Anda di halaman 1dari 74

SKRIPSI

PENGARUH TERAPI AKUPRESURE TERHADAP RASA MUAL


DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TALANG BANJAR
KOTA JAMBI TAHUN 2020

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikan
PENDIDIKAN DIPLOMA IV KEBIDANAN

OLEH

MISNANDA
NIM. PO71241190115

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN
TAHUN 2020

i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN KEBIDANAN
Skripsi, Juni 2020

MISNANDA

Pengaruh Terapi Akupresure terhadap Rasa Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester
I di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020

ix + 74 halaman + 2 Gambar + 15 Tabel + 4 Lampiran

ABSTRAK
Mual dan muntah adalah gejala yang paling umum dialami oleh wanita hamil pada
trimester pertama, gejala ini dialami oleh 70-85% wanita. Mual muntah merupakan keluhan
yang sering dialami wanita hamil terutama trimester pertama dan mengenai sekitar 50-80%
wanita hamil, yang dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu, janin mati dalam
kandungan dan janin dapat mengalami kelainan kongenital. Adapun akibat terhadap ibu yakni
dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa, dan kekurangan kalium. Penatalaksanaan mual
dan muntah pada kehamilan terdiri atas farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi
nonfarmakologi dilakukan dengan cara pengaturan diet, dukungan emosional dan akupresur
(Quinland, 2005 dalam Runiari & Imaningrum, 2012). Terapi nonfarmakologi merupakan jenis
terapi keperawatan komplementer yang dapat digunakan sebagai intervensi untuk mengatasi
mual diantaranya : akupresur, akupuntur, relaksasi, dan terapi (Esti, 2014:37).
Metode penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan one group design, tujuan penelitian
mengetahui pengaruh akupresure terhadap rasa mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil TM 1 yang mengalami mual muntah
pada tahun 2019 sebanyak 302 orang ibu hamil, dengan sampel penelitian diambil 10% dari
jumlah populasi menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 30 orang. Analisis
dilakukan dengan uji beda Wilcoxon, uji untuk melihat pengaruh akupresure menggunakan uji
Mann Whitney.
Berdasarkan data hasil penelitian ini didapatkan hasil perhitungan menggunakan
pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea (PUQE) Sebagian besar responden
mengalami mual dan muntah sedang sebelum diberikan terapi akupresure seluruh responden
mengalami mual dan muntah ringan setelah diberikan terapi akupresure. Hasil perhitungan
statistik menggunakan uji wilcoxon diperoleh p value sebesar 0,000 <α (0,05) yang menunjukan
ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi mual dan muntah sebelum dan setelah diberikan
akupresure pada kedua kelompok.
Meningkatkan program pelayanan asuhan kebidanan khususnya bagi ibu hamil Trimester I
tentang mual muntah selama kehamilan maka untuk bidan dan tenaga kesehatan lain dapat
menggunakan pijat akupresure untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester 1.
.

Keywords: Akupresure, Mual Muntah, Ibu Hamil Trimester I.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

ovum lalu terjadi nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung 40 minggu atau 10

bulan menurut kalender internasional. Adapun tanda dan gejala dari

kehamilan adalah antara lain mual dengan atau tanpa muntah, gangguan pada

buang air kecil, dan letih (Prawirohardjo, 2013).

Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh HCG,

penurunan tonus otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus

digestivus mengalami penurunan kemampuan bergerak Peningkatan kadar

Human Chorionic Gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk

memproduksi estrogen yang dapat merangsang mual dan muntah (Jurnal

Riset Kesehatan, 2019:42).

Mual dan muntah adalah gejala yang paling umum dialami oleh

wanita hamil pada trimester pertama, gejala ini dialami oleh 70-85% wanita

(British Medical Journal, 2014 dalam Nordqvist, 2018). Mual dan muntah

merupakan keluhan yang sering dialami wanita hamil terutama trimester

pertama dan mengenai sekitar 50-80% wanita hamil (Jurnal Media Ilmu

Kesehatan, 2013:96).

1
2

Satu diantara seribu kehamilan gejala- gejala ini menjadi lebih berat.

Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon

estrogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam serum

perubahan fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena

sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang (Depkes RI,

2013:16).

Mual dan muntah pada kehamilan bila tidak segera ditangani dapat

mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu, janin mati dalam kandungan

dan janin dapat mengalami kelainan kongenital. Adapun akibat terhadap ibu

yakni dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa, dan kekurangan kalium

(Saifudin, 2001, dalam Kikak et al, 2013).

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan terdiri atas

farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan

cara pengaturan diet, dukungan emosional dan akupresur (Quinland, 2005

dalam Runiari & Imaningrum, 2012). Terapi nonfarmakologi merupakan

jenis terapi keperawatan komplementer yang dapat digunakan sebagai

intervensi untuk mengatasi mual diantaranya : akupresur, akupuntur,

relaksasi, dan terapi (Esti, 2014:37)

Mual dan muntah selama kehamilan ini bisa dikontrol dengan

beberapa tindakan antara lain perubahan dalam diet, pengobatan

komplementer seperti homeopati, aromaterapi, osteopati, refleksologi

maupun dengan akupresur pada titik perikardium 6. Akupresur merupakan

ilmu penyembuhan dengan menekan, memijat, mengurut bagian tubuh


3

dengan mengaktifkan kembali keseimbangan energi dalam tubuh ibu karena

tubuhnya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat kehamilan. Dengan

akupresur terutama pada titik perikardium 6 maka keseimbangan dalam

tubuh ibu dapat diatasi (Weni, 2013:96).

Akupresur untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan dapat

dilakukan pemijatan pada lokasi yang diletakan 3 jari di atas pertengahan

pergelangan tangan bagian dalam, dan lokasi yang terletak pada 4 jari di

bawah tempurung lutut di tepi luar tulang kering. Pada ibu hamil pelayanan

akupresure hanya dapat dilakukan untuk perawatan payudara dan

mengurangi mual dan muntah (Kemenkes RI, 2018:46-47)

Tidak semua titik akupresure bisa dilakukan pada ibu hamil, ada titik-

titik tertentu saja yang diperbolehkan. Untuk titik-titik yang tidak boleh

dipijat yaitu : LI 4, SP6, BL57, BL60, GB 21 dan titik titik pada daerah perut

yang dapat mengakibatkan kontra indikasi pada kehamilan. Namun yang

harus diingat adalah efek samping akupresure dapat berupa shock dan kejang

otot, jika hal tersebut terjadi maka segera hentikan tindakan pemijatan atau

segera lapor ke dokter (Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan tradisional,

Alternatif dan komplementer, 2018:179)

Jumlah pijatan menyesuaikan dengan kondisi yang dialami pasien.

Apabila kondisi energi dalam tubuh lemah, maka pijatan dikuatkan dengan

jumlah pijatan 30 kali. Apabila kondisi energi yang ada dalam tubuh terlalu

kuat, maka dilemahkan dengan jumlah pijatan 50 kali (Heni, 2018:14).


4

Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu hamil

dengan mual dan muntah mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Keluhan

mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Cakupan K1 Propinsi Jambi mencapai 10-15% dari jumlah ibu

hamil yang ada yaitu sebanyak 73.096 orang pada tahun 2018 (Profil Dinkes,

2018). Menurut data dari Dinkes kota Jambi jumlah ibu hamil KI di kota

Jambi sebanyak 76,681 (104,9%) (Dinkes Kota Jambi, 2018).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Talang

banjar Kota Jambi Puskesmas Talang Banjar diperoleh informasi bahwa

jumlah K1 dalam 3 bulan terakhir sebanyak 56 orang pada bulan September,

45 orang pada bulan Oktober dan 42 November dengan jumlah ibu hamil

yang mengalami mual muntah sebanyak 40 orang dari jumlah ibu hamil

keseluruhan ibu hamil sebanyak 302 orang. Dari survey awal yang telah

peneliti lakukan didapat bahwa ibu hamil belum mengetahui bahwa

akupresur merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk

mengurangi mual dan muntahnya. Tindakan yang biasa dilakukan

masyarakat untuk mengurangi mual dan muntahnya adalah beristirahat,

misalnya tidur. Selain itu, Puskesmas Talang Banjar juga merupakan tempat

kerja peneliti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hesti tahun 2014

mengenai pengaruh akupresure terhadap morning sickness terdapat

perbedaan selisih pretest dan post test pada kelompok intervensi dan control.

Rata-rata skor morning sickness sebelum dilakukan akupresure pada


5

kelompok intervensi lebih tinggi dengan rata-rata 8,48 dibanding kelompok

control dengan rata-rata 7,96 sedangkan setelah dilakukan akupresure rata-

rata morning sickness pada kelompok intervensi lebih rendah dengan rata-

rata sebesar 1,28 dibandingkan dengan kelompok control dengan rata-rata

sebesar 7,48. Terdapat pengaruh akupresure pada ST 36 dan PC 6 terhadap

morning sickness. Ibu hamil trimester pertama (Kesehatan Wanita berbasis

penelitian, 2014:41).

Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu hamil

dengan mual dan muntah mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Keluhan

mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Sebagian besar ibu yang mengalami mual dan muntah adalah

ibu ibu yang berada di rumah (Meirika, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Weni (2013) bahwa

terdapat perbedaan selisih pretest dan postest pada kelompok intervensi dan

kontrol. Terjadi penurunan frekuensi mual dan muntah yang lebih signifikan

pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol, dengan

menggunakan akupresur unilateral, bilateral dan plasebo (melakukan

akupresur tidak tepat pada titik P6), masing-masing selama tiga hari dan

diemukan pengurangan mual dan muntah kehamilan sebesar 56-69% pada

kelompok yang menggunakan akupresur dan pengurangan sebesar 29-31%

pada kelompok yang menggunakan plasebo. Terapi relaksasi akupresur lebih

efektif dalam menurunkan keluhan mual dan muntah pada ibu hamil
6

trimester I di Rumah Bersalin Rachmi Yogyakarta (Weni dalam jurnal Media

Ilmu Kesehatan Vol 2 No 2, 2013:98).

