Anda di halaman 1dari 31

MODUL

3
PELAYANAN
KEBIDANAN
DALAM SISTEM
PELAYANAN
KEBIDANAN

DOSEN PENGAJAR
OLEH:
Efendi POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
Sianturi,SKM,M.Kes SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
T.A 2022/20
Prodi D- Kebidanan Medan Page i
HALAMAN PENGESAHAN

1. Mata Kuliah : Pelayanan Kebidanan Dalam Sistem Pelayanan Kebidanan


2. Judul Modul : Pelayanan kesehatan dipelayanan kesehatan primer, praktek
kolaboratif termaksud konsultasi dan rujukan
3. Penyusun Modul : Amelia Kartika ( P075244190 )
Oktris Aulia Osma Fatrion ( P07524419074 )
Parida ( P07524419075 )
4. Institusi : Poltekkes Kemenkes RI Medan
5. Nomor Pustaka :-

Medan, September 2022

Mengetahui,

Direktur Poltekkes Kemenkes Medan Ketua Jurusan Kebidanan Medan

Dra.Ida Nurhayati,M,Kes Betty Mangkuji,SST,M.Keb

NIP:1966091019940320001 NIP:1967711101993032002

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page iii


LEMBAR PENGESAHAN

MODUL PEMBELAJARAN

4. Peruntukkan : Mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan Medan

1. Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan


2. nomor pustaka :-

Medan, September 2022

Direktur Poltekkes Kemenkes Medan Ketua Jurusan Kebidanan Medan

Dra. Ida Nurhayati,M.Kes Betty Mangkuji, SST,M.Keb


NIP 196711101993032002 NIP 196609101994032001

VISI DAN MISI


PROGRAM STUDI SARJANATERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
POLTEKKSES KEMENKES MEDAN

Menghasilkan lulusan bidan professional dalam Asuhan kebidanan komprehensif yang


unggul dalam hypnotherapy kebidanan

Untuk mewujudkan visi keilmuan tersebut dirumuskan misi yang akan dikerjakan sebagai
berikut ;
1. Menyelenggarakan pendidikan kebidanan dengan mengikuti perkembangan IPTEK
kebidanan.
2. Melaksanakan penelitian kebidanan untuk mengembangkan keilmuan kebidanan.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan prinsip pemberdayaan
keluarga.
4. Mengembangkan pelayanan kebidanan dengan unggulan hypnotherapy dalam Asuhan
kebidanan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatnya kami
dapat menyelesaikan Pelayanan Kebidanan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan dengan baik
dan tak lupa kami juga mengucap terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah memberi
arahan kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini.Adapun judul modul kami yaitu “ Model
Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer, Praktek Kolaboratif termasuk Konsultasi dan
Rujukan”, dan kami sangat berharap semoga dengan adanya modul ini kami dapat
memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang kita miliki.

Terima kasih atas semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan modul ini.
Apabila ada saran dan kritik utuk memperbaiki modul ini, kami bersedia menerima kritik dan
saran.Akhir kata kami ucapkan Terima Kasih.

Tim

Penyusun

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page iv


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN I........................................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN II.....................................................................................................................ii
VISI KEILMUAN.......................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................v
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
DESKRISI SINGKAT.................................................................................................................................2
TUJUAN PEMBELAJARAN.....................................................................................................................2
PETUNJUK BELAJAR...............................................................................................................................3
URAIAN MATERI......................................................................................................................................4
A.Pengertian Etik Biomedis.......................................................................................................................4
B.Tujuan Etik Biomedis.............................................................................................................................5
C.Hak-Hak Serta Kewajiban Pasien...........................................................................................................5
D. Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan......................................................................7
E. Fungsi-Fungsi Etika dalam Pelayanan Kebidanan.................................................................................9
F. Masalah yang Timbul dalam Bioetika Termasuk pada Praktik Kebidanan..........................................10
G.Aplikasi Etik dalam Pelayanan Kebidanan...........................................................................................16
RANGKUMAN..........................................................................................................................................................31
TES FORMATIF.......................................................................................................................................................32
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................................36
MODUL

PENDAHULUAN

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan


derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai
dengan cara efektif, efisien dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan
tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan diantara perawat dokter
atau tim kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang. Sistem ini akan
memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang
ada di masyarakat.

