteron yang menimbulkan terjadinya mual muntah atau

disebut dengan istilah emesis gravidarum. Keluhan mual muntah ini biasa

dialami oleh sebagian besar ibu hamil di awal kehamilan yaitu pada

trimester pertama (Perry et al. 2017).

Emesis gravidarum dialami sebagian besar ibu hamil yaitu sekitar

70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang biasanya terjadi pada

rentang usia kehamilan 5-12 minggu. Dimana 66% wanita hamil trimester

pertama mengalami keluhan mual sedangkan 44% mengalami muntah.

Prevalensi ibu hamil trimester I yang mengalami keluhan mual muntah di


Indonesia sekitar 50-90% (Nuangchamnong and Niebyl 2014).

Emesis gravidarum pada kehamilan merupakan hal normal yang

biasanya bersifat ringan dan dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-

masing ibu hamil. Meskipun mual muntah biasanya berhenti pada

trimester pertama namun gejalanya dapat menimbulkan beberapa

ketidaknyamanan dan gangguan. Emesis gravidarum yang tidak ditangani

akan menyebabkan penurunan berat badan. Emesis gravidarum juga dapat

mengakibatkan ketegangan emosional, stress psikologis, gangguan

metabolisme, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, serta tidak

keseimbangan elektrolit (Runiari, 2010). Dalam hal yang lebih parah

Emesis gravidarum dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum yang

tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga dapat memberikan

dampak negatif bagi perkembangan janin seperti seperti abortus, bayi lahir

rendah, kelahiran prematur, IUGR, serta malforasi pada bayi baru lahir

(Runiari 2010)

Penatalaksanaan kejadian emesis gravidarum terdiri atas

penatalaksanaan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan

secara non nonfarmakologi merupakan jenis terapi kebidanan

komplementer. Saat ini terapi komplementer telah berkembang pesat

dimasyarakat, dengan sekitar sepertiga populasi menggunakan beberapa

jenis terapi atau penanganan komplementer. Hal ini disebabkan oleh

perubahan pada harapan dan pilihan masyarakat untuk memperkecil

penggunaan obat-obatan yang dapat menimbulkan efek samping


merugikan (Medforth, Janet 2011). Beberapa terapi kompelementer yang

dapat digunakan sebagai intervensi untuk mengatasi mual muntah

diantaranya adalah akupresur, akupuntur, relaksasi, dan pemberian

aromaterapi (Apriany et al. 2010).

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada

beratnya gejala. Menurut (Maesaroh & Putri, 2019) salah satu

penatalaksanaan emesis gravidarum yang cukup efektif adalah dengan

memberikan kombinasi akupresur dan aroma terapi. Hal ini juga sejalan

dengan hasil penelitian Marwah (2017) yang menyatakah bahwa

kombinasi akupresur titik P6 dan aromaterapi jahe efektif

menurunkan keluhan mual.

Pengobatan herbal dan aromaterapi atau minyak esensial telah

banyak dilakukan secara rutin di Indonesia seperti aromaterapi lemon .

Aromaterapi lemon adalah minyak essensial yang dihasilkan dari ekstrak

kulit jeruk (Citrus Lemon) yang sering digunakan dalam aromaterapi.

Aromaterapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman untuk ibu hamil

dan ibu bersalin (Medforth, Janet 2011). Aromaterapi lemon memiliki

kandungan yang dapat membunuh bakteri meningokokus, bakteri tipus,

memiliki efek anti jamur dan efektif untuk menetralisir bau yang tidak

menyenangkan, serta menghasilkan efek anti cemas, anti depresi, anti stres,

dan untuk mengangkat dan memfokuskan pikiran (Dewi and Safitri 2018).

Minyak esensial Lemon merupakan minyak herbal yang paling banyak

digunakan dan dianggap sebagai obat yang aman pada kehamilan.


Aromaterapi lemon terbukti memiliki efek menguntungkan pada

emesis gravidarum. Menurut penelitian (Kia, PY, Safajou, F.,Shahnazi, M.

& Nazemiyeh 2016) skor rata-rata emesis gravidarum menurun selama

empat hari menggunakan aromaterapi lemon inhalasi. Hal ini juga sesuai

dengan penelitian sebelumnya bahwa perawatan nonfarmakologis dapat

dilakukan pada wanita hamil untuk menghilangkan emesis gravidarum.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 40% wanita

menggunakan aroma lemon untuk meredakan mual muntah, dan lebih dari

setengah dari mereka yang pernah menggunakannya mengatakan cara

tersebut efektif..

Penatalaksanaan emesis gravidarum secara non farmakologis lainnya

juga dapat dilakukan dengan pemberian pemberian akupresur. Akupresur

merupakan sebuah metode pemijatan berdasarkan ilmu akupuntur atau bisa

juga disebut akupuntur tanpa jarum (Maipura 2016). Terapi akupresur

merupakan terapi pemijatan pada titik meridian tertentu yang berhubungan

dengan organ dalam tubuh untuk mengatasi mual muntah. Terapi ini tidak

menggunakan obat-obatan kimia dan prosedur invasif melainkan dengan

mengaktifkan sel–sel yang ada dalam tubuh, sehingga terapi ini tidak

memberikan efek samping seperti obat dan tidak memerlukan biaya mahal.

Pada prinsipnya terapi akupresur sama dengan memijat sehingga tidak

memerlukan keterampilan khusus beda halnya dengan akupuntur yang

memerlukan pelatihan. Terapi akupresur untuk mual muntah dilakukan

dengan menekan secara manual pada Pericardium 6 pada pergelangan


tangan (Hartono 2012).

Akupresur merupakan pengobatan yang diterima dengan baik oleh

masyarakat dengan insiden efek merugikan yang relatif rendah.