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka peneliti akan

melakukan penelitian tentang pengaruh akupresur dalam mengurangi mual

dan muntah pada ibu hamil trimester pertama di wilayah kerja puskesmas

Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Ibu hamil trimester I rata-rata mengalami mual dan muntah namun

ibu hamil belum mengetahui cara mengatasi mual dan muntah dengan teknik

akupresure sehingga ingin diketahui bagaimana pengaruh teknik akupresur

untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I di wilayah

kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020.

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh teknik akupresur dalam mengurangi mual

dan muntah pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas

Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui frekuensi mual dan muntah sebelum dilakukan teknik

akupresure pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi Tahun 2020.


7

2. Mengetahui frekuensi mual dan muntah setelah dilakukan teknik

akupresure pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar

Kota Jambi Tahun 2020.

3. Mengetahui pengaruh penerapan teknik akupresur dalam mengurangi

mual dan muntah pada ibu hamil trimester I di Wilayah Kerja

Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020

D. Manfaat Penelitian

a. Puskesmas Talang Banjar

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan di Puskesmas

Talang Banjar yang dapat digunakan sebagai salah satu bentuk tindakan

yang dapat dilakukan untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu

hamil.

b. Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan kebidanan

Sebagai tambahan dan sumber informasi pengetahuan bagi

mahasiswa, serta diharapkan dapat menjadi salah satu intervensi yang

diterapkan pada asuhan kebidanan di klinis.

c. Penelitian Lain

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan teori farmakologi dan

non farmakologi pada ibu yang mengalami mual dan muntah dengan jenis

dan variabel yang berbeda.


8

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Eksperiment menggunakan

rancangan one group pretest – posttest. Penelitian dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Talang banjar Kota Jambi. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat

pengaruh akupresure terhadap rasa mual dan muntah ibu hamil trimester I.

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2019 s/d Juni 2020. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil TM 1 yang mengalami mual muntah pada

tahun 2019 sebanyak 302 orang ibu hamil dengan sampel penelitian diambil 10%

dari jumlah populasi menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 30

orang. Waktu pengukuran sebanyak dua kali yaitu pre-test pada awal pengukuran

mual muntah, kemudian diberikan intervensi (teknik akupresure) dan setelah 3

hari dilakukan pengukuran kembali terhadap mual dan muntah (post-test). Analisa

data akan dilakukan secara univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi mual

muntah pretes dan post test dan bivariate untuk mengetahui pengaruh teknik

akupresure terhadap penurunan mual dan muntah dengan menggunakan uji

wilcoxon.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai dengan

lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau

9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo,

2013).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

persalinan (Manuaba, 2013).

Menurut Bobak (2005) kehamilan didefinisikan sebagai persatuan

antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu

peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang

mengelilinginya (Jurnal Ners Lentera, 2015:41).

Jadi dapat disimpulkah bahwa kehamilan adalah dimulai dari

konsepsi yang merupakan persatuan antara sebuah telur dan sebuah

sperma dan dan berakhir sampai permulaan persalinan.

2. Tanda-tanda hamil

a. Tanda-tanda kemungkinan hamil

Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Wiknjosastro

(2013), adalah :

9
10

a) Amenorhoe, (tidak dapat haid) gejala ini penting karena wanita

hamil tidak dapat haid lagi.

b) Nause (enek) dan emesis (mual), enek terjadi umumnya pada

bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang- kadang oleh

emesis sering terjadi dipagi hari.

c) Sering buang air kecil.

d) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara.

e) Perubahan warna pada jaringan vagina dan servik.

f) Areola berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar disekitar

puting menjadi menonjol.

g) Mengidam, sering terjadi pada bulan pertama tetapi

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

h) Pembesaran rahim dan perut.

i) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.

b. Tanda-tanda tidak pasti kehamilan.

Menurut Sarwono (2013), tanda-tanda tidak pasti hamil

yaitu:

a) Rahim membesar.

b) Tanda Hegar.

c) Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina,

dan vulva.

d) Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah

sehingga menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut.


11

e) Braxton Hicks. Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan

diraba) akan mudah berkontraksi.

f) Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat.

g) Ballottement positif. Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di

perut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan di salah satu

sisi, maka akan terasa “pantulan” di sisi yang lain.

h) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif.

Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi

pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui

kadar hormon gonadotropin dalam urine. Kadar yang

melebihi ambang normal,mengindikasikan bahwa wanita

mengalami kehamilan.

c. Tanda-tanda pasti kehamilan

Menurut Sulistyawati (2014), tanda-tanda pasti kehamilan

adalah :

a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ).

b) Terasa gerak janin.

c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya

kantong kehamilan, ada gambaran embrio.

d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya

rangka janin (> 16 minggu).


12

3. Perubahan Fisiologis kehamilan

Menurut prawirohardjo (2013), perubahan fisiologi kehamilan

antara lain :

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima

dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai

persalinan. Uterus mempunyai kemampuan untuk bertambah

besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti

keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.

2) Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih

lunak dan kebiruan akibat penambahan vaskularisasi dan

terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan

terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar – kelenjar

serviks.

3) Vagina dan perinium

Selam kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia

terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperinium dan vulva,

sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang

dikenal dengan tanda chadwick.

4) Kulit abdomen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan


13

mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal

dengan striae gravidarum.

5) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan

payudaranya lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan

bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih

terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.

6) Perubahan metabolik

Pada kehamilan diperkirakan berat badan akan bertambah

12,5 kg.

7) Sistem kardivaskuler

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan

perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskuler

sistemik. Selain itu juga terjadi peningkatan denyut jantung.

8) Traktus Digestivus

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus

akan bergeser. Demikian juga yang lainnya seperti appendiks

yang akan bergeser ke arah atas dan lateral.

9) Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan

sering berkemih.
14

4. Klasifikasi kehamilan

Menurut Manuaba (2010), klasifikasi kehamilan meliputi :

1) Kehamilan trimester I : 0 sampai 12 minggu

2) Kehamilan trimester II : 13 sampai 28 minggu

3) Kehamilan trimester III : 29 sampai 40 minggu

5. Proses kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2013), proses kehamilan merupakan

mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas :

1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh

sistem hormon yang kompleks.

2) Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum dengan gerak aktif tuba

yang memiliki fibriae, maka ovum diangkat dan menuju uterus,

sedangkan spermatozoa masuk kedalam alat genetalia menuju

tuba fallopi.

3) Konsepsi dan pertumbuhan zigot adalah pertemuan inti ovum

dengan inti spermatozoa.

4) Nidasi (implantasi) pada uterus adalah proses penempelan hasil

konsepsi di dalam endometrium.

5) Pembentukan plasenta.

6) Tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm.

6. Masalah yang sering terjadi dalam kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2013), ketidaknyamanan yang

biasanya terjadi pada ibu hamil adalah :


15

1) Nause (enek) dan emesis (mual), enek terjadi umumnya pada

bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh

emesis sering terjadi dipagi hari.

2) Sering buang air kecil.

3) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara.

4) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.

B. Mual dan Muntah Pada Kehamilan

1. Pengertian

Mual muntah adalah gejala yang sering terjadi pada

kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi

dapat pula terjadi setiap saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2013).

Mual dan Muntah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada ibu hamil trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada

lagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Mual

muntah kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu

(Prawirohardjo, 2013).

2. Etiologi

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak

dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan

mual disebabkan oleh karena meningkatnya hormon estrogen dan

HCG (Human Chorionic Gonadotropin) dalam serum (Wiknjosastro,


16

2013).

Kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil, mungkin merupakan

penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang

bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi

dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan. Dalam kehamilan

terjadi kekenduran relative jaringan otot dalam sistem pencernaan sehingga

pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan asam dalam lambung.

Tetapi pencetus fisik belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab

terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, namun tidak semua ibu hamil

mengalaminya (Yuni, 2014).

Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu

awal kehamilan, serta gaya hidup juga berpengaruh terhadap

terjadinya emesis gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon

ibu yang makan-makanan yang berprotein tinggi namun

berkarbohidrat dan bervitamin B6 rendah lebih berpeluang menderita

mual hebat. Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon

ibu. Kurang makan, kurang tidur atau istirahat dan stres dapat

memperburuk rasa mual (Neil, 2013).

3. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda mual dan muntah menurut Manuaba (2013),

adalah :

1) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya


17

terjadi dipagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.

2) Nafsu makan berkurang.

3) Mudah lelah.

4) Emosi yang cenderung tidak stabil

Biasanya semakin tua kehamilan akan semakin berkurang

kejadiannya.

4. Tingkatan Mual dan muntah

Menurut .(Runiari 2010 hal 58) tingkatan mual dan muntah ada 3

yaitu:

a. Mual Dan Muntah Tingkat I (Ringan)

Mual muntah tingkat I (ringan) mual muntah terus menerus

hampir 5 kali sehari menyebabkan lemah, tidak mau makan, berat

badan turun dan rasa nyeri epigastrium, tekanan darah turun, turgor

kulit kurang, lidah kering dan mata cekung

b. Mual Dan Muntah Tingkat II ( Sedang)

Mual dan muntah t ingkat II (sedang) mual dan muntah yang

hebat 5-8 kali sehari menyebabkan keadaan umum penderita lebih

parah yaitu apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor,

nadi kecil dan cepat, dehidrasi, berat badan turun, mata cekung.

c. Mual Dan Muntah Tingkat III (Berat)

Mual dan muntah tingkat III (Berat) keadaan umum jelek,

kesadaran sangat menurun, sampai koma, nadi kecil halus dan cepat,

dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tekanan darah turun,


18

komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf

pusat dengan adanya perubahan mental dll.

5. Pengaruh mual dan muntah pada Ibu

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat

berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi

terus-menerus, mengganggu keseimbangan gizi cairan dan elektrolit

tubuh. Dampak yang terjadi pada ibu hamil akibat dari mual/muntah

yaitu:

a. Menurunnya cairan elektrolit didalam tubuh ibu, sehingga terjadi

hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah,

nafsu makan menurun yang akan memperngaruhi tumbuh

kembang janin, gangguan nutrisi dehidrasi, kelemahan dan

penurunan berat badan.

b. Selain keadaan umum ibu menjadi buruk dampak yang ditimbulkan

dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, bayi

lahir rendah kelahiran premature serta malformasi pada bayi baru

lahir (saifuddin, 2001).

