3
PELAYANAN
KEBIDANAN
DALAM SISTEM
PELAYANAN
KEBIDANAN
DOSEN PENGAJAR
OLEH:
Efendi POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
Sianturi,SKM,M.Kes SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
T.A 2022/20
Prodi D- Kebidanan Medan Page i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
NIP:1966091019940320001 NIP:1967711101993032002
MODUL PEMBELAJARAN
Untuk mewujudkan visi keilmuan tersebut dirumuskan misi yang akan dikerjakan sebagai
berikut ;
1. Menyelenggarakan pendidikan kebidanan dengan mengikuti perkembangan IPTEK
kebidanan.
2. Melaksanakan penelitian kebidanan untuk mengembangkan keilmuan kebidanan.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan prinsip pemberdayaan
keluarga.
4. Mengembangkan pelayanan kebidanan dengan unggulan hypnotherapy dalam Asuhan
kebidanan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatnya kami
dapat menyelesaikan Pelayanan Kebidanan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan dengan baik
dan tak lupa kami juga mengucap terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah memberi
arahan kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini.Adapun judul modul kami yaitu “ Model
Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer, Praktek Kolaboratif termasuk Konsultasi dan
Rujukan”, dan kami sangat berharap semoga dengan adanya modul ini kami dapat
memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang kita miliki.
Terima kasih atas semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan modul ini.
Apabila ada saran dan kritik utuk memperbaiki modul ini, kami bersedia menerima kritik dan
saran.Akhir kata kami ucapkan Terima Kasih.
Tim
Penyusun
PENDAHULUAN
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan
yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama
masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Puskesmas adalah salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Sehingga dengan adanya peningkatan
kesehatan masyarakat, dapat mendorong kualitas hidup dimasyarakat.
1D
E
S
K
R
IP
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu memahami tentang “ Modul
Pelayanan Kebidanan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan” dengan mempelajari modul ini diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan primer,praktek kolaboratif termasuk
konsultasi dan rujukan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
2
P
E
T
U
Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran N ini, dianjurkan agar membaca do’a terlebih
J
dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar U mendapat keberkatan ilmu.
K
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajarB secara global. Tujuan untuk mengetahui
pokok-po kok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan
E belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokokL pikiran dalam materi uraian ini,baca sekali
lagi secara lebih cermat.Membaca secara cermat A bertujuan untuk mengetahui pokok-pokok
pikiran dari setiap sub pokok bahasan J
3. Untuk memudahkan anda mencari kembaliA hal-hal penting seperti prinsip dan konsep
essensial, beri tanda pada konsep dan prinsipRpenting. Kemudian anda cari hubungan antara
konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini,ulangi lagi
membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada kegiatan
belajar ini,caranya adalah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui dalam soal
ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana penyelesaian soal tersebut dengan menuliskan konsep yang
diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal
3
URAIAN MATERI
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
Yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan adalah
input, proses, output, dampak, umpan balik.
a.Input adalah sub elemen – sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk
berfungsinya sistem
b.Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga
mengasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.
c.Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses .
d.Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.
e. Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk
4
sistem tersebut. ü Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang
mempengaruhi sistem tersebut.
Contoh : Di dala pelayanankesehatan Puskesmas, input adalah : Dokter, perawat, obat-
obatan,. Prosesnya : kegiatan pelayanan puskesmas, Outputnya : Pasien sembuh/tidak sembuh,
dampaknya : meningkatnya status kesehatan masyarakat, umpan baliknya : keluhan-keluhan pasien
terhadaf pelayanan,lingkungannya : masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas tersebut.
Hal ini diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
Terdiri dari :
1. Preventif primer
Terdiri dari : Program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan
kesegaran fisik
2.Preventive sekunder
Terdiri dari: Pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan
cara menghindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
·
· 3.Preventif tersier
5
pembuatan diagnose ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan
diagnose dan pengobatan
c. Kuratif
(penyembuhan
penyakit)
d. Rehabilitasi
(pemulihan)
7
membina hubungan profesional dengan pasien, berkolaborasi dengan
anggota tim kesehatan lain, melaksanakan kegiatan menjamin mutu,
kemampuan memenuhi kebutuhan pasien dan memperlihatan sikap
caring(Sugito, 2010). Kolaborasi antar profesi dalam pendidikan dan
praktek sebagai suatu strategi inovatif yang akan memainkan peran
penting dalam mengurangi krisis tenaga kerja kesehatan global. Praktek
kolaborasi memperkuat sistem kesehatan dan memperbaiki hasil
kesehatan (WHO, 2010).
