Anda di halaman 1dari 151

Tugas

Etika Dan Hukum Kesehatan


“ Peran & Tugas Bidan Berdasarkan Etik &
Kode Etik Profesi”

Dosen Pembimbing :
Triveni,S.ST,MKM

Farah Mutia
1915401025
Peran & Tugas Bidan Berdasarkan Etik & Kode Etik
Profesi.

Peran Bidan.
Lulus Pendidikan Bidan
Memiliki kompetensi &
kualifikasi untuk diregister
Perempuan ,sertifikasi ,lisensi untuk
praktek.

Profesional Akuntabel
Mitra
Dukungan,nasehat,asuhan sesuai
Perempuan
siklus reproduksi perempuan.

Asuhan
Pencegahan,promotif deteksi dini
komplikasi melaksanakan tindakan
kegawat daruratan.

Tugas Penting

Konseling dan pendidikan kesehatan.


Kepmenkes
367/2007 Bekerja di berbagai tingkat
pelayanan kesehatan :
Rumah ,masyarakat,rumah
sakit,klinik,dll.

Sabar, penuh perhatian


,cinta,meraba,menyentuh,mendengarkan,
Bidan penuh perhatian,mencium ,memberi
waktu pendamping perempuan dan
keluarganya,pengetahuan sikap dan
praktek kebidanan ( Brayar 1995).
Etika Sebagai Refleksi Kritis.

1. Rasional mendasarkan pada nalar.


2. Kritis,berarti filsafat ingun menggali permasalahan hingga
ke akar-akarnya.
3. Mendasar membahas hal yang utama.
4.Sistematik membahas langkah demi langkah secara teratur.
5.Normatif tidak sekedar sesuai dengan pandangan
moral,melainkan juga menyelidiki bagaimana pandangan
moral yang seharusnya.
Moral
Universal.

 Mengatakan yang sebenarnya


Hormati profesi orang lain
Menjaga rahasia
Memperoleh persetujuan sebelum bertindak
Setia kepada teman-teman sejawat
Jangan membunuh
Jangan menimbulkan rasa sakit
Jangan melumpuhkan
Jangan menyinggung
Jangan menghilangkan barang
Melindungi dan membela hak orang lain
Mengilangkan kondisi yang akan menyebabkan kerusakan
Bantuan penyandang cacat
Penyelamat orang dalam bahaya.
Tugas Bidan

- Mandiri
- Kolaborasi
- Merujuk
Peran Bidan Sebagai Pelaksana
1. Tugas Mandiri.
a) Menerapkan menajemen pada setiap asuhan kebidanan.
b) Memberikan pelayanan dasar pada remaja dan wanita
pranikah.
c) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama
kehamilan normal.
d) Memberikan asuhan kepada klien dalam masa persalinan.
e) Memberikan asuhan kebidana kepada bayi baru lahir.
f) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
nifas.
g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita masa subur.
2.Tugas Kolaborasi / kerja Sama

1. Menerapkan menajemen kebidanan pada setiap asuhan


kebidanan sesuai fungsi kolaborasi.
2. Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3. Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa
persalinan resiko tinggi dan keadaan kegawatan.
4. Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan mengalami konplikasi dan kegawatan.
5. Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko
tinggi dan yang mengalami konplikasi dan kegawatan.
Tugas Rujukan
1. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada ibu hamil resiko tinggi dan kegawatan.
2. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada masa persalinan penyulit tertentu.
3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit
tertentu dengan kegawatan.
4. Memberikan asuhan kebidanan paa bayi baru lahir
dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi dan rujukan.
C. Peran Bidan Sebagai Pengelola.
 Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan kesehatan
terutama pelayanan kebidanan individu,keluarga ,kelompok
khusus dan masyarakat dan wilayah kerja dengan
melibatkan masyarakat / klien.
 Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program
keshatan dan sektor lain diwilayah kerjanya melalui
peningkatan dukun bayi ,kader kesehatan dan tenaga
kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam
wilayah kerjanya.
D. Peran Bidan Seabagai Pendidik.
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat tentang
penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang
berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu ,anak,dan
keluarga berencana.
E.Peran Bidan Sebagai Peneliti.

 Mengudentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.


 Menyusun rencana kerja pelatihan.
 Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
 Mengelola dan mengintesprestasikan data hasil investigasi.
 Menyusun laporan hasil investigasi dan tidak lanjut.
 Memanfaat kan hasil investigasi untuk meni gkatkan dan
mengembangkan.
 Program kerja atau pelayanan kesehatan.
Daftar Pustaka.

Brownlee, M (1996) Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-


faktor di dalamnya. PT BPK Gunung, Mulia, Jakarta.
Frith, L (1996) Ethtes Midwifery. Issue in Contemporary Practice,
Butterworth Heinemann. Oxfoed.
Jones, S (1994) Ethtes in Midwifery, Mosby, London.
Tugas
Etika & Hukum kesehatan
“kode etik bidan indonesia & internasional”

Dosen
Dosen Pembimbing
Pembimbing ::
Triveni,S.ST,MKM
Triveni,S.ST,MKM
Farah Mutia
1915401024
Kode etik bidan indonesia &
internasional.

 Pengertian Kode Etik Kode etik adalah norma – norma yang


harus di indahkan oleh setiap profesi di dalam melaksanakan
tugas profesinya dalam hidup bermasyarakat.

 Pengertian Kode Etik Profesi Bidan Kode etik profesi bidan


merupakan suatu pernyataaan komprehensif dari profesi
kebidanan yang memberikan tuntunan bagi anggota profesi
kebidanan untuk melaksanakan praktek dalam bidang
kebidanan baik yang berhubungan dengan klien atau pasien,
keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya
sendiri.
 Tujuan Kode Etik
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
 Secara umum, kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab dapat
dibedakan atas tujuh bagian yaitu :

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat.