Pembangunan kesehatan merupakan bentuk aktivitas dalam rangka mengisi


kemerdekaan bangsa supaya dapat mewujudkan masyarakat yang sehat dan kuat. Salah
satunya adalah dengan melakukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan adalah sebuah kegiatan yang diberikan kepada individu maupun masyarakat
oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit individu
maupun masyarakat.

Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan
yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama
masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Puskesmas adalah salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Sehingga dengan adanya peningkatan
kesehatan masyarakat, dapat mendorong kualitas hidup dimasyarakat.

1D
E
S
K
R
IP
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu memahami tentang “ Modul
Pelayanan Kebidanan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan” dengan mempelajari modul ini diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan primer,praktek kolaboratif termasuk
konsultasi dan rujukan.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :


1. Mahasiswa mampu mengetahui pelayanan kesehatan di pelayanan kesehatan primer
2. Mahasiswa mampu mengetahui pelayanan kebidanan praktek kolaboratif
3. Mahasiswa mampu mengetahui pelayanan kebidanan kolabioratif.
4. Mahasiswa mampu mengetahui pelayanan kebidanan konsultasi
5. Mahasiswa mampu mengetahui pelayanan kebidanan rujukan

2
P
E
T
U
Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran N ini, dianjurkan agar membaca do’a terlebih
J
dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar U mendapat keberkatan ilmu.
K
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajarB secara global. Tujuan untuk mengetahui
pokok-po kok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan
E belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokokL pikiran dalam materi uraian ini,baca sekali
lagi secara lebih cermat.Membaca secara cermat A bertujuan untuk mengetahui pokok-pokok
pikiran dari setiap sub pokok bahasan J
3. Untuk memudahkan anda mencari kembaliA hal-hal penting seperti prinsip dan konsep
essensial, beri tanda pada konsep dan prinsipRpenting. Kemudian anda cari hubungan antara
konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini,ulangi lagi
membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada kegiatan
belajar ini,caranya adalah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui dalam soal
ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana penyelesaian soal tersebut dengan menuliskan konsep yang
diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal

3
URAIAN MATERI

A. Model Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer, Praktek Kolaboratif


Termasuk Konsultasi dan Rujukan

a. Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer


Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan esensial berdasarkan
yang praktisi, ilmiah, dan metoda sosial yang bisa diterima dan teknologi yang dapat
terjangkau oleh individu dan keluarga didalam masyarakat, Upaya kesehatan primer
terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat
primer.

Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan


utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan
) dengan sasaran masyarakat.Menurut Levey dan Loomba (1973) Pelayanan Kesehatan
Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.

Yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan adalah
input, proses, output, dampak, umpan balik.

a.Input adalah sub elemen – sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk
berfungsinya sistem

b.Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga
mengasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.
c.Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses .

d.Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.

e. Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk
4
sistem tersebut. ü Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang
mempengaruhi sistem tersebut.
Contoh : Di dala pelayanankesehatan Puskesmas, input adalah : Dokter, perawat, obat-
obatan,. Prosesnya : kegiatan pelayanan puskesmas, Outputnya : Pasien sembuh/tidak sembuh,
dampaknya : meningkatnya status kesehatan masyarakat, umpan baliknya : keluhan-keluhan pasien
terhadaf pelayanan,lingkungannya : masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas tersebut.

Tujuan Pelayanan Kesehatan :

a. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan)

Hal ini diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.

b. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit)

Terdiri dari :
1. Preventif primer

Terdiri dari : Program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan
kesegaran fisik

2.Preventive sekunder

Terdiri dari: Pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan
cara menghindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
·

· 3.Preventif tersier

5
pembuatan diagnose ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan
diagnose dan pengobatan
c. Kuratif
(penyembuhan
penyakit)
d. Rehabilitasi
(pemulihan)

Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati


normal setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera atau penyalahgunaan.

b. Bentuk Pelayanan Berdasarkan Kesehatan Berdasarkan Tingkatannya

1) Pelayanan kesehatan tiongkat pertama (primer)

Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang


sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.
Contohnya : Puskesmas,Puskesmas keliling, klinik.

2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua ( sekunder)

Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap,


yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.

