Anda di halaman 1dari 5

MATERI PERTEMUAN KE 5

Tujuan Kode Etik dalam Pelayanan Kebidanan Kode etik profesi merupakan “suatu penyataan

komprehensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik

dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien/pasien, keluarga, masyarakat, teman

sejawat, profesi dan diri sendirinya”.

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota

profesi yang bersangkutan didalam melakasanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di

masyarakat. Norma-norma tersebut berisi tentang petunjuk-petunjuk bagi anggota tentang

bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan yaitu ketentuan-ketentuan

tentang apa yang boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam

menjalankan tugas profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam

pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.

Pada dasarnya tujuan menciptakan atau memutuskan kode etik suatu profesi adalah untuk

kepentingan anggota dan kepentingan Organisasi. Secara umum tujuan menciptakan kode etik

adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari

pihak luar atau masyarakat untuk mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu

profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak

tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar.

Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota yang dimaksud kesejahteraan

ialah kesejahteraan material dan spiritual atau mental. Dalam kesejahteraan material anggota

profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-larangan bagi anggota untuk melakukan

perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakanperaturan-peraturan yang

di tujukan kepada
pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam

interaksinyadengan sesama anggota profesi.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan

pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui

tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan

ketentuan- ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan

tugasnya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta

anjuran agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang

pengabdiannya.

Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu

organisasi profesi

E. Dimensi Kode Etik

1. Anggota profesi dan klien atau pasien.

2. Anggota profesi dan sistem kesehatan.

3. Anggota profesi dan profesi kesehatan.

4. Anggota profesi dan sesama anggota profesi.

F. Prinsip Kode Etik

1. Menghargai otonomi.

2.Melakukan tindakan yang benar.

3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.

4. Berlakukan manusia dengan adil.

5. Menjelaskan dengan benar.


6. Menepati janji yang telah disepakat

Kode Etik Kebidanan dan Penerapannya dalam Praktik Kebidanan Kode etik bidan di Indonesia

pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988,

sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun

1991, kemudian disempurnakan dan disahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai

pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan indonesia mengandung beberapa kekuatan yang

semuanya tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab.

Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab yaitu:

BAB I. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP KLIEN DAN MASYARAKAT (6


BUTIR)

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya

dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. Penerapannya :

a. Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi bidan yang telah ditetapkan

sesuai dengan prosedur ilmu dan kebijakan yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan

tanggung jawab.

b. Bidan dalam melakukan tugasnya, harus memberi pelayanan yang optimal kepada siapa

saja dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan negara.

c. Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada orang lain

dan merahasiakan segala yang berhubungan dengan tugasnya

d. Bidan hanya boleh membuka rahasia klien apabila diminta untuk keperluan kesaksian pengadilan

2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat

kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan. Penerapannya :

a. Pada hakikatnya manusia termasuk klien membutuhkan penghargaan dan pengakuan

yanng hakiki baik dari golongan masyarakat intelektual, menengah atau masyarakat

kurang mampu.
b. Dilandasi sikap menghargai martabat setiap insan, maka bidan harus memberi

pelayanan profesional yang memadai kepada setiap klien.

c. Memberi pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara

penuh tanpa mementingakan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan klien

serta menghargai klien sebagaimana bidan menghargai dirinya sendiri.

d. Dalam memberikan pelayanan, harus menjaga citra bidan sebagai profesi yang

memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial. Pengabdian dan pelayanan bidan

adalah dorongan hati nurani yang tidak mendahulukan balas jasa.

3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan

tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. Penerapannya

a. Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas dan kewajiban yang

telah digariskan dalam permenkes No 900/Permenkes/IX/2002.

b. Melayani bayi dan anak pra sekolah termasuk pengawasan dalam pertumbuhan perkembangan

bayi dan anak, pemberian vaksinasi sesuai dengan usia, melaksanakan perawatan bayi dan

memberi petunjuk kepada ibu tentang makanan bayi, termasuk cara menyusui yang baik dan

benar serta makanan tambahan sesuai dengan usia anak.

KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PEMERINTAH, NUSA, BANGSA DAN TANAH AIR (2 BUTIR)

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan

pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan

keluarga serta masyarakat. Penerapannya :

a. Bidan harus mempelajari perundang-undangan kesehatan di Indonesia dengan cara 1.

Menyebarluaskan informasi atau perundang-undangan yang dipelajari kepada anggota. 2.

Mengundang ahli atau penceramah yang dibutuhkan.


b. Mempelajari program pemerintah, khususnya mengenai pelayanan kesehatan

di Indonesia.

c. Mengidentifikasi perkembangan kurikulum sekolah tenaga kesehatan umumnya,

keperawatan dan kebidanan khususnya.

2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada

pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan

KIA/KB dan kesehatan keluarga. Penerapannya :

a. Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang berbagai hal

yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di daerah, termasuk faktor penunjang

maupun penghambat pelaksanaan tugas itu.

b. Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi di masyarakat

yang berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya penelitian mengenai 1. Berapa

biaya standar persalinan normal di suatu daerah 2. Berapa banyak animo masyarakat di suatu

daerah terhadap fasilitas KIA/KB yang telah disediakan oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai