Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam rahim melalui jalan lahir.
Proses persalinan diawali dengan adanya kontraksi rahim yang menyebabkan dilatasi dan
penipisan serviks serta iskemia rahim, sehingga menimbulkan respon nyeri (Bobak, Lowdermilk,
& Jensen, 2004). Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam rahim
melalui jalan lahir, Nyeri persalinan mulai timbul pada kala I fase laten, yaitu proses pembukaan
serviks sampai 3 cm dan fase aktif, yaitu proses pembukaan serviks dari 4 cm sampai 10 cm.
Lama kala 1 persalinan yang normal 12 jam 30 menit bagi ibu primipara, dan 7 jam 20 menit
pada ibu multipara, sedangkan untuk lama kala II 80 menit bagi ibu primipara, dan 30 menit bagi
ibu multipara (Wirakusumah, 2014). Pada fase aktif menuju puncak pembukaan terjadi
peningkatan intensitas dan frekuensi kontraksi, sehingga respon puncak nyeri berada pada fase
ini (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2014).
Nyeri bersifat unik dan subjektif, artinya setiap orang memiliki respon terhadap rangsangan
nyeri yang berbeda-beda karena ambang nyeri yang berbeda. Nyeri pada persalinan merupakan
ketidaknyamanan terhadap respon fisiologis, yaitu proses penerimaan impuls nyeri menuju
syaraf pusat dan respon psikis yang meliputi rekognosi sensasi, interpretasi rasa nyeri, dan
respon terhadap hasil interpretasi nyeri (Yuliatun & Laily, 2008)
Ibu bersalin akan menjalani masa transisi menjadi seorang ibu, maka dari itu ibu akan
membutuhkan dukungan emosional dari orang-orang sekitarnya (Marianik, 2013). Salah satu hal
yang dibutuhkan oleh ibu yaitu asuhan kebidanan holistik (Xu J, Mackenzie IZ, 2012). Asuhan
kebidanan holistik adalah perawatan bagi ibu dengan cara menggabungkan antara dukungan
emosional dan perilaku untuk menyembuhkan pasien baik secara psikologis dan fisik (Jun LI,
Bai-xiao Z, 2010). Beberapa penelitian menyebutkan relaksasi, exercise, teknologi, dan massage
sebagai terapi komplementer yang dapat dilakukan sebagai Terapi tunggal atau pilihan atau
dalam kombinasi (Marianik.2013). Peneliti pada tahun 2016 dan 2010 bahwa WHO telah
mengakui sejak tahun 1958 bahwa terapi holistik yang merangsang beberapa titik meridian
dalam tubuh lakukan membantu pasien dengan aman tanpa efek samping (Mollart L, Skinner V,
Adams J, et al., 2017)
Pasal 59 Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dan Pasal 25 Undang-Undang
Kebidanan menjelaskan bahwa pemerintah memungkinkan praktek terapi komplementer yang
melibatkan pemberian baik perawatan atau pengobatan tradisional yang menganut peraturan
pemerintah (UU No.36, 2009) Oleh karena itu, penyediaan layanan kesehatan kebidanan, berada
di menggunakan obat-obatan atau terapi kontemporer harus mematuhi peraturan yang berlaku
dan dalam fasilitas kesehatan yang layak, primer, sekunder atau tersier.
METODE
Strategi pencarian
Penelitian ini merupakan studi literatur dari beberapa bahan dipilih berdasarkan pedoman
Protokol Prisma. Artikel dan jurnal ini ditemukan menggunakan Google dengan keywords
“Terapi Non Farmakologi, Lama Persalinan Kala I Dan II”, sebanyak 1446 penelitian, kemudian
disaring menjadi 35 jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi bersumber dari Google Scholar
dan Perpustakaan Indonesia, lalu dari 35 jurnal tersebut disaring lagi menjadi 16 artikel jurnal
yang terindeks sinta. Adapun rincian dari 16 jurnal tersebut yaitu 3 tema artikel tentang
teknologi, 3 tema artikel tentang exercise, 8 tema artikel tentang massage dan 2 tema artikel
tentang relaksasi.
Definisi operasional
Ulasan ini mempelajari beberapa terapi non farmakologi yang membahas cara memperpendek
lama persalinan kala I dan II yang efektif yang sudah diterapkan di indonesia.
Kriteria
Variabel bebas adalah terapi non farmakologi pada persalinan yang dianalisis dari perspektif
yang berlaku di indonesia, sedangkan variabel independen adalah lama persalinan kala I dan II.
Tidak ada batasan dalam hal desain studi.
Hasil Pencarian
Hasil review ini akan menunjukkan beberapa terapi non farmakologi untuk lama persalinan kala
I dan II yang paling efektif dan sejalan dengan pelaksanaan yang diterapkan di Indonesia.
