Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN INDIVIDU TELAAH JURNAL

PENGRAUH SENAM TAI-CHI DAN GREEN TEA TERHADAP DENSITAS TULANG


PADA IBU POST MENOPAUSE DI KELURAHAN TIMBANG GALUNG,
KECAMNATAN SIANTAR BARAT, PEMATANGSIANTAR

Disusun oleh :
Ichtiarni Sulung Pertiwi
P27824619008

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MANUSIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAM PROFESI BIDANAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya
sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini merupakan bentuk penugasan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi
Bidan yang telah melaksanakan praktik Blok 8 Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Kes, selaku pembimbing pendidikan
2. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan.
3. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
masalah ini dan semoga dapat bermanfaat.

Surabaya, 11 Juni 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menopause adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita dan
merupakan diagnosis yang ditegakkan secara retrspektif setelah amenore selama 12 bulan.
Saat masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak
sama usia menopausenya dengan wanita di Asia. Faktor genetik kemungkinan berperan
terhadap usia menopause. Baik usia pertama haid (menarche), melahirkan pada usia muda,
maupun berat badan tidak terbukti mempercepat datangnya menopause. Wanita kembar
dizigot atau wanita dengan siklus haid memendek memasuki menopause lebih awal jika
dibandingkan dengan wanita yang memiliki siklus haid normal. Memasuki usia menopause
lebih awal dijumpai juga pada wanita nulipara, wanita dengan diabetes mellitus, perokok
berat, kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan sosioekonomi rendah, dan pada wanita
yang hidup pada ketinggian >4000 m. Wanita multipara dan wanita yang banyak
mengonsumsi daging, atau minum alkohol akan mengalami menopause lebih lambat (Baziad,
2003).
Perubahan kadar hormon, khususnya hormon estrogen dapat mengakibatkan sejumlah
perubahan fisik pada ibu menopause dan jika tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi
di kemudian hari. Komplikasi yang dapat terjadi pada wanita usia menopause menurut
Mulyani (2013) dan Fox-Spencer & Brown (2007) diantaranya adalah osteoporosis.
Osteoporosis adalah penyakit serius yang berpotensi terjadi di mana kepadatan tulang menjadi
berkurang sehingga menyebabkan tulang menjadi lemah dan mudah patah. Faktor risiko
osteoporosis yang paling penting pada wanita adalah menopause dan hal ini secara langsung
berkaitan dengan penurunan kadar estrogen yang terjadi pada saat menopause. Hormon
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membantu mengontrol regenerasi tulang. Pada masa
menopause, produksi hormon estrogen menurun sehingga menyebabkan tulang menjadi
mudah keropos. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan senam Tai-Chi yang
bergunauntuk meningkatkan densitas tulang. Tai-Chi merupakan jenis olahraga dimana
dilakukan suatu gerakan lambat dan anggun untuk membentuk koordinasi kekuatan tulang.
Telaah jurnal adalah salah satu metode untuk memperoleh ilmu pengetahuan terbaru
yang didapat dari jurnal-jurnal hasil penelitian yang telah dilakukan. Sehingga ilmu yang
diperoleh merupakan ilmu yang benar berdasarkan oleh evidence base. Bidan diharapkan
dapat memberikan asuhan pada ibu menopause selain sesuai dengan standar, dan akan lebih
baik jika asuhan yang diberikan adalah asuhan yang berdasarkan evidence based yang
bersumber dari penelitian-penelitian terbaru.
Untuk menambah ilmu pengetahuan baru, penulis memilih artikel jurnal yang berjudul
“Pengrauh Senam Taichi Dan Green Tea Terhadap Densitas Tulang Pada Ibu Post
Menopause Di Kelurahan Timbang Galung, Kecamnatan Siantar Barat, Pematangsiantar”
yang diharapkan berguna untuk untuk meningkatkan kesehatan lansia secara fisik.

1.2. Tujuan
Mengetahui apakah jurnal yang berjudul “Pengrauh Senam Taichi Dan Green Tea
Terhadap Densitas Tulang Pada Ibu Post Menopause Di Kelurahan Timbang Galung,
Kecamnatan Siantar Barat, Pematangsiantar” telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang
valid, penting dan dapat diaplikasikan menurut evidence based.

1.3 Manfaat
Dengan telaah jurnal ini, penulis dapat menentukan validitas dari jurnal yang berjudul
“Pengrauh Senam Taichi Dan Green Tea Terhadap Densitas Tulang Pada Ibu Post
Menopause Di Kelurahan Timbang Galung, Kecamnatan Siantar Barat, Pematangsiantar”
sesuai pendekatan evidence based.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

(Terlampir)
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Informasi Jurnal


1. Judul Jurnal
Pengrauh Senam Taichi Dan Green Tea Terhadap Densitas Tulang Pada Ibu Post
Menopause Di Kelurahan Timbang Galung, Kecamnatan Siantar Barat,
Pematangsiantar
2. Penulis
Safrina
3. Publikasi
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Vol. 10, No. 2, April 2019
pISSN: 2086-3098
eISSN: 2502-7778
http://dx.doi.org/10.33846/sf.v9i3.396
4. Institusi
Poltekkes Kemenkes Medan
5. Penelaah
Ichtiarni Sulung Pertiwi Mahasiswi Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Surabaya T.A. 2020

3.2 Telaah Jurnal


1. Judul Jurnal
Judul jurnal ini yaitu “Pengrauh Senam Taichi Dan Green Tea Terhadap Densitas
Tulang Pada Ibu Post Menopause Di Kelurahan Timbang Galung, Kecamnatan Siantar
Barat, Pematangsiantar” Judul penelitian ini jelas dan dapat menggambarkan apa yang
akan diteliti. Tetapi judul penelitian ini tidak memenuhi prinsip 5 W 1 H. Keterangan
waktu tidak dicantumkan.