Penggunaan akupresur dalam kehamilan banyak memberikan hasil yang

positif, mudah dilakukan, bebas bahaya, dan dapat dilakukan sendiri pada

wanita yang mengalami mual muntah. Prinsip healing touch pada

akupresur menunjukkan prilaku caring yang dapat memberikan

ketenangan, kenyamanan, rasa dicintai dan diperhatikan bagi klien

sehingga lebih mendekatkan hubungan terapeutik dengan klien

(Kushariyadi, n.d.).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa akupresur memberikan

dampak positif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rahmayati, Irawan,

and Sormin 2017) mengungkapkan informasi bahwa stimulasi pada titik P6

mempunyai manfaat dalam peningkatan pengeluaran beta endorpin di

hipofisis di sekitar CTZ. Beta endorpin merupakan salah satu antiemetik

endogen yang dapat menghambat impuls mual muntah di pusat muntah dan

CTZ. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rohmah 2018)

dengan judul Pengaruh pemberian terapi akupresur untuk mengurangi mual

muntah pada ibu hamil dengan emesis gravidarum menunjukkan hasil

bahwa setelah diberikan terapi akupresur selama 3 hari terjadi penurunanan

frekuensi mual muntah pada ibu hamil dari 3-4 kali/hari menjadi 1-2

kali/hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian terapi akupresur untuk mengurangi mual muntah pada ibu


hamil.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Jungkat, selama

bulan Oktober-Desember terdapat…. Ibu hamil, dimana….diantaranya

mengalami emeiss gravidarum. Penanganan yang dilakukan di

Puskeskesmas Jungkat untuk pasien emesis gravidarum yaitu dengan

pemberian vitamin B6 dan edukasi pemenuhan nutrisi (makan sedikit tapi

sering, mengurangi konsumsi makanan berlemak, asam dan pedas).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 5 ibu hamil

mengatakan bahwa setelah diberikan vitamin B6 dan edukasi belum terjadi

penurunan frekuensi mual yang signifikan sehingga penulis menyimpulkan

perlu adanya penatalksanaan lebih lanjut dalam penanganan emesis

gravidarum yang mudah, aman dan terjangkau oleh ibu hamil yaitu dengan

pemberian kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur.

Berdasarkan latar belakang dan alasan tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Efektivitas pemberian

aromaterapi lemon dan akupresur terhadadap frekuensi mual muntah pada

ibu hamil trimester I di Puskesmas Jungkat Mempawah”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat disusun rumusan
masalah penelitian ”Apakah pemberian aromaterapi lemon dan akupresur
efektif menurunkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Mempawah ?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas pemberian aromaterapi lemon dan akupresur
terhadap penurunan frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu hamil trimester I di Puskesmas Jungkat
Kabupaten Mempawah meliputi umur, paritas, pendidikan, pekerjaan
dan pendapatan.
b. Mengetahui frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah sebelum diberikan
aromaterapi lemon dan akupresur
c. Mengetahui frekuensi mual muntah ibu hamil di Puskesmas Jungkat
Kabupaten Mempawah setelah diberikan aromaterapi lemon dan
akupresur

D. Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang Lingkup Keilmuan
Ruang lingkup keilmuan yaitu dalam sub ilmu kebidanan
2. Ruang Lingkup Materi
Materi penelitian ini adalah mual muntah, aromaterapi dan akupresur
3. Ruang Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Jungkat
4. Ruang Lingkup Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah Puskesmas Jungkat
5. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2022

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi ilmiah
mengenai efektivitas pemberian aromaterapi dan akupresur terhadap
Frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I
b. Memberikan gambaran mengenai penatalaksanaan mual muntah
kehamilan dengan memberikan aromaterapi dan akupresur
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan
mengenai efektivitas pemberian aromaterapi dan akupresur terhadap
frekuensi mual muntah pada ibu hamil.
b. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan pemberian aromaterapi
dan akupresur tuntuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil
c. Dapat mengetahui cara mengurangi gejala mual muntah dengan
pemberian aromaterapi dan akupresur

F. KEASLIAN PENELITIAN
No Nama Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian
1 Wisdyana Pengaruh Quasy Terdapat pengaruh
Sari Dewi, Aromaterapi Eksperimen pemberian
Erni Yulia Lemon terhadap aromaterapi lemon
Safitri Emesis terhadap emesis
(2018) Gravidarum di gravidarum ( p
Praktik Mandiri Value=0,005)
Bidan Wanti
Mardiwati

2 Ana Mariza, Penerapan Quasy Terdapat Pengaruh


Lia akupresur pada Eksperimen pemberian
Ayuningtias titik P6 terhadap akupresure titik p6
(2019) emesis terhadap mual dan
(Mariza1 and gravidarum muntah pada ibu
Ayuningtias pada ibu hamil hamil TM I
2 2019) trimester 1 dengan p-value
0,000
3 Ratu Putri, Quasy Terapi akupresur
Perbedaan
Novia Eksperimen lebih efektif
Efektifitas
Mirandica dibandingkan
Pemberian
(2019) aromaterapi
Aromaterapi
peppermint untuk
Peppermint dan
mengurangi mual
Terapi Akupresur
muntah pada ibu
Terhadap
hamil trimester I
Pengurangan
dengan selisih
Mual Muntah
rata-rata 0,86 kali
Pada Ibu Hamil
Trimester I di
Wilayah Kerja
BPM Amrina,
S.Tr.Keb dan
BPM Ponirah,
S.ST Kota Metro

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Mual Muntah
1. Pengertian
Mual merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak
menyenangkan yang terjadi dibelakang tenggorokan dan epigastrium
yang dapat atau tidak menyebabkan muntah. Sedangkan muntah diartikan
sebagai perasaan subjektif dan adanya keinginan untuk muntah). Muntah
juga dapat dipengaruhi oleh serabut aferen sistem gastrointestinal.
Muntah merupakan respon dari batang otak yang akan memepngaruhi
pusat muntah. Jika pusat muntah terstimulasi maka jalan nafas akan
tertutup dan respirasi menjadi lebih rendah. Akibatnya esophagus bagian
atas relaksasi da meningkatkan tekanan intra abdomen yang
menyebabkan pengeluaran isi lambung (Dewi and Safitri 2018)
Pada kehamilan trimester pertama, umumnya nafsu makan
berkurang, sering timbul rasa mual dan ingin muntah. Pada kondisi ini
ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin dapat tumbuh dengan
baik. Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah mual dengan
atau tanpa muntah. Ini disebut morning sickness baik terjadi pada pagi
hari maupun siang hari.Morning sicknessatau mual dan muntah bisanya
dimulai sekitar 6 atau 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 atau 13
minggu

