Anda di halaman 1dari 29

DASAR HUKUM DAN ASPEK LEGAL

PELAYANAN KEBIDANAN
PENTINGNYA LANDASAN HUKUM
DALAM PRAKTIK PROFESI

By; kuswanto
Aspek hukum dan keterkaitannya dgn
pelayanan / praktek bidan & kode_ etik

 Bidan merupakan suatu profesi yg selalu


mempunyai ukuran atau standar profesi.

 Standar profesi bidan yg terbaru adlh diatur


dlm KEPMENKES RI No.
369/MENKES/SK/III/2007 yg berisi
mengenai latar belakang kebidanan.
Berbagai defenisi dlm pelayanan kebidanan.
falsafah kebidanan, paradigma kebidanan,
ruang lingkup kebidanan, standar praktek
kebidanan, dan kode etik bidan di
Indonesia.
Pelayanan Kebidanan

 Pelayanan Kebidanan Adalah seluruh


tugas yg menjadi tanggung jawab
praktek profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yg bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan
anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan keluarga dan masy.
Paradigma Kebidanan
 Kebidanan dalam bekerja memberikan pelayanan
keprofesiannya berpegang pada paradigma berupa pandangan
terhadap manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.
a. Wanita
Wanita/ manusia adalah makhluk biopsiko sosial kultural dan
spiritual yg utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yg
bemacam-macam sesual dgn tingkat perkembangannya.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yg ada di lingkungan dan terlibat
dlm interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya.
c. Perilaku ‘
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan sikap dan tindakan.
d. Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga
dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
e. Keturunan
Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia
yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat.
Lingkup Praktek Kebidanan
Lingkup praktik kebidanan yg
digunakan meliputi ;
 Asuhan mandiri/ otonomi pada
anak-anak perempuan, remaja putri
dan wanita desa sebelum,
 selama kehamilan dan selanjutnya.

 pengawasan yang diperlukan asuhan


serta nasehat bagi wanita selama
masa hamil, bersalin dan nifas.
Standar Praktek Kebidanan
 Standar I : Metode asuhan
 Standar II : Pengkajian
 Standar III : Diagnosa
kebidanan
 Standar IV : Rencana asuhan
 Standar V : Tindakan
 Standar VI : Partisipasi klien
 Standar VII : Pengawasan
 Standar VIII : Evaluasi
 Standar IX : Dokumentasi
Asuhan kebidanan
KODE ETIK BIDAN INDONESIA
 Kode etik Bidan berupa
norma-norma yg harus
diindahkan oleh setiap
anggota profesi Bidan di
dalam melaksanakan
tugas profesinya dan dlm
hidupnya di masyarakat.
ISI KODE ETIK
7 Bab dan Beberapa bagian

Bab 1 Kewajiban bidan terhadap klien dan masy ( 6 butir)


Bab 2 Kewajiban terhadap tugasnya ( 3 butir)
Bab 3 Kewajiban trhdp sejawat& tenaga kes lainnya (2 butir)
Bab 4 Kewajiban terhadap profesi ( 3 butir)
Bab 5 Kewajiban terhadap diri sendiri ( 2 butir)
Bab 6 Kewajiban thdp pemerintah,nusa ,bangsa, & tanah air (2 butir)
Bab 7 Penutup.
BAB1
Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan


mengamalkan sumpah jabatannya dlm melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2. Setiap bidan dlm menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yg utuh dan memelihara citra
bidan.
3. Setiap bidan dlm menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan
klien, keluarga dan masy.
4. Setiap bidan dlm menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yg dianut oleh klien.
5. Setiap bidan dlm menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluaraga dan masy dgn identitas yg sama sesuai
dgn kebutuhn berdasarkan kemampuan yg dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yg serasi dlm hub
pelaksanaan tugasnya dgn mendorong partisipasi masy untuk
meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.
Bab 2
Kewajiban bidan terhadap tugasnya

1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan


paripurna kpd klien, keluarga dan masyarakat
sesuai dgn kemmpuan profesi yg dimilikinya
berdasarkn kebutuhan klien, keluarga dan masy.
2. Setiap bidan berkewajiaban memberi
pertolongn sesuai dgn kewenangan dlm
mengambil keputusan termasuk mengdkn
konsultasi dan/rujukan,
3. Setiap bidan hrs menjamin kerahasiaan
keterangn yg didpt dan/dipercayakn
kepadanya, kecuali bila diminta oleh
pengadilan/diperlukan sehubungan dgn
kepentingan klien.
Bab 3
Kewajiban bidan terhdp sejawat dan tenaga kesehatan lainnya,