Kolaborasi tim kesehatan sangatlah penting karena masing-masing
tenaga kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
keahlian, dan pengalaman yang berbeda. Dalam kolaborasi tim
kesehatan, mempunyai tujuan yang sama yaitu sebuah keselamatan
untuk pasien. Selain itu, kolaborasi tim kesehatan ini dapat
meningkatkan performance di berbagai aspek yang berkaitan dengan
sistem pelayanan kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk
memiliki kualifikasi baik pada bidangnya masing-masing sehingga
dapat mengurangi faktor kesalahan manusia dalam memberikan
pelayanan kesehatan (Sugito, 2010)
Kolaborasi interprofesi akan menurunkan angka komplikasi, lama
rawat di rumah sakit, ketegangan dan konflik diantara tim kesehatan,
tingkat kematian, serta mengurangi biaya perawatan dan durasi
pengobatan, meningkatkan kepuasan pasien dan tim kesehatan (WHO,
2010). Pelayanan kesehatan terjadi kesalahan (error) 70-80 % yang
disebabkan oleh buruknya komunikasi dan pemahaman dalam tim, kerja
sama tim yang baik dapat membantu mengurangi masalah patient safety
(Anggrowati, 2017).
Kerja sama tim dalam kolaborasi adalah proses yang dinamis yang
melibatkan dua atau lebih profesi kesehatan yang masing-masing
memiliki pengetahuan dan keahlian yang berbeda, membuat penilaian
dan perencanaan bersama, serta mengevaluasi bersama perawatan yang
diberikan kepada pasien. Hal tersebut dapat dicapai melalui kolaborasi
yang independen, komunikasi yang terbuka, dan berbagi dalam
pengambilan keputusan (Xyrinchis& Ream, 2008 : WHO, 2010)
(Scapin, 2010)
8
d. Konsultasi Dan Rujukan
1. Sistem Rujukan
2. Jenis Rujukan
1) Rujukan Kesehatan
2) Rujukan Medik
3.Manfaat Rujukan
10
1) Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan
11
terjalin; memudahkan dan atau meringankan beban tugas, karena setiap
sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.9
12
2) Karakteristik Kemampuan (Enabling Characteristics)
13
(1975) menggunakan istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan pelayanan
kesehatan. Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari faktor
kebutuhan. Penilaian kebutuhan ini dapat dinilai dari dua sumber yaitu:
14
kesesuaian antara kebutuhan dan permintaan (demand) terhadap pelayanan
kesehatan. Disamping itu, tingkat pendidikan seseorang juga akan
mempengaruhi tingkat utilisasi pelayanan kesehatan. Biasanya orang dengan
tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi akan mempunyai tingkat
pengetahuan akan informasi tentang layanan kesehatan yang lebih baik dan
pada akhirnya akan mempengaruhi status kesehatan seseorang.
15
asuransi kesehatan sosial lebih dominan atas komersial atau sistem asuransi kesehatan
nasional, peranan asuradur sangat penting dalam menentukan penggunaan palyanan
kesehatan.
Faktor resiko dan lingkungan juga mempengaruhi tingkat utilisasi palyanan kesehatan
seseorang. Resiko sakit tidak akan pernah sama pada setiap individu dan datangnya
penyakit tidak terduga pada masing-masing individu. Disamping itu, faktor lingkungan
sangat mempengaruhi status kesehatan individu maupun masyarakat. Lingkungan hidup
yang memenuhi persyaratan kesehatan memberikan resiko sakit yang lebih rendah kepada
individu dan masyarakat (Azrul Azwar, 2010).