2. Abstrak
Penelitian ini mempunyai abstrak yang dapat menjelaskan secara jelas suatu
penelitian secara keseruluhan. Cara penulisan abstrak sudah mengikuti kaidah IMRAD
yaitu Introduction, Metode, Result, Analyze dan Discussion. Abstrak juga ditulis secara
sistematis mulai dari latar belakang, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil,
kesimpulan dan kata kunci
3. Pendahuluan
Pada jurnal telah dijelaskan latar belakang peneliti memilih tema ini. Selain itu
disebutkn juga beberapa data-data penunjang yang bersumber dari penelitian yang
mendukung dengan adanya tema ini. Pada latar belakang dijelaskan tujuan penelitian dari
jurnal ini.

4. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen prertesr and posttest group with
control design. Pada awal penelitian dilakukan pemeriksan densitas tulang, lalu
dilakukansenam taichi selama12 minggu (seminggu 3 kali) dengan durasi 60 menit dan
pemberian green tea sebanyak 500gr/hari selama12 minggu (seminggu 3 kali). Lalu
dilakukan pengukuran densitas kembali. Penelitian ini dilakukan di Kota
Pematangsiantar bulan Juli-Septembet 2018.

5. Data dan Analisis Data


Analisis data statistik pada penelitian ini terdiri atas uji normalitas data
menggunakan ShapiroWilk, analisis secara deskriptif, berupa rerata deviasi standar, uji T
untuk sampel berpasangan dan untuk sampel bebas.

6. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa densitas tulang pada kelompok senam
Tai-Chi + green tea sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan perbedaan. Rerata T-
score densitas tulang sebelum intervensi adalah 43,51 ±10,54 dan setelah intervensi
sebanyak 62,74 ± 10,18 dengan perbedaan rerata 17,46 ± 6,58; p<0,0001.

7. Pembahasan Hasil Penelitian


Pada bagian pembahasan hasil penelitian, peneliti menjelaskan tentang hasil yang
diperoleh selama penelitian. Selain itu pembahasan hasil temuan dihubungkan dengan
berbagai hasil dari penelitian – penelitian sebelumnya dan ditunjang dengan tinjauan
pustaka yang diambil guna memperkuat hasil penelitian ini. Peneliti tidak menjelaskan
kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
8. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan peneliti sudah sesuai menjawab dari tujuan penelitian. Peneliti tidak
memberikan saran.

9. Referensi/ Daftar Pustaka


Literatur yang digunakan sebagian besar menggunakan buku dan penelitian
dengan tahun terbaru yang berasal dari jurnal – jurnal yang telah dipublikasikan
sebelumnya
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan telaah jurnal didapatkan beberapa kekurangan pada jurnal
ini, meskipun begitu dengan adanya jurnal ini dapat memberikan beberapa masukan
positif dan dapat menambah pengetahuan tentang jurnal yang telah ditelaah. Sehingga
dengan membaca jurnal ini kita dapat lebih mengetahui tentang pengaruh senam Tai-
Chi+green tea terhadap densitas tulang pada ibu menopause. Serta dengan adanya
penelitian ini dapat dijadikan acuan dan dikembangkan untuk penelitian penelitian
selanjutnya.

4.2 Saran
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada ibu menopouse, dan dapat meningkatkan kinerja tenaga
kesehatan dalam meningkatkan kompetensi pelayanan asuhan kebidanan.
23 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2017, Vol. 4 No. 1, hlm. 23 - 33

OPEN ACCESS

Indonesian Journal of Human Nutrition


P-ISSN 2442-6636
E-ISSN 2355-3987
www.ijhn.ub.ac.id
Artikel Hasil Penelitian

Hubungan Komposisi Tubuh dengan Kepadatan Tulang


Wanita Usia Subur di Kota Bandung

Laras Ristati Eka Widyanti1*, Inggita Kusumastuty1, Eva Putri Arfiani1


1
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
*Alamat korespondensi, e-mail: larasristatieka@yahoo.co.id

Diterima: 10 Februari 2016 Direview: 20 September 2016 Dimuat: Juni 2017


________________________________________________________________________

Abstrak
Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan karena dapat mengakibatkan berkurangnya
kualitas hidup dan kematian. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepadatan tulang
diantaranya yaitu komposisi tubuh. Komposisi tubuh seseorang terbagi menjadi total lemak tubuh
dan lean mass. Beberapa penelitian menyatakan bahwa komposisi tubuh berhubungan dengan
kepadatan tulang, namun masih memiliki kesimpulan berbeda antar peneliti. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara komposisi tubuh dan kepadatan tulang wanita usia subur
di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah
responden 70 orang yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pada penelitian ini
didapatkan rata-rata usia responden adalah 37 tahun dengan status gizi yang normal namun
memiliki lemak tubuh dalam kategori obesitas. Mayoritas kepadatan tulang responden termasuk
dalam kategori osteopenia. Berdasarkan uji korelasi Pearson dan regresi menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara total lemak tubuh dengan kepadatan tulang (p-value 0,006) dengan
keeratan (0,327) serta ada hubungan negatif antara lean mass dan kepadatan tulang (0,006) dengan
keeratan (-0,328). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah semakin tinggi lemak tubuh seseorang
maka memiliki resiko lebih rendah terkena osteoporosis, akan tetapi menjaga lemak tubuh dengan
kategori normal akan menghindarkan dari penyakit yang berhubungan dengan kelebihan berat
badan seperti jantung, diabetes melitus sehingga disarankan kepada responden untuk tetap menjaga
total lemak tubuh dan berat badan dalam katagori normal.
Kata kunci: kepadatan tulang, komposisi tubuh, total lemak tubuh, lean mass

Abstract
Osteoporosis is one of health problems that can lead to reduced life quality and death. Body
composition is one of factors that affect bone density. Body composition is divided into total body
fat and lean mass. Some studies suggest that body composition is associated to bone density, but
some researchers have different conclusions. This study aims to determine the relationship between
body composition and bone density of women of reproductive age in Bandung. This study used
cross sectional approach with a total sample of 70 respondents selected using purposive sampling
method. In this study, the average age of respondents obtained was 37 years with normal
nutritional status but had body fat in obesity category. The majority of bone density of respondents
was under osteopenia category. Based on Pearson correlation test and regression test, there was a
positive relationship between total body fat with bone density (p-value 0.006) with low closeness of

