Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Perempuan Rentan
OLEH
KELOMPOK 1
TAHUN 2022
BAB I
TEORI
Beberapa permasalahan yang sering timbul di dalam keluarga dengan orang tunggal
baik wanita maupun pria yakni merasa kesepian, perasaan terjebak dengan tanggung
jawab mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, kekurangan waktu untuk
mengurus diri dan kehidupan seksualnya, kelelahan menanggung tanggung jawab untuk
mendukung dan membesarkan anak sendirian, mengatasi hilangnya hubungan dengan
partner special, memiliki jam kerja yang lebih panjang, lebih banyak masalah ekonomi
yang muncul, menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, lebih rentan terkena
depresi, kurangnya dukungan sosial dalam melakukan perannya sebagai orang tua, dan
memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit.
Sedangkan masalah khusus yang timbul pada keluarga dengan orang tua tunggal
wanita adalah kesulitan mendapatkan pendapatan yang cukup, kesulitan mendapat
pekerjaan yang layak, kesulitan membayar biaya untuk anak, kesulitan menutupi
kebutuhan lainnya. Sementara pada keluarga dengan orang tua tunggal pria masalah
khusus yang timbul hanya dalam hal memberikan perlindungan dan perhatian pada anak.
Pada kasus keluarga dengan orang tua tunggal yang terjadi karena perceraian, baik
bagi wanita maupun pria proses setelah terjadinya perceraian seperti orang yang baru
mulai belajar berjalan dengan satu kaki, setelah kaki yang lainnya dipotong. Perceraian
adalah proses amputasi pernikahan. Tidak peduli seberapa pentingnya perceraian
tersebut, perceraian tetap saja menyakitkan bagi kedua belah pihak, sehingga pemulihan
mental dan kesiapan untuk memulai kehidupan setelah perceraian pun menjadi salah
satu masalah untuk single parent.
D. Kematangan Wanita sebagai Single Parent
Seperti yang telah disebutkan pada sebelumnya bahwa keluarga yang berstatus
single parent disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang ada itu
mempengaruhi kematangan wanita sebagai seorang single parent. Kematangan dalam
segi fisik dan terutama psikologis menjadi factor utama yang dibutuhkan untuk
keberhasilan wanita sebagai single parent dalam membesarkan anaknya.Wanita sebagai
single parent yang sangat riskan dalam membesarkan anaknya disebabkan oleh
kehamilan sebelum menikah, karena sebagian besar kehamilan sebelum menikah terjadi
pada remaja.
Remaja belum memiliki kematangan yang cukup untuk menjadi single parent. Pada
kasus ini dibutuhkan dukungan yang lebih besar dari keluarganya untuk menyiapkannya
menjadi seorang single parent. Pada kasus lain yang menyebabkan wanita menjadi
single parent (perpisahan atau perceraian, kematian suami atau istri, dan adopsi), dirasa
tidak terlalu bermasalah pada kematangan wanita tersebut (terutama alasan adopsi
karena ada keinginan internal dari wanita untuk memiliki dan membesarkan anak,
artinya ia telah benar-benar siap dengan segala konsekuensi sebagai single parent)
karena pada kondisi itu wanita dinggap telah dewasa dan telah mampu menghadapi
segala perubahan yang terjadi, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa tetap
membutuhkan jangka waktu tertentu untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru.
Kematangan wanita yang berstatus sebagai single parent merupakan hal yang utama
dibutuhkan dalam membesarkan serta mendidik anak-anaknya. Hal tersebut
dikarenakan, kematangan pada wanita sebagai single parent dapat mempengaruhi
caranya dalam memanajemen diri dan keluarganya, terutama dalam membentuk anak
yang berkualitas.
E. Manajemen Wanita sebagai Single Parent
Orang tua sebagai single parent harus menjalankan peran ganda untuk
keberlangsungan hidup keluarganya. Sebagai single parent, wanita harus mampu
mengkombinasikan dengan baik antara pekerjaan domestik dan publik. Dalam hal ini,
kematangan fisik dan psikologis merupakan faktor yang sangat vital dibutuhkan untuk
melakukan manajemen keluarga.
Wanita yang berstatus single parent dimana ia harus mencari uang untuk menafkahi
keluarganya dan juga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang keluarganya harus
melakukan perencanaan yang matang dalam pengorganisasian kegiatanya menjalankan
peran ganda. Dalam melakukan perencanaan tersebut, ia harus mengkomunikasikan
rencana yang telah ia buat pada keluarga terdekatnya (orang tua, paman atau bibi),
terutama yang akan dimintai bantuan nantinya.