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi mual dan muntah


a. Peningkatan hormon Progesterone.
Dengan meningkatnya tingkat hormon progesterone ini, terjadi
pergerakan dari usus kecil para ibu hamil, kerongkongan dan perut
yang mana hal ini akan bisa menyebabkan rasa mual.

b. Peningkatan hCG
Peningkatan hCG yang terjadi pada manusia salah satunya bisa dan
dapat mengakibatkan rasa mual dan muntah dalam tahap awal
kehamilan yang dirasakan oleh para ibu hamil.
c. Kekurangan vitamin B6
Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan morning sickness dan
yang lebih berat lagi.
d. Meningkatnya sensitivitas Pada Bau
Peningkatan hormon esterogen bisa memicu sensitivitas pada hidung
ibu hamil. Meski begitu masih belum diketahui benar apakah
hormone estrogen benar-benar berpengaruh terhadap hal ini.
e. Stres
Beberapa ahli juga menilai bahwa respon rasa mual dan muntah-
muntah yang dialami ibu hamil tersebut merupakan respon negatif
akibat rasa stress yang dialami. Sekali lagi, belum ada bukti konkrit
terkait hal ini. Meski begitu, rasa mual dan muntah yang dialami
juga menyebabkan ibu hamil semakin merasakan stress

3. Tanda dan Gejala


Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)
1) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita 2. Ibu merasa lemah
2) Nafsu makan tidak ada
3) Berat badan menurun
4) Merasa nyeri pada epigastrium
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
6) Tekanan darah menurun
7) Turgor kulit berkurang
8) Lidah mengering
9) Mata cekung
b. Tingkatan II (sendang)
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) Lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik (dehidrasi)
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
c. Tingkatan III (berat)
1) Keadaan umum,kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
2) Dehidrasi hebat
3) Nadi kecil, cepat dan halus
4) Suhu badan meningkat dan tensi turun
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental.
6) Timbul ikterus

4. Perbedaan Tingkatan Mual Muntah


Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah
morning sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum.
Dibawah ini dijabarkan perubahan dan berbagai keluhan yang
meyertainya.
a. Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat
turunnya aliran darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem
saraf pusat berkurang. Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan
dari tempat tidur, duduk dengan tenang sambil beradaptasi pada posisi
duduk sehingga pusing berkurang, minum teh hangat agak manis,
setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.
b. Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak
menyebabkan gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara
mengatasinya sama dengan morning sickness, obat yang diperlukan
adalah anti mual, mengganti cairan yang keluar dengan minuman
elektrolit.
c. Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah berlebihan sehingga menggangu aktivitas sehari-
hari. Cara mengatasinya dengan terapi intensif, dan terminasi
kehamilan (Manuaba 2010)

5. Dampak Mual Muntah Kehamilan


Mual muntah pada saat kehamilan memiliki dampak yang signifikan pada
kehidupan keluarga, mempengaruhi kemampuan untuk melakukan
aktifitas sehari-hari, fungsi social dan perkembangan situasi stress. Selain
itu mual muntah juga akan berdampak ada gangguan pemenuhan nutrisi,
penurunan berat badan, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit.
Sedangkan dampak lebih lanjut bagi janin yaitu keguguran, lahir prematur
dan berat lahir rendah (Dewi and Safitri 2018)

6. Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada Kehamilan


Mual dan muntah bisa dicegah dengan cara farmakologi dan non
farmakologi (LeMone et al. 2011) Berikut beberapa terapi farmakologi dan
non farmakologi yang biasa diberikan.
a. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi bisa dengan pemberian vitamin B6 dan obat
antiemetik, obat antihistamin misalnya prometazin, fenotiazin,
Metoklopramid, Ondansentron untuk meringankan mual dan muntah
ringan atau mual dan muntah berat. Namun, penggunaan obat-obatan
dapat menyebabkan efek samping baik pada ibu, kehamilan, maupun
bayi.Untuk itu pengobatan nonfarmakologi salah satu pengobatan
alternatif untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan (Kia,
PY, Safajou, F.,Shahnazi, M. & Nazemiyeh 2016)
b. Terapi Non Farmakologi
Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual
dan muntah pada kehamilan adalah dengan perubahan diet,
pengobatan herbal, akupresur, akupuntur, refleksologi, osteopati,
homeopati, dan hipnoterapi, dan aromaterapi.

7. Pengukuran Mual Muntah


Frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah karakteristik yang paling
penting yang biasa diukur dalam percobaan klinis (Rahmayati, Irawan, and
Sormin 2017). Pengukuran frekuensi bisa dilakukan dengan cara
berdasarkan jawaban ya atau tidak untuk pretanyaan spesifik dari
responden yang berkaitan dengan munculnya mual dan muntah.
Pengukurn mual dan muntah bisa juga dilakukan dengan menggunaan
score.
Frekuensi mual merupakan keluhan subjektif berupa perasaan tidak
nyaman pada saluran pencernaan yang bisa dihitung dengan menggunakan
kuesioner PUQE24. Responden diberi pertanyyan sebanyak 1 item berupa
pertanyaan berapa kali responden mengalami mual dalam waktu 24 jam.
Tingkat ringan yaitu apabila responden mengalami mual sebanyak 1-5
kali, tingkat sedang apabila responden mengalami mual sebanyak 6-10
kali, mual tingkat berat apabila responden mengalami mual sebanyak 11-
15 kali.
Sedangkan frekuensi muntah berupa pengeluaran isi lambung muntah
melalui mulut yang bisa diamati dengan menggunakan kuesioner PUQE-
24. Responden diberi pertanyaan berapa kali responden mengalami
muntah dalam waktu 24 jam. Muntah tingkat ringan yaitu apabila
responden mengalami muntah sebanyak 1-3 kali, muntah tingkat sedang
apabila responden mengalami muntah sebanyak 4-6 kali, sedangkan
muntah tingkat berat apabila responden mengalami muntah sebanyak lebih
dari 7 kali.. Kuesioner PUQE-24 (Pregnancy Unique Quantification of
Emesis) adalah kuesioner yang bisa digunakan untuk mengukur frekuensi
mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama (Puspitasari 2019)