3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tersier)

Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak


dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.(Celkom, 1973)

c. Pelayanan Kesehatan Praktek Kolaboratif


Sistem pelayanan kesehatan saat ini, mengutamakan pelayanan
yang berpusat pada pasien dan keluarga untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas, kepuasan pasien, dan terhindar dari kejadian yang tidak
diharapkan. Kolaborasi yang efektif antar anggota tim kesehatan
6
memfasilitasi terselenggaranya pelayanan yang berkualitas, dengan
demikian pengembangan kolaborasi interprofesi dalam pelayanan
kesehatan menjadi hal yang diprioritaskan oleh semua organisasi pemberi
pelayanan kesehatan. Hubungan kolaborasi dalam pelayanan kesehatan
melibatkan sejumlah tenaga profesi kesehatan, namun kolaborasi antara
dokter dan perawat merupakan faktor penentu bagi peningkatan kualitas
proses perawatan (Leever,et.al 2010)
Peningkatan kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas
pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan. Asuhan medis
bermutu dapat diberikan oleh tenaga medis yang profesional di
bidangnya dan asuhan keperawatan bermutu dapat diberikan oleh
tenaga keperawatan yang telah dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan klinik yang memadai serta memiliki kemampuan
dalam

7
membina hubungan profesional dengan pasien, berkolaborasi dengan
anggota tim kesehatan lain, melaksanakan kegiatan menjamin mutu,
kemampuan memenuhi kebutuhan pasien dan memperlihatan sikap
caring(Sugito, 2010). Kolaborasi antar profesi dalam pendidikan dan
praktek sebagai suatu strategi inovatif yang akan memainkan peran
penting dalam mengurangi krisis tenaga kerja kesehatan global. Praktek
kolaborasi memperkuat sistem kesehatan dan memperbaiki hasil
kesehatan (WHO, 2010).
Kolaborasi tim kesehatan sangatlah penting karena masing-masing
tenaga kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
keahlian, dan pengalaman yang berbeda. Dalam kolaborasi tim
kesehatan, mempunyai tujuan yang sama yaitu sebuah keselamatan
untuk pasien. Selain itu, kolaborasi tim kesehatan ini dapat
meningkatkan performance di berbagai aspek yang berkaitan dengan
sistem pelayanan kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk
memiliki kualifikasi baik pada bidangnya masing-masing sehingga
dapat mengurangi faktor kesalahan manusia dalam memberikan
pelayanan kesehatan (Sugito, 2010)
Kolaborasi interprofesi akan menurunkan angka komplikasi, lama
rawat di rumah sakit, ketegangan dan konflik diantara tim kesehatan,
tingkat kematian, serta mengurangi biaya perawatan dan durasi
pengobatan, meningkatkan kepuasan pasien dan tim kesehatan (WHO,
2010). Pelayanan kesehatan terjadi kesalahan (error) 70-80 % yang
disebabkan oleh buruknya komunikasi dan pemahaman dalam tim, kerja
sama tim yang baik dapat membantu mengurangi masalah patient safety
(Anggrowati, 2017).
Kerja sama tim dalam kolaborasi adalah proses yang dinamis yang
melibatkan dua atau lebih profesi kesehatan yang masing-masing
memiliki pengetahuan dan keahlian yang berbeda, membuat penilaian
dan perencanaan bersama, serta mengevaluasi bersama perawatan yang
diberikan kepada pasien. Hal tersebut dapat dicapai melalui kolaborasi
yang independen, komunikasi yang terbuka, dan berbagi dalam
pengambilan keputusan (Xyrinchis& Ream, 2008 : WHO, 2010)
(Scapin, 2010)

8
d. Konsultasi Dan Rujukan

1. Sistem Rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas


kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan
ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horisontal
dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.6

2. Jenis Rujukan

Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yakni


:

1) Rujukan Kesehatan

Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan


penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan
kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan
masyarakat (public health service). Rujukan kesehatan dibedakan atas
tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional. Rujukan
kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau
specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah
rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya
pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan
opersional.