Pada wanita tanpa anak: kesulitan ketika dalam keadaan sakit dan kesepian
menjelang hari tua.
Pada wanita dengan anak: tidak merasa kesepian dimana anaknya dijadikan sebagai
sahabat atau temanya, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan
tuntutan waktu yang banyak untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
anaknya .
2) Bagi anak
Pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi terganggu karena :
a) Anak tidak menerima keadaan dalam keluarga
b) Rasa kehilangan sosok ayah sebagai sumber penuntun
c) Adanya rasa takut mengenal bapak tiri yang jahat apabila orang
tuannya menikah lagi
d) Kurang kasih sayang karena orang tua sibuk dengan pekerjaannya
untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
3) Dampak single parent pada ibu tunggal
Wanita sebagai ibu rumah tangga. Beberapa persoalan wanita disekitar domestik
seperti pelecehan pekerjaan rumah tangga, pekerjaan rumah tangga 100%
dibebankan pada wanita, dan wanita sebagai kepala rumah tangga.
BAB 2
HASIL TELAAH
JURNAL 1
Judul : Peran Perempuan Single Parent Dalam Pemenuhan Fungsi Ekonomi
Dalam Keluarga. Studi Kasus: Perempuan Single Parent Pekerja di Pijat
Refleksi Tosyma Jakarta Selatan.
Hasil Telaah :
1. Penelitian dilakukan pada 6 orang di panti pijat refleksi di kota
Jakarta. Ditemukan kebanyakan pekerja wanita adalah single parent,
beberapa perempuan tersebut berasal dari Tasikmalaya yang
mempunyai jarak lumayan jauh dari Jakarta. Para perempuan single
parent harus bekerja jauh dari rumah dan keluarga mereka untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.
2. Hasil wawancara yang diberikan, beberapa informan menjadi single
parent karena perceraian dan kematian suami.
3. Pendidikan terakhir salah satu informan SMP dan tidak melanjutkan
ke jenjang selanjutnya karena terhambat biaya.
4. Salah satu informan menikah pada usia 17 tahun karena orang tuanya
menganggap sudah cukup umur.
5. Informan mempunyai anak-anak yang dititipkan kepada orang tuanya
di kampung. Informan menjadi tulang punggung keluarga, karena
disamping mencari nafkah untuk kedua anaknya, informan juga
membantu perekonomian kedua orang tuanya.
6. Setiap bulan informan mengirimkan uang untuk orang tua dan
anaknya. Walaupun jauh, informan masih menyempatkan menelepon
anaknya untuk memantau keadaan dan perkembangan anaknya.
Mantan suami informan tidak peduli dan tidak memberikan nafkah
finansial kepada kedua anaknya.
7. Karena penghasilan rendah. Informan harus memanajemen diri untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya seperti menghemat dalam hal
makanan dengan memasak makanan dengan biaya yang murah,
bahkan ada yang hanya makan nasi dengan gorengan atau kerupuk.
JURNAL 2
Judul : Kebertahanan Perempuan Simalanggang Menjadi Single Mother
Hasil Telaah :
1. Penelitian melibatkan 5 orang single mother di Nagari Simalanggang
Kecamatan Payakumbuh. Penyebab menjadi single mother, 2 orang
disebabkan perceraian dan 3 orang disebabkan kematian.
2. Permasalahan pertama yang dihadapi single mother adalah
mempunyai peran ganda dalam segala hal terutama yang disebabkan
kematian. Dalam kasus perceraian meskipun suami masih
memberikan uang nafkah untuk anak-anaknya, tapi uang yang
diberikan tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
terlebih lagi jika mantan suami menikah lagi.
3. Peran untuk memberikan nafkah kepada anak dari single mother
dengan berbeda penyebab tetap sama, mereka harus mencukupi
kebutuhan sehari-hari dan tetap merawat anak-anaknya.
4. Seorang single mother karena kematian merasa lebih kesulitan karena
tidak bisa bergantung ataupun mengadu tentang permasalahannya
kepada suaminya lagi. Sedangkan dengan kasus perceraian mereka
masih bisa meminta bantuan untuk memenuhi kebutuhan anak-
anaknya.
JURNAL 3
Judul : Peran Ibu Single Parent Dalam Pengasuhan Anak
Masalah :
1. Penelitian mengambil informasi dari 4 orang single parent di Kelurahan
Lasiana.