B. Aromaterapi
1. Pengertian
Menurut (Buckle, Ryan, and Chin 2014) bahwa aromaterapi
merupakan terapi dengan menggunakan minyak essensial atau minyak
atsiri yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan salah satunya
mual dan muntah.Istilah aromaterapi, yang kemudian digunakan hingga
sekarang ini, berasal dari Gattefosse yang diartikan sebagai terapi dengan
menggunakan minyak atsiri. Aromaterapi meliputi penggunaan minyak
atsiri atau minyak essensial yang berasal dari tanaman
Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma
berarti bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan, jadi
aromaterapi adalah salah satu carapengobatan dengan menggunakan bau-
bauan yang umumnya berasal dari tumbuhtumbuhan serta berbau harum,
gurih, dan enak yang disebut dengan minyak atsiri.Komponen utama
dalam aromaterapi adalah minyak atsiri. Namun, cara pengobatan ini
sebenarnya telah diterapkan sejak dimulainya peradaban di bumi. Minyak
atsiri dapat dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi, antiseptik, merangsang
nafsu makan, karminatif, koleretik, merangsang sirkulasi, doedoran,
ekspektoran, stimulasi granulasi, insektisida, insekrepelan, dan
sedatif.Efek samping penggunaan minyak atsiri dalam aromaterapi jarang
ditemukan.
Aromaterapi bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antijamur,
antiseptik karena memiliki kekuatan untuk mengikat dan membawa
oksigen serta nutrisi ke dalam sel di seluruh tubuh (Saragih 2016).
Tanaman yang bisa dijadikan aromaterapi untuk mengatasi mual dan
muntah yaitu peppermint, petitgrain, orange, lavender, ginger, lemon
2. Sifat Terapiutik Aromaterapi
Aromaterapi memiliki kemampuan antiinflamasi, antiseptic,
perangsang selera makan, karminatif, koleretik, perangsang sirkulasi,
deodorant, ekspektoran, perangsang granulasi, hiperemik, insektisida,
pengusir serangga dan sedative .Selain itu aromaterapi memiliki kekuatan
untuk mengikat dan membawa oksigen serta nutrisi ke dalam sel di
seluruh tubuh ((Koensoemardiyah 2009).

3. Manfaat aromaterapi
Manfaat Aromaterapi menurut (Shinobi 2008) adalah :
a. Aromaterapi merupakan salah satu cara yang tepat dan efisien dalam
menjaga tubuh tetap sehat
b. Aromaterapi banyak dimanfaatkan dalam pengobatan, khususnya
untuk membantu penyembuhan beragam penyakit, meskipun lebih
ditujukan sebagai terapi pendukung (supporttherapy).
c. Aromaterapi membantu meningkatakn stamina dan gairah seseorang,
walapun sebelumnya tidak atau kurang memiliki gairah dan
semangat hidup.
d. Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan yang tenang pada
jasmani, pikiran dan rohani (soothing the physical, mind and
spiritual).

4. Kelebihan dan Keunggulan Aromaterapi


Menurut (Jaelani 2017), beberapa keunggulan dan kelebihan aromaterapi
antara lain:
a. Biaya yang dikeluarkan relatif murah
b. Bisa dilakukan dalam berbagai tempat dan keadaan
c. Tidak mengganggu aktivitas yang bersangkutan
d. Dapat menimbulkan rasa senang pada orang lain
e. Cara pemakaiannya tergolong praktis dan efisien
f. Efek zat yang ditimbulkan tergolong cukup aman bagi tubuh
g. Khasiatnya terbukti cukup manjur dan tidak kalah dengan metode
terapi lainnya

5. Aromaterapi Lemon untuk Mual Muntah


Lemon merupakan buah yang berbau khas, keras, dan bersih.
Lemon dapat menenangkan suasana, aromanya dapat menimbulkan rasa
percaya diri, merasa lebih santai, menenangkan saraf tanpa
menghilangkan kesadaran (Widiastuti 2011). Minyak jeruk lemon dapat
meningkatkan perasaan kearah lebih baik.Aromanya berkhasiat untuk
kesehatan, pengobatan, meningkatkan energi fisik.
Kandungan lemon (Budiana 2013) Setiap 100 gr yang setara
dengan dua buah jeruk lemon ukuran sedang menyediakan 29 kalori, 1,1
gr protein, 0,3 gr lemak, 2,9 gula alami, dan 2,8 gr serat jeruk. Jeruk
lemon mempunyai komposisi utam gula dan asam sitrat. Kandungan
jeruk lemon antara lain flavonoid, limone, asam folat, tanin, vitamin
(C,A,B1 dan P) dan mineral (kalium dan magnesium). Kulit jeruk lemon
terdiri dari dua lapis. Bagian luar mengandung minyak esensial (6%)
dengan komposisi limone (90%), citral (5%), dan sejumlah kecil
citronellal, alfa-terpineol, linalyl, dan geranyl acetate. Kulit jeruk lapisan
dalam tidak mengandung minyak esensial, tetapi mengandung glikosida
falvon yang pahit, derivat koumarin, dan pektin
Aromaterapi lemon adalah minyak essential yang di hasilkan dari
ekstraksi kulit jeruk lemon (citrus lemon) yang sering di gunakan dalam
aromaterapi. Aromaterapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman
untuk kehamilan dan melahirkan (Medforth, Janet 2011). Memiliki sifat
antibakteri, baik digunakan untuk menurunkan tekanan darah,
menghentikan perdarahan, sariawan sumber potasium yang baik untuk
jantung, meningkatkan stamina dan menambah tenaga, dapat melegakan
batuk dan relaksasi terhadap lelah, menyeimbangkan pH tubuh. Lemon
juga dapat berfungsi sebagai antioksidan, antibakterial, antiseptik,
antipiretik, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi
serta mengembalikan fungsi pencernaan.
Aromaterapi lemonuntuk mengurangi mual muntah diberikan
secara inhalasi atau dihirup melalui hidung. Aromaterapi melalui hidung
(nasal passages) merupakan cara yang paling efektif karena hidung
mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas
merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh aromaterapi. Saraf
otak cranial bertanggung jawab terhadap indera pembau dan
menyampaikannya pada selsel reseptor Ketika aromaterapi lemon
dihirup, molekul yang mudah menguap (volatile)dari minyak tersebut
dibawa oleh arus udara ke “atap” hidung di mana silia-silia yang lembut
muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada
rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan
melalui membrane mukosa, selanjutnya bersikulasike organ lambung. Di
lambung molekul-molekul aroma yang terkandung di lemon menurunkan
kadar hormon HCG, selanjutnya molekul-molekul menuju usus
mempengaruhi efek hormon progesterone, stroid yang menyebabkan
perlambatan pengosongan lambung dan menormalkan motilitas usus,
sehingga mual dan muntah berkurang (Koensoemardiyah 2009).

6. Prosedur Pemberian Aromaterapi


Aromaterapi lemon diberikan secara inhalasi yaitu dihirup melalui tisuue
selama empat hari setiap ibu hamil merasakan mual dan muntah. Berikut
langkah-langkah pemberian aromaterapi secara inhalasi
(Koensoemardiyah 2009)
a. Siapkan kemasan aromaterapi lemon berukuran 10 ml, siapkan tissue
1 lembar tanpa alkohol
b. Teteskan aromaterapi lemon sebanyak 3 tetes ke selembar tissue
c. Minta ibu menarik nafas sebanyak 2-3 kali sambil menghirup
aromaterapi lemon selama 1 menit
C. Akupresur
1. Pengertian
Akupresur Akupresur atau akupuntur tanpa jarum merupakan salah
satu metode pengobatan atau penyehatan dengan pemijatan atau penekana
jari dipermukaan kulit, dimana pemijatan atau penekanan tersebut akan
mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang
kekuatan energi tubuh untuk menyembuhkan atau menyehatkan. (Dewi,
dkk, 2017: 7) Akupresur disebut juga dengan terapi totok/tusuk jari adalah
salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi
pada titik-titik tertentu atau acupoint pada tubuh. Akupresur juga diartikan
sebagai menekan titik-titik penyembuhan menggunakan jari secara
bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri
secara alami. (Heni Setyowati and Kp 2018).

2. Cara Kerja
Titik-titik akupresur berada dipermukaan kulit yang memiliki
kepekaan bioelektik. Stimulasi terhadap titik-titik ini akan merangsang
keluarnya endhorpin, hormon pengurang rasa sakit. Sebagai hasilnya, rasa
sakit akan diblok dan aliran darah dan oksigen ke area titik-titik tersebut
meningkat. Hal ini akan merilekskan otot dan mendorong kesembuhan.
Akupresur menghalangi sinyal rasa sakit ke otak melalui stimulasi ringan,
menghalangi sensasi rasa sakit melalui syaraf spinal menuju
otak.Stimulasi pada titik-titik akupresur tidak hanya dapat menghilangkan
sumbatan pada jalur meredian, juga dapat menghilangkan aliran Qi, darah
serta mengharmoniskan Yin dan Yang tubuh (Dewi and Safitri 2018).
Akupuntur atau akupresur memanfaatkan rangsangan pada titik-titik
akupuntur tubuh pasien, telinga atau kulit kepala untuk mempengaruhi
aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan Qi. Qi mengalir dalam suatu
meredian (saluran), jadi inti pengobatan akupuntur/akupresur adalah
mengembalikan sistem keseimbangan (homeostatis) tubuh yang terwujud
dengan adanya aliran qi yang teratur dan harmonis dalam meredian
sehingga pasien sehat kembali. Dengan menguatkan qi, daya tubuh
menjadi baik, penyebab penyakit dapat dihilangkan secara tidak langsung.
Hilangnya penyebab penyakit dan kuatnya ci dapat mengembalikan
keadaan yin dan yang sehingga penyakit bisa sembuh dan orang menjadi
sehat kembali.(Heni Setyowati and Kp 2018).

3. Acupoint
Titik-titik meredian akupuntur atau akupresur merupakan konduktor
listrik pada permukaan kulit yang dapat menyalurkan energi penyembuhan
yang paling efektif, sehingga penyembuhan energi yang paling bagus
dengan menggunakan titik-titik akupresur. Acupoint bersifat biolistik
memiliki ciri-ciri papillae kulit 2 kali lebih banyak, mengandung kapiler
teranyam dengan saraf sensoris, ujung-ujung saraf simpatis sehingga
menaikkan konduktivitas kulit diatasnya karena tekanan listriknya rendah.
Acupoint terletak dipermukaan tubuh, terutama pada lokasi dimana bundle
saraf menembus fascia otot atau secara histologis merupakan struktur
neodermal dengan densitas lokal yang tinggi yang banyak mengandung
serabut saraf simpatik. Keberadaan acupoint telah dibuktikan oleh
berbagai penelitian, diantaranya melalui termografi dengan tujuan
membuat visualisasi perubahanperubahan perfusi perifer selama akupuntur
dengan menggunakan kamera infra merah yang mampu mendeteksi
perubahan distribusi suhu.
Akupuntur pada titik pericarium 6 dan large intestine 11
memberikan efek meningkatkan penyaluran energi ke daerah lengan.
Hasilnya adalah adanya peningkatan signifikan suhu perifer selama
akupuntur. Pemeriksaan spektroskopi dan sonografi juga digunakan untuk
menginvestigasi efek serebral pada akupuntur dengan mengunakan near
infrared spectroscopy (NIRS) untuk mengukur perubahan oksigen serebral
regional dan transcranial doppler sonography (TCD) untuk memperoleh
informasi tiga dimensi dari area yang spesifik di intrakaranial. Titik yang
dilakukan akupuntur adalah Neiguan, Qihai, Zusanli, dan Sanyinjiao. Hasil
yang diperoleh adanya kenaikan oksigen serebral regional dan perubahan
aliran yang signifikan dari arteri serebri media selama dilakukan
rangsangan titik akupuntur tersebut. Beberapa penelitian di atas
meyakinkan bahwa acupoint memang ada dan dapat diketahui serta dapat
dibuktikan secara ilmiah. Titik akupuntur dapat memberikan tanggapan
terhadap berbagai jenis rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa
rangsangan mekanis, termis, listrik, magnet maupun perpaduan keempat
rangsangan tersebut (Heni Setyowati and Kp 2018).