2) Rujukan Medik

Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit


serta pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya
berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical service). Sama halnya dengan
rujukan kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam yakni
9
rujukan penderita, pengetahuan dan bahan bahan pemeriksaan. Menurut
Syafrudin (2009), rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara
timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun
horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara
rasional. Jenis rujukan medik antara lain:
1) Transfer of patient

Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan


operatif dan lain-lain.
2) Transfer of specimen

Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih


lengkap.
3) Transfer of knowledge / personal.

Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan


mutu layanan setempat.8

3.Manfaat Rujukan

Dikutip dari Lestari (2013), Menurut Azwar (1996), beberapa manfaat


yang akan diperoleh ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan
terlihat sebagai berikut:

10
1) Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan

Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan


(policy maker), manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu
penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam
peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem
pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana
kesehatan yang tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama
pada aspek perencanaan.
2) Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan

Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan


(health consumer), manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan
biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara
berulang-ulang dan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan, karena diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang sarana
pelayanan kesehatan.
3) Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan.
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan (health provider), manfaat yang diperoleh antara lain
memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif
lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu
peningkatan pengetahuan dan keterampilan yakni melalui kerjasama yang

11
terjalin; memudahkan dan atau meringankan beban tugas, karena setiap
sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.9

4.Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan rujukan pelayanan kesehatan

Andersen mendeskripsikan model sistem kesehatan merupakan suatu model


kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai model perilaku pemanfaatan
pelayanan kesehatan (behavioral model of helath service utilization). Andersen
mengelompokkan faktor determinan dalam pelayanan kesehatan ke dalam 3
kategori utama, yaitu: 1) karakteristik predisposisi, 2) karakteristik kemampuan,
dan 3) karakteristik kebutuhan.

1) Karakteristik Predisposisi (Predisposing Characteristics)

Karakterisrik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap


individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang
berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang
digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu :

a. Ciri-ciri demografi, seperti: jenis kelamin, umur, dan status perkawinan

b. Struktur sosial, seperti: tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama,


dan sebagainya.
c. Kepercayaan kesehatan (health belief), sperti keyakinan bahwa
pelayanan kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit.

12
2) Karakteristik Kemampuan (Enabling Characteristics)

Karakteristik kemampuan (enabling characteristics) adalah sebagai


keadaan atau kondisi yang membuat seseorang mampu untuk melakukan
tindakan untuk memenuhi kebutuhannya terhadap pelayanan kesehatan.
Andersen (1975) membaginya ke dalam 2 golongan, yaitu:

a. Sumber daya keluarga

Yang termasuk sumber daya keluarga adalah penghasilan


keluarga, keikutsertaan dalam asuransi kesehatan, kemampuan membeli
jasa pelayanan kesehatan, dan pengetahuan tentang informasi pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan.
b. Sumber daya masyarakat

Yang termasuk sumber daya masyarakat adalah jumlah sarana


pelayanan kesehatan yang ada, jumlah tenaga kesehatan yang ada, jumlah
tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio penduduk
terhadap tenaga kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk. Asumsi
Andersen adalah semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan
maka tingkat pemanfaatan pelayanna kesehatan suatu masyarkat akan
semakin bertambah.

3) Karakteristik Kebutuhan (Need characteristics)

Karakteristik kebutuhan, dalam hal ini merupakan komponen yang paling


langsung berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Andersen

13
(1975) menggunakan istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan pelayanan
kesehatan. Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari faktor
kebutuhan. Penilaian kebutuhan ini dapat dinilai dari dua sumber yaitu:

a. Penilaian individu (perceived Need)

Merupakan penilaian keadaan kesehatan yang dirasakan oleh individu,


besarnya ketakutan terhadap penyakit dan hebatnya rasa sakit yang
diderita.
b. Penilaian klinik (evaluated Need)

Merupakan penilaian beratnya penyakit oleh dokter yang merwatnya. Hal


ini tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan penentuan diagnosis
penyakit oleh dokter.10

Dikurip dari Ilyas (2006), Zschock menyatakan bahwa ada beberapa


faktor yang mempengaruhi seseorang menggunakan pelayanan kesehatan,
yaitu :

