Kewajiban Umum
Pasal 1
Pasal 2
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma hidup yang
luhur.
Seorang perawat gigi dalam menjalankan profesinya harus membawa diri dalam
sikap yang terpuji. Baik dalam hubungannya terhadap pasien, masyarakat,
teman sejawat maupun profesinya. Dalam menjalankan tugasnya, perawat gigi
harus mematuhi norma-norma luhur yang berlaku di daerah dimana ia
menjalankan tugas sebagai perawat gigi. Oleh karena itu Perawat gigi Indonesia
berkewajiban untuk menjaga tingkah laku, tutur kata serta sikapnya agar selalu
seimbang dengan martabat jabatan Perawat Gigi sebagai salah satu tenaga
kesehatan gigi. Masyarakat memandang perawat gigi yang terampil adalah
perawat gigi yang menjunjung tinggi norma hidup yang luhur baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya. Karena Masyarakat
menilai seorang perawat gigi tidak hanya berdasarkan kemampuan dalam
Pasal 3
Dalam hal ini sebagai seorang perawat yang profesional harus bekerja
berdasarkan kode etik yang telah diatur dan disepakati. Apabila ada pelanggaran
yang dilakukan dalam proses perawatan maka akan diberi sanksi yang telah
dimuat dalam kode etik profesi perawat gigi. Contoh: apabila seorang perawat
gigi membuka praktik tanpa lisensi maka akan diberi peringatan dan jika hal itu
terus berlanjut maka akan dikeluarkan dari organisasi profesi.
Pasal 4
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memberikan kesan dan keterangan atau
pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.
Yang dimaksud dalam pasal 4 itu adalah bahwa setiap perawat gigi harus
mampu mempertanggungjawabkan tentang apa yang telah disampaikan kepada
pasien. Misalnya dalam hal melakukan tindakan scaling pada pasien, apa saja
langkah-langkah yang akan dilakukan dan dihadapi oleh pasien, seberapa besar
kemungkinan perawatan akan berhasil dan bahkan resiko seperti apa yang akan
dihadapi ketika pasien melakukan tindakan scaling.
Pasal 5
Setiap perawat gigi Indonesia agar menjalin kerja sama yang baik dengan tenaga
kesehatan lainnya.
Pasal 6
Setiap perawat gigi Indonesia wajib bertindak sebagai motivator dan pendidik
masyarakat.
Perawat bertindak sebagai motivator bertujuan untuk memberi suatu
motivasi/semangat dalam hal kesehatan gigi dan mulut pasien. Hal ini diterapkan
karena motivasi merupakan suatu pencegahan primer.
Pasal 7
Setiap perawat gigi Indonesia wajib berupaya meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut masyarakat dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana.
Perawat gigi Indonesia dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
diwajibkan untuk melakukan usaha baik secara pencegahan, promotif, maupun
tindakan kuratif sederhana. Peran perawat gigi dalam upaya promotif dan
preventif dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut, upaya ini
dilakukan sebagai rencana berjangka guna menekan angka terjadinya penyakit
gigi dan mulut dalam masyarakat, sedangkan peran perawat gigi dalam upaya
kuratif sederhana adalah dengan memberikan tindakan yang bersifat kuratif yakni
disaat penyakit gigi dan mulut
Pasal 8
Perawat gigi juga termasuk tenaga kesehatan yang di didik dan nantinya juga
bekerja untuk masyarakat luas. Jadi sudah seharusnya menjadi kewajiban untuk
perawat gigi memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada individu
masyarakat.
Selain itu perawat gigi juga wajib untuk memperhatikan dan mendapat
persetujuan apa yang akan dilakukan terhadap pasien. Jika tidak, perawatan
tidak mungkin bisa diteruskan. Jika iya, harus laksanakan semaksimal mungkin.
Dengan adanya prosedur seperti ini, tidak mendapat kesan kalau pasien tidak
tahu apa yang dilakukan perawat terhadapnya, walaupun si perawat sudah
menjelaskan tentang indikasi yang sesuai dengan keadaan penderitanya, tapi
pasien lah yang sepenuhnya menentukan akan dilakukan tindakan atau tidak.
Pasal 9
Dalam hal ini ketidakmampuan dan diluar kewenangan Perawat Gigi Indonesia
berkewajiban merujuk kasus yang ditemukan kepada tenaga yang lebih ahli.
Setuju, karena apabila seorang perawat gigi tidak dapat menangani sebuah
kasus, dikarenakan hal tersebut bukan kompetensinya, maka ia harus
merujuknya ke tenaga medis yang lebih ahli atau berkompeten dalam bidangnya
misalnya ke dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
Pasal 10
Setuju, hal tersebut merupakan hal yang sangat sensitive bagi pasien.
Ketidaknyamanan si pasien, merasa rendah diri, minder, atau lingkungan
sosialisasinya akibat rahasia medis yang tidak dijaga dapat menurunkan
semangat untuk sembuh karena pasien tersebut sudah tidak nyaman dengan
lingkungannya.
Pasal 11
Pasal 12
Sesama Perawat Gigi sebaiknya tidak merasa lebih tinggi dari rekan kerjanya.
Hal ini dikarenakan untuk menciptakan proses kerja yang, adil serta tidak
menimbulkan kesenjangan. Selain itu, bertujuan untuk membentuk lingkungan
kerja yang nyaman, sehingga kinerja yang dihasilkan pun optimal.
Forum antar perawat gigi juga dapat memfasilitasi dalam pencarian solusi atas
kesalahpahaman yang timbul antar sesama perawat gigi. Selain itu dapat
dijadikan sebagai sarana curah pendapat tentang isu-isu teraktual dalam dunia
kedokteran gigi.
Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Diri Sendiri
Pasal 13
Meningkatkan martabat dirinya, berarti bahwa perawat gigi wajib bekerja secara
teleti dan hendaknya selalu berusaha mawas diri untuk meningkatkan citra
perawat gigi di masyarakat.
Pasal 14
Kami setuju dengan pasal 14 karena bagaimanapun ilmu pengetahuan itu terus
berkembang seimbang dengan kemajuan zaman. Oleh sebab itu, sebagai
seorang perawat gigi tentunya kita juga harus aktif mengikuti perkembangan
tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan ilmu – ilmu baru yang
lebih memadai. Dapat kita
Pasal 15