16
R
A
N
G
K
Layanan kesehatan primer atau primary
U health care (PHC) adalah kegiatan pelayanan
M kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
kesehatan esensial dan universal yang berdasar
A
sosial, yang dapat diakses secara adil olehN individu, keluarga maupun masyarakat, dengan
partisipasi dan pembiayaan yang terjangkau oleh masyarakat dan negara sehingga
memungkinkan cakupan pelayanan kesehatan semesta dan tercapainya tujuan kesehatan untuk
semua warga. (WHO, 1978; Murti, 2012)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care/PHC) merupakan landasan awal yang
penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Namun seringkali peran PHC terabaikan dalam
sistem pelayanan kesehatan. Banyak studi telah membuktikan peran PHC sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan yang memberikan manfaat dari segi efektifitas, efisiensi, dan biaya
pelayanan kesehatan. Keberlangsungan dan kinerja PHC dalam sistem pelayanan kesehatan
perlu keterlibatan berbagai pihak, terutama pemerintah.
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan pada metode dan teknologi
praktis, ilmiah, dan sosial yang dapat diterima secara umum, baik individu maupun keluarga di
dalam masyarakat, melalui partisipasi sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat dijangkau
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan masyarakat dalam
semangat untuk dapat hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self
determination).
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan
sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien. Dalam praktiknya,
kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam
penatalaksanaan dan pemberian asuhan. Masing-masing tenaga kesehatan dapat saling
berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu
hadir ketika tindakan dilakukan. Petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien
bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan.
Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya di lakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari
17
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuan pelayanan ini adalah berbagi otoritas
dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang lingkup masing-masing.
Layanan Kebidanan Rujukan ialah Layanan yang dilakukan oleh Bidan dalam rangka
rujukan ke sistem Pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh Bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
rujukan yang dilakukan Bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain secara
horisontal maupun vertikal, atau ke profesi kesehatan lainnya.
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkam terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal (Depkes RI, 2007) kepada fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional serta tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi.
18
T
ES
F
O
R Fungsi Pelayanan kesehatan primer adalah..
1. Dibawah ini yang tidak termaksud
M
a. Pemeliharaan kesehatan
A
b. Penekanan pada Upaya TI Preventif
c. Pencegahan penyakitF
d. Diagnosis dan pengobatan
e. Pelayanan tindak lanjut
2. Prinsip PHC sesuai dengan konferensi Alma Ata, prinsip PHC yang diterapkan
adalah ...
a. Pemerataan Upaya Kesehatan
b. Penekanan pada Upaya Preventif
c. Penggunaan Teknologi Tepat Guna dalam Upaya Kesehatan
d. Peran Serta Masyarakat dalam Semangat Kemandirian
e. Semua jawaban benar
3. Yang tidak termaksud elemen dasar dalam pelaksanaan PHC adalah ....
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta pengendaliannya
b. Penggunaan Teknologi Tepat Guna dalam Upaya Kesehatan
c. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
d. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
e. Kesehatan ibu anak serta KB
19
4. Peran dan tugas bidan dalam Primary Health Care adalah ....
a. Sebagai pelaksana , pengelola dan pendidik ( Health Education )
b. Sebagai pengamat pelayanan kesehatan
c. Semua benar
d. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan
e. Sebagai pengorganisasian pelayanan kesehatan
5. Peran bidan dalam PHC sebagai pendidik (Health Education) adalah ...
a. Pendidikann masyarakat memegang peranan penting yang meliputi :
b. Pentingnya arti pengawasan hamil
c. Pentingnya arti imunisasi TT pada ibu hamil pentingnya arti
pelaksanaan KB
d. Semua jawaban benar
e. Pengawasan post partum danpersiapan untuk merawat bayi dan
menyusui
20
yang dapat bekerjasama secara timbal balik dengan baik.
9. Dibawah ini yang tidak termaksud keuntungan siste rujukan adalah ....
a. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat paisien, berarti
bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan secara
psikologis memberi rasa aman kepada pasien dan keluarganya.
b. Bersifat kontinu dan konfrehensif
c. Asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan Akan tercapai pelayanan
yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan
advokasi .
21
d. Hanya dapat dilakukan oleh petugas yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai kriteris asertif
e. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan
keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak
kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing-masing. Masyarakat desa
dapat menikmati tenaga ahli.
10. Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik
horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun
vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).pengertian rujuan ....
a. rujukan ekternal
b. rujukan medis
c. rujukan internal
d. rujukan pencegakan
e. rujukan rehabilitasi
22
DAFTAR PUSTAKA
23