1) Status Kesehatan, Pendapatan, Pendidikan

Faktor status kesehatan mempunyai hubungan yang erat dengan


penggunaan pelayanan kesehatan meskipun tidak selalu dmeikian
fenomenanya. Artinya, makin tinggi status kesehatan, maka ada
kecenderungan orang tersebut banyak menggunakan pelayanan kesehatan.
Tingkat pendapatan seseorang yang tidak memiliki pendapatan dan biaya
yang cukup akan sangat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan meskipun dia
sangat membutuhkan pelayanan tersebut. Akibatnya adalah tidak terdapatnya

14
kesesuaian antara kebutuhan dan permintaan (demand) terhadap pelayanan
kesehatan. Disamping itu, tingkat pendidikan seseorang juga akan
mempengaruhi tingkat utilisasi pelayanan kesehatan. Biasanya orang dengan
tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi akan mempunyai tingkat
pengetahuan akan informasi tentang layanan kesehatan yang lebih baik dan
pada akhirnya akan mempengaruhi status kesehatan seseorang.

2) Faktor Konsumen dan Pemberi Pelayanan Kesehatan

Provider sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan mempunyai peranan


yang lebih besar dalam menentukan tingkat dan jenis pelayanan yang akan
dikonsumsi bila dibandingkan dengan konsumen sebagai pembeli jasa
pelayanan. Hal ini sangat menguntungkan provider melakukan pemeriksaan
dan tindakan yang sebenarnya tidak diperlukan bagi pasien. Pada beberapa
daerah yang sudah maju dan sarana pelayanan kesehatan yang banyak,
masayrakat dapat menentukan pilihan terhadap provider yang sesuai dengan
keinginan konsumen/pasien. Tetapi bagi masyarakat dengan sarana dan
fasilitas kesehatan yang terbatas maka tidak ada pilihan lain kecuali
menyerahkan semua keputusan tersebut kepada provider yang ada.

3) Kemampuan dan Penerimaan Pelayanan Kesehatan

Kemapuan membayar pelayanan kesehatan berhubungan erat dengan


tingkat pelayanan kesehatan. Pihak ketiga (perusahaan asuransi) pada
umumnya cenderung membayar pembiayaan kesehatan tertanggung
lebihbesar dibanding dengan perorangan. Sebab itu, pada Negara dimana

15
asuransi kesehatan sosial lebih dominan atas komersial atau sistem asuransi kesehatan
nasional, peranan asuradur sangat penting dalam menentukan penggunaan palyanan
kesehatan.

4) Resiko Sakit dan Lingkungan

Faktor resiko dan lingkungan juga mempengaruhi tingkat utilisasi palyanan kesehatan
seseorang. Resiko sakit tidak akan pernah sama pada setiap individu dan datangnya
penyakit tidak terduga pada masing-masing individu. Disamping itu, faktor lingkungan
sangat mempengaruhi status kesehatan individu maupun masyarakat. Lingkungan hidup
yang memenuhi persyaratan kesehatan memberikan resiko sakit yang lebih rendah kepada
individu dan masyarakat (Azrul Azwar, 2010).

16
R
A
N
G
K
Layanan kesehatan primer atau primary
U health care (PHC) adalah kegiatan pelayanan
M kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
kesehatan esensial dan universal yang berdasar
A
sosial, yang dapat diakses secara adil olehN individu, keluarga maupun masyarakat, dengan
partisipasi dan pembiayaan yang terjangkau oleh masyarakat dan negara sehingga
memungkinkan cakupan pelayanan kesehatan semesta dan tercapainya tujuan kesehatan untuk
semua warga. (WHO, 1978; Murti, 2012)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care/PHC) merupakan landasan awal yang
penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Namun seringkali peran PHC terabaikan dalam
sistem pelayanan kesehatan. Banyak studi telah membuktikan peran PHC sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan yang memberikan manfaat dari segi efektifitas, efisiensi, dan biaya
pelayanan kesehatan. Keberlangsungan dan kinerja PHC dalam sistem pelayanan kesehatan
perlu keterlibatan berbagai pihak, terutama pemerintah.
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan pada metode dan teknologi
praktis, ilmiah, dan sosial yang dapat diterima secara umum, baik individu maupun keluarga di
dalam masyarakat, melalui partisipasi sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat dijangkau
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan masyarakat dalam
semangat untuk dapat hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self
determination).
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan
sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien. Dalam praktiknya,
kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam
penatalaksanaan dan pemberian asuhan. Masing-masing tenaga kesehatan dapat saling
berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu
hadir ketika tindakan dilakukan. Petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien
bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan.
Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya di lakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari

17
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuan pelayanan ini adalah berbagi otoritas
dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang lingkup masing-masing.
Layanan Kebidanan Rujukan ialah Layanan yang dilakukan oleh Bidan dalam rangka
rujukan ke sistem Pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh Bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
rujukan yang dilakukan Bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain secara
horisontal maupun vertikal, atau ke profesi kesehatan lainnya.
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkam terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal (Depkes RI, 2007) kepada fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional serta tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi.