4. Teknik Manipulasi Pemijatan Akupresur


Teknik manipulasi atau sering disebut sebagai teknik rangsangan pada
pemijatan akupresur merupakan teknik pemijatan yang dilakukan
berdasarkan hasil pemeriksaan klien dan penegakkan diagnose. Adapun
teknik manipulasi atau perangsangan dibagi menjadi dua :
a. Teknik penguatan (Tonifikasi)
1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih maksimal 30
kali putaran atau tekanan
2) Arah putaran searah dengan jarum jam
3) Tekanan yang digunakan sedang, tidak kuat
4) Titik yang dipilih maksimal 10 titik akupresur
5) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan
harus searah dengan jalur perjalanan meredian
b. Teknik pelemahan (Sedasi)
1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih antara 40-60
kali putaran atau tekanan
2) Arah putaran berlawanan dengan jarum jam
3) Tekanan pemijatan yang digunakan sedang sampai kuat
4) Titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan
5) 5 Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah
pemijatan harus berlawanan arah dengan jalur perjalanan meredian
(Dewi and Safitri 2018)
5. Titik Akupresur untuk Mual Muntah
a. Titik perikardium 6 (PC 6)
Titik PC 6 (Nei guan) letaknya 2 cun dari garis pergelangan tangan
sejajar dengan jari tengah. Titik ini untuk mengurangi mual muntah
yang dilakukan 3 hari selama ibu mengalami mual dengan memijat
berlawanan jarum jam (sedasi) sebanyak 50 kali. Perikardium 6 (PC 6)
bersifat mengatur sirkulasi Qi, menenangkan Qi lambung yang
terbalik, menenangkan pikiran, meredakan nyeri, melonggarkan dada.
Bermanfaat untuk meredakan mual, dan gangguan pencernaan (Lestari
2019)

b. Titik spleen 4 (SP 4)


Titik SP 4 (Gong Sun) letaknya pada lekukan distal dan inferior tulang
metatarsal ke satu. Titik ini untuk mengurangi mual muntah dilakukan
3 hari selama ibu mengalami mual muntah dengan memijat searah
jarum jam (tonifikasi) sebanyak 30 kali. Berfungsi untuk mengurangi
nyeri pada lambung yang bersifat dingin, membantu memperkuat Qi
lambung dan jantung sehingga mengurangi rasa mual (Lestari 2019).
6. Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur Untuk Mual Muntah
Penanganan mual muntah dengan komplementer bisa dilakukan
salah satunya dengan terapi akupresur, karena dengan melakukan terapi
akupresur dapat melancarkan Qi dan aliran darah dan mengistruksikan
sistem endokrin untuk melaksanakan sejumlah endorphin sesuai
kebutuhan tubuh untuk memberikan rasa tenang. Akupresur dapat
menstimulasi saraf perifer di otak untuk mengirimkan implus ke sistem
saraf pusat disertai aktivitas medula spinalis, hipotalamus dan hipofise
diaktifitasi untuk melaksanakan endorphin (Heni Setyowati and Kp 2018)
Menurut teori emesis gravidarum terjadi akibat ketidak
seimbangan Qi ibu karena tubuhnya berupaya beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi saat pertumbuhan janin, Qi dalam kehamilan dapat
dipengaruhi oleh tidak harmonis dalam tiga organ yang penting yaitu
limpa, lambung, dan jantung. Tidak harmonisan Qi lambung menyebabkan
terjadinya emesis gravidarum (Tiran 2008). Titik akupresur yang bisa
mengurangi emesis gravidarm adalah titik PC 6 dan SP 4. Titik ini dapat
memperlancar Qi dan aliran darah keseluruh tubuh, dan mengembalikan
jalur meredian yang terbalik, sehingga setelah diberi terapi pada titik
tersebut mual muntah dapat berkurang.
Penelitian yang dilakukan oleh Eka dan Wiwik tahun 2017
dengan judul “Pengaruh Akupresur terhadap Pengurangan Mual Muntah
pada Ibu Hamil Trimester I”. Penelitian ini dilakukan dengan cara
penekanan pada titik PC 6, ST 36 dan SP 4 selama 9 hari dan terbukti
efektif mengurangi mual muntah. Penelitian yang lain dilakukan oleh
(Ratu Putri 2019) dengan berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur
untuk Mengurangi Mual Muntah pada Ibu Hamil Emesis Gravidarum”,
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penekanan pada titik PC 6 dan SP
4 selama 15 menit dapat mengurangi mual muntah

D. Kerangka Teori

Faktor Penyebab
Penatalaksanaan
- Peningkatan progesterone
- Peningkatan Hcg Farmakologis
- Kekurangan vitamin B6 - Piridoksin (B6)
- Peningkatan sensitivitas - Antihistamin
bau - Fenotiazin
- stress - Metoklopramid
- Ondansentron
Non Farmakologis
Mual muntah dalam
kehamilan kehamilan - perubahan diet
- pengobatan herbal,
- akupresur,
- akupuntur,
Dampak - refleksologi,
- osteopati,
- Kelelahan - homeopati,
- Gangguan nutrisi - hipnoterapi,
- Dehidrasi - aromaterapi.
- Keguguran
- Berat badan bayi rendah
- Kelahiran prematur
E. Kerangka Konsep
Penelitian di laksanakan berdasarkan kerangka teori yang ada, di pilih
perlakuan pemberian aromaterapi dan akupresur sebagai variabel bebas ini
membuktikan ada tidaknya pengaruh terhadap frekuensi mual muntah ibu
hamil sebagai variabel terikat.