2. Permasalahan dari beberapa informan adalah masalah ekonomi, single
parent mengambil alih peran mencari nafkah, hal tersebut dikarenakan
tidak mempunyai pekerjaan yang tetap
BAB 3
PEMBAHASAN
Single Parent dalam artian orang tua yang secara sendirian membesarkan anak-
anaknya tanpa kehadiran dan dukungan dari pasangannya mempunyai beban yang berat.
Selain menggantikan posisi sang ayah untuk mencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga, single parent masih harus tetap merawat dan membesarkan anaknya
dalam segala aspek. Permasalahan yang paling banyak ditemukan adalah mengenai faktor
ekonomi. Terlebih lagi jika seorang single parent sebelumnya memang tidak bekerja,
mereka harus memanajemen diri untuk bisa membagi peran barunya kepada anak-anaknya.
Berdasarkan data dari 3 jurnal yang ditelaah, beberapa permasalahan dalam fungsi
ekonomi yang dihadapi disebabkan oleh beberapa faktor seperti pernikahan di usia muda,
pendidikan rendah, dan tidak adanya keahlian yang dimiliki sebelumnya, sehingga
pendapatan yang dihasilkan juga rendah. Selain itu beberapa single parent masih harus
menafkahi kedua orang tuanya sehingga beban yang ditanggung semakin berat. Masalah dari
fungsi ekonomi ini pun bisa berdampak buruk bagi single parent seperti masalah gizi pada
jurnal 1 beberapa informan hanya memakan nasi dan gorengan atau kerupuk saja, sehingga
angka kesakitan akan meningkat akibat kelelahan bekerja dan kurang gizi.
Salah satu fungsi dan peran single parent adalah fungsi afeksi dan proteksi. Menurut
Sukman (2015), fungsi proteksi berhubungan dengan segala kebutuhan fisik anak yang mana
semuanya bernilai praktis yang juga termasuk dalam hal perawatan anak. Fungsi
perlindungan dapat dibagi menjadi 3 yaitu perlindungan fisik, ekonomi dan psikologis.
Fungsi proteksi juga menyangkut tentang bagaimana orangtua dapat mengontrol dan
mengawasi kegiatan-kegiatanya yang dilakukan oleh anak di dalam rumah maupun di luar
rumah. Berdasarkan wawancara dari beberapa informan, single parent tetap berusaha
menyempatkan menjalin komunikasi dan mengontrol perkembangan anak-anaknya disela
kesibukan bekerja meskipun mereka jauh dari keluarganya, dengan tetap menelepon ataupun
berbagi cerita sehingga peran afeksi dan proteksi tetap berjalan.
Seorang single parent harus siap dalam melakukan peran ganda sebagai ibu yang
membesarkan dan kepala keluarga yang mengelola dan mengatur keuangan. Peran ini juga
bisa berdampak pada emosi ibu yang labil karena tidak memiliki pendamping untuk
membantu menyelesaikan masalah yang dimiliki. Pada jurnal 3, single parent karena
kematian merasa keadaan psikologisnya lebih buruk karena mereka tidak bisa membagi
masalah dengan suami mereka. Dukungan dari keluarga terdekat sangat membantu dalam
mengatasi masalah psikologi pada single parent, tentunya dengan mengkomunikasikan
terlebih dahulu dengan keluarga yang bersangkutan mengenai rencana dan bantuan yang
dibutuhkan oleh single parent itu sendiri.
Manajemen wanita sebagai single parent sangat penting untuk dapat menjalankan
peran dan fungsi sebagai seorang single parent, sehingga perempuan single parent bisa
mengkombinasikan dengan baik pekerjaan domestic dan public. Kematangan fisik dan
psikologis merupakan faktor paling utama agar peran dan fungsinya berjalan dengan baik.
BAB 4
KESIMPULAN
Konsep teori mengenai single parent yang kami temukaan sangat relevan dengan
hasil telaah 3 jurnal penelitian mengenai single parent dari beberapa permasalahan yang
berbeda. Dengan menggabungkan teori dan permasalahan yang ditemukan dari beberapa
informan, kita bisa menganalisis dan memahami secara langsung dan rinci guna memberikan
pelayanan kebidanan yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.unm.ac.id/9002/1/ARTIKEL%20DYAN%20PARAMITHA.pdf
Layliyah, Zahrotul. 2013. Perjuangan Hidup Single Mother. Jurnal Sosiologi Islam. Vol 3
No 1
Rahayu, A. S. (2017). Kehidupan Sosial Ekonomi Ibu Single Parent dalam Ranah
Domestik dan Publik. 6 (1). 82-99.