23
24 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2017, Vol. 4 No. 1, hlm. 23 - 33

variable (0.327), but there is a negative relationship between lean mass and bone density (0.006)
with low closeness of variable (-0.328). This study concludes that the higher the body fat of a
person, the lower the risk of osteoporosis. However, maintaining normal body fat will prevent
diseases associated with overweight such as heart disease and diabetes mellitus, so the respondents
are suggested to keep the total body fat and body weight in normal category.
Keywords: bone density, body composition, total body fat, lean mass
_______________________________________________________________________________

PENDAHULUAN osteoblas [3]. Menurut International


Osteoporosis merupakan kondisi Osteoporosis Foundation, jumlah kejadian
tulang menjadi keropos, yang memiliki fraktur osteoporosis per tahun pada wanita
sifat yang khas berupa berkurangnya lebih dari 45 tahun menyebabkan lebih
massa tulang [1]. Hasil penelitian Puslit- lama mendapatkan perawatan di rumah
bang Gizi Departemen Kesehatan sakit dibandingkan penyakit serangan
Republik Indonesia pada 16 propinsi jantung, stroke, dan kanker [4].
menemukan risiko osteoporosis di Usia antara 20 sampai 49 tahun
Indonesia tahun 2005 mencapai 10,3%. termasuk dalam usia produktif bagi wanita.
[1]. Provinsi Jawa Barat memiliki Pada usia ini wanita masih mendapatkan
prevalensi risiko osteoporosis lebih besar menstruasi secara teratur yang disebut usia
(22,2%) dibandingkan angka prevalensi subur. Pada fase ini diharapkan wanita
nasional (10,3%) [1]. lebih waspada pada penyakit yang akan
Dasar terjadinya osteoporosis adalah muncul ketika usia setelah menopause
ketidakseimbangan antara reabsopsi tulang dengan cara menjaga kondisi badan dengan
dengan formasi tulang. Apabila penghan- prima dan bugar [5].
curan lebih banyak daripada pembentukan Salah satu faktor risiko osteoporosis
tulang akan menjadi keropos. Banyak pada wanita adalah komposisi tubuh.
faktor yang dapat memengaruhi timbulnya Komposisi tubuh adalah proporsi relatif
osteoporosis seperti genetik atau keturu- antara jaringan lemak dan jaringan tanpa
nan, usia, kurang aktifitas fisik, postur lemak [6]. Komposisi tubuh terdiri dari
tubuh, komposisi tubuh (indeks massa dua bagian yaitu simpanan lemak (jaring-
tubuh, lean body mass, total lemak dalam an adipose) dan jaringan bebas lemak
tubuh) [1]. Faktor lain yang menjadi faktor (lean tissue). Jaringan bebas lemak sangat
terjadinya osteoporosis adalah menopause, aktif dalam proses metabolisme sehingga
riwayat patah tulang, adanya penyakit kebutuhan gizi seseorang dipengaruhi oleh
seperti tiroid, diabetes melitus, kanker hati, jaringan ini, sedangkan jaringan adipose
ginjal, usus, pola makan, stres, polusi berfungsi sebagai cadangan energi [6].
bahan kimia, gaya hidup tidak sehat Komposisi tubuh dapat memengaruhi
misalnya kebiasaan merokok, minum kesehatan tulang seseorang. Menurut
alkohol, asupan makanan seperti kalsium, penelitian yang dilakukan oleh
vitamin D, protein, garam, dan konsumsi Namwongprom pada tahun 2012 yang
obat thyroid, steroid, GNRH agonist, dilakukan di Thailand menyatakan bahwa
diuretik, dan antasid [1]. ada hubungan yang signifikan antara
Wanita memiliki risiko penurunan komposisi tubuh dengan kepadatan tulang
massa tulang lebih cepat dibandingkan pada wanita premenopause [7]. Ini sejalan
pria. Penurunan massa tulang pada wanita dengan penelitian Gholami yang dilaku-
dapat disebabkan oleh berkurangnya kan di Iran pada tahun 2013 yang
produksi hormon estrogen pada wanita menunjukkan pada subjek wanita post
menopause yang membuat peningkatan menopause menyatakan bahwa dari para-
penghancuran tulang oleh sel osteoklas dan meter komposisi tubuh, massa tubuh tanpa
penurunan pembentukan tulang oleh sel lemak adalah prediktor kuat dari
Laras, dkk, Hubungan Komposisi Tubuh dengan ... 25

