BAB I
SISTEM PENGEHARGAAN BAGI BIDAN
Pendahuluan
Bidan dapat dikatan sebagai salah satu profesi penjual jasa yang dijual berupa
pemberian pelayanan kebidanan. Dalam praktiknya, penjual jasa tentu tidak bisa
terlepas dari kinerja, yang ditunjukkan bidan. Selama melakukan kinerja, bidan
akan selalu berkaitan dengan penghargaan dan sanksi. Sebagaimana yang
tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1464/Menkes/Per/2010 Bab
V Pasal 19 tentang hak bidan dalam menerima imbalan jasa profesi dan pasal
23 tentang sanksi
1. Penghargaan
Dalam menjalankan wewenangnya bidan terikat dengan adanya suatu kewajiban
dan hak, keterikatan antara kewajiban dan hak tersebut dalam aplikasinya harus
berjalan secara seimbang. Setelah menjalankan kewajibannya, bidan berhak
memperoleh penghargaan (reward).
Penghargaan adalah hal penting bagi seorang bidan karena penghargaan
merupakan kebanggaan dan kepuasan atas hasil kinerja bidan. Wujud nyata dari
penghargaan atas pengakuan bidan sebagai suatu profesi adalah organisasi
profesi yang dimiliki oleh bidan yaitu Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dimana salah
satu kewenangan dari IBI mengatur hak, kewajiban, penghargaan dan sanksi bagi
bidan.
2. Hak-hak Bidan
Hak merupakan kewenangan melakukan sesuatu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Setiap bidan yang telah menyelesaian
pendidikan kebidanan berhak dan wajib menjadi anggota IBI.
Dalam linkup IBI, setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk
memperoleh penghargaan. Salah satu penghargaan yang diberikan kepada bidan
dapat berupa ha-hak tertentu sesuai dengan kedudukannya, ha-hak tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut.:
a. Hak Sebagai Anggota Biasa
1. Mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.
kelahiran.
8. Meningkatan mutu pelayanan, mengembangkan ilmunya dan membantu program
pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kewajiban bidan di masyarakat adalah sebagai berikut
1. Menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam
melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara
citra bidan
3. Dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4. Mendahulukan kepentingan klien, keluarga, dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
1. Memberikan pelayanan paripurna pada klien, keluarga dan masyara dengan sesuai
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat
1. Menjaga nama baik dan menjunjung tinngi citra profesi dengan penampilan
kepribadian yang bematabat dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat
2. Mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Melakukan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan
mutu dan citra profesinya.
Kewajiban bidan terhadap diri sendiri adalah sebagai berikut:
Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kebidanan, bidan berkewajiban pula untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh bidan
adalah dengan cara mengembangkan kariernya. Pengembangan karier merupakan
cermin adanya peningkatan jenjang jabatan dan pada pegawai negeri.
Pengembangan karier bidan meliputi karier fungsional dan karier structural. Secara
karier fungsional bidan memperoleh jabatan fungsional. Pengembangan karier
fungsional bidan disiapkan melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal
maupun nonformal. Semakin tinggi pendidikan bidan, akan semakin meningkatkan
kemampuan frofesionalnya dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaksana,
pendidik, peneliti, bidan koordinator, dan bidan penyelia. Sementara itu, karier bidan
dalam jabatan structural sangat bergantung pada tempat bekerja bidan
bertugas,apakah dirumah sakit, puskesmas, desa, atau instansi swasta. Karier
tersebut dapat dicapai oleh bidan disetiap tatanan pelayanan Kebidanan/kesehatan
sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan kebijakan yang ada.
1. Pendidikan yang berkelanjutan
Pengertian pendidikan berkelanjutan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pendidikan berkelanjutan bagi bidan adalah untuk mempertahankan
profesionalisme bidan.
2. Tujuan khusus
Standar kemampuan bidan yang telah ditetapkan oleh IBI dapat ditempuh oleh
anggotanya dengan cara menempuh pendidikan berkelanjutan. Anggota IBI yang telah
lulus program pendidikan kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi profesi bidan
untuk mendapatkan izin memberi pelayanan kebidanan kepada pasien.
b. Meningkatkan produktifitas kerja
Pendidikan berkelanjutan untuk meningkatkan produktifitas kerja dari bidan karena
dengan semakin tinggi jenjang pendidikan bidan maka akan semakin meningkat
pengetahuan dan keterampilannya sehingga pelayanan kebidanan yang diberikan akan
semakin meningkat dan berkualitas.
c. Efisiensi
e. Meningkatkan moral
Etika dan moral bidan tidak hanya dibentuk dari linkungan keluarga, akan tetapi
pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap moral bidan. Dengan meningkatkan
pendidikan secara berkelanjutan bidan tidak hanya memperoleh pengetahuan dan
keterampilan akan tetapi pendidikan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan
etika dan moralitas dari bidan.
f. Meningkatkan karier
Pendidikan berkelanjutan merupakan sarana untuk memperjuangkan karier bidan.