Menurut Yuni (2009), tanda-tanda dehidrasi adalah :

1) Berat badan menurun

2) Denyut nadi meningkat (120/menit dan terus naik)

3) Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)

4) Mata cekung

5) Elastisitas kulit menghilang


19

Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil

maka harus segera mendapatkan pertolongan bidan atau tenaga

kesehatan lainnya. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-

kadang muntah merupakan gejala yang fisiologi pada awal

kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,

menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam

jumlah kecil tetapi lebih sering (Yuni,2009).

6. Penanganan

Menurut Yuni (2009), Penanganan mual dan muntah adalah

sebagai berikut :

1) Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi mual dan muntah

a) Makanlah sesering mungkin dalam porsi kecil. Siang hari

untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.

b) Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi

keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual.

c) Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker

untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.

d) Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit

dari tempat tidur secara perlahan-lahan.

e) Berolahraga dan hiruplah udara segar dengan melakukan

olahraga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan

membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.


20

f) Beberapa kali ahli nutrisi juga menyarankan suplemen

vitamin B6 mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak

diminum dalam dosis tinggi atau harus menurut aturan dokter.

2) Hal-hal yang harus dihindari

a) Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau

digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna.

b) Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi,

cola.

c) Hindari menyikat gigi begitu selesai makan

Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang

problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam

mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihan waktu yang tepat

untuk menggosok gigi.

d) Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat Bau

menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya

dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.

e) Hindari mengenakan pakaian yang ketat

Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan

yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa

mual (Yuni, 2014).

Penanganan yang dapat dilakukan pada kasus mual dan muntah

pada ibu hamil trimester I menurut Manuaba (2013) adalah :


21

1. KIE tentang kehamilan muda yang selalu dapat disertai mual dan

muntah yang dapat berlangsung sampai kehamilan 4 bulan.

2. Nasehat diit, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan porsi

kecil tapi sering. Makanan yang dapat menyeybabakan muntah

sebaiknya dihindari.

3. Nasehat bagi ibu hamil agar tidak segera bangun dari tempat tidur

sehingga tercapai aliran darah menuju susunan saraf pusat.

4. Obat-obatan pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit seperti

pemberian vitamin yang diperlukan, pengobatan sedativa ringan dan

pemberian anti mual.

Selain pemberian obat-obatan secara farmakologi sekarang telah

ditemukan pengobatan secara non farmakologi yaitu dengan cara teknik

relaksasi untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan trimester

pertama. Tindakan non farmakologi merupakan salah satu untuk

mengurangi rasa mual dan muntah. Teknik non farmakologi ini

mencakup perubahan pola makan, dukungan emosional, dan terapi

komplementer (akupresur, akupuntur, refleksiologi, hipnoterapi, dan

osteopati). Tetapi terapi akupresur merupakan terapi komplementer

yang paling efektif dalam menurunkan mual dan muntah diawal

kehamilan. Kemungkinan akan adanya efek samping sangat kecil dan

lebih murah dibandingkan terapi yang lain (Hill, 2003 & Steele, French,

Boyles, Newman & Leclaire, 2001).

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan terdiri atas


22

farmakologi dan nonfrmakologi. Terapi nonfarmakologi dilakukan

dengan cara pengaturan diet, dukungan emosional dan akupresure

(Runiari dan Imaningrum,2012). Terapi non farmakologi merupakan

jenis terapi komplementer yang dapat digunakan sebagai intervensi

untuk mengatasi mual diantaranya : akupresur, akupuntur, relaksasi dan

terapi (Esti, 2014:37).

7. Pengukuran Mual dan Muntah

Kewenangan bidan pada kasus HEG adalah melakukan

penatalaksanaan pada HEG ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya

pengalihan asuhan. Instrumen yang dapat digunakan oleh bidan untuk

menilai HEG yaitu dengan Pregnancy-Unique Quantification Of

Emesis/Nausea (PUQE). PUQE adalah penilaian kuantitas dari mual dan

muntah untuk menghindari subjektivitas dari keluhan mual dan muntah.

Pada indeks PUQE ada 3 jenis pertanyaan yang dinilai yaitu :

a. Perubahan berat badan

b. Ada tidaknya dehidrasi

c. Indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit)

Berikut adalah pengukuran mual dan muntah dalam 24 jam :


23

Table 2.1
Pengukuran Mual Dan Muntah
Pernyataan Tidak 1 jam 2-3 jam 4-6 jam >6
sama atau jam
sekali kurang
Score 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir untuk berapa lama
anda merasakan mual dan muntah atau
tidak nyaman pada perut ?
Score 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir apakah anda
muntah-muntah ?

Score 1 2 3 4 5
Dalam sehari berapa rata – rata anda mual
dan muntah tanpa menyebabkan
dehidrasi?
(Irianti, dkk, 2014: 71)

Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan

kedalam :

a. Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE ≤ 6

b. Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7 – 12

c. Mual dan muntah berat bila nilai indeks PUQE ≥13.

C. Teknik Akupresure

1. Pengertian

Akupresur disebut juga dengan terapi totok/tusuk jari adalah

salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan

stimulasi pada titik-titik tertentu atau acupoint pada tubuh. Akupresur

juga diartikan sebagai menekan titik-titik penyembuhan menggunakan

jari secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk

penyembuhan diri secara alami (Heni, 2018).

Akupresur merupakan sebuah ilmu penyembuhan dengan cara

menekan, memijat, mengurut bagian dari tubuh dengan maksud


24

mengaktifkan kembali keseimbangan energi dalam tubuh ibu karena

tubuhnya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat kehamilan.

Dengan akupresur terutama pada titik perikardium 6 maka

keseimbangan dalam tubuh ibu dapat diatasi (Sukanta, 2001 & Tiran,

2008).

Menurut Hartono (2012) akupresure merupakan perkembangan

terapi pijat yang berlangsung seiring dengan perkembangan ilmu

akupuntur karena teknik pijat akupresure adalah turunan dari ilmu

akupuntur. Teknik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai

pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang

digunakan pada terapi akupuntur (wiwik, 2017:44).

Akupunktur atau akupresur memanfaatkan rangsangan pada titik-

titik akupunktur tubuh pasien, telinga atau kulit kepala untuk

mempengaruhi aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan qi. Qi

mengalir dalam suatu meridian (saluran), jadi inti pengobatan

akupunktur/akupresur adalah mengembalikan sistem keseimbangan

(homeostasis) tubuh yang terwujud dengan adanya aliran qi yang teratur

dan harmonis dalam meridian sehingga pasien sehat kembali. Dengan

menguatnya qi, daya tahan tubuh menjadi baik, penyebab penyakit dapat

dihilangkan secara tidak langsung. Hilangnya penyebab penyakit dan

kuatnya ci dapat mengembalikan keadaan yin dan yang sehingga

penyakit bisa sembuh dan orang menjadi sehat kembali. Terapi

akupresur merupakan pengembangan dari ilmu akupunktur, sehingga


25

pada prinsipnya sama, yang membedakan dengan terapi akupunktur

yaitu terapi akupresur menggunakan jari tangan dan teknik akupunktur

menggunakan jarum. Dengan menggunakan jari tangan maka tindakan

secara non invasive diberikan kepada pasien sehingga meminimalkan

resiko atau efek samping dari tindakan akupresur (Heni, 2018).

2. Keberadaan Acupoint

Acupoint atau titik-titik meridian akupunktur atau akupresur

merupakan konduktor listrik pada permukaan kulit yang dapat

menyalurkan energi penyembuhan yang paling efektif, sehingga

penyembuhan energi yang paling bagus dengan menggunakan titik-titik

akupresur. Acupoint bersifat biolistrik memiliki ciri-ciri papillae kulit 2

kali lebih banyak, mengandung kapiler teranyam dengan saraf sensoris,

ujung-ujung saraf simpatis sehingga menaikkan konduktivitas kulit

diatasnya karena tekanan listriknya rendah.

Keberadaan acupoint telah dibuktikan oleh berbagai penelitian,

diantaranya melalui termografi dengan tujuan membuat visualisasi

perubahan-perubahan perfusi perifer selama akupunktur dengan

menggunakan kamera infra merah yang mampu mendeteksi perubahan

distribusi suhu. Akupunktur pada titik pericardium 6 dan Large Intestine

11 memberi efek meningkatkan penyaluran energi ke daerah lengan.

Hasilnya adalah adanya peningkatan signifikan suhu perifer selama

akupunktur.
26

3. Manfaat Akupresure

Akupresur bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembuhan

penyakit, rehabilitasi (pemulihan) dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Akupresur juga bermanfaat untuk menghilangkan nyeri dan gejala-gejala

pada berbagai penyakit, seperti menurunkan low back pain (LBP). dan

menurunkan heart rate pada pasien stroke. Akupresur juga dapat

digunakan untuk mengatasi nyeri pada saat menstruasi (dismenore) dan

distress menstrual. Akupresur selain terbukti mengatasi nyeri yang

bersifat umum, juga terbukti mengatasi nyeri selama persalinan dan

memperlancar proses persalinan (Heni, 2018).

4. Cara Melakukan Akupresure

a. Secara umum

Menurut Heni (2018) Terdapat beberapa cara untuk memijat

yaitu dengan cara menekan secara ringan, sedang dan keras.

Beberapa cara dengan menggunakan tangan, beras tempel, benda

tumpul, api moksa yang dibakar dan didekatkan ke daerah yang sakit

dan diulangi beberapa kali. Sebelum dipijat, diolesi minyak agar

kulit tidak lecet. Ini adalah beberapa teknik yang dipakai dalam

melakukan akupresure :

1) Menekan

Penekanan dapat dilakukan dengan ibu jari, telunjuk dan

jari tengah yang disatukan dalam kepalan tangan. Penekanan

dilakukan di daerah keluhan dengan tujuan untuk mendeteksi


27

jenis keluhan meridian atau organ selain untuk melancarkan aliran

energi dan darah.

2) Memutar

Memutar dilakukan di daerah pergelangan tangan atau kaki.

Tujuan dari metode memutar adalah merenggangkan dan

merelaksasikan otot-otot yang mengalami ketegangan.

3) Mengetuk

Mengetuk biasanya melibatkan gerakan mengetuk-ngetuk

titik-titik meridian organ. Biasanya dengan jari tengah atau ibu

jari, telunjuk dan jari tengah yang disatukan, dilakukan setiap 2

atau 3 detik sekali selama beberapa menit.