2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawab dan tenaga kesehatan
lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya.
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air.
I. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat.
1.Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
melindungi dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam
melaksanakan tugas dan pengabdiannya.
a. Bahwa bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas
dan fungsi bidan yang telah ditetapkan dengan penuh
kesungguhan dan tanggung jawab.
b. Bahwa bidan dalam melakukan tugasnya, harus memberi
pelayanan yang optimal kepada siapa saja, dengan tidak
membedakan pangkat dan kedudukan golongan, bangsa dan
agama.
c. Bahwa bidan tidak akan menceritakan segala sesuatu yang
menyangkut dengan tugasnya kepada orang lain dan
merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
tugasnya.
d. Bidan hanya boleh membuka rahasia pasien atau klien
apabila diminta untuk keperluan kesaksian di pengadilan.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya, menjunjung tinggi
harkat dan mertabat kemanusiaaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
 a. Bahwa bidan pada hakikatnya manusia termasuk klien, membutuhkan
penghargaan dan pengakuan yang hakiki baik dari golongan masyarakat
intelektual, menegah maupun kelompok masyarakat kurang mampu.
 b. Dilandasi sikap menghargai martabat setiap insan, maka bidan harus
memberi pelayanan professional yang memadai kepada setiap kliennya.
 c. Professional, artinya memberi pelayanan sesuai dengan bidang ilmu
yang di miliki dan manusiwi secara penuh, tanpa mementingkan
kepentingan diri sendiri tetapi mendahulukan kepentingan klien serta
menghargai klien sebagai mana bidan menghargai dirinya sendiri.
 d. Dalam memberikan pelayanan, bidan harus menjaga citra bidan, arti
bidan sebagai profesi memiliki nilai nilai pengabdian yang sangat
esensial, yaitu bahwa jasa yang diberikan kepada kliennya adalah sautu
kebajikan social, karena masyarakat akan merasa dirugikan atas
ketidakhadiran bidan. Pengabdian dan pelayanan bidan adalah dorongan
hati nurani yang tidak mendahulukan balas jasa.
 3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
 a. Bidan dalam melaksanakan pelayanannya, harus sesuai dengan
tugas dan kewajibanya yang telah digariskan dalam peraturan
Menteri Kesehatan No 900/Permenkes/IX/2010, antara lain:
 1) Memberi penerangan dan penyuluhan baik di RS, Puskesmas,
RB, Posyandu, BPS dan masyarakat
 2) Melaksanakan bimbingan kepada tenaga kesehatan yang lebih
rendah termasuk pembinaan dukun-dukun bersalin
 3) Melayani kasus ibu mulai dari pengawasan kehamilan,
pertolongan persalinan normal, termasuk persalinan letak
sungsang multipara, melakukan episiotomy, penjahitan luka
perineum tingkat I dan tingkat II.
 4) Perawatan nifas dan ibu menyusui termasuk pemberian
uterotonika 5) Memberi pelayanan kontrasepsi tertentu sesuai
dengan kebijaksanaan pemerintah atau program pemerintah yang
sedang dilaksanakan.
b. Melayani bayi dan anak pra sekolah termasuk pengawasan
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak, pemberian
vaksinasi sesuai dengan usia, melaksanakan perawatan bayi
dan memberi petunjuk kepada ibu tentang makanan bayi
termasuk cara menyusui yang baik dan benar serta makanan
tambahan sesuai dengan usia anak. c. Memberi obat-obatan
terentu dalam kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi klien yang dilakukan jika memperoleh limpahan
kewenangan.
c. Mengadakan konsultasi dengan profesi kesehatan lainnya
dalam kasus-kasus yang tidak diatasi sendiri, seperti : 1)
Kehamilan resiko tinggi, 2) Pertolongan persalinan sungsang
primigravida dan pertolongan vakum pada kepala dasar
panggul, 3) Pertolongan masa nifas dengan pemberian
antibiotic pada infeksi baik secara oral maupun suntikan, 4)
Memberi pertolongan kegawatdaruratan melalui pemberian
infus guna mencegah syok dan mengatasi perdarahan pasca
persalinan termasuk pengeluaran uri dan manual, 5)
Mengatasi kegawatdaruratan eklampsia dan mengatasi infeksi
bayi baru lahir.
 d. Bidan melaksanakan peranya di tengah kehidupan
masyarakat, antara lain : 1) Berperan sebagai penggerak
peran serta masyarakat dengan mengali dan
membangkitkan peran aktif masyarakat 2) Berperan sebagai
motivator yang dapat memotivasi masyarakat untuk berubah
dan berkembang kearah per-akal, per-asa dan perilaku yang
lebih baik. 3) Berperan sebagai pendidik, yang mampu
mengubah masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu. 4)
Berperan sebagai innovator atau pemburu yang membawa
hal- hal baru yang dapat mengubah keadaan kearah lebih
baik. Oleh karena itu, bidan harus selalu siap menerima
pembaharuaan.
 4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, harus
mendahulukan kepentingan kilen, menghormati nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat.
 a. Kepentingan klien berada diatas kepentingan sendiri
maupun kelompok, artinya bidan harus mampu menilai
situasi saat ia menghadapi kliennya. Mengutamakan
pelayanan yang dibutuhkan klien dan mereka tidak boleh di
tinggalkan begitu saja.
 b. Bidan harus menghormati hak klien antara lain :
 1)Klien berhak memperoleh kesehatan yang memadai
 2)Klien berhak memperoleh perawatan dan pengobatan
3)Klien berhak untuk dirujuk pada institusi atau bidang ilmu
yang lain sesuai dengan permasalahannya
 4)Klien mempunyai hak untuk menghadapi kematian dengan
tenang.
 c. Bidan menghormati nilai nilai yang ada di masyarakat
artinya :
 1) Bidan harus mampu menganalisis nilai nilai yang ada di
mayarakat tempat ia tugas
 2) Bidan mampu menghargai nilai nilai masyarakat setampat
3) Bidan mampu beradaptasi dengan nilai nilai budaya
masyarakat tempat ia berada.
 5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senatiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan mayarakat
dengan identitas yang sama, sesuai dengan kebutuhan dan
berdasarkan kemampuan yang di milikinya.
 a. Ketika bidan sudah siap berangkat ke suatu pertemuan,
mendadak datang klien untuk berkonsultasi atau ada partus, tentu
saja kepentingan klien yang diutamakan sekalipun pertemuan
tersebut sangat penting, dengan catatan mengusahakan agar
mengutus oarng lain ke pertemuan tersebut untuk memberi kabar.
 b. Ketika bidan sudah siap ke kantor atau puskesmas atau tempat
kerja, mendadak ada seorang angota keluarga datang meminta
bantuan untuk menolong seorang bayi yang kejang, tentu saja
mengutamakan permintaan untuk melihat anak kejang tersebut
terlebih dahulu.
 c. Bidan sudah merencanakan cuti keluar kota, namun sebelum
berangkat pamong meminta untuk memberi ceramah mengenai
ASI kepada masyarakat, tentu hal ini yang harus di dahulukan.
 6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang
serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan
mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal.
 a. Bidan harus mengadakan kunjungan rumah atau
masyarakat untuk memberi penyuluhan serta motivasi agar
masyarakat membentuk posyandu kepada ibu yang
mempunyai balita ataupun kepada ibu hamil, untuk
memeriksakan diri di posyandu.
 b. Bidan dimana saja berada, baik dikantor, puskesmas,
BPS, maupun berada ditengah tengah masyarakat
lingkungan tempat tinggal, harus selalu memberi motivasi
untuk senantiasa hidup sehat.
 Kewajiban bidan terhadap tugasnya
 1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang di milikinya dan berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
 a. Melaksanakan pelayanan yang bersifat pencegahan seperti
asuhan antenatal (ANC), memberi imunisasi, KIE sesuai
dengan kebutuhan klien.
 b. Memberi pelayanan yang bersifat pengobatan sesuai
dengan wewenang bidan, contoh memberi suntikan
ergometrin, syntocinon, infus, dan lain-lain.
 c. Memberi pelayanan yang bersifat promotif atau peningkatan
kesehatan, seperti memberi roboransia.
 d. Memberi pelayanan yang bersifat rehabilitative, contohnya
senam nifas, penghayatan gizi, bimbingan mental dan lain-lain.
 2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan
mempunyai kewenangan dan mengambil keputusan dalam
tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan
atau rujukan.
 a. Menolong partus dirumah sendiri, di puskesmas, di rimah
sakit dan partus luar.
 b. Mengadakan pelayanan konsultasi terhadap ibu, bayi dan
KB sesuai dengan wewenangnya.
 c. Merujuk pasein yang tidak dapat di tolong ke rumah sakit
yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap.
 3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangann
yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila di
minta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.
 a. Ketika bertugas, bidan tidak di benarkan menceritakan
segala sesuatu yang di ketahuinya kepada siapa pun
termasuk keluarganya, contoh bidan menemukan pasien
dengan penyakit sifilis atau gonorea. Kadang-kadang pasien
menceritakan keadaan rumah tangganya kepada bidan dan
bidan tidak boleh menceritakan kepada suami, keluarga
ataupun orang lain.
Kode etik bidan internasional