Dengan semakin meningkatnya pendidikan bidan maka semakin besar pula
peluang untuk meningkatkan karier
Kebanyakan suatu institusi kerja/ unit kerja memberikan imbalan atau kompensasi
berdasarkan ijazah tertinggi yang dimiliki dan kinerja bidan.
j. Meningkatkan kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas
pelayanan kebidanan
4. Sasaran pendidikan berkelanjutan
d. Kader kesehatan
e. Dukun beranak
f. Masyarakat umum
5. Jenis dan Karakter Pendidikan Berkelanjutan
Jenis pendidikan berkelanjutan
1. Formal
Pendidikan berkelanjutan secara formal yang telah direncanakan dan di
selenggarakan dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan
dukungan IBI adalah program D-3, D-4, S-1, dan S-2 kebidanan. Pemerintah telah
berupaya menyediakan dana bagi bidan disektor pemerintah melalui pengiriman
tugas belajar keluar negeri. Disamping itu, IBI mengupayakan adanya bada- badan
swasta dalam dan luar
negeri khusus untuk program jangka pendek. IBI juga mendorong anggotanya
untuk meningkatkan pendidikan melalui kerja sama dengan universitas di dalam
negeri. Pendidikan berkelanjutan direncanakan dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, dengan materi pendidikan mencakup aspek klinik dan nonklinik.
Skema pendidikan berkelanjutan secara formal dapat digambarkan seperti:
Spesialis II
S- 3
Spesialis I
S- 2
Spesialis IV
S- 1
Kebidanan
Spesialis III
SMU
Bidaan
Pra diploma III
1. Komprehensif
Penididikan berkelanjutan bersifat komprehensif atau menyeluruh mempunyai
tujuan pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota profesi
bidan.
2. Berdasarkan kebutuhan
Sesuai dengan prinsip pendidikan seumur hidup (long life education), setiap
anggota IBI mempunyai hak dan kesempatan yang sama memperoleh
pendidikan sehingga pendidikan berkelanjutan harus diselenggarakan secara
berkesinambungan sepanjang kehidupan
4. Terkoordinasi secara internal
Jabatan fungsional bidan merupakan jabatan yang diberikan kepada bidan berupa
tunjangan fungsional didasarkan atas fungsinya sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, peneliti.
Jabatan fungsional merupakan jabatan yang berorientasi secara kualitatif
ditinjau dan dihargai berdasarkan aspek fungsi dan peran vital dalam kehidupan
dimasyarakat dan negara
b. Jabatan structural
Jabatan structural/jabatan kuantitatif adalah jabatan yang harus secara jelas
tertera dalam struktur yang diatur secara berjenjang dalam suatu organisasi.
Jabatan structural bidan dilihat berdasarkan tempat kerja bidan (rumah sakit,
2008.
1.Career planning.
Career planning atau perencanaan karier merupakan proses dimana individu
dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah untuk mencapai tujuan karier.
2. Career management.
Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri,
kolaborasi, dan ketergantungan.
a. Tugas mandiri
- Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap kebidanan yang diberikan;
- Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana.
- Memberikan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
- Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
1. Tahap awareness
Tahap ini merupakan tahap yang memiliki arti bahwa dalam mengadakan
perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah. Apabila tidak ada
kesadaran untuk berubah, maka tidak munkin tercipta suatu perubahan.
2. Tahap interest
Tahap yang kedua mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap
perubahan yang dikenal. Timbul minat yang mendorong dan menguatkan
kesadarn untuk berubah
3. Tahap evaluasi.
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadao suatu yang baru agar tidak terjadi
hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat
memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan tujuan dan langkah dalam
melakukan tujuan.
4. Tahap trial.
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap suatu yang baru atau hasil perubahan
dengan harapan suatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau
situasi yang ada dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.
5. Tahap adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap
suatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari suatu
yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.
4. Tahap Berubah Menurut Roger E
Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan lebih
kompleks dari tahap yang dijabarkan lewin (1951). Terutama pada setiap individu
yang terlibat dalam proses peruabahan dapat menerima atau menolaknya.