4) Menepuk

Menepuk digunakan untuk mendorong aliran energi dan

darah. Caranya dengan menepuk telapak tangan yang terbuka

sebanyak 5-10 kali pada berbagai meridian.

5) Menarik

Menarik digunakan untuk menarik jari-jari tangan atau kaki

dengan cara diurut terlebih dahulu kemudian ditarik perlahan

menggunakan jari jempol dan telunjuk dengan tenaga yang pelan

dan tidak secara mendadak.

b. Secara Khusus Ibu Hamil

Hamper sama dengan terapi yang dilakukan secara umum,

namun pada ibu hamil memerlukan titik-titik tertentu karena ada titik
28

yang dapat membuat terjadinya bahaya pada kehamilan ibu (Heni,

2018:31).

5. Jumlah Pijatan

Jumlah pijatan menyesuaikan dengan kondisi yang dialami pasien.

Apabila kondisi energi dalam tubuh lemah, maka pijatan dikuatkan

dengan jumlah pijatan 30 kali. Apabila kondisi energi yang ada dalam

tubuh terlalu kuat, maka dilemahkan dengan jumlah pijatan 50 kali

dalam waktu 1-4 hari.

6. Efek Samping Akupresure

Efek samping akupresure dapat berupa shock dan kejang otot, jika

hal tersebut terjadi maka segera hentikan tindakan pemijatan atau segera

lapor ke dokter (Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional,

Alternatif dan komplementer, 2018:179).

7. Titik- Titik Yang Dilarang Bagi Ibu Hamil Untuk Melakukan

Akupresure

Tidak semua titik akupresure bisa dilakukan pada ibu hamil, ada

titik-titik tertentu saja yang diperbolehkan. Untuk titik titik yang tidak

boleh dipijat yaitu : LI4, SP6, BL57, BL60, GB21 dan titik-titik pada

daerah perut yang mengakibatkan kontra indikasi pada kehamilan

(Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan tradisional, Alternatif dan

komplementer, 2018:179).
29

8. Akupresure Untuk Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I

Penelitian akupresure untuk morning sickness telah dilakukan

oleh Geby, Heni, Priyo pada tahun 2015 dikecamatan Windisari

Kabupaten Magelang dengan menggunakan metode Quasy Eksperimen

two group pretest and posttest dengan uji mann whitney. Jumlah sampel

penelitian yaitu 40 orang, 20 orang kelompok akupresure dan 20 orang

kelompok aromatherapy peppermint (Heni, 2018).

9. Titik- Titik Yang Akan Dilakukan Akupresure Pada Ibu Hamil

Berikut ini adalah beberapa titik-titik akupresure yang akan

dilakukan kepada ibu hamil TM I yaitu :

a. Lokasi Acupoint PC 6

Akupresure untuk mengatasi mual dan muntah dapat dilakukan

pemijatan pada lokasi PC6 yang letaknya 3 jari diatas pertengahan

pergelangan tangan bagian dalam. Dengan cara pijatan ditekan

ditekan sebanyak 30 kali tekanan. Indikasi untuk ibu hamil yang

mengalami mual dan muntah dapat mengurangi mual dan muntah

(Kemenkes RI, 2015:46). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

Gambar 2.1
Lokasi Acupoint PC 6
30

b. Lokasi Acupoint ST 36

Lokasi akupresure yang dapat mengurangi mual dan muntah

lainnya adalah acupoint ST 36 adalah lokasi pijatan yang terletak

pada 4 jari dibawah tempurung lutut di tepi luar tulang kering, cara

penerapan teknik akupresure ini dilakukan penekanan sebanyak 30

kali tekanan. Indikasi dilakukan pada ibu hamil dengan mual dan

muntah untuk mengurangi mual dan muntah (Kemenkes RI,

2015:47). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2.2
Lokasi Acupoint ST 36

D. Kerangka Teori

Menurut Manuaba (2010) bahwa mual muntah merupakan keluhan

umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadi kehamilan

menimbulkan perubahan hormon pada wanita karena peningkatan hormon

estrogen dan progesteron dan dikeluarkan human chorionic gonadotropine


31

plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan mual dan

muntah.

Penanganan yang dapat dilakukan pada kasus mual dan muntah pada

ibu hamil trimester I menurut Manuaba (2010) adalah :

1. KIE tentang kehamilan muda yang selalu dapat disertai mual dan muntah

yang dapat berlangsung sampai kehamilan 4 bulan.

2. Nasehat diit, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan porsi

kecil tapi sering. Makanan yang dapat menyeybabakan muntah sebaiknya

dihindari.

3. Nasehat bagi ibu hamil agar tidak segera bangun dari tempat tidur

sehingga tercapai aliran darah menuju susunan saraf pusat.

4. Obat-obatan pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit seperti

pemberian vitamin yang diperlukan, pengobatan sedativa ringan dan

pemberian anti mual.

Selain pemberian obat-obatan secara farmakologi sekarang telah

ditemukan pengobatan secara non farmakologi yaitu dengan cara teknik

relaksasi untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan trimester

pertama. Tindakan non farmakologi merupakan salah satu untuk

mengurangi rasa mual dan muntah. Teknik non farmakologi ini mencakup

perubahan pola makan, dukungan emosional, dan terapi komplementer

(akupresur, akupuntur, refleksiologi, hipnoterapi, dan osteopati). Tetapi

terapi akupresur merupakan terapi komplementer yang paling efektif dalam

menurunkan mual dan muntah diawal kehamilan. Kemungkinan akan


32

adanya efek samping sangat kecil dan lebih murah dibandingkan terapi yang

lain (Hill, 2003 & Steele, French, Boyles, Newman & Leclaire, 2001).

Berdasarkan teori penanganan mual dan muntah Manuaba (2010)

dikolaburasikan dengan teori Hill, 2003 & Steele, French, Boyles, Newman

& Leclaire, 2001 tersebut maka dapat di buat kerangka teori sebagai berikut:

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Farmakologi :
Penanganan Mual muntah :
Obat-obatan pengobatan
1. KIE tentang kehamilan ringan tanpa masuk rumah
muda. sakit seperti pemberian
2. Nasehat diit, dianjurkan
vitamin yang diperlukan,
untuk mengkonsumsi
makanan dengan porsi kecil pengobatan sedativa
tapi sering. Makanan yang ringan dan pemberian anti
dapat menyeybabakan mual.
muntah sebaiknya
dihindari.
Non Farmakologi :
3. Nasehat bagi ibu hamil agar
tidak segera bangun dari 1. Perubahan pola makan,
tempat tidur sehingga 2. Dukungan emosional,
tercapai aliran darah 3. Terapi komplementer
menuju susunan saraf a. Akupresur,
pusat. b. Akupuntur,
c. Refleksiologi,
d. Hipnoterapi, dan
e. Osteopati

Kerangka Teori : Manuaba (2010) dikolaburasikan dengan teori Hill 2003


dan Stele, French, boyle, newman dan leclaire (2001).
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi

dari hak-hak khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep

tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau

diukur melalui knstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi

variabel adalah symbol atau lambing yang menunjukkan nilai-nilai atau bilangan

dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan kerangka teori diatas maka kerangka konsep penelitian

yang disusun adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

Input Proses Output

Frekuensi Mual Intervensi (Terapi Frekuensi Mual


muntah sebelum Akupresure) muntah setelah

33
34

B. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel


No Variabel Defenisi Operasional Cara/Alat/Skala/Hasil Ukur
1. Frekuensi Mual Jumlah mual dan muntah yang Cara : Menggunakan
dan Muntah dialami oleh ibu hamil trimester I lembar observasi
sebelum terapi dalam 24 jam terakhir sebelum pregnancy uniqe
akupresure diberikan terapi akupresure quantification of
emesis and nausea:
Alat : Lembar observasi
pregnancy uniqe
quantification of
emesis and nausea
(PUQE) :Rasio
Skala
Hasil Ukur
:Jika nilai skala
2 : Berat
PUQE ≥ 13
: Jika nilai skala
1 : Sedang PUQE 7-12
:Jika jika nilai
0: Ringan skala PUQE ≤ 6

2. Frekuensi Mual Jumlah mual dan muntah yang Cara : Menggunakan


dan Muntah dialami oleh ibu hamil trimester I lembar observasi
setelah terapi dalam 24 jam terakhir setelah pregnancy uniqe
akupresure diberikan akupresure quantification of
emesis and nausea:
Alat : Lembar observasi
pregnancy uniqe
quantification of
emesis and nausea
(PUQE) :Rasio
Skala
Hasil Ukur
:Jika nilai skala
2 : Berat PUQE ≥ 13
: Jika nilai skala
1 : Sedang PUQE 7-12
:Jika jika nilai
0: Ringan skala PUQE ≤ 6
35

C. Hipotesis

Ada pengaruh terapi akupresure terhadap pengurangan mual dan muntah pada ibu

hamil trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun

2020.
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, Quasy Eksperimental dengan

pendekatan one group pretest – posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh Ibu hamil TM 1 dengan mual muntah sebanyak 302 orang ibu hamil.

Sampel dikelompokkan kemudian diukur ibu hamil yang mengalami mual

ringan dan ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sedang.

Model rancangan penelitian ini adalah:

Kelompok Ibu hamil berikan terapi akupresure 01 -------X1------02

Keterangan:

01 :Pengukuran frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I sebelum

perlakukan (pre-test) teknik akupresure.

X1 :Perlakuan dengan memberikan terapi teknik akupresure

02 :pengukuran frekuensi mual dan muntah setelah (post-test) diberi terapi

akupresure.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Talang banjar Kota Jambi

dan penelitian dilakukan pada bulan Desember 2019 s/d Juni 2020. Dengan waktu

pengukuran sebanyak dua kali yaitu pre-test pada awal pengukuran mual muntah,

kemudian diberikan intervensi (teknik akupresure) dan setelah 3 hari dilakukan

35
37

pengukuran kembali terhadap mual dan muntah (post-test).

Akupresure diberikan selama 3 hari pada masing-masing ibu hamil,

sebelumnya dilakukan dulu pengukuran terhadap mual dan muntah ibu, setelah itu

dilakukan akupresure kemudian dilakukan pengukuran mual dan muntah ibu pada

hari ke 4.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu ibu hamil trimester I di

wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi yang berjumlah 302 orang.

Jumlah ini diperoleh berdasarkan jumlah kunjungan ibu hamil K1 selama tahun

2019.

2. Sampel

Menurut Notoatmojo (2013), sampel adalah sebagian yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam

penelitian ini Sampel adalah Ibu hamil TM I di Puskesmas Talang Banjar .

Teknik sampling purposive sampling dengan jumlah sampel diambil 10% dari

jumlah populasi yaitu:

N= 10 x 302
100

N= 3020
100

N= 30,2. Dibulatkan menjadi 30

Jadi jumlah sampel sebanyak 30 orang. Dengan kriteria inklusi :

a. Ibu hamil Trimester I yang mengalami mual dan muntah


38

b. Usia gestasional 10- 16 minggu.

c. Usia 20-35 tahun (Usia produktif).

Sugiyono (2016) Semua sampel yang memenuhi syarat yang datang ke

suatu tempat, misalnya klinik atau rumah sakit, akan dijadikan sampel

penelitian sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi serta berdasarkan

waktu pengumpulan data yang tersedia (Bowers et al., 2011).

D. Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmojo, 2013). Alat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner Pregnancy Uniqe

Quantification Of Emesis And Nausea (PUQE).

Istrumen memakai Kuesioner pregnancy uniqe quantification of emesis and

nausea (PUQE) dan lembar observasi,. Pada hari I melakukan pengukuran mual

dan muntah (Pre) menggunakan kuesioner PUQE dan langsung pada saat itu

dilakukan intervensi teknik akupresure. Pada hari 1-3 melakukan tindakan dengan

teknik akupresure dengan cara melakukan pemijatan yang dilakukan pada bagian

3 jari diatas pergelangan tangan dengan cara melingkar dan pada 4 jari dibawah

tempurung lutut di tepi luar tulang kering, lokasi ini dilakukan penekanan

sebanyak 30 kali tekanan, dilakukan selama 5 menit setiap pagi hari. Pada hari 4

dilakukan evaluasi (Post) terhadap teknik yang telah dilakukan dengan

menggunakan kuisioner pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea (PUQE) .

Pengumpulan data juga dibantu oleh 2 orang teman dipuskesmas.


39

E. Pengolahan Data

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan data

a. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir

dan kuesioner.

b. Coding

Coding adalah kegiatan mengubah data yang berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan. Untuk variabel frekuensi mual dan

muntah sebelum diberikan akupresure diberikan kode 2 jika mengalami mual

berat, kode 1 jika mengalami mual muntah sedang dan kode 0 jika mengalami

mual dan muntah ringan. Untuk variabel frekuensi mual dan muntah setelah

diberikan akupresure diberikan kode 2 jika mengalami mual berat, kode 1 jika

mengalami mual muntah sedang dan kode 0 jika mengalami mual dan muntah

ringan.

c. Scoring

Menetapkan skor untuk setiap variabel. Untuk variabel frekuensi mual

dan muntah berat diberikan skor 2 jika nilai pregnancy uniqe quantification of

emesis and nausea (PUQE) ≥ 13, skor 1 jika mual muntah sedang nilai

pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea (PUQE) 7-12 dan skor 0 jika

mual muntah ringan nilai pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea

(PUQE) ≤ 6.
40

d. Entry Data (Processing)

Entry data (Processing) Yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke

dalam program atau “softwere” komputer.

e. Cleaning

Cleaning adalah proses pengecekan kembali untuk melihat

kemungkinankemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya kemudian akan dilakukan koreksi.

F. Analisis Data

Menurut Notoatmojo (2013) analisis suatu data penelitian, biasanya

melalui prosedur bertahap antara lain:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi

atau proporsi masing-masing variabel yang diteliti, Analisa univariat yaitu

mengenai karekteristik ibu hamil (usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan

pekerjaan ibu hamil) serta gambaran frekuensi mual dan muntah sebelum dan

sesudah diberikan intervensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mempelajari anatara 2 variabel yaitu

variabel independen dengan variabel dependen. Analisa bivariat dilakukan

dengan uji statistik Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji

wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan frekuensi mual dan muntah,


41

durasi dan intensitas mual dan muntah sebelum dan sesudah dilakukan

tindakan akupresur.
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Kualitas Data

Penelitian ini bersumber dari data primer yang diperoleh melalui pengisian

kuesioner secara langsung mengenai teknik akupresure yang dilakukan pada

kelompok ibu hamil yang mengalami mual muntah ringan dan kelompok ibu hamil

yang mengalami mual dan muntah sedang di Wilayah Kerja Puskesmas Talang

Banjar Kota Jambi Tahun 2020 .

Data dikumpulkan pada Desember 2019 s/d Juni 2020. Kualitas data

tergantung dari kejujuran para responden dalam mengisi kuesioner. Sampel dalam

penelitian ini adalah 30 orang ibu hamil trimester I dengan menggunakan porposive

sampling. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh 2 orang teman di Puskesmas

Talang Banjar. Analisis dari penelitian ini dilakukan secara univariat, untuk melihat

distribusi frekuensi masing-masing variabel yaitu usia, tingkat pendidikan,

pekerjaan, usia kehamilan, paritas, dan keadaan mual dan muntah. Analisa bivariat

untuk melihat pengaruh teknik akupresure terhadap mual dan muntah responden.

Karena data tidak berdistribusi normal maka uji yang dipakai adalah uji Wilcoxon.

41
43

B. Hasil Penelitian Pengaruh Teknik Akupresure Terhadap Penurunan Mual Dan


Muntah Ibu Hamil trimester I Di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat

pendidikan, pekerjaan, usia Kehamilan dan paritas. Berikut adalah tabel

distribusi frekuensi karakteristik responden penelitian ini:

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020
N=30
Karakteristik f %

Umur 20-30 tahun 26 86,7


30-40 tahun 4 13,3

Pendidikan Tinggi (> SLTA) 15 50


Rendah (< SLTA) 15 50

Pekerjaan Pedagang 2 6,7


IRT 17 56,7
PNS/Polri/TNI 8 26,7
Wiraswasta 3 10

Usia 1-4 minggu 0 0


Kehamilan
5-8 minggu 16 53,3
9-12 minggu 14 46,7

Paritas 1 7 23,3
>1 23 76,7

Tabel 5.1 diatas menunjukkan dari dua kelompok subjek yang diteliti

yaitu kelompok mual muntah ringan dan mual muntah sedang masing-masing

berjumlah 15 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar, dari

hasil penelitian diketahui mayoritas responden pada kelompok mual muntah

sedang berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 14 (93,3%) dan 1 (6,7%)


44

responden berusia 30-40 tahun. Pada karakteristik pendidikan responden

mayoritas responden pada kelompok mual muntah ringan sebanyak 13

(86,7%) memiliki pendidikan tinggi yaitu tamat SLTA atau lebih (S1), dan

sebanyak 2 (13,3%) memiliki pendidikan rendah (< SLTA). Pada aspek

pekerjaan sebagian besar responden pada kelompok mual dan muntah ringan

adalah sebagai IRT yaitu sebanyak 9 (60%) dan sebanyak 1 (6,7%) responden

adalah pedagang dan wiraswasta. Pada usia kehamilan sebagian besar

responden pada kelompok mual dan muntah ringan memiliki usia kehamilan

9-12 minggu yaitu sebanyak 9 (60%) dan sebanyak 6 (40%) responden

memiliki usia kehamilan 5-8 minggu. Pada aspek paritas sebagian responden

pada kelompok mual muntah sedang memiliki paritas > 1 yaitu sebanyak 12

(80%) responden dan sebanyak 3 (20%) memiliki paritas 1.

2. Analisis Univariat

a. Distribusi Gambaran Responden Berdasarkan Frekuensi Mual Dan Muntah


Sebelum Dilakukan Terapi Akupresure Di Wilayah Kerja Puskesmas Talang
Banjar Kota Jambi Tahun 2020

Hasil pengukuran mual dan muntah responden pada kelompok mual

muntah ringan dan sedang sebelum dilakukan terapi akupresure

menggunakan skala ukur pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea

(PUQE) dapat dilihat pada table dibawah ini :


45

Tabel 5.2
Hasil Skala Ukur PUQE Responden Sebelum Dilakukan Akupresure Pada Ibu
Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020
n=30
Pernyataan Skala PUQE f %
Skala score 11 5 16,7

Frekuensi dalam 24 Skala score 12 1 3,3


jam terakhir untuk Skala score 10 8 26,7
berapa lama anda
merasakan mual dan Skala score 9 6 20
muntah atau tidak
nyaman pada perut Skala score 6 5 16,7
dan apakah anda
Skala score 5 3 10,0
muntah-muntah
Skala score 4 2 6,7

Jumlah 30 100

Tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 8 (26,7%) responden

dalam 24 jam terakhir merasakan mual dengan score 10, sebanyak 6 (20%)

responden dalam 24 jam terakhir merasakan mual dengan score 9, sebanyak 5

(16,7%) responden dalam 24 jam terakhir mengalami muntah-muntah dengan

nilai score 11, sebanyak 5 (16,7%) responden dalam 24 jam terakhir

merasakan mual dan muntah dengan nilai score 6, sebanyak 3 (10%)

responden dalam 24 jam terakhir merasakan mual dengan score 5, sebanyak 2

(6,7%) responden dalam 24 jam terakhir merasakan mual dengan score 4, dan

sebanyak 1 (3,3%) responden dalam 24 jam terakhir mengalami muntah-

muntah dengan nilai score 12.

