Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME BERKELANJUTAN


(CONTINUOUS PROFESIONAL DEVELOPMENT) DAN
PENTINGNYA BELAJAR SEPANJANG HAYAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Profesionalisme Kebidanan
Dosen : Haswinrasari S.ST.,M.Keb

Kelompok 2

OLEH
KELOMPOK 2:

1. A. Nafsiah, R.M. B (A1A221 061)


2. Syehfira Salsabila M (A1A221 055)
3. Misnawati (A1A221 088)
4. Fitri Ekawati(A1A221 062)
5. Sri Hardiyandi (A1A221 076)
6. Reny Pebrianti (A1A221 066)
7. Multina Sari (A1A221 064)
8. Wiwin Astuty(A1A221 080)
9. Nur Amalia Nasrul (A1A221 078)
10. Lili Maisara Mirsad(A1A221 096)
KELAS B

PRODI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI


UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senanatiasa kami panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk

mata kuliah Profesionalisme Kebidanan, dengan judul Pengembangan

Profesionalisme Berkelanjutan (Continuous Professional Development)

dan Pentingnya Belajar Sepanjang Hayat.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini tidak terlepas

dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa saran,

kirtik sehingga makalah ini dapat terselesaikan

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna di karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami

miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta

masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya

kami harapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan dunia kesehatan dan pendidikan.

Papua, 22 Februari 2021

Hormat Kami,

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

SAMPUL

DAFTAR ISI..........................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................2

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...........................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................4

A. Pengembangan Profesionalisme berkelanjutan dan

Pentingnya Belajar Sepanjang Hayat.................................4

B. Eksitensi Bidan..................................................................10

C. Peraturan dan Perundang-undangan yang Mendukung

Keberadaan Profesi Bidan................................................12

BAB III PENUTUP.............................................................................13

A. Kesimpulan.......................................................................13

B. Saran................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat dunia dewasa ini, termasuk masyarakat Indonesia,

tengah mengalami perubahan sosial budaya dalam skala dan spektrum

besar yang berlangsung sangat cepat. Kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang dicapai manusia saat ini sungguh mencengangkan.

Sebuah peritiwa dalam suatu negara begitu cepat menjadi konsumsi

semua orang di dunia. Kemajuan bidang kedokteran, rekayasa

genetika, psikologi, sosiologi, ekonomi, pendidikan dan manajemen,

telah menjadikan kehidupan manusia di seluruh dunia seolah-olah tidak

pernah tidur dan istirahat. Kompleksitas hubungan dan

kesalingketerkaitan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang telah dicapai manusia dengan perubahan hidup, sosial dan

budaya manusia, digambarkan secara cerdik dan komprensif antara

lain oleh Jhon Naaisbitt dalam karyanya berjudul Megatrends.

Dalam menghadapi era Globalisasi, masyarakat di tuntut dapat

mengikuti perkembangan zaman, tidak terkecuali seorang bidan. Bidan

juga sebagai subsistem Sumber Daya Manusia menjadi salah ujung

tombak yang berperan langsung pada penurunan AKI/ AKB. Dan untuk

memenuhi hal tersebut diperlukan bidan yang menguasai kompetensi,

sementara itu kebanyakan bidan masih belum memenuhi syarat

tersebut karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, kualitas

1
lulusan yang minimal dan sikap profesionalisme yang kurang. Untuk

mencapai hal ini bidan di tuntut untuk memperbaharui pengetahuannya

melalui pengembangan karir bidan.Proses pengembangan tidak

mungkin sekali waktu pada awal karir, namun harus dilakukan secara

terus-menerus, dikarenakan perkembangan ilmu dan teknologi tidak

terbatas dan makin terus berkembang sepanjang waktu di sesuaikan

dengan perkembanganzaman yang dinamis.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan profesionalisme

berkelanjutan?

2. Apa pengertian dan tujuanpenting belajar sepanjang hayat?

3. Bagaimanakah eksistensi dari pengembangan profesionalisme

berkelanjutanbidan?