Variable bebas Variabel terikat

Pemberian Aromaterapi
Frekuensi mual muntah
Pemberian Akupresur

F. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari penelitian. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho : Tidak ada pengaruh pemberian aromaterapi dan akupresur
terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I
Ha : Ada pengaruh pemberian aromaterapi dan akupresur terhadap
frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimental. Menurut (Sujarweni 2014), penelitian eksperimental adalah
melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variable independen,
kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada variabel
dependen, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi
lemon dan akupresur terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil.
Desain penelitian adalah Pre-Eksperimental, rancangan ini berguna
untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam
penelitian (Sugiyono 2016).  Pada penelitian ini menggunakan bentuk
rancangan one group pretest posttest, dimana peneliti melihat frekuensi mual
muntah sebelum diberi perlakuan (pretest) dan membandingkan frekuensi
mual muntah setelah adanya perlakuan (posttest) sehingga peneliti dapat
menguji perubahan yang terjadi setelah dilakukannya perlakuan.

Pretest Perlakuan Posttest

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah.
Adapun pengambilan data akan dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan
Februari 2022

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni 2014). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester I yang mengalami
mual muntah yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
Jungkat.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni 2014). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan
kunjungan K1 di Puskesmas Jungkat yang memenuhi kriteria penelitian.
Sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria penelitian
sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
1) Ibu dengan UK dibawah 12 minggu
2) Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Jungkat
3) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
1) Mengalami hiperemesis gravidarum
2) Memiliki alergi terhadap aromaterapi lemon

3. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
dengan keseluruhan subyek penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan
kriteria tertentu.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Variabel Independen dan Dependen
Variabel independen (variabel bebas atau variabel sebab) adalah variabel
yang mempengaruhi atau menyebabkan resiko atau sebab (Notoatmodjo
2012). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pemberian
aromaterapi lemon dan akupresur. Variabel dependen (variabel terikat atau
variabel akibat) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
diakibatkan oleh variabel bebas.Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah frekuensi mual muntah.

2. Definisi operasional (DO)


Menurut (Notoatmodjo 2012), definisi operasional merupakan definisi
yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
diamati atau diteliti.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Alat Ukur Parameter Skala
Operasional
Variabel
Bebas
1. Pemberian Kegiatan Lembar Sebelum -
aromaterapi menghirup monitoring perlakuan (pretest)
lemon aromaterapi
lemon selama 1 Sesudah perlakuan
menit setiap kali (posttest)
ibu mengalami
mual muntah
dilakukan selama
4 hari

2. Pemberian Kegiatan Lembar Sebelum


akupresur pemijatan titik monitoring perlakuan (pretest)
Perikardium 6 (50
kali) dan Titik Sesudah perlakuan
spleen 4 (30 kali) (posttest)
per hari dan
dilakukan selama
4 hari
Variabel Mual dan muntah PUQE 24 Tidak Muntah : 3 Interval
Terikat merupakan gejala Ringan : 4-7
Mual muntah umum mulai dari Sedang : 8-11
rasa tidak enak di Berat : 12-15
sertai tidak selera
makan sampai
muntah yang
berkepanjangan
E. Jenis data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
a. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
objek/subjek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo 2013). Data primer diperoleh dari subyek penelitian yang
telah memenuhi kriteria. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti.
Data primer dalam penelitian ini adalah pemberian aromaterapi dan
akupresur serta data frekuensi mual muntah sebelum dan setelah
perlakuan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung
dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain (Riwidikdo 2013). Data sekunder berupa
data tentang jumlah ibu hamil serta karaktersitik responden yaitu umur,
paritas dan jarak kehamilan yang diperoleh dari rekam medis.

2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Menentukan reponden penelitian
2. Meminta persetujuan/inform consent
3. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta teknis pelaksanaan
4. Melakukan pengisian kuesioner PUQE 24 (pre test)
5. Memberikan aromaterapi serta mengajarkan penggunaan aromaterapi
dan teknik akupresur
6. Memantau pelaksanaan perlakuan (4 hari) menggunakan lembar
monitoring
7. Melakukan pengisian kuesioner PUQE 24 (post test)
8. Melakukan rekapitulasi data
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen penelitian
Instrument merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Adapun instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. PUQE 24 : Digunakan untuk menilai frekuensi mual muntah ibu hamil
b. Lembar monitoring : Digunakan untuk memantau pelaksanaan
perlakuan
c. Master table: Digunakan untuk mencatat karakteristik responden

G. Pengolahan dan Analisis Data


1. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan
berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data dalam
penelitian ini adalah:
a. Editing
Kuesioner PUQE 24 yang diperoleh saat sebelum dan setelah
perlakuan perlu disunting (edit) terlebih dahulu untuk memastikan
kelengkapannya.
b. Coding
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
hasil penghitungan frekuensi mual muntah serta karakteristik
repsonden.
c. Entry
Memasukkan data (data entry) yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-
kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan hasil observasi yang
diperoleh.
d. Tabulating
Peneliti memasukkan data kedalam tabel-tabel dan mengatur angka-
angka yang diperoleh sehingga data disajikan dalam berbagai kategori.
2. Teknik Analisis Data
a. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden
yang meliputi frekuensi umur, paritas dan jarak kehamilan dalam
bentuk presentase masing-masing variabel dengan rumus
f
P= ×100 %
n
Keterangan:
P : Presentase
f : Frekuensi
n : Jumlah responden
b. Analisis bivariat
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti harus melakukan
interprestasi apakah data yang diperoleh memiliki distribusi normal
atau tidak karena pemilihan penyajian data dan uji hipotesis yang
dipakai tergantung dari normal tidaknya distrbusi data. Peneliti
melakukan uji normalitas data secara analisis menggunakan Shapiro-
Wilk. Data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai p>0.05 dan
dikatakan tidak normal apabila nilai p< 0.05.
Kemudian jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji
statistic dengan paired sample t test, namun jika data terdistribusi
tidak normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Jika nilai probabilitas
atau signifikan (2-tailed) < 0,05, thitung > ttabel dan rata-rata (mean)
sebelum dan setelah perlakuan maka terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan setelah intervensi artinya terdapat
pengaruh pemberian aromaterapi lemon dan akupresure terhadap
frekuensi mual muntah ibu hamil