Meskipun perubahan dapat diterima, munkin saja suatu saat akan ditolah setelah
perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaannya.
1. Tipe indoktrinasi
Suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang
menginginkan pencapaian tujuan yang diharapkan dengan cara memberi doktrin
atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
7. Tipe alamiah
Perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja, tetapi dalam
merumuskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan maka
seorang Ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan
dan lain sebagainya.
7. Proses Terjadinya Perubahan
Dalam prosesnya perubahan akan terjadi sebuah siklus. Siklus dalam sistem
perubahan tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan
sesuatu dan berdampak pada sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen
yang satu dengan lainnya yang dapat mempengaruhi, seperti perubahan perilaku sosial,
perubahan structural dan institusional, serta perubahan teknologi.
Mendefinisikan tujuan perubahan dengan melakukan pengkajian kepada orang yang layak,
1
menguju dokumen, dan menulis bahan-bahan yang sudah dikembangkan, serta secara
konsisten menatap ke depan sesuai visi yang telah ditetapkan
2 Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan dengan
3 Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan orang lain akan dengan senang
hati terlibat didalamnya
Membangun suatu tim kerja yang solid. Tim kerja tersebut harus mempunyai tanggung jawab
7
yang jelas, mampu berkomunikasi dengan lainnya, juga mampu melakukan negosiasi dan
penyelesaian masalah
Melibatkan semua tim kesehatan yang turut derta dalam praktik
8
keperawatan profesional kepada pasien. Tim tersebut harus mendukung
dan terlibat dalam perubahan yang diharapkan oleh oraganisasi
9
belajar dari kesalahan masa lalu untuk menghindari kesehatan yang sama
1. Hal pertama yang harus dilakukan mengontrol perilaku anda dan sebagaimana cara
anda mengelola perubahan. Anda dapat memilih sebagai pionir, penjajah, dan
sesorang yang berpikiran positif, serta pelaku dengan motivasi yang tinggi.
2. Untuk menjadi seorang agen pembaharu efektif. Anda perlu menjadi bagian dari
perubahan dan tidak menjadi orang yang resistan terhadap perubahan.
3. Menyelesaikan setiap fenomena yang terjadi dan memilih hal-hal yang akan diubah.
Perubahan bukan hanya hal-hal yang mudah, tetapi juga hal-hal yang
memerlukan suatu tantangan.
4. Hadapilah setiap perubahan dengan senang dan penuh humor. Yakinkan bahwa
perubahan adalah hal yang menentang dan menjadi agen pembaharu akan lebih
sulit.
12. Respons Terhadap Suatu Perubahan
Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator
dalam meningkat prestasi atau penghargaan. Akan tetapi, kadang-kadang
perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan
seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat. Apakah sesorang
memandang perubahan sebagai sesuatu hal yang penting atau negatit.
Umumnya dalam perubahan sering muncul resistansi atau adanya penolakan
terhadap perubahan dalam berbagai tingkat orang yang mengalami perubahan
tersebut
Menolak perubahan atau mempertahan status quo ketika beusaha melakukan
perubahan, dapat saja terjadi. Perubahan bisa merupakan sumber stress sehingga
timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan pada ancaman terhadap
keamanan dari individu karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada.
Pemimpin berasal dari bahasa inggris leader yang berarti penggerak dan
pembimbing. Secara harfian ada beberapapengertian kepemimpinan, yaitu sebagai
berikut.
- Menurut Fred A. Manske, jr. dalam secret of effective leadership.
Perilaku pemimpin menjadi contoh mulai dari cara dengan meluangkan waktu,
bagaimana mempertanyakan sesuatu, orang-orang yang dikunjungi dan perilaku yang
dipuji
2. Kepemimpianan dalam Kebidanan
Sebagai seorang bidan sebaiknya tidak hanya mengasah keterampilan klinis atau
mengembangkan kualitas dirinya agar mampu menjadi pemimpin yang efektif di desa
dia bertugas.
Kualitas menjadi pemimpin diantaranya adalah sebagai berikut.
perempuan dan laki-laki, budaya dan keyakinan. Nilai dan praktik situasi sosial
dimana ia bertugas.
2. Kapasitas untuk berkomunikasi dan memotivasi orang lain.
Pemimpin yang terampil mampu menjelaskan idenya kepada orang lain
melalui keterampilan berkomunikasi. Bidan harus mampu melakukan
kegiatan peningkatan kesehatan dan memotivasi orang lain untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
3. Kemampuan berkolaborasi dan membentuk jejaring.
Pemimpin yang efektif adalah pemain tim yang mengetahui bagaimana
berkolaborasi dengan pemegang dana, pemerintah, dan sektor swasta. Selain
itu, juga mampu membangun jejaring dengan penting lainnya.
4. Keahlian menggerakkan sumber daya
Pemimpin harus efektif dan mampu menggunakan dan menggerakkan sumber
daya baik dalam maupun diluar desa untuk keperluan kesehatan dimana ia
bertugas.
.
5. Kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengelola program/proyek.
Pemimpin yang efektif mampu merencanakan, melaksanakan, mengelola
program/proyek didesanya dan tahu perangkat dasar untuk perencanaan dan
pengelolaan.
6. Kapasitas memanfaatkan dan menghimpun bukti dalam merencanakan program.
Pemimpin yang efektif sebaiknya memiliki kapasitas menghimpun data untuk
merencanakan dan merancang program/proyek dikomunitas. Penggunaan data
penelitian sangat membantu dalam mengembangkan program dan membuat
keputusan
7. Kemampuan mengambil keputusan.
Pemimpian harus dapat mengambil keputusan yang tegas, tidak menyakitkan
anggotanya
8. kejujuran/integritas dan menghargai orang lain.
Sebaiknya pemimpin menghormati orang yang berhubungan dengannya, tidak
membohongi dalam rangka mencapai tujuan. Harus menghormati pendapat orang l
ain dan menjelaskan fakta, isu.
9. Komitmen
Pemimpin harus mampu mempunyai dedikasi yang tinggi dan mendedikasikan
dirinya dalam mencapai tujuan programnya. Ia harus dapat diandalkan atau
bertanggung jawab atas tindakannya.
Ada beberapa keterampilan yang dibutuhkan bidan untuk menjadi pemimpin yang
efektif, keterampilan tersebut menyangkut penguasaan teknik-teknik sebagai berikut.
O : Open mind and aply creative techniques - berpikir terbuka dan menerapkan teknik
kreatif
Setelah batasan masalah ditentukan, mulai menyusun atau ide yang munkin
untuk memecahkan masalah. Lebih baik mempunyai lebih dari satu ide
karena kemunkinan mendapatkan sulusi yang lebih baik. Pada tahapan ini, susun
saja dahulu dan jangan mengevaluasi. Terapkan beberapa teknik kreatif untuk
menghasilkan sebanyak munkin ide yang berbeda.
c. I-Identify The Best Solution
Dari susunan daftar ide tersebut, pilihlah ide/ solusi terbaik. Dengan terlebih
dahulu menilai dan mengembangkan ide secara rinci sebelum memilihnya.
d. T- Transform Into Action
Pada tahap akhir ini, bidn harus meluangkan waktu dan tenaga untuk
menyusun rencana tindakan yang nyata dalam merencanakan pelaksanaannya.
Banyak orang kreatif gagal karena tidak bisa mentransformasikan ide menjadi
tindakan yang nyata karena tidak memperhitungkan berapa lama waktu yang
diperhitungkan.
Budaya
(Agama dan suku)
Budaya
(Agama dan suku)
Aktualisasi
Penghargaan
hak-hak
Sosial Penerapan Ekonomi
(kelas & sebagai hak (kelas)
usia) asasi manusia
Pandangan hak-
hak reproduksi
sebagai hak sensitif
gender
Politik
Keterangan:
Lingakaran dalam
2. Gender membantu mengungkap hubungan kekuasaan yang tidak adil antara laki-laki
dan perempuan. Paradigma bidan melihat perempuan sebagai individu khusus harus
menghormati setiap perempuan
3. Bidan sensitif gender tidak hanya menangani masalah fisik, tetapi juga masalah
psikologis sosial dan kultural.
1. Definisi
Dalam ilmu sosial terdapat beberapa pengertian dan tujuan dari pemasaran
diantaranya adalah: American Marketing Association mendefinisikan marketing
sebagai kegiatan bisnis yang mengarahkan arus barang atau jasa dari produsen
ke konsumen atau pengguna.
Menurut Kolter dan Zatman (1971) pemasaran sebagai upaya penggunaan dan
teknik pemasaran untuk meningkatkan penerimaan suatu gagasan atau perilaku sosial
Pemasaran juga dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk
kepuasan, keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.
2. Tujuan
Tujuan pemasaran adalah agar konsumen lebih mengenal sebuah produk atau
jasa sehingga menjadi tertarik dan membeli produk tersebut.