4. Peraturan Perundang-Undangan apa sajakah yang mendukung

keberadaan profesi bidan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dan manfaat penulisan dari makalah ini yaitu:

1. Mahasiswa mampu Memahami tentang pengembangan

profesionalisme berkelanjutan.

2. Mahasiswa mampu memahami tujuan dari pentingnya belajar

sepanjang hayat.

2
3. Mahasiswa mampu mengetahui ekstensi dari pengembangan

profesionalisme berkelanjutan Bidan.

4. Mahasiswa mampu menyebutkan peraturan perundangan-undangan

yang mendukung keberadaan profesi bidan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Profesionalisme Berkelanjutan dan Pentingnya

Belajar Sepanjang Hayat

Profesionalime sendiri berarti memiliki sifat profesional / ahli.

Secara populer seorang pekerja apapun sering dikatakan profesional,

seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja

yang terampil atau cakap dalam kerja biarpun ketrampilan tersebut

produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan. Pengembangan

profesionalisme berkelanjutan adalah merupakan proses

pengembangan profesionalitas yang direncanakan dan dijalankan oleh

individu itu sendiri. Perencanaan pengembangan profesionalisme

berkelanjutan membuat seseorang dapat melihat pengembangan karir

dirinya sendiri dari sudut pandang yang lebih luas dan menantang

individu tersebut untuk dapat membuat refleksi dan penilaian terhadap

karier yang telah dijalani karena pada dasarnya setiap individu

bertanggung jawab untuk mengembangkan profesionalitasnya sendiri.

Sedangkan belajar sepanjang hayat dapat diartikan sebagai

suatu perbuatan manusia secara wajar dalam prosesnya tidak selalu

memerlukan kehadiran guru, pamong belajar atau pendidik. Oleh

karena itu belajar sepanjang hayat hanya menekan kegiatan belajar

yang berkesinambungan sepajang hayat orang yang menjalani. Dalam

4
perjalanannya belajar sepajang hayat diperlukan dorongan,

motivasidan kesadaran diri dalam diri setiap orang yang menjalani

kegiatan belajar di dalam dan terhadap dunia. Belajar sepanjang hayat

memiliki tujuan yaitu:

1. Untuk menyesuaikan diri dengan perubahan positif yang terus

menerus, berubah dan berkembangan dalam sepanjang kehidupan

manusia dan masyarakat.

2. Untuk menyiapkan diri guna mencapai kehidupan yang lebih baik di

masa yang akan datang.

Secara populer seorang bidan sering di katakan profesional. Bidan

yang profesional dalam bahasa keseharian adalah bidan yang terampil

atau cakap dalam kerjanya. Walaupun keterampilan tersebut produk

dari fungsi dan minat belajar dari kebiasaan. Peningkatan kualitas

personal dan universal kebidanan sudah di mulai sejak dalam proses

pendidikan bidan, setiapcalon bidan sudah di wajibkan untuk mengenal,

mengetahui dan memahami tentang peran, fungsi dan tugas bidan.

Sedangkan pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan

adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang

pegawai negeri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang di tetapkan

dalam organisasi.

Setiap bidan harus mencapai kompentensi profesionalis,

kompetensi personal dan universal., dengan ciri-ciri sebagai berikut:

5
1. Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan/ IPTEK, merasa bahwa

proses belajar tidak pernah selesai , belajar sepanjang hayat/ life

long learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat.

2. Kreatif, disertai dengan sikap bertangggung jawab dan mandiri.

Bidan kreatif yang bertanggung jawab dan mandiri akan memiliki

harga diri dan kepercayaan diri sehingga memungkinkan untuk

berprasangka dan bersaing secara sehat.

3. Beretika dan solidaristik, bidan beretika dan solidaristik dalam setiap

tindakan akan selalu berpedoman pada moral etis, berpegang pada

prinsip keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa

saja apa yang menjadi haknya/ bersifat tenggang rasa.

Salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki seorang bidan

adalah mampu mengembangkan diri dengan mengikuti perkembangan

ilmu dengan teknologi terkini, menyadari keterbatasan diri berkaitan

dengan praktik kebidanan serta menjunjung tinggi komitmen terhadap

profesi bidan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

kebidanan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

terkini, mengingat masih banyak keterbatasan yang dimiliki bidan,

seperti keterbatasan komunikasi, penguasaan bahasa asing,dan

penguasaan IPTEK.

Pengembangan diri bidan ini dapat di lakukan dengan 2 cara

yaitu:

6
1. CME (Continue Midwife Education), yaitu melanjutkan pendidikan

kebidanan ke jenjang yang lebih tinggi baik formal maupun non

formal.

2. Information search, yaitu mencari informasi baru seputar pelayanan

kebidanan.

Adapun rencana pengembangan karir bidan meliputi:

1. Pendidikan lanjutan

Pendidikan berkelanjutan adalah suatu untuk meningkatkan

kemampuan teknik, hubungan antar manusia dan moral bidan yang

sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar yang

telah di tentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non

formal.

2. Job fungsional.

Job funsional (jabatan fungsional) merupakan kedudukan yang

menunjukkan tugas dan kewajiban, hak dan wewenang pegawai

negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian

tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit.

3. Pengembangan karir

Pengembangan karir bidan di kaitkan dengan peran, fungsi dan

tanggung jawab bidan. Adapun peran fungsi bidan dalam pelayanan

kebidanan adalah sebagai berikut:

a. Pelaksana

7
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup hal-hal sebagai

berikut:

1) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu,

keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada

masa praperkawinan.

2) Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,

kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan

dengan risiko tinggi.

3) Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis

tertentu.

4) Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan

risiko tinggi.

5) Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

6) Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.

7) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan

prasekolah.

8) Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan

wewenangnya.

9) Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus

gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa

klimakterium internal dan menopause sesuai dengan

wewenangnya.

b. Pengelola

8
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup hal-hal sebagai

berikut:

1) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan

bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang

didukung oleh partisipasi masyarakat.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di

lingkungan unit kerjanya.

3) Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

4) Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan

antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan

5) Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan

kebidanan.

c. Pendidik

Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup hal-hal sebagai

berikut:

1) Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan

kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan

dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.

2) Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan

sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.

3) Memberi bimbingan kepada para bidan dalam kegiatan

praktik di klinik dan di masyarakat.

9
4) Mendidik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai

dengan bidang keahliannya

d. Peneliti

Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang

dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan

kebidanan.

2) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga

berencana.

Adapun tanggung jawab bidan dalam pelayanan kebidanan

adalah sebagai berikut:

a. Konseling

b. Pelayanan kebidanan normal

c. Pelayanan KB

d. Pelayanan kesehatan Masyarakat.

B. Eksitensi Bidan

Hasil dari proses pengembangan profesionalisme berkelanjutan

seorang bidan adalah sebagai berikut:

1. Dosen – Praktisi

Bidan bisa menjadi dosen, walaupun sebagian besar dosen

kebidanan saat ini bekerja di universitas, mereka juga cenderung

memegang kontrak honorer untuk melanjutkan praktek bidan.

10
2. Peneliti Ahli Klinis

Bidan dapat menjadi peneliti oleh karena itu agar bebrapa bidan

menghabiskan bagian penting dari waktu mereka menjalankan riset

dan membntu rekan kerja mereka untuk mengembangkan

keterampilan sendiri.

3. Pendidikan Kebidanan

Untuk mengejar karir dalam pendidikan bidan harus menjadi praktisi

yang berpengalaman setidaknya selama 3 tahun penuh dan terlibat

dalam pengajaran dan pembimbing mahasiswa dalam area praktek

kebidanan untuk di terima dalam suatu perkuliahan yang kompeten

diakui untuk persiapan menjadi dosesn kebidanan. Para pelamar

harus sudah lulus sarjana dan telah melewati pendidikan kebidanan

yang lebh tinggi.