 KODE ETIK PROFESI BIDAN INTERNATIONAL


Kode etik ini menghargai perempuan berdasarkan HAM, mencari
keadilan untuk semua dan keadilan  dalam memperoleh akses
terhadap pelayanan kesehatan dan di dasarkan atas hubungan
yang saling menguntungkan dengan penuh hormat, percava dan
bermartabat bagi seluruh anggota masyarakat
Operasionalisasi kode etik kebidanan dibagi :
1.  Hubungan dengan perempuan sebagai klien
a.Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan informasi
dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas
hasil dan pilihanya.
b. Bidan bekerja dengan perempuan, mendukung hak mereka
untuk berpartisipasi aktif dalam memutuskan pelayanan bagi
diri mereka dan kesehatan perempuan serta keluarga di
masyarakat
c. Bidan bekerjasama dengan perempuan, pemerintah dan
lembaga donor untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap
pelayanan kesehatan serta menjamin pengalokasian sumber
daya secara adil dengan mempertimbangkan prioritas dan
ketersediaan.
d.  Bidan dalam profesinya mendukung dan saling membantu
dengan yang lain, secara aktif manjaga diri dan martabat
mereka sendiri.
 e.Bidan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain,
berkonsultasi dan melakuakan rujukan bila perempuan
memerlukan asuhan diluar kompetensi bidan
 f. Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam
memberikan pelayanan dan secara aktif memecahkan
konflik yang ada
 g. Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manuasia
bermoral termasuk tugas  untuk menghormati diri sendiri dan
menjaga nama baik.
2. Praktek Kebidanan
a. Bidan memberikan asuhan bagi perempuan dan keluarga
yang mengasuh anak, dengan rasa hormat atas keberagaman
budaya dan berupaya untuk menghilangkan praktek yang
berbahaya (mis. Praktek sunat perempuan).
b. Bidan memberikan harapan nyata suatu persalianan bagi
perempuan di masyarakat dengan harapan minimal tidak ada
perempuan yang menderita akibat konsepsi atau persalinan.
c. Bidan harus menerapkan pengetahuan profesi untuk
menjamin persalinan aman.
Praktek Kebidanan
a. Bidan memberikan asuhan bagi perempuan dan keluarga
yang mengasuh anak, dengan rasa hormat atas keberagaman
budaya dan berupaya untuk menghilangkan praktek yang
berbahaya (mis. Praktek sunat perempuan).
b. Bidan memberikan harapan nyata suatu persalianan bagi
perempuan di masyarakat dengan harapan minimal tidak ada
perempuan yang menderita akibat konsepsi atau persalinan.
c. Bidan harus menerapkan pengetahuan profesi untuk
menjamin persalinan aman.
 3. Kewajiban Profesi Bidan
a. Bidan menjamin kerahasiaan Informasi klien dan bertindak
bijaksana dalam informasi tersebut.
b. Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan
mereka, terpercaya atas hasil asuhan bagi perempuan.
c.  Bidan diperkenankan untuk menolak ikut berpartisipasi
dalam kegiatan yang bertentangan dengan moral namun
menekankan  pada kesadaran individu untuk tidak
mengabaikan pelayanan kesehatan esensial bagi perempuan.
d.  Bidan memahami akibat buruk pelanggaran etik dan HAM
bagi kesehatan perempuan dan anak dan menghapuskan
pelanggaran ini.
e. Bidan berpartisipasi dalam pengembangan dan
pelaksanaan kebijakan kesehatan yang mempromosikan
kesehatan perempuan dan keluarga yang mengasuh anak.

4. Peningkatan Pengetahuan dan Praktek kebidanan


 a. Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan
kebidanan di dasari oleh aktivitas yang melindungi hak
perempuan sebagai manusia.
 b. Bidan mengembangakan dan berbagi pengetahuan
melalui berbagai proses, seperti peer review dan penelitian .
 c. Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal siswi
kebidanan dan bidan.
Daftar Pustaka.