18
T
ES
F
O
R Fungsi Pelayanan kesehatan primer adalah..
1. Dibawah ini yang tidak termaksud
M
a. Pemeliharaan kesehatan
A
b. Penekanan pada Upaya TI Preventif
c. Pencegahan penyakitF
d. Diagnosis dan pengobatan
e. Pelayanan tindak lanjut

2. Prinsip PHC sesuai dengan konferensi Alma Ata, prinsip PHC yang diterapkan
adalah ...
a. Pemerataan Upaya Kesehatan
b. Penekanan pada Upaya Preventif
c. Penggunaan Teknologi Tepat Guna dalam Upaya Kesehatan
d. Peran Serta Masyarakat dalam Semangat Kemandirian
e. Semua jawaban benar

3. Yang tidak termaksud elemen dasar dalam pelaksanaan PHC adalah ....
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta pengendaliannya
b. Penggunaan Teknologi Tepat Guna dalam Upaya Kesehatan
c. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
d. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
e. Kesehatan ibu anak serta KB

19
4. Peran dan tugas bidan dalam Primary Health Care adalah ....
a. Sebagai pelaksana , pengelola dan pendidik ( Health Education )
b. Sebagai pengamat pelayanan kesehatan
c. Semua benar
d. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan
e. Sebagai pengorganisasian pelayanan kesehatan

5. Peran bidan dalam PHC sebagai pendidik (Health Education) adalah ...
a. Pendidikann masyarakat memegang peranan penting yang meliputi :
b. Pentingnya arti pengawasan hamil
c. Pentingnya arti imunisasi TT pada ibu hamil pentingnya arti
pelaksanaan KB
d. Semua jawaban benar
e. Pengawasan post partum danpersiapan untuk merawat bayi dan
menyusui

6. . Tugas pelayanan kebidanan kolaborasi adalah ....


a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
e. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda,

20
yang dapat bekerjasama secara timbal balik dengan baik.

7. Tata laksana rujukan dapat berlangsung antara lain :

a. Antara klinik dan klinik

b. Internal antar petugas di satu rumah sakit.

c. Antara Puskesmas Pembantu dan Puskesmas.

d. Antara masyarakat dan Puskesmas

e. Antara Puskesmas dan Rumah Sakit, laboratorium atau fasilitas


pelayanan kesehatan lainnya.

8. Dibawah ini Indikasi rujukan ibu kecuali ....


a. Riwayat seksio sesaria.
b. Perdarahan pervagina.
c. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37
minggu).
d. Ketuban pecah dengan meconium yang kental.
e. Ketuban pecah lama dalam 2 hari .

9. Dibawah ini yang tidak termaksud keuntungan siste rujukan adalah ....
a. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat paisien, berarti
bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan secara
psikologis memberi rasa aman kepada pasien dan keluarganya.
b. Bersifat kontinu dan konfrehensif
c. Asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan Akan tercapai pelayanan
yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan
advokasi .

21
d. Hanya dapat dilakukan oleh petugas yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai kriteris asertif
e. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan
keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak
kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing-masing. Masyarakat desa
dapat menikmati tenaga ahli.

10. Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik
horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun
vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).pengertian rujuan ....
a. rujukan ekternal
b. rujukan medis
c. rujukan internal
d. rujukan pencegakan
e. rujukan rehabilitasi

22
DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar. (2010). Sistem Rujukan. Pegantar Administrasi Kesehatan, 42.


Celkom, Y. (1973). Makalah Pelayanan Kesehatan. Academia.Edu.
https://www.academia.edu/download/48359818/MAKALAH_PELAYANAN_KESEHAT
AN_1.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai