Anda di halaman 1dari 8

Hani wahyuningrum

20160340002

1. Definisi malpraktek
a. Dalam dunia kedokteran adalah kelalaian profesional karena tindakan atau kealpaan oleh
pihak penyedia jasa kesehatan, sehingga perawatan yang diberikan tidak sesuai dengan
prosedur standar medis (SOP) sehingga mengakibatkan kondisi medis yang memburuk,
atau kematian seorang pasien.

b. malpraktik medik menurut WMA (World Medical Associations) adalah adanya kegagalan
dokter untuk menerapkan standar pelayanan terapi terhadap pasien, atau kurangnya
keahlian, atau mengabaikan perawatan pasien, yang menjadi penyebab langsung terhadap
terjadinya cedera pada pasien).

c. Guwandi (1994) mendefinisikan malpraktik sebagai kelalaian dari seorang dokter atau
perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya di dalam
memberikan pelayanah pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim
diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah
yang sama.

d. Henry campell black , Malpraktek adalah kesalahan dalam menjalankan profesi sebagai
dokter, dokter gigi, dokter hewan. Malpraktek adalah akibat dari sikap tidak peduli,
kelalaian, atau kurang keterampilan, kurang hati-hati dalam melaksanakan tugas profesi,
berupa pelanggaran yang disengaja, pelanggaran hukum atau pelanggaran etika).

e. veronica komalawati menyebutkan malpraktek pada hakekatnya adalah kesalahan dalam


menjalankan profesi yang timbul akibat adanya kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan
dokter. Selanjutnya herman hediati koeswadji menjelaskan bahwa malpraktek secara
hafiah diartikan sebagai bad practice atau praktik buruk yang berkaitan dengan penerapan
ilmu dan teknologi medik dalam menjalankan profesi medik yang mengandunf ciri-ciri
khusus.

f. Menurut Stedmans Medical Dictionary


Malpraktek adalah salah cara mengobati suatu penyakit atau luka karena disebabkan sikap
tindak yang acuh, sembarangan atau berdasarkan motivasi criminal.

g. Menurut Coughlins Dictionary Law


Malpraktek adalah sikap tindak professional yang salah dari seorang yang berprofesi,
seperti dokter, ahli hokum, akuntan, dokter gigi, dokter hewan

h. Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan malpraktik adalah :


Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang tenaga
kesehatan;
Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya.
(negligence); dan
Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2. Jenis-jenis mal praktik
Secara garis besar malprakltek dibagi dalam dua golongan besar yaitu mal praktik medik
(medical malpractice) yang biasanya juga meliputi malpraktik etik (etichal malpractice) dan
malpraktek yuridik (yuridicalmalpractice). Sedangkan malpraktik yurudik dibagi menjadi tiga
yaitu malpraktik perdata (civilmalpractice), malpraktik pidana (criminal malpractice) dan
malpraktek administrasi Negara (administrative malpractice).

A. Malpraktik Medik (medical malpractice)


John.D.Blum merumuskan: (malpraktik medik merupakan bentuk kelalaian professional
yang menyebabkan terjadinya luka berat pada pasien / penggugat sebagai akibat langsung
dari perbuatan ataupun pembiaran oleh dokter/terguguat).
Sedangkan rumusan yang berlaku di dunia kedokteran adalah Malpraktek adalah perbuatan
yang tidak benar dari suatu profesi atau kurangnya kemampuan dasar dalam melaksanakan
pekerjaan. Seorang dokter bertanggung jawab atas terjadinya kerugian atau luka yang
disebabkan karena malpraktik), sedangkan junus hanafiah merumuskan malpraktik medik
adalah kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu
pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka
menurut lingkungan yang sama.

B. Malpraktik Etik (ethical malpractice)


Malpraktik etik adalah tindakan dokter yang bertentangan dengan etika kedokteran,
sebagaimana yang diatur dalam kode etik kedokteran Indonesia yang merupakan seperangkat
standar etika, prinsip, aturan, norma yang berlaku untuk dokter.
Contoh konkrit yang merupakan malpraktek etik ini antara lain :
Dibidang diagnostic
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap pasien kadangkala tidak diperlukan
bilamana dokter mau memeriksa secara lebih teliti. Namun karena laboratorium memberikan
janji untuk memberikan hadiah kepada dokter yang mengirimkan pasiennya, maka dokter
kadang-kadang bisa tergoda juga mendapatkan hadiah tersebut.