osteoporosis [8]. Dengan menggunakan Bandung. Penelitian ini dilakukan pada


model ini, wanita berisiko terkena bulan Agustus tahun 2015.
osteoporosis dapat diidentifikasi. Peneli- Sumber data terdiri dari data primer.
tian Farida pada tahun 2012 di Pontianak Data primer terdiri dari karakteristik
menyimpulkan bahwa ada korelasi positif responden, komposisi tubuh (total lemak
antara persen lemak tubuh dengan tubuh dan lean mass), dan nilai kepadatan
kepadatan tulang, sedangkan ada korelasi tulang responden. Karakteristik responden
negatif antara jaringan bebas lemak terdiri dari usia, usia, tingkat pendidikan,
dengan kepadatan tulang pada wanita pekerjaan, kebiasaan minum susu, dan
dewasa 30 sampai 40 tahun [9]. kebiasaan minum kopi responden meng-
Berdasarkan uraian di atas, peneliti gunakan kuesioner identitas diri dengan
tertarik untuk melakukan penelitian metode wawancara, sedangkan untuk
hubungan antara komposisi tubuh dan status gizi responden diperoleh melalui
kepadatan tulang wanita usia subur perhitungan hasil pengukuran berat badan
(WUS) Kota Bandung. dengan alat timbangan injak digital
Omron HN-283 dengan ketelitian 0,1 cm
METODE PENELITIAN yang telah dikalibrasi dan pengukuran
Rancangan/Desain Penelitian tinggi badan dengan alat microtoice
Jenis penelitian ini merupakan Staturmeter Baroka dengan tinggi
penelitian kuantitatif dengan desain obser- maksimum 200cm dan ketelitian 0,1 cm
vasional menggunakan metode cross- yang telah dikalibrasi.
sectional, yaitu pengukuran variabel inde-
penden (komposisi tubuh) dan variabel Sasaran Penelitian
dependen (kepadatan tulang) dilakukan (Populasi/Subjek/Subjek Penelitian)
satu kali dan dalam satu periode waktu. Responden penelitian diambil
Definisi operational dari komposisi tubuh dengan menggunakan teknik non probabi-
dibedakan menjadi dua yaitu total lemak lity sampling secara purposive sampling
tubuh dan lean mass. Komposisi tubuh dan diperoleh jumlah minimal responden
(total lemak tubuh dan lean mass) diukur 67 orang. Jumlah responden yang
dengan cara pengukuran antropo-metri didapatkan pada penelitian ini adalah
menggunakan alat Omron HBF 306 Logic sebanyak 70 orang responden. Kriteria
Pro Body Fat Analyzer. Hasil ukur yang inklusi pada penelitian ini adalah (1)
didapatkan berupa persentase lemak tubuh subjek wanita usia subur yang berusia
dan lean mass dengan skala numerik. antara 15-49 tahun, (2) tidak mengalami
Kepadatan tulang adalah kualitas jaringan cacat di bagian kaki, (3) bersedia untuk
tulang yang dilihat dari nilai T-Score terlibat menjadi subjek dalam penelitian.
responden dan dibandingkan dengan nilai Kriteria eksklusi meliputi: (1) nilai kepa-
kontrol orang muda yang sehat, dengan datan tulang respoden tidak terbaca alat
cara pemeriksaan bone mineral density saat melakukan pengukuran kepadatan
(BMD) menggunakan alat ukur Achilles tulang.
Qualitative Ultrasound (QUS). Hasil ukur
yang didapatkan berupa nilai T-Score Pengembangan Instrumen dan Teknik
dengan skala numerik. Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan pada
Sumber Data penelitian ini adalah kuesioner pendahulu-
Sumber data dari penelitian ini an, informed consent, dan kuesioner inti.
berdasarkan hasil pengambilan responden Kuesioner pendahuluan digunakan untuk
yang dilakukan di Giant Suci Kota memastikan responden yang diambil
sebagai subjek penelitian sesuai dengan
26 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2017, Vol. 4 No. 1, hlm. 23 - 33

kriteria inklusi. Informed consent diguna-


kan untuk menyatakan persetujuan Komposisi Tubuh
responden mengikuti penelitian. Penelitian Rerata lemak tubuh responden adalah
ini dilakukan setelah mendapatkan surat 29,08% (±5,86%). Mayoritas responden
kelaikan etik (ethical clearance) dari memiliki lemak tubuh dalam katagori
komisi etik Universitas Brawijaya dengan gemuk. Rerata lean mass responden
nomor 439/EC/KEPK-S1/08/2015. adalah 70,91% (±5,86%).

Teknis Analisis Data Kepadatan Tulang


Analisis data pada penelitian ini Rata-rata kepadatan tulang responden
terdiri dari analisis univariat dan bivariat. adalah -1,20 (±0,94SD). Mayoritas res-
Analisis univariat dalam penelitian ini ponden memiliki kepadatan tulang dalam
menggunakan analisis secara deskriptif kategori osteopenia.
dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi jumlah dan persentase. Analisis HASIL PENELITIAN
ini digunakan untuk menganalisis karak- Hubungan Lemak Tubuh dengan
teristik responden meliputi usia, tingkat Kepadatan Tulang
pendidikan, pekerjaan, kebiasaan minum Variabel yang dihubungkan pada
susu, dan kebiasaan minum kopi penelitian ini adalah total lemak tubuh
responden, menganalisis sebaran data dengan kepadatan tulang. Dalam
lemak tubuh, lean mass, dan kepadatan penelitian menunjukan hasil uji statistik
tulang responden, sedangkan analisis antara total lemak tubuh dan kepadatan
bivariat dalam penelitian ini menggunakan tulang menunjukan ada hubungan yang
analisis statistik yang dilakukan untuk bermakna ditandai dengan nilai p-value
mengetahui hubungan antara komposisi 0,006 (p<0,05) dengan tingkat keeratan
tubuh (total lemak tubuh dan lean mass) hubungan sebesar 0,327 (tingkat keeratan
dengan kepadatan tulang responden rendah). Korelasi bernilai positif sehingga
menggunakan uji kolerasi pearson dengan semakin tinggi total lemak tubuh maka
nilai signifikansi α=0,05. semakin tinggi nilai kepadatan tulang.

HASIL PENELITIAN Hubungan Lean mass dengan


Gambaran Umum Responden Kepadatan Tulang
Distribusi gambaran umum respon- Variabel yang dihubungkan pada
den disajikan dalam Tabel 1. Berdasarkan penelitian ini adalah dengan kepadatan
Tabel 1 didapatkan sebagian responden tulang. Dalam penelitian menunjukan
besar masuk dalam kategori usia > 40 hasil uji statistik antara lean mass dan
tahun. Tingkat pendidikan terbanyak kepadatan tulang menunjukan ada
adalah SMA. Mayoritas responden hubungan yang bermakna ditandai dengan
bekerja sebagai ibu rumah tangga. nilai p-value 0,006 (p<0,05) dengan
Mayoritas responden masih jarang tingkat keeratan hubungan sebesar -0,328
membiasakan diri untuk minum susu. (tingkat keeratan rendah). Korelasi
Mayoritas responden tidak terbiasa bernilai negatif sehingga semakin tinggi
mengonsumsi kopi. Mayoritas responden total lean mass maka semakin rendah nilai
memiliki status gizi dalam kategori kepadatan tulang.
normal.
Laras, dkk, Hubungan Komposisi Tubuh dengan ... 27