4. Supervisi Kebidanan

Bidan sebagai supervisior memiliki tanggung jawab hukum yang

penting unuk meningkatkan dan menjaga kesehtan serta

kesejahteraan ibu dan bagi persiapan supervisor merupakan

program belajar jarak jauh dengan dosen atau konselor serta

supervisor berwenangn memberikan pdoman untuk supervisi yang

efektif dalam areo geografik mereka., bidan umumnya

dinomonasikan untuk mememgang peranan oleh supervisor

kebidanan mereka sendiri.

5. Manager Kebidanan

11
Para bidan menunjukkan keahlian dalam mangemen dapat menjadi

mager kebidanan atau manger dalam pelayananmaternitar namun

sangat penting agar beberapa bidan mengikuti jenjang karir

management yang umum sehingga kebutuhan khusus ibu dan bayi

tidak terlupakan saat melalukan perencanaan.

C. Peraturan dan Perundang-undangan Yang Mendukung

Keberadaan Profesi Bidan

Beberapa peraturan – peraturan pemerintah yang mengatur

tentang tugas, fungsi dan wewenang bidan:

1. Kepmenkes No. 491/1968 tentang Peraturan Penyelengaraan

Sekolah Bidan.

2. No. 363/Menkes/Per/IX/1980 tentang wewenang Bidan

3. No. 386/Menkes/SK/VII/1985 tentang Penyelenggaraan Program

Pendidikan Bidan.

4. No. 329/Menkes/SK/VII/1999 tentang Masa Bhakti Bidan

5. Intruksi Presiden Soeharto pada sidang kabinet tentang Perlunya

Penempatan Bidan di Desa.

6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 tahun !996 Lembaran Negara

No. 49 tentang Tenaag Kesehatan.

7. Kepmenkes No. 077a/Menkes/SK/ IV/97 tentang petunjuk Teknis

Pelaksanaan Masa Bakti PTT dan pengembangan karis melalui

praktik bidan perorangan di desa.

12
8. Surat keputusan Presiden RI No. 77 Tahun 2000 tentang Perubahan

tentang Keputusan Presiden No. 23.

9. Tahun 1994 tentang Pengankatan Bidan sebagai PTT.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan profesionalisme berkelanjutan membuat

seseorang dapat melihat pengembangan karir dirinya sendiri dari sudut

pandang yang lebih luas dan menantang individu tersebut untuk dapat

membuat refleksi dan penilaian terhadap karier yang telah di jalani

karena pada dasarnya setiap individu bertanggung jawab untuk

mengembangkan profesionalitasnya sendiri. Setiap bidan harus

mencapai kompentensi profesionalis, kompetensi personal dan

universal. Salah satu standar kompetensi yang harus di miliki seorang

bidan adalah mampu mengembangkan diri dengan mengikuti

perkembangan ilmu dengan teknologi terkini, menyadari keterbatasan

diri berkaitan dengan praktik kebidanan serta menjunjung tinggi

komitmen terhadap profesi bidan dan mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan kebidanan sesuai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi terkini. Adapun eksitensi bidan, hasil dari

pengembangan personalisme sebagai berikut: Dosen-Praktisi, Peneliti

ahli klinis, Pendidikan kebidanan, Supervisi kebidanan, Manager

13
kebidanan. Selain itu profesi bidan juga di lindungi oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat

bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin

disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan

memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari

kesalahan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Berliana Kertakusuma. 2006. Pemimpin Adi Luhung Genealogi

Kepemimpinan Kontenporer. Jakarta Selatan: Blantika.

Mamik, 2014. Manajemen Mutu pelayanan Kesehatan dan Kebidanan.

Sidoarjo: Zifatama Jawara.

Safrudin,dkk. 2018. Pengembangan Kepribadian dan Profesionalisme

Bidan. Malang: Wineka Media

Tajmiati, Atit, dkk. 2016. Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam Praktik

Kebidanan. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

15

Anda mungkin juga menyukai