Dibidang terapi
Berbagai perusahaan yang menawarkan antibiotika kepada dokter dengan janji kemudahan
yang akan diperoleh dokter bila mau menggunakan obat tersebut, kadang-kadang juga bisa
mempengaruhi pertimbangan dokter dalam memberikan terapi kepada pasien. Orientasi
terapi berdasarkan janji-janji pabrik obat yang sesungguhnya tidak sesuai dengan indikasi
yang diperlukan pasien juga merupakan malpraktek etik.

C. Malpraktik Yuridis (juridical malpractice)


Malpraktik yuridik adalah pelanggaran ataupun kelalaian dalam pelaksanaan profesi
kedokteran yang melanggar ketentuan hukum positif yang berlaku.
Malpraktik Yuridik meliputi:
1) malpraktik perdata (civil malpractice0
Malpraktik perdata terjadi jika dokter tidak melakukan kewajiban (ingkar janji) yaitu
tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati. Tindakan dokter
yang dapat dikatagorikan sebagai malpraktik perdata antara lain :
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan
b. Melakukan apa yang disepakati dilakukan tapi tidak sempurna
c. Melakukan apa yang disepakati tetapi terlambat
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatan tidak seharusnya dilakukan
e. b. Malpraktik Pidana (criminal malpractice)
Malpraktik pidana terjadi, jika perbuatan yang dilakukan maupun tidak dilakukan memenuhi
rumusan undang-undang hukum pidana. Perbuatan tersebut dapat berupa perbuatan positif
(melakukan sesuatu) maupun negative (tidak melakukan sesuatu) yang merupakan perbuatan
tercela (actus reus), dilakukan dengan sikap batin yang slah (mens rea) berupa kesengajaan
atau kelalauian. Contoh malpraktik pidana dengan sengaja adalah :
a. Melakukan aborsi tanpa tindakan medik
b. Mengungkapkan rahasia kedi\okteran dengan sengaja
c. Tidak memberikan pertolongan kepada seseorang yang dalam keadaan darurat
d. Membuat surat keterangan dokter yang isinya tidak benar
e. Membuat visum et repertum tidak benar
f. Memberikan keterangan yang tidak benar di pengadilan dalan kapasitasnya sebagai
ahli
Contoh malpraktik pidana karena kelalaian:
Kurang hati-hati sehingga menyebabkan gunting tertinggal diperut
Kurang hati-hati sehingga menyebabkan pasien luka berat atau meninggal
Malpraktik Administrasi Negara (administrative malpractice)
Malpraktik administrasi terjadi jika dokter menjalankan profesinya tidak mengindahkan
ketentuan-ketentuan hukum administrasi Negara. Misalnya:
Menjalankan praktik kedokteran tanpa ijin
Menjalankan praktik kedokteran tidak sesuai dengan kewenangannya
Melakukan praktik kedokteran dengan ijin yang sudah kadalwarsa.
Tidak membuat rekam medik

3. Kategori malpraktik
malpraktek hukum atau yuridical malpractice dibagi dalam 3 kategori sesuai bidang hukum
yang dilanggar, yakni Criminal malpractice, Civil malpractice dan Administrative malpractice.
1) Criminal malpractice
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal
malpractice manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni :
a. Perbuatan tersebut (positive act maupun negative act) merupakan perbuatan tercela.
b. Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) yang berupa
kesengajaan (intensional), kecerobohan (reklessness) atau kealpaan (negligence).

Criminal malpractice yang bersifat sengaja (intensional) misalnya melakukan


euthanasia (pasal 344 KUHP), membuka rahasia jabatan (pasal 332 KUHP), membuat
surat keterangan palsu (pasal 263 KUHP), melakukan aborsi tanpa indikasi medis
pasal 299 KUHP).
Criminal malpractice yang bersifat ceroboh (recklessness) misalnya melakukan
tindakan medis tanpa persetujuan pasien informed consent.
Criminal malpractice yang bersifat negligence (lalai) misalnya kurang hati-hati
mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya pasien.
Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat
individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau
kepada rumah sakit/sarana kesehatan.