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik N %
Usia (tahun)
< 40 tahun 29 41,4
> 40 tahun 41 58,6
Tingkat Pendidikan
SD 1 1,4
SMP 6 8,6
SMA 33 47,1
Perguruan Tinggi 30 42,9
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 36 51,4
PNS 5 7,1
Wiraswasta 8 11,4
Mahasiswa 5 7,1
Pegawai Swasta 16 22,9
Kebiasaan Minum Susu
Tidak 42 60
1 gelas 23 21,9
> 2 gelas 5 7,1
Kebiasaan Minum Kopi
Tidak 42 60
1 gelas 15 21,4
2 gelas 9 12,9
> 3 gelas 4 5,7
Status Gizi
Underweight 9 12,9
Normal 34 48,6
Overweight 12 17,1
Obesitas 1 13 18,6
Obesitas 2 2 2,9

Tabel 2. Distribusi Lemak Tubuh Responden


Lemak Tubuh (n) (%)
Kurus 1 1,4
Normal/Optimal 15 21,4
Sedikit Gemuk 12 17,1
Gemuk 24 34,4
Obesitas 18 25,7
Jumlah 70 100

Tabel 3. Distibusi Kepadatan Tulang Responden


Kepadatan Tulang (n) (%)
Normal 22 31,4
Osteopenia 46 65,7
Osteoporosis 2 2,9
Jumlah 70 100
28 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2017, Vol. 4 No. 1, hlm. 23 - 33

PEMBAHASAN ralisasi tulang sehingga dapat menurunkan


Karakteristik Responden risiko kehilangan massa tulang [14].
Rerata usia responden adalah 37 Sebagian besar responden memiliki
tahun. Bertambahnya usia sejalan dengan status gizi normal. Status gizi merupakan
peningkatan resiko osteoporosis. Menurut salah satu yang dapat memengaruhi
penelitian yang dilakukan Pi YZ kepadatan tulang. Hal ini sesuai dengan
menyatakan bahwa pada usia > 40 tahun penelitian Widyanti pada tahun 2013 yang
akan dimulai penurunan massa tulang dan menyatakan bahwa semakin tinggi nilai
akan terus berlanjut hingga akhir status gizi seseorang maka semakin tinggi
kehidupan [10]. Selain itu, bertambahnya pula nilai kepadatan tulangnya namun hal
usia osteoblast dalam sumsum tulang akan tersebut terjadi bila status gizi masih
digantikan oleh sel lemak sehingga terjadi dalam katagori normal dan diimbangi
penurunan volume tulang trabecular di dengan aktifitas fisik yang cukup aktif
sumsum tulang sehingga akan terjadi [13]. Hal ini disebabkan oleh pertum-
penurunan massa tulang [11]. buhan tulang akan semakin meningkat
Hasil distribusi tingkat pendidikan membentuk sel-sel apabila ditekan oleh
responden menunjukkan bahwa sebagian bobot yang berat dan indeks massa tubuh
besar tingkat pendidikan responden adalah menunjukkan efek protektif terhadap
tamatan SMA. Tingkat pendidikan meru- osteoporosis primer [15].
pakan salah satu faktor yang menentukan
seseorang memperoleh informasi khusus- Lemak Tubuh
nya informasi mengenai kesehatan. Oleh Rerata lemak tubuh responden
karena itu seseorang yang memiliki adalah 29,08%. Mayoritas responden
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki total lemak tubuh dengan
lebih mudah dan memahami informasi kategori gemuk. Peningkatan lemak
kesehatan dibandingkan dengan yang tubuh terjadi secara konsisten dari usia 25
memiliki tingkat pendidikan yang lebih sampai 65 tahun, yaitu 17% menjadi 29%
rendah [12]. pada pria dan 29% menjadi 38% pada
Hasil distribusi status pekerjaan wanita. Lemak tubuh seseorang dapat
pada penelitian ini sebagian besar adalah dipengaruhi oleh asupan energi, aktifitas
ibu rumah tangga. Status pekerjaan fisik dan proses bertambahan usia serta
berhubungan dengan tingkat aktifitas dipengaruhi juga oleh suatu penyakit [16].
responden setiap harinya. Menurut
penelitian yang dilakukan Widyanti pada Lean mass
tahun 2013 menyatakan bahwa rata-rata Berdasarkan hasil perhitungan lean
aktifitas ibu rumah tangga bila diban- mass yang didapatkan melalui hasil akhir
dingkan dengan IPAQ (Internasional pengurangan antara berat tubuh dengan
Physical Activity Quesionnaire) termasuk lemak tubuh responden. didapatkan rata-
dalam kategori aktifitas fisik ringan rata lean mass responden adalah 70,91%.
karena ibu rumah tangga kebanyakan Komponen tubuh yang terkandung dalam
jarang menyempatkan diri berolah raga lean mass adalah air, protein, cairan intra
dan aktivitas yang sering dilakukan adalah dan ekstraseluler, otot, organ-organ vital,
tidur dan duduk [13]. komponen-komponen protein dari sel-sel
Sebagian besar responden belum adipose dan tulang [16].
terbiasa mengkonsumsi susu setiap Lean mass pada wanita memiliki
harinya. Susu merupakan salah satu sum- risiko penurunan lebih besar dibandingkan
ber bahan makanan yang tinggi kalsium. dengan pria. Penurunan ini dapat disebab-
Kalsium dibutuhkan dalam proses mine- kan oleh perubahan hormonal dan gaya
Laras, dkk, Hubungan Komposisi Tubuh dengan ... 29

hidup. Hormon yang memengaruhi adalah tulang pada seluruh tubuh dan 4% di
growth hormone dan hormon steroid [16]. pinggul pada wanita yang melakukan
penurunan berat badan dan diet sebesar
Kepadatan Tulang 5,5% dari total berat badan selama 6 bulan
Rerata kepadatan tulang responden [21]. Beberapa studi telah menunjukkan
adalah -1,20. Setelah dibandingan dengan bahwa beban mekanis, jaringan adiposity,
standar kepadatan tulang menurut dan faktor hormonal seperti hormon estro-
Kemenkes tahun 2008, sebagian besar gen adalah salah satu efek perlindungan
responden dalam kategori osteopenia [17]. dari lemak terhadap kepadatan tulang
Kepadatan tulang dapat dipengaruhi oleh [22].
beberapa faktor diantaranya adalah faktor Efek perlindungan lemak terhadap
individu seperti usia, ras, jenis kelamin, kepadatan tulang adalah memberikan
status menopause, riwayat osteoporosis beban mekanis pada tulang. Pada keadaan
keluarga, paritas (riwayat mengandung yang normal tulang melakukan remode-
dan melahirkan). Faktor gaya hidup sese- ling karena tulang merupakan jaringan
orang pun dapat memengaruhi kepadatan yang dinamik. Remodeling tulang terjadi
tulang seperti kebiasaan merokok, karena adanya perubahan hormonal dan
konsumsi alkohol, aktifitas fisik, dan pembebanan mekanik. Remodeling unit
aktifitas olahraga [18]. Dampak yang merupakan unit yang mengatur kese-
ditimbulkan bila kepadatan tulang terus imbangan antara sel osteoblast dan
menurun adalah risiko patah tulang mes- osteoklas. Jika tulang mendapatkan beban
kipun tidak ada trauma yang hebat, mekanik maka tulang akan mengalami
melainkan hanya terjatuh, mengangkat sres mekanik dan dapat menimbulkan efek
beban, mendorong, dan trauma ringan pembentukan jaringan tulang lebih cepat
[1]. dan menurunkan bone turn over yang
mengurangi penyerapan tulang. Dengan
Hubungan Total Lemak Tubuh dengan demikian pembebanan mekanik dapat
Kepadatan Tulang memperbaiki ukuran, bentuk, dan
Berdasarkan uji statistik yang di- kekuatan tulang [23].
lakukan pada penelitian ini, didapatkan Lemak tubuh dapat membantu
hasil bahwa terdapat hubungan positif dalam memproduksi hormon estrogen
antara total lemak tubuh dengan kepadat- [22]. Estrogen merupakan hormon seks
an tulang. Hal tersebut sesuai dengan steroid yang berfungsi penting untuk
penelitian yang dilakukan oleh Ho-Pham metabolisme tulang, hormon ini mengatur
dan Nguyen pada tahun 2014 yang sel osteoblast dan osteoklas serta menjaga
menyatakan bahwa ada hubungan yang keseimbangan dari pembentukan dan
antara lemak tubuh dan kepadatan tulang penghancuran tulang. Hal ini dapat di-
dengan nilai (p=0,03 <0,05) dengan ke- sebabkan karena sel osteoblast memiliki
kuatan korelasi (r=0.31) [19]. Penelitian reseptor estrogen alpha dan betha (ERα
Ho-Pham sejalan dengan penelitian yang dan ERβ) di dalam sitosol. Dalam
dilakukan oleh Faraswati pada tahun 2008 diferensiasinya sel osteoblast meng-
di Yogyakarta menyatakan bahwa ada ekspresikan reseptor betha (ERβ) 10 kali
hubungan positif persen lemak tubuh lipat dari reseptor estrogen alpha (Erα)
dengan bone mineral density dengan nilai [24]. Menurut penelitian yang dilakukan
(p=0,001 <0,05) dan kekuatan korelasi Kyong et al. menyatakan bahwa pening-
(r= 0,468) [20]. katan hormon estrogen dapat meningkat-
Studi yang dilakukan Ricci pada kan nilai kepadatan tulang seseorang [25].
tahun 2001 di Denmark mengatakan Berbeda dari penelitian Ho-Pham
bahwa terjadi penurunan 4,2% mineral dan Faraswati, menurut penelitian yang
30 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2017, Vol. 4 No. 1, hlm. 23 - 33

dilakukan oleh Liu et al. pada tahun 2014 Hubungan Total Lean mass Tubuh
menyatakan bahwa efek protektif lemak dengan Kepadatan Tulang
berlaku untuk responden di bawah usia 50 Berdasarkan uji statistik yang
tahun, karena pada usia lebih dari 50 dilakukan pada penelitian ini, didapatkan
tahun keseimbangan hormon telah ter- hasil bahwa terdapat hubungan negatif
ganggu dan peningkatan lemak tubuh antara total lean mass dengan kepadatan
secara signifikan. Dalam penelitian tulang. Hal tersebut sesuai dengan
tersebut juga menyatakan bahwa apabila penelitian yang dilakukan oleh Ho-Pham
jumlah lemak tubuh 33-38% atau 22-40 dan Nguyen pada tahun 2014 yang
kg lemak tubuh maka termasuk dalam menyatakan bahwa ada hubungan yang
katagori yang membahayakan kesehatan signifikan antara lean mass dan kepadatan
[26]. tulang dengan nilai (p=0,026 < 0,05)
Penelian lain yang dilakukan oleh dengan kekuatan korelasi (r=-0,36) [19].
Cao menyatakan bahwa lemak tidak selalu Penelitian ini sejalan dengan penelitian
memberikan efek yang positif terhadap yang dilakukan Farida pada tahun 2012 di
kepadatan tulang, namun ada beberapa Pontianak menyatakan bahwa adanya hu-
penelitian yang menyatakan bahwa lemak bungan negatif antara lean mass dengan
berdampak negatif terhadap kepadatan kepadatan tulang dengan nilai p=0,004
tulang. Efek negatif kelebihan lemak (p<0,05) dengan kekuatan korelasi
tubuh terhadap osteoporosis dapat dijelas- (r=- 0,4) [9].
kan dalam mekanisme berikut yang Berbeda dengan pernyataan yang
mendukung hasil bahwa kelebihan lemak dilakukan oleh Liu et al. tahun 2013
tubuh khususnya pada lemak viseral menyatakan bahwa lean mass merupakan
merupakan faktor risiko osteoporosis. prediktor positif dengan kepadatan tulang
Obesitas sentral terkait dengan peradang- dominan tubuh. Studi ini menyatakan
an kronis, meningkatnya jaringan sitokin bahwa peran otot yang merupakan salah
proinflamasi yang beredar pada orang satu unsur dari lean mass dapat
yang kelebihan lemak dapat meningkatkan memberikan beban statis pada tulang dan
aktivitas osteoklas dan penyerapan tulang. peningkatan lemak tubuh dengan kenaikan
Sekresi leptin yang berlebihan dan atau berat badan dapat mengurangi dampak
penurunan produksi adinopektin oleh dari lean mass terhadap kepadatan tulang
adiposit pada orang yang kelebihan lemak [26].
dapat secara langsung memengaruhi Perbedaan hasil tersebut dengan
pembentukan tulang atau secara tidak hasil penelitian ini, dapat disebabkan oleh
langsung mempengaruhi penyerapan studi dilakukan pada jumlah subjek yang
tulang. Asupan tinggi lemak yang sering diamati kelompok usia [19]. Selain faktor
menyebabkan penumpukan lemak, dapat tersebut ras dan etnis juga merupakan
mengganggu penyerapan kalsium usus, faktor yang dapat menyebabkan perbe-
sehingga menurunkan ketersediaan kal- daan hasil dari penelitian ini karena ras
sium untuk pembentukan tulang [27]. dan etnis merupakan penentu peting
Perbedaan hasil dalam penelitian Liu struktur tubuh seseorang [29]. Jumlah
dengan hasil penelitian Faraswati dan Ho- subjek dalam satu penelitian sangat
Pham dapat disebabkan oleh perbedaan mempengaruhi hasil dalam penelitian
alat ukur dan algoritma nilai standar tersebut, menurut Ho-Pham dan Nguyen
lemak tubuh seperti alat Fat Monitoring, subjek ideal dalam penelitian ini
Norland, dual Xray dan BIA, bisa sebaiknya lebih dari 300 orang subjek
disebabkan pula oleh perbedaan T-Score untuk lebih menggambarkan efek lean
populasi yang dipilih [28]. mass terhadap kepadatan tulang [19].
Laras, dkk, Hubungan Komposisi Tubuh dengan ... 31

Implikasi Hasil Penelitian terhadap control atau uji perbedaan berdasarkan


Bidang Gizi Kesehatan usia sehingga pengaruh komposisi tubuh
Hasil penelitian ini menujukkan dapat telihat lebih jelas bila dibandingkan
bahwa ada hubungan positif antara total dengan kepadatan tulang dan alat peng-
lemak tubuh dengan kepadatan tulang ukuran kepadatan tulang lebih baik
responden, sehingga semakin tinggi total menggunakan DEXA, sehingga akan lebih
lemak tubuh maka semakin tinggi pula tergambar pengaruh komposisi tubuh di
kepadatan tulang., akan tetapi menjaga setiap kepadatan tulang seluruh bagian
lemak tubuh dengan kategori normal akan tubuh.
menghindarkan dari penyakit yang
berhubungan dengan kelebihan berat UCAPAN TERIMA KASIH
badan seperti jantung, diabetes melitus Ucapan terima kasih disampaikan
sehingga disarankan kepada responden khususnya pada PT. Anlene Fontera yang
untuk tetap menjaga total lemak tubuh dan membantu dalam pemerikasaan kepadatan
berat badan dalam katagori normal. tulang responden dan kepada Giant Suci
Kepadatan tulang bukan hanya di- Kota Bandung atas ketersediaannya mene-
pengaruhi oleh komposisi tubuh, namun rima penulis untuk melaksanakan pene-
masih banyak faktor seperti asupan makan litian di tempat tersebut.
dan aktifitas fisik. Sehingga ahli gizi dapat
menyarankan kepada masyarakat bahwa DAFTAR RUJUKAN
asupan yang seimbang dan olah raga yang 1. Tandra H. Segala sesuatu yang Harus
teratur dapat meningkatkan kepadatan Anda Ketahui Tentang Osteoporosis:
tulang lebih baik dibandingkan dengan Mengenal, Mengatasi,dan Mencegah
pengaruh lemak tubuh terhadap kepadatan Tulang Keropos. Jakarta: PT.
tulang. Gramedia Pustaka Utama; 2009. 5-37.
2. Departemen Kesehatan. Surat
Keterbatasan Penelitian Keputusan Menteri Kesehatan
Penelitian ini memiliki alat untuk Republik Indonesia Nomor
mengukur kepadatan tulang adalah 1142/Menkes/Sk/XII/2008 tentang
qualitative ultrasound yang hanya dapat Pedoman Pengedalian Osteoporosis.
mengukur gambaran kepadatan tulang Jakarta: Departemen Kesehatan; 2008.
keseluruhan badan sehingga tidak dapat 3. Buana R. Upaya Pencegahan
melihat kepadatan tulang setiap bagian Osteoporosis Pada Wanita Usia
tubuh. Alat pengukur lemak tubuh hanya Produktif (20-45 Tahun) di Poli
menggunakan BIA sehingga hanya Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
melihat lemak tubuh secara keseluruhan Pusat H. Adam Malik Medan. Skripsi.
tanpa melihat setiap bagian tubuh lainnya. Medan: Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatra Utara; 2010.
SIMPULAN 4. IOF. Osteoporosis Fact Sheet.
Berdasarkan hasil penelitian yang Switzerland: International
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Osteoporosis Foundation; 2010.
terdapat hubungan yang positif antara 5. Departemen Kesehatan. Profil
lemak tubuh dan kepadatan tulang dan Kesehatan Indonesia. Jakarta:
terdapat pula hubungan negatif antara lean Departemen Kesehatan; 2011.
mass dengan kepadatan tulang. 6. Gibney M, Margaretts BM, Kearney
JM, Arab L. Gizi Kesehatan
SARAN Masyrakat. Jakarta: Penerbit Buku
Peneliti berharap adanya penelitian Kedokteran EGC; 2005. 406-409.
lebih lanjut dengan menggunakan case
32 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2017, Vol. 4 No. 1, hlm. 23 - 33