2016, Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan (Prespektif Profesi


Bidan Dalam Pelayanan Kebidanan Indonesia), Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Thank You...
Kode Etik
Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Ayu Andika
(1915401023)
KODE ETIK BIDAN
INDONESIA DAN
INTERNASIONA
Definisi Bidan
 Bidan adalah seorang wanita yang mengikuti
pendidikan kebidanan yang diakui oleh
pemerintah dan telah menyelesaikan
pendidikan tersebut dan lulus ujian yang
ditentukan, serta memperoleh ijazah yang
terdaftar sebagai persyaratan utama untuk
melakukan praktik sesuai dengan profesinya.
Definisi Kode Etik
 Etik (Ethics) berasal dari bahasa Yunani
ethos, yang berarti akhlak, adat kebiasaan,
watak, perasaan, sikap, yang baik, yang
layak. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, etika adalah ilmu tentang baik
apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Kode etik profesi adalah berupa
norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota
profesi yang bersangkutan di
dalam melaksanakan tugas
profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat.
Kode Etik Bidan Nasional

 Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat.


 Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya.
 Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga
Kesehatan lainnya.
 Kewajiban Bidan terhadap Profesinya. (Kewajiban untuk
menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi.)
 Kewajiban Bidan terhadap Diri Sendiri. (Kewajiban untuk
mengembangkan pengetahuan dan praktik kebida
 Kewajiban Bidan terhadap Pemerintah, Nusa Bangsa,
dan Tanah Air. (Kewajiban berpartisipasi dalam
melaksanakan kebijakan pemerintah, terutama
kesehatan ibu dan anak, termasuk kesehatan keluarga
dan masyarakat.)
 Operasionalisasi kode etik kebidanan dibagi menjadi :
Kode Etik Bidan Internasional
 1. Hubungan Perempuan sebagai Klien.
 2. Praktik Kebidanan.
 3. Kewajiban Profesi Bidan.
 4. Peningkatan Pengetahuan dan Praktik Kebidanan.
Penjelasan....
. 1. Hubungan dengan perempuan sebagai klien
a. Bidan menghormati hak pilih perempuan
berdasarkan informasi dan meningkatkan
penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil
dan pilihanya
b. Bidan bekerja dengan perempuan,
mendukung hak mereka untuk berpartisipasi aktif
dalam memutuskan pelayanan bagi diri mereka dan
kesehatan perempuan serta keluarga di masyarakat
c. Bidan bekerjasama dengan
perempuan, pemerintah dan lembaga
donor untuk menilai kebutuhan
perempuan terhadap pelayanan
kesehatan serta menjamin
pengalokasian sumber daya secara adil
dengan mempertimbangkan prioritas
dan ketersediaan.
d. Bidan dalam profesinya
mendukung dan saling membantu
dengan yang lain, secara aktif manjaga
diri dan martabat mereka sendiri.
e. Bidan bekerjasama dengan profesi
kesehatan lain, berkonsultasi dan
melakuakan rujukan bila perempuan
memerlukan asuhan diluar kompetensi bidan
f. Bidan mengenali adanya saling
ketergantungan dalam memberikan
pelayanan dan secara aktif memecahkan
konflik yang ada
g. Bidan berkewajiban atas diri mereka
sebagai manuasia bermoral termasuk tugas
untuk menghormati diri sendiri dan menjaga
nama baik.
 2. Praktek Kebidanan
 a. Bidan memberikan asuhan bagi
perempuan dan keluarga yang mengasuh
anak, dengan rasa hormat atas keberagaman
budaya dan berupaya untuk menghilangkan
praktek yang berbahaya (mis. Praktek sunat
perempuan)
 b. Bidan memberikan harapan nyata suatu
persalianan bagi perempuan di masyarakat
dengan harapan minimal tidak ada
perempuan yang menderita akibat konsepsi
atau persalinan.
 c. Bidan harus menerapkan pengetahuan
profesi untuk menjamin persalinan aman
 d. Bidan merespon kebutuhan psikologi, fisik,
emosi dan spiritual perempuan yang mencari
pelayanan kesehatan , apapun kondisinya
 e. Bidan bertindak sebagai Role Model
(panutan) dalam promosi kesehatan untuk
perempuan sepanjang siklus hidupnya, untuk
keluarga dan untuk profesi kesehatan lainnya.
 f. Bidan secara aktif mengembangkan
intelektual dan profesi sepanjang karir
kebidanan, memadukan pengembanhgan ini
kedalam praktek mereka.
 3. Kewajiban Profesi Bidan
 a. Bidan menjamin kerahasiaan Informasi klien dan
bertindak bijaksana dalam informasi tersebut
 b. Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan
mereka, terpercaya atas hasil asuhan bagi perempuan
 c. Bidan diperkenankan untuk menolak ikut berpartisipasi
dalam kegiatan yang bertentangan dengan moral namun
menekankan pada kesadaran individu untuk tidak
mengabaikan pelayanan kesehatan esensial bagi perempuan
d. Bidan memahami akibat buruk
pelanggaran etik dan HAM bagi
kesehatan perempuan dan anak dan
menghapuskan pelanggaran ini
e. Bidan berpartisipasi dalam
pengembangan dan pelaksanaan
kebijakan kesehatan yang
mempromosikan kesehatan perempuan
dan keluarga yang mengasuh anak
4. Peningkatan Pengetahuan dan Praktek
kebidanan
a. Bidan menjamin bahwa peningkatan
pengetahuan kebidanan di dasari oleh
aktivitas yang melindungi hak perempuan
sebagai manusia
b. Bidan mengembangakan dan berbagi
pengetahuan melalui berbagai proses,
seperti peer review dan penelitian .
c. Bidan berpartisipasi dalam pendidikan
formal siswi kebidanan dan bidan
PERAN DAN TUGAS BIDAN
BERDASARKAN ETIK DAN
KODE ETIK PROFESI
Pengertian Kode Etik
Profesi

Kode etik adalah norma-norma yang


harus diindahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas
profesinya dan hidupnya di
masyarakat. Norma tersebut berisi
petunjuk bagi anggota profesi
tentang bagaimana mereka
menjalankan profesinya dan
Peran dan tugas bidan berdasarkan
etik dan kode etik profesi