1. Setiap bidan hrs menjalin


hubungn dgn teman
sejawatnya utk menciptakn
suasana kerja yg serasi.
2. Setiap bidan dlm
melaksanakan tugasnya
hrs saling menghormati
baik terhdp sejawatnya
maupun tenaga kesehatan
lainnya.
Bab 4
Kewajiban bidan terhadap profesinya

1. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan


menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat
dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat,
2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan
diri dan meningkatkan kemampuan profesinya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam
kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.
Bab 5
Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

1. Setiap bidan wajib memelihara


kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya
dengan baik juga wajib memelihara
kepribadian dan penampilan diri
2. Setiap bidan wajib meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
sesuai dgn perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Bab 6
Kewajiban bidan trhdp pemerintah, nusa, bangsa& tanah air

1. Setiap bidan dalam menjalankan


tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah
dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayananan Kesehatan
Reproduksi, Keluarga Berencana dan
Kesehatan Keluarga.
2. Setiap bidan melalui profesinya
berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikiran kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu dan jangkauan
pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga.
PENTINGNYA LANDASAN HUKUM DALAM
PRAKTEK PROFESI

Definisi Hukum :
 Leon Duguit : adalah aturan tingkah laku para anggota
masy , aturan yg daya penggunaannya pd saat tertentu
diindahkan oleh suatu masy sebagai jaminan dari
kepentingan bersama dan yg jika dilanggar menimbulkan
reaksi bersama terhdp orang yg melakukan pelanggaran
 Kesimpulan :

 Merupakan aturan (perintah atau larangan)

 Mengikat/memaksa (harus dipatuhi)

 Memiliki sanksi atau akibat

 Ada peran kekuasaan negara/penguasa

 Melindungi kepentingan-kebebasan anggota masy.


 Pada dasarnya hukum merupakan cerminan nilai-
nilai yg berlaku dimasyarakat dan memegang
nilai-nilai secara konsisten mrpkn tindakan yg etis ,
sehingga antara hukum dan etika juga memiliki
keterkaitan.
 Digunakan sebagai pedoman bagi Bidan dlm
menjalankan tugas profesinya.
Tujuan :
 Menjamin pelayanan yg aman dan berkualitas.

 Sebagai landasan untuk standarisasi dan


perkembangan profesi.
PERUNDANG-UNDANGAN YG MELANDASI TUGAS,
PRAKTIK DAN FUNGSI BIDAN

1. UU No. 23 tahun 1992 ttg tugas dan tg jwb tenaga kes.


2. Kepmen Kes RI No. 900/ Menkes/SK/VII/2002
TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN
3. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007
TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN
4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/149/2010
TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
BIDAN
5. Permenkes RI No. 1464/Menkes/SK/X/2010 TENTANG
IJIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTEK BIDAN
A. Tanggung jawab bidan dalam praktek bidan.

1. Tanggung jawab bidan terhdp klien dan masyarakat;


a. Setiap bidan senantiasa menjungjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dlm melaksanakan tugas
pengabdiannya.
b. Setiap bidan dlm menjalankn tgs profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yg utuh dan memelihara citra
bidan.
c. Setiap bidan dlm menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pd
peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dgn kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
d. Setiap bidan dlm mnjalankn tugasnya mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak-hak klien dan menghormati nilai-nilai yg
berlaku di masy.
e. Setiap bidan dlm menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masy dgn identitas yg sama
sesuai dgn kebutuhan berdasarkan kemampuan yg dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masy untk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
lanjutan

2. Tanggung jawab bidan terhadap tugasnya


a. Setiap bidan senantiasa pelayanan paripurna
terhadap klien, keluarga dan masy sesuai
dgn kemampuan profesi yg dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masy.
b. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan
dan mempunyai kewenangan dlm mengambil
keputusan dlm tugasnya termasuk keputusan
mengadakan konsultasi/ rujukan.
c. Setiap bidan hrs menjamin kerahasiaan,
keterangan yg didapat/ dipercayakan
kepadanya kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau diperlukan sehubungan
kepentingan klien.
lanjutan

3. Tanggung jawab bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya


a. Setiap bidan hrs menjalin hub dgn teman sejawatnya untk menciptakan
suasana kerja yg serasi.
b. Setiap bidan dlm melaksanakan tugasnya hrs saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun lainnya.