Frekuensi mual dan muntah menggunakan nilai pregnancy uniqe

quantification of emesis and nausea (PUQE) dengan kategori skor 2 jika nilai

pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea (PUQE) ≥ 13, skor 1 jika
46

mual muntah sedang nilai pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea

(PUQE) 7-12 dan skor 0 jika mual muntah ringan nilai pregnancy uniqe

quantification of emesis and nausea (PUQE) ≤ 6 untuk selengkapnya hasil skala

ukur responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.3
Frekuensi mual dan muntah pada Ibu Hamil trimester I Sebelum dilakukan
Akupresure di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020
n=30
Sebelum Akupresure
(n=30)
Frekuensi Mual dan Muntah
f %
Mual dan muntah sedang (nilai skore 15 30
7-12)
Mual muntah ringan (nilai skore≤ 6) 15 30
Jumlah 30 100

Tabel5.3 Menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti

sebanyak 15 orang (50%) mengalami mual muntah dengan kategori sedang

dengan skore (7-12) dan sebanyak 15 (50%) responden mengalami mual

muntah kategori ringan dengan nilai skore (≤ 6).

b. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mual Dan Muntah Setelah


Dilakukan Terapi Akupresure Di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020

Hasil pengukuran mual dan muntah responden pada kelompok mual

muntah ringan dan sedang setelah dilakukan terapi akupresure menggunakan

skala ukur pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea (PUQE) dapat

dilihat pada table dibawah ini :


47

Tabel 5.4
Hasil Skala Ukur PUQE Responden Setelah Dilakukan Akupresure Pada Ibu
Hamil Trimester I Di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020
n=30
Pernyataan Skala PUQE f %
Frekuensi dalam 24
jam terakhir untuk Skala score 5
berapa lama anda 3 10
merasakan mual dan
muntah atau tidak
nyaman pada perut Skala score 6
dan apakah anda 27 90
muntah-muntah
Jumlah 30 100

Tabel 5.4 diatas menunjukkan dari 30 responden yang diteliti setelah

dilakukan akupresure sebanyak 27 (90%) responden dalam 24 jam terakhir

merasakan mual muntah dengan kategori ringan dengan skore 6 (mual muntah

ringan), dan sebanyak 3 (10%) responden dalam 24 jam terakhir mengalami

muntah-muntah dengan kategori ringan dengan skore 5 (mual muntah

ringan).

Frekuensi mual dan muntah menggunakan nilai pregnancy uniqe

quantification of emesis and nausea (PUQE) dengan kategori skor 2 jika nilai

pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea (PUQE) ≥ 13, skor 1 jika

mual muntah sedang nilai pregnancy uniqe quantification of emesis and nausea

(PUQE) 7-12 dan skor 0 jika mual muntah ringan nilai pregnancy uniqe

quantification of emesis and nausea (PUQE) ≤ 6 untuk selengkapnya hasil skala

ukur responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :


48

Tabel 5.5
Frekuensi mual dan muntah pada Ibu Hamil trimester I Setelah dilakukan
Akupresure di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020
n=30
Setelah Akupresure
Frekuensi Mual dan Muntah (n=30)
f %
Mual dan muntah ringan (nilai skore 30 100
≤ 6)
Mual muntah sedang (nilai skore7- 0 0
12)
Jumlah 30 100

Tabel 5.5 Menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti

seluruh responden sebanyak 30 orang (100%) responden mengalami mual

muntah dengan kategori ringan.

3. Analisis Bivariat

a. Perbedaan Frekuensi Mual Dan Muntah Sebelum dan Sesudah Diberikan


Terapi Akupresure Pada Ibu Hamil Trimester I Di Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020

Perbedaan frekuensi mual dan muntah sebelum dan sesudah diberikan

terapi akupresure pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas

Talang Banjar Kota Jambi dapat terlihat dalam tabel dibawah ini :
49

Tabel 5.6
Hasil Uji Wilcoxon Frekuensi mual dan muntah Sebelum dan Setelah
diberikan terapi akupresure di Wilayah Kerja Puskesmas
Talang Banjar kota Jambi Tahun 2020
n=30
Variabel N Mean Min Max P
Sebelum 30 11,2 4 12
0,000
Sesudah 30 5,9 5 6

Hasil perhitungan menggunakan pregnancy uniqe quantification of

emesis and nausea (PUQE) setelah dilakukan terapi akupresure yaitu 5,9

dengan nilai minimum 5 dan maximum 6. Hasil perhitungan statistik

menggunakan uji Man Whitney U Test diperoleh p value sebesar 0,000 <α

(0,05) yang menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi mual

dan muntah sebelum dan setelah diberikan akupresure pada kedua kelompok.

Tabel 5.7
Analisis Wilcoxon Signed Rank Test Sesudah di Berikan Intervensi
Akupresure Pada Ibu Hamil trimester I Kelompok Mual Muntah
Ringan dan Sedang di wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020
n=30
Hasil sesudah dilakukan Akupresure f %
Sesudah akupresure rasa mual dan 30 100
muntah < Mual muntah sebelum
akupresure
Sesudah akupresure rasa mual dan 0 0
muntah > Mual muntah sebelum
dilakukan akupresure
Sesudah akupresure rasa mual dan 0 0
muntah = Mual Muntah sebelum
dilakukan akupresure
Jumlah 30 100

Hasil analisis bivariat dengan uji wilcoxon diperoleh seluruh responden

30 (100%) mengalami mual muntah berkurang setelah dilakukan akupresure.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah kuasi eksperimen (quasi experimental) dengan

rancangan one group pretest – posttest. Dimana kelompok ibu hamil mual

muntah sudah dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

Sebelumnya ibu hamil dilakukan pengukuran mual dan muntah setelah itu

diberikan intervensi dan kemudian dilakukan pengukuran lagi terhadap mual dan

muntah setelah intervensi.

2. Kualitas Data

Data diperoleh melalui pengisian kuesioner secara langsung yang berisi

pernyataan mual dan muntah yang dialami oleh responden secara langsung

sebelum dan setelah diberikan terapi akupresure, sehingga kualitas data sangat

tergantung dari kemampuan peneliti serta kejujuran responden dalam menjawab

pertanyaan maupun kemampuan untuk memahami setiap pertanyaan yang

diajukan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan adalah mengenai pengaruh

penerapan terapi akupresure terhadap penurunan mual dan muntah ibu hamil

trimester I di wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020 dengan

hasil sebagai berikut :

50
51

a. Gambaran Frekuensi Mual Muntah Responden Sebelum Dilakukan Terapi

Akupresure

Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa sebelum diberikan

terapi akupresure sebagian responden mengalami mual muntah sedang dengan

skore (7-12). Responden pada kelompok menunjukkan bahwa sebagian responden

dalam 24 jam terakhir merasakan mual dengan score 13, sebagian kecil responden

dalam 24 jam terakhir merasakan mual dengan score 9, sebagian kecil responden

dalam 24 jam terakhir mengalami muntah-muntah dengan nilai score 11, sebagian

kecil responden dalam 24 jam terakhir merasakan mual dan muntah dengan nilai

score 6, sebagian kecil responden dalam 24 jam terakhir merasakan mual dengan

score 5, sebagian kecil responden dalam 24 jam terakhir merasakan mual dengan

score 4, dan sebagian kecil responden dalam 24 jam terakhir mengalami muntah-

muntah dengan nilai score 12.

Berdasarkan hasil penelitian sebelum dilakukan akupresure dapat dilhat

bahwa mayoritas ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar

mengalami mual dan muntah sedang. Mual muntah sedang adalah mual dan

muntah yang hebat 5-8 kali sehari menyebabkan keadaan umum penderita lebih

parah yaitu apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan

cepat, dehidrasi, berat badan turun, mata cekung. Adapun factor yang menjadi

penyebab mual dan muntah sedang adalah peningkatan kadar progesteron,

estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor

pencetus mual muntah. Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos

pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan


52

penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Refleks

esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam

hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Selain itu

HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan

muntah (Runaira, 2010:69).

Mual dan muntah sedang sebelum dilakukan teknik akupresure banyak

terdapat pada ibu yang berusia 20-30 tahun. Tidak jauh berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Shrim, Weisz, Gindes, Dulitzky, dan Almog (2010), rata-rata

usia ibu hamil yang mengalami mual muntah sedang adalah 29 tahun. Sari (2013)

menjelaskan tentang hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian hiperemesis

gravidarum, pada ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun, rahim belum

berfungsi secara optimal. Secara psikologis, ibu hamil yang berumur kurang dari

20 tahun belum siap menerima kehamilannya, belum matang emosinya, cenderung

labil, dan belum siap untuk menjadi orang tua.

Mayoritas responden yang mengalami mual dan muntah sedang sebagian

besar adalah tidak tamat SMA, pekerjaan mayoritas adalah PNS dan IRT, dengan

usia kehamilan sebagian besar adalah 5-8 minggu dan 9-12 minggu.

Penyebab mual muntah yang dialami oleh ibu hamil trimester I adalah

karena faktor fisologis dan psikologis. Faktor fisologi merupakan faktor penyebab

paling banyak yang dialami oleh ibu hamil trimester I sebab peningkatan hormone

HCG dan estrogen terjadi pada setiap kehamilan. Peningkatan hormon HCG

(Human Chorionic Gonadotropin) dan estrogen dapat menyebabkan jaringan-

jaringan otot pada sistem pencernaan menjadi kurang efisien sehingga dapat
53

meningkatkan asam lambung dan memperlambat metabolisme di dalam tubuh.

Sedangkan faktor psikologis merupakan faktor yang dipicu dari lingkungan sekitar

seperti pekerjaan atau masalah keluarga sehingga membuat ibu hamil menjadi

stress, karena stress dapat mengganggu sistem hormonal dari organ lambung

dalam kontrol sekresi asam lambung sehingga asam lambung dapat meningkat dan

menyebabkan mual muntah.

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan terdiri atas farmakologi

dan nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan cara pengaturan

diet, dukungan emosional dan akupresure (Runiari dan Imaningrum,2012). Terapi

nonfarmakologi merupakan jenis terapi komplementer yang dapat digunakan

sebagai intervensi untuk mengatasi mual diantaranya : akupresur.

b. Gambaran Frekuensi Mual Muntah Responden Sesudah Dilakukan Terapi

Akupresure

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan akupresure pada ibu hamil

menunjukkan bahwa seluruh responden mengalami mual dan muntah ringan.

Responden yang mengalami mual muntah ringan sebagian besar dalam 24 jam

terakhir merasakan mual muntah dengan kategori ringan dengan skore 6 (mual

muntah ringan), dan sebagian kecil responden dalam 24 jam terakhir mengalami

muntah-muntah dengan kategori ringan dengan skore 5 (mual muntah ringan).