Dalam mengadaptasi teori etika


seorang bidan harus mampu
menyesuaikan dengan keadaan
dirinya dan berlandaskan pada kode
etik dan standar profesi.
Sebagai pendidik, bidan harus
memberikan pengajaran yang jelas, tidak
bias.
Bidan juga dapat berperan sebagai teman,
sehingga klien merasa nyaman ketika
menerima pelayanan yang diberikan
kepada kien, namun peran sebagai teman
juga harus memiliki batasannya.
Etika berperan dalam penelitian
kebidanan, contohnya dahulu praktik
kebidanan masih banyak berdasar
kebiasaan atau dogma, dengan
kemajuan zaman praktik yang seperti itu
tidak dapat dilaksanakan lagi, tetapi
dituntut praktik yang professional
berdasarkan pada hasil penelitian.
 Pada umumnya, bidan memiliki tiga peran
yang dilakukan berdasar pada etik dan kode
etik profesi bidan, yaitu bidan sebagai
pengelola/pelaksana, bidan sebagai pendidik,
dan bidan sebagai peneliti.Menurut jones
( 2000 ), bidan secara menyeluruh memiliki
peran sebagai praktisi, pendidik, konselor,
penasihat, advokat, peneliti dan pengelola.
Thank you
KODE ETIK BIDAN INDONESIA DAN
INTERNASIONAL, PERAN DAN TUGAS
BIDAN BERDRKAN ETIK DAN KODE ETIK
PROVESI

OLEH: YUNI EK SARI


NIM: 1915401033
1. KODE ETIK INDONESIA DAN
INTERNASIONAL
1. Pengertian kode etik bidan
Kode etik adalah norma'norma yanh garus diindahkan oleh
Setiap
profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di
msyarakat.

2. Kode etik bidan diindonesia


a. Kewajiban bidan kepad klien dan masyarakat
1. setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan sumpah sumpah jabatannya dalam melaksanakan
tugas pengabdiannya.
2. setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjungjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh danmemelihara
antara bidan.
3. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan
klien keluarga dan masyarakat.
4. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukankepentingan
klien menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku
di masyarakat.
5. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakatdengan identitas yang sama sesuai dengan k
ebutuhanberdasarkan kemampuan yang dimilikinya
2. Peran dan Tugas Bidan Berdasarkan
 Pengertian
Etik dan
Etik merupakan Kode
bagian Etik yang
dari filosofi Profesi
berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan
mempunyai konotasi yang negatif yang berhubungan dengan hukum.
Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai etika.
 Istilah Dalam Etik
Sebelum melihat masalah etik yang mungkin timbul dalam pelayanan
kebidanan, maka ada baiknya dipahami beberapa istilah berikut ini:
Legislasi ( Lieberman, 1970)
Lisensi
Deontologi/tugas
Hak
Instusionist
Beneficience
Mal-eficience
Malpraktek/lalai
Malpraktek terjadi karena, ceroboh, lupa, gagal mengkomunikasikan
 Kewajiban Dalam Bekerja
Kewajiban bidan yang antara lain:
a) Memberikan informasi kepada klien dan keluarganya.
b) Memberikan penjelasan tentang resiko tertentu yang mungkin terjadi
dalam memberikan asuhan atau prosedur kebidanan.
• Beberapa Permasalahan Etik dalam
Pembahasan Kehidupan Sehari-hari
a) Persetujuan dalam proses melahirkan
b) Memilih/mengambil keputusan dalam persalinan
c) Kegagalan dalam proses persalinan misalnya memberikan epidural
anestasi
d) Pelaksanaan USG dalam kehamilan
e) Konsep normal pelayanan kebidanan
f) Bidan dan pendidikan seks
• Masalah Etik yang Berhubungan
dengan Teknologi
a) Perawatan intensive pada bayi
b) Skrening terhadap bayi
c) Transplantasi bayi
d) Teknik reproduksi dan kebidanan
 Etik dan profesi
a) Pengambilan keputusan dan penggunaan Kode Etik
b) Otonomi bidan dan Kode Etik Profesional
c) Etik dalam penelitian kebidanan
d) Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif
• Etik Issue dan Dilema
a) Agama/kepercayaan
b) Hubungan dengan pasien
c) Hubungan dokter dengan bidan
d) Kebenaran
e) Pengambilan keputusan
f) Pengambilan data
g) Kematian yang tenang
h) Kerahasiaan
i) Aborsi
j) AIDS
k) In-vitro fertilization
• Beberapa Pedoman Etik Kebidanan
1. Kode Etik Profesi
.Kode etik merupakan suatu kesepakatan yang diterima dan dianut
bersama (kelompok tradisional) sebagai tuntunan dalam melakukan
praktek.
2. Dimensi Kode Etik
a) Anggota profesi dan klien/pasien
b) Anggota profesi dan sistem kesehatan
c) Anggota profesi dan profesi kesehatan
d) Sesama anggota profesi
3. Prinsip Kode Etik
a) Menghargai otonomi
b) Melakukan tindakan yang benar
c) Mencegah tindakan yang dapat merugikan
d) Memperlakukan manusia secara adil
e) Menjelaskan dengan benar
f) Menepati janji yang telah disepakati
g) Menjaga kerahasiaan
 Pengertian Hukum
Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah/norma yang
mengatur tata tertib di dalam suatu masyarakat, oleh karena itu
harus ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan. Hukum
adalah aturan didalam masyarakat tertentu.
 Standar Asuhan
Standar asuhan juga sangat penting untuk menentukan
apakah seseorang telah melanggar kewajibannya dalam
menjalankan tugasnya.
Misalnya : Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan
dengan ekstrasi vacum pada bayi dengan presentasi kepada
yang masih tinggi di sebuah RB yang masih termasuk wilayah
DKI.
 Bidan Sebagai Tenaga Profesional
1. Peran bidan Professional
a) Pelaksana
b) Pengelola
c) Pendidik
d) Peneliti
2. Pelayan Professional
e) Berlandaskan sikap dan kemampuan professional
f) Ditujukan untuk kepentingan yang menerima
g) Serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi
h) Memberikan perlindungan bagi anggota profesi
3. Perilaku Profesional
a) Bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh pengetahuan dan
pengalaman serta keterampilan yang tinggi
b) Bermoral tinggi
c) Berlaku jujur, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri
d) Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu pengetahuan
profesinya
e) Tidak memberikan janji yang berlebihan
f) Tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh pertimbangan
komersial
g) Memegang teguh etika profesi
h) Mengenal batas-batas kemampuan
i) Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya 
• Pengambilan Keputusan yang Etis
Ciri keputusan yang etis adalah :
1. Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah.
2. Sering menyangkut pilihan yang sukar.
3. Tidak mungkin dielakan.
4. Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman tabiat dan lingkungan
sosial
5. Situasi: Mengapa kita perlu mengerti situasi?
a) Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi
b) Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna
c) Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan
Bidan dan Rahasia Jabatan
Kerahasiaan merupakan satu prinsip penting
dalam tugas tiap tenaga kesehatan termasuk
bidan. Kedudukan bidan di dalam sistem
pelayanan kesehatan tidak saja sebagai pemberi
asuhan kebidanan, akan tetapi sering pula bidan
menjadi semacam “biceht vader” (tumpuhan
permasalahan) dari klien maupun keluarganya.
 Kerahasiaan dan Privasi
Ada dua hal yang hampir sama yang harus dibedakan yaitu
kerahasiaan dan privacy. Contoh di bawah ini menunjukkan
bahwa dalam kehidupan sehari-hari kerahasiaan dan privacy
sering dilanggar, walaupun contoh kasus ini sangat jarang
terjadi.
Seorang bidan (Betsy) melakukan pemeriksaan antenatal pada
kunjungan pertama. Klien menceritakan bahwa ia pernah
menggugurkan kandungannya pada waktu yang lalu, tetapi
tidak diketahui suaminya.
...THANK YOU...
KODE ETIK BIDAN
INDONESIA DAN
INTERNASIONAL dan peran
dan tugas bidan berdasarkan
etik dan kode etik profesi