Skema Pencarian Literatur
Dari beberapa penelitian yang mengambil tema massage dengan percepatan persalinan maka
didapatkan hasil sistematik review sebagai berikut
Dari tehnik massage yang dilakukan pada beberapa penelitian diatas dapat dilihat bahwa terdapat
penurunan intensitas nyeri dengan pada kala I fase aktif dan dapat mempercepat kala II dan
dengan meningkatknya hormone endorpine dan oksitosin pada perangsangan pijat putting susu
akan dapat mempercepat kala II, namun yang menjadi bias pakah pendamping persalinan juga
dapat mempercepat proses persalinan hal tersebutlah yang belum dilakukan penelitian sehingga
tidak bias dalam penelitian dengan cepatnya proses persalinan. Intervensi massage juga dapat
menurunkan jumlah perdarajhan karena hormone oksitosin yang dihasilkan pada massage dapat
mengurangi jumlah perdarahan selain mempercepat proses kala II persalinan.
1. Lama Kala Ardi 2019 Desain 16 orang ibu peneliti Data dianalisis
I Fase Panggay penelitian bersalin di memberikan mengunakan
Aktif pada uh, Ari pre- PMB Kasih perlakuan TENS One-sample
Perlakuan Kusmiwi experimenta Kota Malang kepada semua Chi-Square
Transcutan yati l design responden, yaitu dengan nilai p
eous berupa one- memberikan value 0.002< a
Electrical shot case perlakuan 0.05, hal ini
Nerve study menggunakan menunjukkan
Stimulatio TENS HV-F127 adanya
n (TENS). dengan intensitas pengaruh
pijatan antara 4 TENS
sampai 6 (dari 10 terhadap lama
tingkat), kemudian kala I fase
dilakukan observasi aktif
lama persalinan persalinan
kala I fase aktif. melalui
mekanisme
secara tidak
langsung yaitu
pengurangan
nyeri
persalinan.
Nyeri
persalinan
yang
berkurang,
akan
meningkatkan
kenyamanan
dan
mengurangi
kecemasan,
sehingga
kontraksi otot
uterus
adekuat.
2 Aplikasi Titi Astuti, Jurnal Metode Sampel Pada kelompok Hasil penelitian
Relaksasi Merah Ilmiah yang yang eksperimen diberi menunjukkan
Nafas Bangsawan Keperawat digunakan digunakan perlakuan teknik bahwa ada
Dalam an Sai yaitu Quasi sebanyak 64 relaksasi, dengan pengaruh
Terhadap Betik, Experimen responden, cara enumorator teknik relaksasi
Nyeri Dan Volume terdiri dari melakukan dengan rasa
Lamanya 15, No. 1, 32 observasi pada nyeri
Persalinan April 2019 responden responden di 30 persalinan kala
Kala I Ibu P-ISSN kelompok menit pertama, I dengan p
Bersalin Di 1907 - intervensi responden value 0,000 (p
Rumah 0357 E- dan 32 melakukan menarik value< 0,05).
Bersalin ISSN 2655 responden napas dari hidung Ada pengaruh
Kota Bandar – 2310 kelompok dalam waktu 3-5 teknik relaksasi
Lampung kontrol detik, lalu terhadap
menghembuskan lamanya
napas lewat mulut persalinan kala
dalam waktu 3-5 I dengan p
detik pada saat value 0,000 (p
kontraksi uterus. value< 0,05).
Kemudian pasien
bernapas dengan
normal 1-2 menit,
lalu menarik napas
dalam dengan
mengempiskan
rongga abdomen
lalu mengeluarkan
dari mulut dalam
waktu 3-5 detik
dengan kombinasi
posisi duduk 10
menit, berdiri 10
menit dan berjalan
10 menit, setelah
30 menit,
mengobservasi
kembali skala nyeri
responden.
Kemudian untuk
kelompok kontrol
dilakukan sesuai
dengan SOP yang
ada di RB Bandar
Lampung.
Dari jurnal di atas dapat dilihat bahwa relaksasi mampu memberikan pengurangan nyeri
pada saat persalinan, salah satu relaksasi yang dapat dilakukan yaitu menggunakan kompres
dingin. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marjan & Jila (2013) menggunakan kompres
dingin dengan cara meletakan kantong es berukuran 25x15 cm dengan 500 gr es yang
diletakan diatas punggung, perut, dan bagian bawah perut selama 10 menit pada fase aktif,
dan diulang selama 30 menit. Hasil penelitiannya yaitu tingkat rasa sakit secara signifikan
pada kelompok terapi kompres dingin lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Meskipun rasa sakit meningkat selama proses persalinan pada kelompok terapi kompres
dingin, itu tidak terlalu parah seperti rasa sakit awal. Sementara pada kelompok kontrol, rasa
sakit naik ke tingkat lebih dari fase awal kecuali untuk fase akselerasi. Nyeri adalah bagian
tak terhindarkan dari persalinan. Pertimbangan untuk mengelola nyeri persalinan penting
karena dapat memengaruhi perkembangan persalinan dan pengalaman kelahiran ibu.
Tampaknya penerapan terapi kompres dingin adalah metode yang aman, sederhana dan
tersedia tanpa perlu ahli yang secara signifikan mengurangi rasa sakit saat persalinan.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2019), juga menyebutkan bahwa banyak faktor
untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan apabila melakukan teknik relaksasi yang sesuai.
Pada saat dilakukan relaksasi selain mengurangi ketegangan pada otot juga mengurangi rasa
takut dan cemas, serta ibu merasakan rileks hingga merasa nyaman. Hasil analisis dari
penelitian ini juga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara ibu bersalin dengan
menggunakan teknik relaksasi nafas dan tidak melakukan relaksasi. Hal ini bermakna bahwa
relaksasi dapat dijadikan standar untuk pertolongan persalinan normal karena dapat
membantu ibu bersalin dengan mempersingkat kala I persalinan dan mengurangi rasa nyeri
yang dapat mencegah terjadinya komplikasi persalinan seperti partus lama.
Tabel 5. Analisis Jurnal Exercise Terhadap Nyeri Dan Lama Kala 1 Persalinan
3 Terapi Birth Tri Kesehatan Quasy Sampel Terapi Birth Ada pengaruh
Ball Maryani, lbu dan eksperiment diambil Ball dimana terapi Birth
Berpengaru Dwiana Anak, dengan dengan ibu dianjurkan Ball terhadap
h Terhadap Estiwidani Volume 10, pretest- nonrandom duduk diatas lama kala II
Lama Kala No.2, posttest with sampling bola pada saat persalinan (p
II November control group menggunaka kala I value 0.001),
dan 201 6, design. n kriteria: rerata lama
Intensitas halaman 22- Variabel kehamilan kala II
Nyeri 27 bebas yaitu pertama, persalinan
Persalinan terapi umur 25-35 pada
Pada Ibu birthball, tahun, kelompok
Bersalin sedangkan Kehamilan perlakuan
Primigravid variabel tunggal, lebih singkat
a di RB terikat adalah aterm, (rerata 21,3
Kasih Ibu lama Kala ll persalinan menit)
Yogyakarta dan intensitas kala l, dibandingkan
nyeri kondisi fisik pada
persalinan ibu normal. kelompok
yang diukur Didapatkan kontrol (rerata
dengan jumlah 30 36,5 menit),
menggunakan sampel rerata
lembar perlakuan intensitas
observasi dan dan 30 nyeri sebelum
pengukuran sampel perlakuan 6,4
skala nyeri kontrol. e. dan sesudah
menggunakan perlakuan 4.9
Universal sehingga
Pain terjadi
Assessment penurunan
Tool. Analisis intensitas
data dengan nyeri (p value
presentase, 0.019)
rerata dan uji
Chi Square.
Pada jurnal 1, setelah dilakukan intervensi pelvic rocking exercise rata-rata kala I fase
aktif pada ibu bersalin adalah 142 menit, sedangkan pada kelompok kontrol 277 menit. Rata-
rata lama kala II pada kelompok pelvic rocking exercise yaitu 29 menit, sedangkan pada
kelompok kontrol 48 menit (Surtiningsih, Susiloretni, dan Wahyuni., 2016). Jurnal 2
menunjukkan bahwa terdapat 56,7% ibu bersalin yang melakukan terapi birth ball memiliki
durasi atau lama kala II kurang dari 20 menit (Maryani, Tri dan Dwiana Estiwidani., 2016).
Pada jurnal 3 menunjukkan bahwa 89% ibu yang melakukan teknik relaksasi otot progresif
mengalami lama kala I cepat yaitu dengan durasi waktu lebih dari 3 jam sampai 12 jam
(Wiyani, Ristu dan Ummu H W., 2019). Menurut penelitian Surtiningsih dkk, 2016 faktor
yang ikut mempengaruhi lama kala I dan II adalah tinggi fundus uteri (TFU) dan berat badan
bayi lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MD. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. 4th ed. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC); 2004
Wirakusumah, Firman F. Johanes C. Mose, Budi Handono. 2014. Obstetri Fisiologi “Ilmu
Kesehatan Reproduksi”. Jakarta;EGC
Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak-Griffin, D. (2014). Keperawatan Maternitas: Kesehatan
Wanita, Bayi, & Keluarga, Volume 2, Edisi 18. Jakarta: EGC.
Yuliatun, Laily. (2008). Penanganan nyeri persalinan dengan metode nonfarmakologi.
Malang: Bayumedia
Marianik. Komplementer (Complementary). 22 sept 2013, 2013, Available from:
https://marianikmg63.wordpress.com/2013/09/22/komplementer/ (2013).
Xu J, Mackenzie IZ. The current use of acupuncture during pregnancy and childbirth. 2012;
65–71.Available from: https://journals.lww.com/coobgyn/
Abstract/2012/03000/The_current_use_of_acupuncture_during_pregnancy.3.aspx
Jun LI, Bai-xiao Z. Safety Concerns about the Application of Moxa. 2010; 8: 145–
148.Available from: https://link.springer.com/article/10.1007/s11726-010-0393-0%0A