4. Tanggung jawab bidan terhadap profesinya


a. Setiap bidan hrs menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dgn menampilkan kepribadian yg tinggi dan memberikan pelayanan yg
bermutu kepada masy.
b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan IPTEK.
c. Setiap bidan senantiasa berperans serta dlm kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yg dpt meningkatkan mutu dan citra profesinya.
lanjutan
5. Tanggung jawab bidan terhadap
pemerintah
a. Setiap bidan dalam menjalankan
tugasnya, senantiasa melaksanakan
kegiatan-kegiatan pemerintah dlm
bidang kesehatan khususnya dalam
KIA/KB dan kes keluarga dan masy.
b. Setiap bidan melalui profesinya
berpatisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah
untk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kes, terutama KIA/KB dan
keluarga.
B. Tanggung Gugat Dalam Praktek Kebidanan

Tanggung gugat terjadi karena beberapa hal :


1. Mal episiensi, keputusan yang diambil merugikan pasien
2. Mal praktek/ lalai :
Gagal melakukan tugas;
Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar;
Melakukan kegiatan yang mencederai klien;
Klien cedera karena kegagalan melaksanakan tugas;
3. Mal praktek terjadi karena :
Ceroboh ; Lupa ;Gagal mengkomunikasikan
Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan
masalah etik yang berhubungan dengan hukum. Sering masalah
dapat diselesaikan dengan hukum tetapi belum dapat diselesaikan
berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etik.
Hak-hak klien & persetujuannya utk bertindak;

1. Hak Pasien Dan Persetujuannya ;


 Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dalam
peraturan yang berlaku di rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
 Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.

 Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan


profesi bidan tanpa diskriminasi.
 Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
 Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yaitu baru dilahirkan.
 Pasien berhak mendpt mendamping, suami / keluarga.
lanjutan
 Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
di rumah sakit.
 Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat ethisnya tanpa campur
tangan dari pihak luar.
 Pasien berhak meminta konsultasi kepada pihak lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut terhadap penyakit yang
dideritanya, sepengetahuan dokter yang dirawat.
 Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
 Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
a. Prognos
b. Penyakit yang diderita
c. Tindakan kebidanan yang akan dilakukand. Alternatif therapi lainnya perkiraan biaya pengobatan
 Pasien berhak menyetujui atau memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit
yang dideritanya
 Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas
tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
 Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
 Pasien behak beribadah sesuai dengan kepercayaannya yang dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien yang lainnya.
 Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
 Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spritiual.
 Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal praktek.
2. Kewajiban Pasien
 Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati
segala peraturan dan tata tertib rumah sakit atau
institusi pelayanan kesehatan.
 Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi
dokter, bidan, perawat yang merawatnya.
 Pasien / penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/
institusi pelayanan kesehatan, doker, bidan dan
perawat.
 Pasien dn atau penanggungnya memenuhi hal-hal yang
selalu disepakati atau perjanjian yang telah dibuatnya.
Studi kasus :1
 Di sebuah desa terpencil seorang ibu mengalami
perdarahan post partum telah melahirkan bayinya yang
pertama di rumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan
suntikan utero tonika, bila ditinjau dari hak pasien atas
keputusan yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja
memberikan suntikan jika kemauan pasien tetapi bidan
akan berhadapan dengan masalah yang rumit lagi. Bila
terjadi perdarahan hebat dan harus diupayakan
pertolongan untuk merujuk pasien dan yang lebih fatal lagi
bila pasien akhirnya meninggal akibat perdarahan dalam
hal ini bidan dikatakan tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik, walaupun bidan harus memaksa pasiennya
untuk disuntik mungkin itu keputusan yang terbaik untuk
dilakukan.
Studi kasus :2
 Bidan pesek ditangkap polisi bbrp hari lalu,
di duga tlh MP di kliniknya saat bantu
persalinan pasien Ttp menyebabkan
kematian bayinya. Bayi dlm posisi
sungsang , kaki bayi keluar lebih dulu .
Oleh bu Bidan kaki Bayi ditarik dg paksa,
akibatnya kepala bayi terpisah dri
badanya.
 MASALAH : ?
Studi kasus :3
 Seorang bayi yang baru saja dilahirkan di sebuah RB di Jakarata,
hilang sesaat setelah seorang “Bidan”, membawanya dari si ibu
untuk alasan akan diimunisasi. Si ibu tidak curiga sama sekali,
meski “Bidan” dimaksud tidak menggunakan pakaian kerja yang
umumnya digunakan perawat dan Bidan RS ybs.
 Akhirnya, dikketahui bahwa bayi telah dibawa kabur sang
“Bidan”, OT Bayi menrasa RS btgjwb atas kasus ini, namun
jawaban RS, bahwa itu tgjw OT juga kenapa tidak ikut
mengawasi, minimal meneliti orang yang mau ambil bayinya. Saat
ini kasus sedang ditangani Polisi, diketahui bahwa yg pembawa
kabur bayi adalah Bidan setempat (Metro TV, Januari 2010)
 MASALAH : ?

Anda mungkin juga menyukai