7. Namwongprom. Effect of Fat Mass 14. Noor Z, Sumitro SB, Hidayat M,


and Lean Body Mass on Bone Mineral Rahim AH, Sabarudin A, Umemura T.
Density in Postmenapousal and Atomic Mineral Characteristics of
Perimenoupausal Thai Women. Indonesian Osteoporosis by High-
International Jurnal of Women’s Resolution Inductively Coupled
Health. 2013; 5 (1): 87-92. Plasma Mass Spectrometry. Scientific
8. Gholami M, Ghassembaglaou N, World Journal. 2012; 10 (6): 1100-
Nikbakh H, Eslamian F. The 1106.
Relationship Between Body 15. Groff JL and Gropper SS. Advanced
Composition and Osteoporosis in Nutrition and Human Metabolism.
Postmenopausal Women. Departement United State: Wadsworth Thomson
of Physical Edication and Sport Leaming; 2000. 526-531.
Science and Resesarch Branch. 16. Asiah N. Perubahan Komposisi Tubuh
Islamic Azad University. 2013; 10 (4): pada Lanjut Usia. Skripsi. Jakarta:
55-64. Fakultas Kedokteran Universitas
9. Farida H. Hubungan Indeks Massa Yasri; 2013.
Tubuh dan Komposisi Tubuh dengan 17. Kementerian Kesehatan. Pedoman
Densitas Massa Tulang Wanita Pengendalian Osteoporosis. Jakarta:
Dewasa di Perwatusi Kota Pontianak. Departemen Kesehatan; 2008. 3-11.
Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah 18. Noviana M. Asupan Zat Gizi,
Mada; 2012. Aktifitas Fisik, dan Kepadatan Tulang
10. Pi YZ, Wu XP, Liu SP, Cao XZ. Age- Penari. Skripsi. Semarang: Fakultas
related Changes in Bone Biochemical Kedokteran Universitas Dipenogoro;
and Their Relationship with Bone 2011.
Mineral Density in Normal Chinese 19. Ho-Pham and Nguyen. Association
Women. Journal of Bone and Mineral Between Lean Mass, Fat Mass, and
Metabolism. 2006; 24 (5): 380-385. Bone Mineral Density: A Meta-
11. Rosen CJ, Bouxsein ML. Mekanisms Analysis. The Journal of Clinical
of Desease: is Osteoporosis the Endocrinologi and Metabolism. 2014;
Obesity of Bone. Jurnal Natural 99 (1): 8-30.
Practice Rhematologi. 2006; 2 (1): 35- 20. Faraswati NF. Hubungan Komposisi
43. Tubuh dengan Bone Mineral Density
12. Hardayati YA. Faktor-Faktor yang (BMD) pada Pasien Rawat Jalan RS
Berhubungan dengan Perilaku Dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis.
Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Yogyakarta: Program Studi Ilmu Gizi.
Premenopause di Komplek Kartika Universitas Gadjah Mada; 2008.
Sejahtera Blok J Rw 06 Sasak 21. Ricci T. Moderate Energy Restriction
Panjang, Bogor 2012. Artikel Ilmiah. Increases Bone Resorption in Obese
Jakarta: Program Studi Keperawatan Postmenopausal Women. The
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint American Journal of Clinical
Carolus; 2013. Nutrition. 2001: 73 (2): 347-352.
13. Widyanti LRE. Hubungan Asupan 22. Zhao, Liu YJ, Hamilton J, Recker RR,
Protein Hewani, Aktifitas Fisik, Deng HW. Relationship of Obesity
Indeks Massa Tubuh dan Kepadatan with Osteoporosis. Jurnal. The Journal
Tulang di Kelurahan Cisaranten of Clinical Endocrinology and
Wetan Kota Bandung. Karya Tulis Metabolism. 2011; 92 (5): 1640-1646.
Ilmiah. Bandung: Jurusan Gizi 23. Liswati H. Kombinasi Latihan Fisik
Poltekkes Kemenkes; 2013. dan Pemberian Daun Semanggi
Menghambat Peningkatan
Laras, dkk, Hubungan Komposisi Tubuh dengan ... 33

Ketidakseimbangan Proses Surgery and Research. 2011; 6 (1): 6-


Remodeling Tulang Perempuan 30.
Pascamenopause Melalui Peran 28. Gnudi S, Sitta E, Fiumi N.
Reseptor Estrogen Sel. Disertasi. Relationship Between Body
Surabaya: Program Doktor Program Composition and Bone Mineral
Studi Ilmu Kedokteran Program Density In Women With and Without
Pascasarjana Universitas Airlangga; Osteoporosis: Relative Contribution of
2007. Lean and Fat Mass. J Bone Miner
24. Bell NH. RANK Ligand and the Metab. 2007; 25 (5): 326-332.
Regulation of Skeletal Remodeling. J. 29. Castro JP, Joseph LA, Shin JJ, Arora
Clin. Invest. 2003; 111: 1120-1122. SK, Nicasio J, Shatzkes J, et al.
25. Kim KC, Shin DH, Lee SY, Im JA, Differential Effect of Obesity on Bone
Lee DC. Relation between Obesity Mineral Density in White, Hispanic
and Bone Mineral Density and and African American Women: A
Vertebral Fractures in Korean Cross Sectional Study. Nutrition &
Postmenopausal Women. Yonsei Med. Metabolism. 2005; 2: 9.
J. 2010; 51 (6): 857-863.
26. Liu PY, Ilich JZ, Brummel-Smith K,
Ghosh S. New Insight into Fat,
Muscle, and Bone Relationship in
Women: Determining the Threshold at
Which Body Fat Assumes Negative
Relationship with Bone Mineral
Density. International Journal of
Preventive Medicine. 2007; 5 (11):
1452-1463.
27. Cao J. Effects of Obesity on Bone
Metabolism. Journal of Orthopaedic

Anda mungkin juga menyukai