Hukum
Menurut Wahyuningsih (2006) dalam Dwienda (2014), hukum berhubungan
erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak mempunyai arti kalau
tidak diijinkan oleh moralitas. Sebaliknya moral juga berhubungan erat dengan
adanya hukum. Moral hanya sebatas hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum
Analisis moral dalam Permenkes No.28 tahun 2017
Permenkes No. 28 Tahun 2017 berisi tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
1. BAB II Perizinan
Dalam menjalankan Praktik Kebidanan, Bidan paling rendah memiliki kualifikasi
jenjang pendidikan diploma tiga kebidanan, serta harus memiliki STRB. Dan
dalam menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki SIPB. Bidan warga
Negara asing yang akan menjalankan Praktik Kebidanan di Indonesia harus
meiliki sertifikat kompetensi, STR sementara, dan SIPB. Bidan warga Negara
Indonesia lulusan luar negeri yang akan melakukan Praktik Kebidanan di
Indonesia harus memiliki STRB dan SIPB.
Analisis:
Bidan dalam melakukan pelayanan berkewajiban memenuhi persyaratan yang
telah di tentukan oleh Pemerintah sesuai dengan kode etik bidan yang telah
dijelaskan sebelumnya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas
pendidikannya sesuai standar yang telah di tetapkan pada BAB II diatas,
sehingga pengetahuan dan keterampilan dalam pelayanan yang akan diberikan
juga meningkat. Setelah memenuhi hal tersebut, bidan nantinya akan mendaatkan
STRB dan SIPB. Dengan begitu dalam segi moralitas, bidan telah memenuhi
perysaratan yang ada dalam menjalankan pelayanan kebidanan, dengan begitu
kepuasan masyarakat yang mendapatkan pelayanan oleh bidan juga akan
meningkat.
2. BAB III Penyelenggaraan Keprofesian:
Bidan menjalankan praktik kebidanan secara mandiri dan atau bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Bidan desa juga dapat mengajukan permohonan
SIPB kedua berupa Praktik Mandiri Bidan, selama memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam pasl 8 ayat (1).
Dalam praktiknya bidan berwenang untuk memberika pelayanan kesehatan ibu
(masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui,
dan masa antara dua kehamilan), pelayanan kesehatan anak, pelayaan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Selain kewenangan diatas, Bidan memiliki kewenangan memberikan pelayanan
berdasarkan penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan dan atau pelimpahan
wewenang melakukan tindakan pelayanan kesehatan secara mandat dari dokter.
Dalam permenkes ini juga diatur mengenai kewajiban bidan yaitu:
a. menghormati hak pasien;
b. memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan
yang dibutuhkan;
c. merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani
dengan tepat waktu;
d. meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
e. menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
undangan;
f. melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya yang
diberikan secara sistematis;
g. mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional;
h. melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan Praktik Kebidanan
termasuk pelaporan kelahiran dan kematian;
i. pemberian surat rujukan dan surat keterangan kelahiran; dan
j. meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Analisis:
Pada BAB III dijelaskan seluruhnya mengenai jenis pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan serta rincian kewajiban bidan dalam prosesnya melakukan
pelayanan kesehatan. Jenis pelayanan kesehatan serta kewajiban bidan telah
sesuai dengan kode etik bidan yaitu bagian kewajiban bidan terhadap klien dan
masyarakat juga kewajiban bidan terhadap tugasnya. Dari segi moralitas,
Permenkes ini telah mengatur jenis pelayanan kebidanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kode etik
bidan.
3. BAB IV Praktik Mandiri Bidan
Bidan yang menyelenggrakan Praktik Mandiri Bidan harus memenuhi
persyaratan, selain ketentuan peryaratan memperolehh SIPB yaitu meliputi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, serta obat dan bahan habis
pakai
Analisis:
Persyaratan yang datur dalam BAB IV bertujuan agar bidan dapat dengan baik
dan benar memberikan pelayanan kebidanan kepada klien, keluarga, serta
masyarakat. Dengan memenuhi segala persyaratan tersebut, tentu akan
menciptakan suasana lingkungan yang nyaman, serta layak bagi klien yang
menerima pelayanan tersebut. Dari segi moralitas, hal ini tentu akan
meningkatkan kepuasan klien serta akan meminimalisir kemungkinan terjadinya
kesalahan/lalai oleh petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
klien.
4. BAB V Pencatatan dan Pelaporan
Bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang
diberikan, yang ditujukan ke puskesmas wilayah tempat praktik, dilaksanakan
dan disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Analisis:
Tugas bidan salah satunya adalah melakukan pencatatan dan pelaporan. Tujuan
dari pencatatan dan pelaporan adalah mengumpulkan data-data kesehatan terkait
pelayanan kebidana yang telah diberikannya kepada kliennya. Data-data tersebut
nantinya akan diolah dan dianalisis, hasil dari analisis data tersebut akan
diinterpretasikan dan dievaluasi. Proses ini semua bertujuan untuk melihat
apakah hasil pelayanan yang diberikan selama ini telah sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan, yang tentunya salah satu ketentuan tersebut adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dari segi moralist, kegiatan
pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu cara untuk memantau derajat
kesehatan masyarakat.
5. BAB VI Pembinaan dan Pengawasan
Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan/atau Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan dapat mengikutsertakan organisasi profesi, melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan praktik bidan sesuai dengan
kewenangan masing-masing, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan, keselamatan pasien, dan melindungi masyarakat terhadap segala
kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan
Analisis:
Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan tentu merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Dari segi moralitas, kegiatan pembinaan dan pengawan yang
dilakukan oleh menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan/atau Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan dapat mengikutsertakan organisasi profesi telah
secara jelas sekali dijelaskan bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan,
keselamatan pasien, dan melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan
yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan
Sumber:
1. Farrelya, Gita dan Nurrobhika. 2018. Etikolegal Dalam Pelayanan Kebidanan.
Yogyakarta: Deepbulish
2. Dwienda, Octa dan Widya Juliarti. 2014. Prinsip Etika dan Moralitas dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish
3. Permenkes No. 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.