Manfaat (menurut Kolter & Clarke, 1987)
1. Meningkatkan dari kelompok sasaran dengan orientasi yang kuat terhadap
konsumen, maka perhatian yang besar akan diberikan untuk menyesuaikan ke- 4
bauran. Pemasaran dengan apa yang menjadi kebutuhan dan perilaku konsumen
dalam bidan sosial, seringkali justru provider lebih diutamakan oleh konsumen.
Pelayanan seringkali tidak ditujukan untuk melayani dan memberi kebutuhan pada
konsumen, tetapi untuk kepentingan provider, penggunaan teknik pemasaran
sosial akan merubah pola kegiatan dari berorientasi kepada konsumen
2. Meningkatkan daya tarik program terhadap berbagai kemunkinan sumber daya yang
baru. Dengan menggunakan teknik pemasaran memberikan penekanan kepada
cara pengelolaan program yang rasional dan koordinasi dalam pengembangan
produk, penetapan harga, distribusi dan promosi dalam kebutuhan konsumen.
Kejelasan ini memberikan kemudahan dalam pemantauan dan penilaian, sehingga
mendorong peningakatan dan efisiensi program.
Langkah-langka
1. Perencanaan produk
1c= konsumen adalah siapa yang akan membeli produk jasa asuhan kebidanan.
4P yakni: produk, price, place, promotion
mau membeli.
Peranan kekuatan luar yang akan mempengaruhi pemasaran selain komponen 4 P
dan 1C tersebut yang umumnya merupakan variable terkendali, pemasaran
dipengaruhi oleh kekuatan/ variable dari luar kendali, dapat berupa:
a) Persaingan, penting diketahui data tentang kegiatan kelemahan dan kekuatan
pesaing dan antisipasi “serangan” yang dapat dilontarkan oleh pesaing.
b) Lingkungan budaya, lingkungan budaya dapat merupakan kendala bila konsumen
berasal dari kalangan etnik yang berbeda dengan pemberi jasa. Penjualan produk
(barang/jasa) harus menyesuaikan diri agar agar konsumen dipuaskan.
c) Kebijaksanaan pemerintah, peraturan tersebut banyak memberikan perlindungan
terhadap bangsa pasar, asal dapat digunakan sesuai dengan ketentuan.
d) Institusi, dapat berupa organisasi profesi/ masyarakat yang mencerminkan
kesadaran dan dukungan terhadap hak-hak konsumen.
Pemasaran Sosial vs Pemasaran Komersial
1. Pemasaran sosial mempunyai tujuan akhir: perubahan perilaku/gaya hidup yang
dituju relative tidak mengenakan, merepotkan dan tidak memiliki reward, konsumen
sering merasa keberatan merubah perilaku yang sudah berakar dalam
kehidupannya, apalagi bila perubahan tersebut dinilai berlawanan dengan budaya,
sedangkan pemasaran komersial bertujuan sasaran konsumen berkompetisi
menggunakan produk tersebut dengan menaikkan konsumsi produk. Konsumen
merasakan secara langsung “kenikmatan” yang diperoleh dengan membeli produk.
2. Pemasaran sosial mengaharapkan hasil akhir lebih susah dimonitor, yaitu
perubahan perilaku yang biasanya memerlukan waktu yang lama, sedangkan
pemasaran komersial dianggap sukses sekalipun hanya sebagaian sasaran
menggunakan merk produk tersebut. Hasil akhir mudah di evaluasi karena
penjualan (nilai) produk naik.
3. Dalam pemasaran sosial dana diserahkan untuk kampanye kesehatan biasanya
terbatas dan pemegang keputusan belum banyak menyadari kepentingan
memasarkan jasa sosial itu. Sedangkan pasar komersial itu dana lebih besar karena
pemegang keputusan menyadari perlunya sales force.
BAB VII
BIDAN DELIMA
1. Latar Belakang, Dasar Hukum, Dan Manfaat Program Bidan Delima
Latar belakang
2. Anggaran dasar IBI Bab II Pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga IBI Bab III Pasal
4
3. Kepmenkes No. 900/ VII/ 2002 tentang registrasi dan praktik bidan.
4. Standar pelayanan kebidanan (SPK) IBI 2002
3. Manfaat
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan berpartisipasi sebagai bidan Delima
yang tentunya akan mendukung pedoman dan identitas profesionalisme bidan
praktik swasta, diantaranya adalah sebagai berikut
1. Kebanggaan professional
4. Pengakuan masyarakat
Bidan Delima adalah suatu program terobosan strategis yang mencakup hal-hal
sebagai berikut:
2. Merek dagang/brand
3. Mempunyai standar kualitas, khusus, bernilai tambah, lengkap, dan memiliki hak
paten
4. Rekrutman bidan delima ditetapkan dengan kriteria, system, dan proses baku
yang harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan
5. Menganut prinsip pengembangan diri (self development) dan semangat tumbuh
bersama melalui dorongan dari diri sendiri, mempertahankan dan meningkatkan
kualitas, serta dapat memuaskan klien beserta keluarganya.