\
H. Rencana Jalannnya Penelitian
1. Tahap pendahuluan
a. Melakukan studi pendahuluan dan penelusuran literatur.
b. Mengurus surat izin studi pendahuluan.
c. Melakukan studi pendahuluan.
2. Tahap persiapan
a. Menyusun proposal dengan arahan dari pembimbing I dan
pembimbing II.
b. Melakukan seminar proposal.
c. Mengurus surat penelitian.
3. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan pengumpulan data.
b. Mengolah data.
c. Menganalisis data.
4. Tahap akhir
a. Menyimpulkan hasil penelitian.
b. Membuat laporan hasil penelitian.
c. Melakukan seminar hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Apriany, Dyna, Yeni Rustina, Nani Nurhaeni, Dessie Wanda, and Kemala Rita
Wahidi. 2010. “Pengaruh Terapi Musik Terhadap Mual Muntah Lambat Akibat
Kemoterapi Pada Anak Usia Sekolah Yang Menderita Kanker Di RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung.”
Buckle, Jane, Kathy Ryan, and Karen B Chin. 2014. “Clinical Aromatherapy for
Pregnancy, Labor and Postpartum.” International Journal of Childbirth
Education 29 (4).
Budiana, N S. 2013. Buah Ajaib Tumpas Penyakit. Penebar Swadaya Grup.
Dewi, Wisdyana Sari, and Erni Yulia Safitri. 2018. “Pengaruh Aromaterapi
Lemon Terhadap Emesis Gravidarum Di Praktik Mandiri Bidan Wanti
Mardiwati.” Jurnal Ilmiah Kesehatan 17 (3): 4–8.
Hartono, R. 2012. Akupresur Untuk Berbagai Penyakit Dilengkapi Dengan
Terapi Gizi Medik Dan Herbal. Yogyakarta: Rapha.
Heni Setyowati, E R, and S Kp. 2018. Akupresur Untuk Kesehatan Wanita
Berbasis Hasil Penelitian. Unimma press.
Jaelani. 2017. Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Kia, PY, Safajou, F.,Shahnazi, M. & Nazemiyeh, H. 2016. “Pengaruh
Aromaterapi Inhalasi Lemon Pada Mual Dan Muntah Kehamilan: Uji Coba
Klinis Tersamar Ganda, Acak Terkendali.” Jurnal Medis Bulan Sabit Merah
Iran.
Koensoemardiyah. 2009. A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, Dan
Kecantikan. Edited by Sigit Syantoro. Yogyakarta: ANDI.
Kushariyadi, Kushariyadi. n.d. “Terapi Modalitas Keperawatan Pijat Punggung
Sebagai Perawatan Daya Ingat (Bahasa) Lansia Di UPT Kabupaten Jember.”
LeMone, Priscilla, Karen M Burke, Yoni Luxford, Debra Raymond, Trudy
Dwyer, Tracy Levett-Jones, Lorna Moxham, Kerry Reid-Searl, Kamaree
Berry, and Keryln Carville. 2011. Medical-Surgical Nursing: Critical
Thinking in Client Care. Pearson Australia.
Lestari, Vera. 2019. “Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Penurunan Frekuensi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di Puskesmas Margorejo
Metro Selatan Kota Metro Tahun 2019.” Poltekkes Tanjungkarang.
Maipura, Tri Mega Sari. 2016. “Efektivitas Akupresur Terhadap Penurunan Mual
Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di BPS Farida Surabaya.”
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Egc.
Mariza1, Ana, and Lia Ayuningtias2. 2019. “Penerapan Akupresur Pada Titik P6
Terhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1.” Holistik Jurnal
Kesehatan, 13 (3).
Medforth, Janet, Dkk. 2011. Kebidanan Oxford. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. “Metodologi Penelitian Kesehatan.”
Nuangchamnong, Nina, and Jennifer Niebyl. 2014. “Doxylamine Succinate–
Pyridoxine Hydrochloride (Diclegis) for the Management of Nausea and
Vomiting in Pregnancy: An Overview.” International Journal of Women’s
Health 6: 401.
Perry, Shannon E, Marilyn J Hockenberry, Deitra Leonard Lowdermilk, David
Wilson, Kathy Rhodes Alden, and Mary Catherine Cashion. 2017. Maternal
Child Nursing Care-E-Book. Elsevier Health Sciences.
Puspitasari, Indah. 2019. “Pengaruh Pemanfaatan M-Health Terhadap
Pengurangan Keluhan Mual Muntah Pada Ibu Hamil.” Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan 10 (2): 408–16.
Rahmayati, El, Anggi Irawan, and Tumiur Sormin. 2017. “Pengaruh Terapi
Komplementer Akupresur Terhadap Mual Muntah Pasca Operasi Di RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.” Jurnal Kesehatan 8 (3): 382–88.
Ratu Putri, Novia Mirandica. 2019. “Perbedaan Efektifitas Pemberian
Aromaterapi Peppermint Dan Terapi Akupresur Terhadap Pengurangan Mual
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Wilayah Kerja BPM Amrina, S. Tr.
Keb Dan BPM Ponirah, S. ST Kota Metro.” Poltekkes Tanjungkarang.
Riwidikdo, H. 2013. “Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS Dalam Prosedur
Penelitian.” Rohima Press, Yogyakarta.
Rohmah, Nur. 2018. “Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur Untuk Mengurangi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Di Wilayah Kerja
Puskesmas Yosomulyo Dan Puskesmas Sumber Sari Bantul.” Poltekkes
Tanjungkarang Prodi Kebidanan Metro.
Runiari, Nengah. 2010. “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis
Gravidarum: Penerapan Konsep Dan Teori Keperawatan.”
Saragih, Ayu Wandira. 2016. “Efektifitas Aromaterapi Lemon Dalam Mengurangi
Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Pertama.”
Shinobi. 2008. Healing with Aromatherapy. USA: Keats Publishing.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
Sujarweni, V Wiratna. 2014. “Metodologi Penelitian Keperawatan.”
Tiran, Denise. 2008. Mual Muntah Kehamilan. Jakarta: EGC.
Widiastuti, Ira. 2011. Sukses Agribisnis Minyak Atsiri. Yogyakarta: Pustaa Baru
Press.

Anda mungkin juga menyukai