Oleh :
Widia Jeliza Fitri
Dosen Pembimbing:
Triveni, S.ST. MKM
Kode etik bidan indonesia dan
internasional
Dengan rahmat tuhan yang maha esa dan didorong oleh
keinginan yang luhur demi tercapainya:
 Masyarakat indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
pancasila
 Pembangunan manusia indonesia seutuhnya
 Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga negara
indonesia
Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
 Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan
tugas dan pengabdiannya.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya profesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran tugas dan tanggungjawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
Lanjutan...
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati
nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhannya
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
 Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
Kewajiban bidan terhadap tugas
 Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paru-paru
kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
 Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan
dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan
konsultasi atau rujukan.
 Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan
dengan kepentingan bidan.
Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan
lainnya
 Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya
Kewajiban bidan terhadap profesinya
 Setiap bidan menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
 Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan
mutu dan citra profesinya
Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
 Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat
melaksankan tugas profesinya dengan baik
 Setai bidan berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kewajiban bidan terhadap pemerintahan nusa, bangsa dan
tanah air
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga.
 Setiap bidan melalui profesinya berpatisifasi dan
menyambung pemikirannya kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
Defenisi etika
Etika diartikan "sebagai ilmu yang
mempelajari kebaikan dan keburukan
dalam hidupmanusia khususnya perbuatan
manusia yang didorong oleh kehandak
dengan didasaripikiran yang jernih dengan
pertimbangan perasaan".
Menurut kamus bahasa Indonesia
(poerwadarminta ,1953)Etikaartinya ilmu
pengetahuan ttg azas akhlak (moral).
Istilah dalam etika
 Legislasi (lieberman, 1970)
 Lisensi
 Deontologi/tugas
 Hak
 Instusionist
 Beneficience
 Mal-eficience
 Malpraktek-lalai
Kode etik profesional
 Pengertian kode etik profesi
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan
hidupnya di masyarakat
 Kode etik bidan
Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan
komprehensif profesi yang menuntut bidan melaksanakan
praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan
kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi
dan dirinya.
 Tujuan kode etik
secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai
berikut :
 Untuk Menjunjung Tinggi Martabat dan Citra Profesi
 Untuk Menjaga dan Memelihara Kesejahteraan Para
Anggota
 Untuk Meningkatkan Pengabdian Para Anggota Profesi
 Untuk meningkatkan mutu profesi
Fungsi kode etik
Kode etik memiliki beberapa fungsi, yaitu :
 Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang
masalah etik.
 Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan 
dan dipertimbangkan dalam memberi pelayanan.
 Merupakan cara untuk mengevaluasi diri.
 Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan
sejawat.
 Menginformasikan kepada calon perawat dan bidan tentang
nilai dan standar profesi.
 Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat   
tentang nilai moral.
Prinsip dan dimensi kode etik
Prinsip kode etik meliputi :
 Menghargai Otonomi.
   Melakukan tindakan yang benar.
 Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
 Memberlakukan manusia dengan adil.
 Mejelaskan dengan benar.
 Menepati janji yang telah di sepakati.
 Menjaga Kerahasiaan.
Dimensi kode etik meliputi :
 Anggotaprofesi dan Klien/ Pasien.
 Anggota profesi dan sistem kesehatan.
 Anggotaprofesi dan profesikesehatan.
 Anggotaprofesi dan sesamaanggotaprofesi.
Peran dan tugas bidan berdasarkan
etik dan kode etik profesi
Etika berperan dalam penelitian kebidanan, contohnya dahulu
praktik kebidanan masih banyak berdasar kebiasaan atau
dogma, dengan kemajuan zaman praktik yang seperti itu
tidak dapat dilaksanakan lagi, tetapi dituntut praktik yang
professional berdasarkan pada hasil penelitian. Bidan
mungkin banyak terlibat dalam penelitian baik sebagai
subyek maupun subyek penelitian.
Peran bidan
 Sebagai praktisi
 Sebagi pendidik
 Sebagai konselor
 Sebagai penasihat
 Sebagai advokat
 Sebagai peneliti
 Sebagai pengelola
Tugas bidan
 Tugas mandiri
 Tugas kolaborasi
 Tugas rujukan
Bidan sebagai tenaga profesional
 Peran bidan profesional
 Pelayanan profesional
 Perilaku profesional
Pengambilan keputusan yang etis
Ciri keputusan yang etis:
 Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa
yang salah.
 Sering menyangkut pilihan yang sukar.
 Tidak mungkin dielakan.
 Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman tabiat dan
lingkungan sosial
 Bidan dan rahasia jabatan
Kerahasiaan merupakan satu prinsip penting dalam tugas tiap
tenaga kesehatan termasuk bidan.
 Kerahasiaan dan privasi
Etika dan Hukum
Kesehatan
Oleh :
Reza Ayu astika (1915401029)
Kode Etik Bidan Indonesia dan
Internasional
a. Kode etik Bidan Indonesia

Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat. 


  Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, mengahayati, dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
 Setiap bidan dalam menjalani profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan.
 Setiap bidan yang menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas, dan tanggung
jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak-hak
klien, dan menghormati nilai yang berlaku di masyarakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga,
dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan
yang dimilikinya.
 Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya,
dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara
optimal.
Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya.
 Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap
klien, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga, dan
masyarakat.
 Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
 Setiap bidan harus menjaga kerahasiaan keterangan yang dapat
atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan kepentingan klien.

Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan lainnya


 Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan
lainnya.
Kewajiban Bidan terhadap Profesinya.
 Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi
citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi
dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
 Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  
 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan
mutu dan citra profesinya.

Kewajiban Bidan terhadap Diri Sendiri


 Setiap bidan harus menjaga/memelihara kesehatannya agar
dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
 Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kewajiban Bidan terhadap Pemerintah, Nusa Bangsa,
dan Tanah Air
 Setiap bidan dalam menjalanan tugasnya, senantiasa 
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA-KB,
dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
 Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA-KB dan kesehatan keluarga.
b. Kode etik bidan internasional  
Hubungan Perempuan sebagai Klien.
 Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan informasi dan
meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil dan pilihannya.
 Bidan bekerja dengan perempuan, mendukung hak mereka untuk berpartisipasi
aktif dalam memutuskan pelayanan bagi diri mereka dan kesehatan perempuan
serta keluarga di masyarakat.
 Bidan bekerja sama dengan perempuan, pemerintah, dan lembaga donor untuk
menilai kebutuhan perempuan terhadap pelayanan kesehatan serta menjamin
pengalokasian sumber daya secara adil dengan mempertimbangkan prioritas dan
ketersediaan.
 Bidan dalam profesinya mendukung dan saling membantu dengan yang lain,
secara aktif menjaga diri dan martabat mereka sendiri.
 Bidan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain, berkonsultasi dan melakukan
rujukan bila perempuan memerlukan asuhan di luar kompetensi bidan.
 Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam memberikan pelayanan
dan secara aktif memecahkan konflik yang ada.
 Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manusia bermoral, termasuk tugas
untuk menghormati diri sendiri dan menjaga nama baik.
Praktik Kebidanan.
 Bidan memberikan asuhan bagi perempuan dan keluarga yang
mengasuh anak, dengan rasa hormat atas keberagaman budaya
dan berupaya untuk menghilangkan praktik yang berbahaya.
(Misalnya praktik sunat perempuan.)
 Bidan memberikan harapan nyata suatu persalinan bagi perempuan
di masyarakat dengan harapan minimal tidak ada perempuan yang
menderita akibat konsepsi atau persalinan.
 Bidan harus menerapkan pengetahuan profesi untuk menjamin
persalinan aman.
 Bidan merespons kebutuhan psikologis, fisik, emosi, dan spiritual
perempuan yang mencari pelayanan kesehatan, apapun kondisinya.
 Bidan bertindak sebagai Role Model (panutan) dalam promosi
kesehatan untuk perempuan sepanjang siklus hidupnya, untuk
keluarga dan untuk profesi kesehatan lainnya.
 Bidan secara aktif mengembangkan intelektual dan profesi
sepanjang karir kebidanan, memadukan pengembangan ini ke
dalam praktik mereka.
Kewajiban Profesi Bidan.
 Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan bertindak
bijaksana dalam menyebarkan informasi tersebut.
 Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan
mereka, terpercaya atas hasil asuhan bagi perempuan.
 Bidan diperkenankan untuk menolak ikut berpartisipasi dalam
kegiatan yang bertentangan dengan moral, namun
menekankan pada kesadaran individu untuk tidak
mengabaikan pelayanan kesehatan esensial bagi perempuan.
 Bidan memahami akibat buruk pelanggaran etik dan HAM bagi
kesehatan perempuan dan anak dan menghapuskan
pelanggaran ini.
 Bidan berpartisipasi dalam pengembangan dan pelaksanaan
kebijakan kesehatan yang memprosmosikan kesehatan
perempuan dan keluarga yang mengasuh anak.
Peningkatan Pengetahuan dan Praktik Kebidanan.
 Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan
kebidanan didasari oleh aktifitas yang melindungi hak
perempuan sebagai manusia.
 Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan melalui
berbagai proses, seperti Peer Review dan penelitian.
 Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal siswi
kebidanan dan bidan.
Peran dan Tugas Bidan
Berdasarkan Etik dan Kode
Etik Profesi

  Pengertian Kode Etik Profesi


Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan
hidupnya di masyarakat.
Norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang
bagaimana mereka menjalankan profesinya dan larangan,
yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh
diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja
dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga
menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan
sehari-hari di masyarakat.
 Dalam mengadaptasi teori etika seorang bidan harus mampu
menyesuaikan dengan keadaan dirinya dan berlandaskan pada
kode etik dan standar profesi. 
 Bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori
etika secara kaku, karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.
 idan harus menilai kemampuan dirinya dalam melakukan sesuatu
namun tidak menyimpang dari prinsip pelayanan, yaitu berusaha
mengutamakan keselamatan ibu, bayi dan kelurga. 
 Contohnya ketika seorang bidan desa harus menolong persalinan,
disaat jadual pemeriksaan kehamilan, selain itu ada beberapa ibu
yang memerlukan pelayanan KB dan asuhan BBL.
 Sebagai pendidik, bidan harus memberikan pengajaran yang
jelas, tidak bias.
 Akan tetapi, bidan harus menghindari kecenderungan untuk
menciptakan bidan kaku (tidak mengikuti informasi terkini dari
literature yang jelas tentang perkembangan pelayanan kebidanan)
sehingga akan menimbulkan sikap “sok tau”.
 Contohnya pada saat menolong persalinan mahasiswa bidan
diajarkan untuk tidak melakukan episiotomi.
 Sebagai konselor bidan harus menjelaskan tentang tindakan yang
akan diberikan kepada klien dengan jelas
 contohnya seorang ibu datang ke bidan yang ingin menjadi akspetor KB
IUD namun timbul ketakutan akibat rumor negatif yang beredar
dimayarakat tentang IUD.
 Masalah etika yang timbul yaitu ketika bidan tidak dapat menjelaskan
dengan baik, sehingga pandangan klien tentang IUD tidak berubah dan
mengurungkan niatnya untuk menjadi akseptor KB.
 Bidan juga dapat berperan sebagai teman, sehingga klien merasa
nyaman ketika menerima pelayanan yang diberikan kepada kien,
namun peran sebagai teman juga harus memiliki batasannya.
 Sikap professional terhadap klien harus dijaga, sehingga klien dan
keluarganya memandang bidan sebagai orang yang berwibawa dan
mampu mengendalikan diri sehingga mampu melindungi kliennya.
 Peran dosen bidan sebagai teman juga diperlukan, sehingga siswa tidak
merasa sungkan dalam proses belajar mengajar.
 TERIMAKASIH
Kode Etik Bidan Indonesia Dan
Internasional, Peran Dan Tugas Bidan
Berdasarkan Etik Dan Kode Etik Profesi
Nama : Dewi Yulianti Laia
Nim : 1915401024

D III KEBIDANAN
Pengertian Kode Etik

Kode etik adalah norma – norma yang


harus di indahkan oleh setiap profesi
didalam melaksanakan tugas profesinya
dalam hidup bermasyarakat
• Beberapa Permasalahan Etik dalam
Pembahasan Kehidupan Sehari-hari
a) Persetujuan dalam proses melahirkan
b) Memilih/mengambil keputusan dalam persalinan
c) Kegagalan dalam proses persalinan misalnya memberikan epidural
anestasi
d) Pelaksanaan USG dalam kehamilan
e) Konsep normal pelayanan kebidanan
f) Bidan dan pendidikan seks
• Masalah Etik yang Berhubungan dengan
Teknologi
a) Perawatan intensive pada bayi
b) Skrening terhadap bayi
c) Transplantasi bayi
d) Teknik reproduksi dan kebidanan
 Etik dan profesi
a) Pengambilan keputusan dan penggunaan Kode
Etik
b) Otonomi bidan dan Kode Etik Profesional
c) Etik dalam penelitian kebidanan
d) Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif
• Etik Issue dan Dilema
a) Agama/kepercayaan
b) Hubungan dengan pasien
c) Hubungan dokter dengan bidan
d) Kebenaran
e) Pengambilan keputusan
f) Pengambilan data
g) Kematian yang tenang
h) Kerahasiaan
i) Aborsi
j) AIDS
k) In-vitro fertilization
• Beberapa Pedoman Etik Kebidanan
1. Kode Etik Profesi
.Kode etik merupakan suatu kesepakatan yang diterima dan dianut bersama
(kelompok tradisional) sebagai tuntunan dalam melakukan praktek.
2. Dimensi Kode Etik
a) Anggota profesi dan klien/pasien
b) Anggota profesi dan sistem kesehatan
c) Anggota profesi dan profesi kesehatan
d) Sesama anggota profesi
3. Prinsip Kode Etik
a) Menghargai otonomi
b) Melakukan tindakan yang benar
c) Mencegah tindakan yang dapat merugikan
d) Memperlakukan manusia secara adil
e) Menjelaskan dengan benar
f) Menepati janji yang telah disepakati
g) Menjaga kerahasiaan
 Pengertian Hukum
Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah/norma
yang mengatur tata tertib di dalam suatu masyarakat,
oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat yang
bersangkutan. Hukum adalah aturan didalam
masyarakat tertentu.
 Standar Asuhan
Standar asuhan juga sangat penting untuk
menentukan apakah seseorang telah melanggar
kewajibannya dalam menjalankan tugasnya.
Misalnya : Seorang bidan melakukan pertolongan
persalinan dengan ekstrasi vacum pada bayi
dengan presentasi kepada yang masih tinggi di
sebuah RB yang masih termasuk wilayah DKI.
 Bidan Sebagai Tenaga Profesional
1. Peran bidan Professional
a) Pelaksana
b) Pengelola
c) Pendidik
d) Peneliti
2. Pelayan Professional
e) Berlandaskan sikap dan kemampuan professional
f) Ditujukan untuk kepentingan yang menerima
g) Serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi
h) Memberikan perlindungan bagi anggota profesi
3. Perilaku Profesional
a) Bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh pengetahuan
dan pengalaman serta keterampilan yang tinggi
b) Bermoral tinggi
c) Berlaku jujur, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri
d) Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu
pengetahuan profesinya
e) Tidak memberikan janji yang berlebihan
f) Tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh
pertimbangan komersial
g) Memegang teguh etika profesi
h) Mengenal batas-batas kemampuan
i) Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya 
• Pengambilan Keputusan yang Etis
Ciri keputusan yang etis adalah :
1. Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah.
2. Sering menyangkut pilihan yang sukar.
3. Tidak mungkin dielakan.
4. Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman tabiat dan lingkungan
sosial
5. Situasi: Mengapa kita perlu mengerti situasi?
a) Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi
b) Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna
c) Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan
6. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi
7. Moral:Moral adalah keyakinan individu bahwa sesuatu adalah
mutlak baik, atau buruk walaupun situasi berbahaya.
 Bidan dan Rahasia Jabatan
Kerahasiaan merupakan satu prinsip penting
dalam tugas tiap tenaga kesehatan termasuk
bidan. Kedudukan bidan di dalam sistem
pelayanan kesehatan tidak saja sebagai pemberi
asuhan kebidanan, akan tetapi sering pula bidan
menjadi semacam “biceht vader” (tumpuhan
permasalahan) dari klien maupun keluarganya.
 Kerahasiaan dan Privasi
Ada dua hal yang hampir sama yang harus
dibedakan yaitu kerahasiaan dan privacy. Contoh
di bawah ini menunjukkan bahwa dalam
kehidupan sehari-hari kerahasiaan dan privacy
sering dilanggar, walaupun contoh kasus ini
sangat jarang terjadi.
Seorang bidan (Betsy) melakukan pemeriksaan
antenatal pada kunjungan pertama. Klien
Lanjutan...
Kemudian terjadilah peristiwa sebagai berikut:
 Bidan A memberitahukan hal tersebut kepada suami wanita
tersebut tanpa disengaja. Bidan dianggap melanggar kerahasiaan.
 Bila B yang membaca catatan perihal Betsy dari catatan yang ada
di file Betsy pada pergantian dinas, juga termasuk melanggar
kerahasiaan.

Anda mungkin juga menyukai