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan teknik akupresure pada ibu

hamil sebagian besar ibu hamil mengalami mual dan muntah ringan hal ini terjadi

penurunan karena di berikan terapi dengan akupresure. Sejalan dengan teori

Saputra, 2000, dalam Oktaviani, 2013, menjelaskan bahwa teori neurotransmiter


54

menghasilkan endorphin dengan mempengaruhi otak, menstimulasi sekresi beta-

endhorpin dan enkepalin pada otak dan spinal cord. Pelepasan neurotransmitter

mempengaruhi sistem imun dan system antinoceptive. Endofrin merupakan opiate

tubuh secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang berguna untuk

mengurangi nyeri, mempengaruhi memomi dan mood yang kemudian akan

memberikan perasaan relaks (Tuner, 2010 dalam Apriany, 2010).

Mual dan muntah ringan setelah dilakukan teknik Akupresure banyak

terdapat pada ibu yang berusia 20-30 tahun, dengan tingkat pendidikan sebagian

responden tamat SMA dan sebagian lagi tidak tamat SMA, dengan tingkat

pekerjaan sebagian besar adalah IRT dan usia kehamilan sebagian besar berkisar

antara 5-8 minggu dan paritas sebagian besar lebih dari 1 orang.

Mual muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh wanita hamil

terutama trimester pertama (Lacasse, A. et al 2009). Gejala biasanya muncul pada

usia kehamilan 7-12 minggu (Chandra, K. et al, 2002). Saputra (2002) dalam

artika (2006) menyatakan bahwa pada tingkatan lokal stimulus nosireseptif akan

berubah menjadi impuls nosiseptif dengan melibatkan beberapa substansi lokal

yang memang dikeluarkan apabila terdapat kerusakan jaringan. Pada tingkatan

general, stimulasi pada titik perikardium 6 dapat mengaktifkan sistem modulasi pada

sistem opioid, sistem non opioid dan inhibisi pada syaraf simpatik yang diharapkan akan

terjadi penurunan frekuensi mual. Terjadinya reaksi inflamasi local mampu merangsang

nitric oxide dalam tubuh yang dapat meningkatkan

motilitas usus sehingga diharapkan dapat menurunkan insiden mual pada

ibu hamil dan frekuensi muntah juga dapat dikurangi karena secara fisiologis
55

muntah dapat terjadi apabila mual tidak dapat ditoleransi, sehingga dengan

adanya pemblokan pada stimulasi mual maka rangsang mual tidak akan

diteruskan menjadi respon muntah

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh latifak (2017)

bahwa hasil penelitian ini menggambarkan kecenderungan penurunan skor PUQE-

24 dari sebelum pemberian dan sesudah pemberian terapi akupresure. Rerata skor

PUQE-24 mengalami penurunan. Hasil analisis statistik dengan uji Wilcoxon

menunjukkan sejumlah 27 reponden (90%) mengalami penurunan skor PUQE-24

dengan nilai p=0,000. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan pada pemberian self management module dalam mengatasi morning

sickness (Latifah, 2017).

Kohen et al. (2005) mengkatagorikan tingkat keparahan mual muntah

dalam kehamilan menjadi 3 katagori. Nilai skor 0-3 tidak ada gejala, nilai skor 4-6

gejala ringan, nilai skor 7-12 sedang, dan nilai skor ≥ 13 katagori berat.

Berdasarkan karekteristik frekuensi morning sickness, sebelum perlakuan terdapat

73,33% responden mengalami mual muntah ringan dan 26,67% mengalami mual

muntah sedang. Tidak ada responden yang mengalami mual muntah berat. Setelah

perlakuan, responden yang mengalami mual muntah ringan menjadi

60%, sedang 10% dan 30% menjadi tidak mengalami mual muntah. Dari 22

responden yang mengalami mual muntah katagori ringan saat pretest, sebanyak 19

responden mengalami penurunan skor, 2 responden mengalami peningkatan, dan 1

responden memiliki skor tetap. Dari 19 responden yang mengalami penurunan

skor, 7 responden menjadi tidak mengalami mual muntah sama sekali, dan 12
56

responden tetap mengalami mual muntah ringan tetapi skornya berkurang.

Sedangkan 8 responden yang mengalami mual muntah dengan katagori sedang

setelah diberikan perlakuan, sebanyak 2 responden menjadi tidak mengalami mual

muntah sama sekali, 5 responden mengalami penurunan skor menjadi kategori

mual muntah ringan, dan 1 responden tetap mengalami mual muntah sedang tetapi

skornya berkurang.

Hasil penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Sulistiyarini (2018) di

Desa Rawalo Kabupaten Banyumas, yang dilakukan pada minggu ketiga Bulan

Juli 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan akupresure

pericardium untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil, Penelitian ini

menunjukkan keefektifan penerapan acupressure pericardium selama 3-5 menit

yang dilakukan selama 4 hari berturut-turut terhadap ketiga responden, perlakuan

ini membuktikan keberhasilan mengurangi mual muntah pada ibu hamil (Jurnal

Kebidanan, 2018).

Menurut pendapat peneliti pencegahan terhadap emesis gravidarum dengan

cara menganjurkan makan dengan jumlah kecil tetapi lebih sering, anjurkan

minum teh hangat dan biskuit, roti kering, selain itu ibu juga diharapkan untuk

tidak mengkonsumsi susu secara berlebih ataupun makanan yang mengandung

lemak, karena akan meningkatkan rangasangan muntah. Selain itu peanganan

dengan memberikan pijatan akupresur pada titik Pc 6, dirasa sangat efektif, ibu

hanya perlu menekan bagian 3 jari dibawah pergelangan tangan, dengan cara ibu

dianjurkan untuk duduk, atau berbaring dengan posisi senyaman mungkin, ibu

dapat mengulang kembali jika ibu merasa nyaman dan rileks (Mariza, 2019).
57

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka dapat

diasumsikan bahwa setelah dilakukan terapi akupresure mengalami mual muntah

ringan, hal ini dapat terjadi karena seluruh responden sdh melakukan terapi

tersebut dengan benar dan tepat.

c. Pengaruh Penerapan Teknik Akuprsure Terhadap Penurunan Mual Muntah Ibu

Hamil Trimester I di Wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun

2020

Perbedaan data sebelum dan sesudah menunjukkan bahwa terdapat

penurunan yang signifikan skor frekuensi mual muntah sebelum dan setelah

dilakukan akupresur pada kelompok mual muntah ringan dengan P value .000.

Menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang signifikan skor frekuensi mual

muntah sebelum dan setelah dilakukan akupresur pada kelompok mual muntah

sedang dengan P value .001.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Latifah

(2017) bahwa hasil uji statistik Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan

antara skor PUQE sebelum pemberian terapi akupresure dan sesudah pemberian.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi akupresure terhadap

penurunan frekuensi mual muntah pada ibu hamil. Penurunan skor PUQE

sebelum dan sesudah perlakuan pada ibu yang mengalami morning sickness

katagori sedang lebih besar dibandingkan dengan katagori ringan. Hal ini

dibuktikan dengan penurunan pada katagori sedang sebesar 50%, sementara pada

katagori ringan hanya 21,3%. Walaupun terdapat perbedaan, akan tetapi terapi ini

sama-sama berpengaruh terhadap penurunan skor PUQE, sehingga dapat


58

disimpulkan bahwa terapi akupresure ini efektif dalam mengatasi mual muntah

pada ibu hamil.

Hasil perhitungan menggunakan pregnancy uniqe quantification of emesis

and nausea (PUQE) setelah dilakukan terapi akupresure yaitu 5,9 dan standar

dengan nilai minimum 5 dan maximum 6. Hasil perhitungan statistik

menggunakan uji Man Whitney U Test diperoleh p value sebesar 0,000 <α (0,05)

yang menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi mual dan

muntah sebelum dan setelah diberikan akupresure.

Hasil analisis mual muntah memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan

sebelum dilakukan terapi akupresur. Frekuensi mual yang berlebihan tidak

ditemukan karena dalam penelitian ini dilakukan pada ibu hamil yang mengalami

mual muntah ringan dan dengan adanya pemberian terapi standar obat antiemetik

pada sebagian besar ibu hamil, sehingga mual muntah yang dialami ibu tidak

berlebihan. Skor mual muntah yang dialami ibu hamil setelah dilakukan

terapi akupresur mengalami penurunan dibandingkan sebelum dilakukan terapi

akupresur.

Hal ini didukung oleh penelitian lain yang dilakukan Rad et al pada tahun

2011 di Iran yang menjelaskan pengaruh akupresur pada titik KID21 terhadap

mual muntah ibu hamil trimester pertama dengan intensitas mual muntah ibu hamil

muda yang dilakukan akupresur lebih kecil nilainya dibandingkan dengan

kelompok yang menggunakan placebo dengan penekanan sham akupresur selama

20 menit dalam empat hari. Rad et al, menyimpulkan bahwa hasil penelitian
59

terdapat perbedaan intensitas mual dan muntah pada kedua kelompok selama 4

hari dilakukan terapi akupresur menunjukkan perbedaan (P<0,001).

Hal ini sesuai dengan Gate kontrol teori yang menjelaskan bahwa

perangsangan pada satu titik akupoin pada suatu jalur meredian akan diteruskan

oleh serabut A-Beta berdiameter besar menuju saraf spinal yang kemudian dalam

medulla spinalis terdapat substansi gelatinosa bekerja sebagai “Gate Kontrol”

sebelum diteruskan oleh serabut saraf aferen menuju sel-sel tranmisi, sel tranmisi

menyalurkan ke sistem saraf pusat dengan menurukan rasa ketidaknyamanan

relaks, dan rasa mual menurun (Hakam, Krisna, & Tutik, 2009, dalam Oktaviani,

2013).

Saputra, 2000, dalam Oktaviani, 2013, menjelaskan bahwa teori

neurotransmiter menghasilkan endorphin dengan mempengaruhi otak,

menstimulasi sekresi beta-endhorpin dan enkepalin pada otak dan spinal cord.

Pelepasan neurotransmitter mempengaruhi sistem imun dan system antinoceptive.

Endofrin merupakan opiate tubuh secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitary

yang berguna untuk mengurangi nyeri, mempengaruhi memomi dan mood yang

kemudian akan memberikan perasaan relaks (Tuner, 2010 dalam Apriany, 2010).

Saputra (2002) dalam artika (2006) menyatakan bahwa pada tingkatan lokal

stimulus nosireseptif akan berubah menjadi impuls nosiseptif dengan melibatkan

beberapa substansi lokal yang memang dikeluarkan apabila terdapat kerusakan

jaringan. Pada tingkatan general, stimulasi pada titik perikardium 6 dapat

mengaktifkan sistem modulasi pada sistem opioid, sistem non opioid dan inhibisi pada

syaraf simpatik yang diharapkan akan terjadi penurunan frekuensi mual. Terjadinya reaksi
60

inflamasi local mampu merangsang nitric oxide dalam tubuh yang dapat meningkatkan

motilitas usus sehingga diharapkan dapat menurunkan insiden mual pada

ibu hamil dan frekuensi muntah juga dapat dikurangi karena secara fisiologis

muntah dapat terjadi apabila mual tidak dapat ditoleransi, sehingga dengan

adanya pemblokan pada stimulasi mual maka rangsang mual tidak akan

diteruskan menjadi respon muntah.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data penelitian dan hasil penelitian tentang pengaruh

penerapan teknik akupresure terhadap penurunan mual dan muntah ibu hamil

trimester I di wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebagian besar responden mengalami mual dan muntah sedang sebelum

diberikan terapi akupresure

2. Seluruh responden mengalami mual dan muntah ringan setelah diberikan terapi

akupresure.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara frekuensi mual dan muntah sebelum dan

setelah diberikan akupresure.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Talang

Banjar yang dapat digunakan sebagai salah satu bentuk tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil.

2. Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan kebidanan

Sebagai tambahan dan sumber informasi pengetahuan bagi mahasiswa,

serta diharapkan dapat menjadi salah satu intervensi yang diterapkan pada

asuhan kebidanan di klinis.

60
62

3. Penelitian Lain

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan teori farmakologi dan non

farmakologi pada ibu yang mengalami mual dan muntah dengan jenis dan

variabel yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmi, 2010


Prosedur penelitian dan pendekatan praktek, Rieneka Cipta. Jakarta :xi +
342 hlm

Dinkes Propinsi Jambi, 2019.


Profile Dinas Kesehatan Propinsi Jambi Tahun 2018. Jambi: xxi + 140
hlm + 81 lamp.

Dinkes Propinsi Jambi, 2019.


Profile Dinas Kesehatan Propinsi Jambi Tahun 2019. Jambi:xxi + 145 hlm
+81 lamp

Dinkes Kota Jambi, 2019,


Laporan KI dan K4 Triwulan III tahun 2019. Kota Jambi.

Dinkes Kota Jambi, 2019,


Laporan Tahunan KI dan K4 2018. Kota Jambi

Esti. (2014).
Terapi farmakologi. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 8 No., 103–111.

Dr. Heni Setyowati, S.KP, M.Kes, 2018,


Buku Akupresure Kesehatan wanita berbasis penelitian.

Fengge, A. 2012.
Terapi akupresur manfaat dan teknik pengobatan. Yogyakarta: Crop
Circle Corp.

Jurnal Media Ilmu Kesehatan. (2013).


Penanganan mual dan muntah pada ibu hamil. Jakarta.

Kemenkes RI, 2015,


Buku Saku Petunjuk Praktis Toga dan Akupresure. Jakarta 221 hlm

Kemenkes RI, 2018,


Pelayanan kesehatan tradisional, Alternatif dan Komplementer.Jakarta.

Manuaba. (2013).
Ilmu Kandungan dan Kebidanan. ECG Jakarta.
Meirika, 2018
Pengaruh akupresure terhadap pengurangan mual dan muntah ibu hamil
trimester I Jurnal STIKES Surabaya. 2 October 2018 P- Issn.2089-7669 E-
Issn. 2621-2870

Notoatmodjo, Soekidjo 2012


Promosi Kesehatan dan Perlaku Kesehatan. Rieneka cipta. Jakarta :x +
260 hlm.

Notoatmodjo, Soekidjo 2014


Metodologi Penelitian Kesehatan. Rieneka cipta. Jakarta :x + 129 hlm.

Nur, D., Suharyo, H. & Triana, S. H. 2014.


Pengaruh Akupresur Perikardium 6 Terhadap Mual Muntah
Kehamilan Kurang 16 Minggu. Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak 5, 88-
95.

Prawirohardjo, S. 2013.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka

,2013.
Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Sulistyawati, A. 2014.
Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.

Sulistriani, 2018
Jurnal Kebidanan Vol. 8 No. 2 October 2018 P- Issn.2089-7669 E-Issn.
2621-2870

Saifuddin, Abdul, Bari, 2013.


Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

, 2013.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP-SP

Weni, D. 2013.
Perbandingan efektifitas akupresure perikardium dengan aromaterapi
terhadap penurunan mual muntah pada Ibu hamil di Pulau Lombok. Prim
A: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 2.
LEMBAR OBSERVASI

FREKUENSI MUAL DAN MUNTAH SEBELUM DIBERIKAN


TERAPI AKUIPRESURE PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI
No Responden :

Usia Responden :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Usia Kehamilan :

Anak Ke :

Skala ukur Motherrisk Pregnancy-Uniqe Quantification Of emesis and Nausea (PUQE)


– 24 scoring system

Pernyataan Tidak 1 jam 2-3 4-7 jam >6


sama atau jam jam
sekali kurang
Score 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir untuk
berapa lama anda merasakan mual
dan muntah atai tidak nyaman
pada perut ?
Pernyataan Tidak 1-2 kali 3-4 5-6 kali ≥7 kali
muntah kali
Score 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir apakah
anda muntah-muntah ?
LEMBAR OBSERVASI

FREKUENSI MUAL DAN MUNTAH SETELAH DIBERIKAN


TERAPI AKUIPRESURE PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI
No Responden :

Usia Responden :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Usia Kehamilan :

Anak Ke :

Skala ukur Motherrisk Pregnancy-Uniqe Quantification Of emesis and Nausea (PUQE)


– 24 scoring system

Pernyataan Tidak 1 jam 2-3 4-8 jam >6


sama atau jam jam
sekali kurang
Score 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir untuk
berapa lama anda merasakan mual
dan muntah atai tidak nyaman
pada perut ?
Pernyataan Tidak 1-2 kali 3-4 5-6 kali ≥7 kali
muntah kali
Score 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir apakah
anda muntah-muntah ?
LEMBAR PELAKSANAAN

TERAPI AKUPRESURE YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL


TRIMESTER I

No Responden :

Usia Responden :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Usia Kehamilan :

Anak Ke :

Tabel Terapi Akupresure Yang Dilakukan Pada Ibu Hamil Trimester I

NO Pelaksanaan Dilakukan Tidak Paraf Paraf Ket


Akupresure dilakukan petugas ibu
hamil
1 Hari I

Pagi

Siang

2 Hari II

Pagi

Siang

3 Hari III

Pagi

Siang
Frequency Table

USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
20-30 THN 26 86.7 86.7 86.7
Valid 30-40 THN 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
PENDIIDKAN
TINGGI JIKA 15 50.0 50.0 50.0
Valid > SLTA
2 15 50.0 50.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
PNS/GURU/T
8 26.7 26.7 26.7
NI/POLRI
PEDAGANG 2 6.7 6.7 6.7
Valid SWASTA 3 10.0 10.0 10.0
IRT 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

USIA KEHAMILAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
JIKA
KEHAMILAN 16 53.3 53.3 53.3
5-8 MINGGU
Valid JIKA
KEHAMILAN 14 46.7 46.7 100.0
9-12 MINGGU
Total 30 100.0 100.0

PARITAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
JIKA PARITAS
16 53.3 53.3 53.3
1
Valid JIKA PARITAS
14 46.7 46.7 100.0
>1
Total 30 100.0 100.0
PRETEST
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 4 2 6.7 6.7 6.7
5 3 10.0 10.0 10.0
6 5 13.3 13.7 13.7
9 6 20.0 20.0 20.0
10 8 26.7 26.7 26.7
11 5 16.7 16.7 16.7
12 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

POSTTEST
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
5 3 10.0 10.0 10.0
6 27 90.0 90.0 100.0
Valid

30 100.0 100.0

PRETESTMUALMUNTAH
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
MUAL DAN MUNTAH
SEDANG NILAI 15 50.0 50.0 50.0
SCORE 7-12
MENGALAMI MUAL
Valid DAN MUNTAH
15 50.0 50.0 100.0
RINGAN JIKA NILAI
SCORE ≤ 6
Total 15 100.0 100.0

POSTETSMUALMUNTAH
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
MUAL DAN MUNTAH
Valid RINGAN NILAI SCORE 30 100.0 100.0 100.0
≤6
Explore

Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 11.23 .284
Lower
11.12
95% Confidence Bound
Interval for Mean Upper
12.34
Bound
5% Trimmed Mean 11.23
Median 11.00
Variance 1.210
Std. Deviation 1.100
Minimum 7
PRETEST Maximum 10
Range 3
Interquartile Range 2
Skewness -.506 .580
Kurtosis -.916 1.121
Lower
5.40
95% Confidence Bound
Interval for Mean Upper
6.33
Bound
5% Trimmed Mean 5.85
Median 6.00

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST .262 15 .007 .851 15 .018

a. Lilliefors Significance Correction


NPar Tests

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PRETEST 30 11.23 1.100 4 12
POSTTEST 30 5.87 .834 5 6

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 30a 8.00 120.00
POSTTEST KELOMPOK Positive Ranks 0b .00 .00
RINGAN - PRETEST Ties 0c
KELOMPOK RINGAN
Total 15
a. POSTTEST < PRETEST
b. POSTTEST > PRETEST
c. POSTTEST = PRETEST

Test Statisticsa
POSTTEST
KELOMPOK
RINGAN -
PRETEST
KELOMPOK
RINGAN
Z -3.482b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PRETEST 30 11.2300 1.24845 4.00 12.00
POSTTEST 30 58700 .80516 5.00 6.00

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 30a 15.50 465.00
Positive Ranks 0b .00 .00
POSTTEST - PRETEST Ties 0c
Total 30
a. POSTTEST < PRETEST
b. POSTTEST > PRETEST
c. POSTTEST = PRETEST

Test Statisticsa
POSTTEST -
PRETEST
Z -4.838b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

Anda mungkin juga menyukai