6. Jaringan yang mencakup seluruh bidan praktik swasta dalam pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi.
Makna yang ada pada logo Bidan Delima adalah sebagai berikut:
Bidan : petugas kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah-
tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam bidan kesehatan Reproduksi,
keluarga berencana, dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.
Delima : buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan
manis yang mengembangkan kesuburan (reproduksi)
Merah : warna yang melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan
dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam membantu
masyarakat.
Hitam : warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani
perempuan (ibu dan bayi) tanpa membedakan.
b. Misi
Bidan Delima adalah praktik swasata yang mampu memberikan pelayanan
yang berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana, bersahabat dan peduli terhadap kepentingan pelanggan, serta
memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan.
8. Kerangka Kerja
Suatu program akan dapat terlaksana dengan baik melalui pengelolaan yang
cermat dan konsisten: dengan orientasi utamanya pada potensi, ketersediaan
sumber daya, dan kemampuan internal organisasi pelaksananya.
- Pedoman pelatih
- Poster, leafet
e. Untuk semua (1,2,3,4)
- Buku panduan kajian mandiri
Ada beberapa tahap yang harus dilalui sesorang bidan/BPS yang ingin menjadi
Bidan Delima, yaitu sebagai berikut
1. Untuk menjadi Bidan Delima, seorang bidan praktik swasta harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu: memiliki SIPB, bersedia membayar
iuran, bersedia membantu BPS menjadi Bidan Delima dan bersedia menaati
semua ketentuan yang berlaku.
2. Melakukan pendaftaran di pengurus cabang
3. Mengisi formulir prakualifikasi
6. Prosedur validasi standar dilakukan terhadap semua jenis pelayanan yang diberikan
oleh Bidan Praktik Swasta yang bersangkutan.
Bagi yang lulus, yaitu yang telah memenuhi seluruh persyaratan minimal dan
prosedur standar, diberikan sertifikat yang berlaku selama 5 tahun dan tanda
pengenal, pin, apron, (celemek), dan buku-buku. Bagi yang belum lulus, fasilitator terus
mementor sampai ia berhasil lulus jadi Bidan Delima.
10. Monitoring dan Evaluasi
Dalam rangka mempertahankan kualitas pelayanan Bidan Delima secara
konsisten, dirancang suatu system monitoring yang mencakup antara lain sebagai
berikut.
1. Laporan bulanan
Secara rutin Bidan Delima diminta untuk mengirimkan laporan kepada PC IBI
untuk diteruskan ke PP dan ditembuskan ke PD sehingga dapat dianalisis
kemajuan, per kembangan, dan hambatan yang dihadapi dilapangan.
2. Merancang instrument penilaian kualitas
Instrument (tools) dan dibagikan dan diisi oleh beberapa sampel Bidan Delima
setelah 6 bulan pelaksanaan program. Kajian ini dibagikan melalui PC IBI
setempat dan kirimkan kepada PD dan PP untuk proses analisis selanjutnya
3. Monitoring lapangan oleh PC, PD, PP, dan Fasilitator akan dilakukan secara
incognito untuk observasi konsistensi kualitas pelayanan Bidan Delima. Semua
hasil temuan akan dianalisis oleh Unit pelaksanaan Bidan Delima pusat untuk
dilaporkan kepada semua cabang dan provinsi dan dipergunakan sebagai
pertimbangan dalam proses perencanaan selanjutnya.
Program bidan delima akan terus dikembangkan secara mandiri. Sosialisasi terus
dilaksanakan, yaitu memotivasi daerah/provinsi lain, termasuk sosialisasi kepada
pemerintah daerah supaya mendukung dengan cara ada penyediaan anggaran
pemerintah daerah supaya mendukung dengan cara ada penyediaan anggaran
pemerintah daerah untuk program ini. Dengan dukungan berbagai pihak, IBI yakin
program ini akan berhasil.