2) Civil malpractice
Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak
melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah
disepakati (ingkar janji). Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan civil
malpractice antara lain:
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat
melakukannya.
c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.

Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan
dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicarius liability. Dengan
prinsip ini maka rumah sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gugat atas
kesalahan yang dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan) selama tenaga kesehatan
tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya.

3) Administrative malpractice
Seorang dokter dikatakan telah melakukan administrative malpractice manakala
tenaga dokter tersebut telah melanggar hukum administrasi. dalam melakukan police power,
pemerintah mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang kesehatan,
misalnya tentang persyaratan bagi seorang dokter untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin
Kerja,Surat Ijin Praktek). Apabila aturan tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang
bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum administrasi.
menjalankan praktek dengan izin yang sudah kadaluarsa dan menjalankan praktek
tanpa membuat catatan medik.
Dua macam pelanggaran administrasi tersebut adalah :
a. Pelanggaran hukum administrasi tentang kewenangan praktek kedokteran
b. Pelanggaran administrasi mengenai pelayanan medis

4. Bagaimana cara pencegahan malpraktik

Bagi dokter
Tidak menjanjikan
Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya, karena
perjanjian berbentuk daya upaya (inspaning verbintenis) bukan perjanjian akan
berhasil (resultaat verbintenis).
Good informed consent
Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.
Rekam medis
Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
Konsultasi
Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter.
Manusia sebagai subyek
Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan memperhatikan segala
kebutuhannya.
Komunikasi yang efektif
Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan masyarakat sekitarnya

bagi pasien
Tanya tentang pemeriksaan dan obat
Bertanyalah setiap dokter melakukan pemeriksaan dan saat diberikan obat. Tanyakan
tujuan pemeriksaan dan fungsi serta jelaskan masing-masing obat yang anda terima.
Ex: obat itu untuk apa, berapa kali minum dan lamanya, apa efek sampingnya, apakah
aman diminum bersama obat lain, serta minuman atau makanan apa yang harus
dihindari

Memberitahukan riwayat kesehatan, alergi dan obat yang dikonsumsi


Pastikan bahwa setiap pekerja kesehatan yang anda temui mengetahui riwayat
kesehatan anda termasuk masalah alergi dan obat-obatan yang anda pernah
konsumsi. Kalau perlu bawa obat atau vitamin yang dikonsumsi itu untuk ditunjukkan
ke dokter dan beri tahu pula reaksi terhadap obat-obatan tertentu ex: alergi pada
penisilin
Mengajak orang lain untuk membantu penilaian
Ajaklah keluarga atau teman dekat anda saat anda ke klinik pelayanan kesehatan
sehingga keluarga atau teman anda tersebut dapat membantu memastikan bahwa
pelayanan kesehatan yang anda terima sudah aman dan tepat
Resep dokter harus jelas
Ketika dokter menulis resep pastikan agar anda dapat membacanya, apabila tidak
bisa maka apoteker pun tidak dapat membacanya. Serta periksa kembali obat-obatan
yang anda terima di apotek apakah sudah sesuai dengan resep yang diberikan dokter
dan tanyakan kepada apoteker apa obat yang diresepkan dokter itu
Bawa kartu berobat
RS yang berpengalaman
Pilih RS yang berpengalaman dalam mengoperasi pasien bila harus menjalankan
tindakan itu. Penelitian menunjukkan bahwa hasil operasi akan lebih baik bila pasien
dirawat di RS yang punya banyak pengalaman
Tanya pula waktu perawatan dirumah
Kejelasan pada semua pihak
Kejelasan perawatan dan pengobatan
Menanyakan hasil tes dan meminta penjelasan
Cek Infus, Pengobatan, dan Diet Yang Diberikan oleh Pihak Rumah Sakit

5. Perundang-undangan yang mengatur malpraktik


Malpraktek medik yang dipidana membutuhkan pembuktian adanya unsur : menyimpang dari
Standar Profesi, culpa lata atau kelalaian berat, adanya akibat fatal atau serius. Pasal-pasal di
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang terkait dengan malpraktik medik,
yaitu :

1) Pasal 263 dan 267 KUHP (Membuat Surat Keterangan Palsu);


2) Pasal 290 KUHP (Melakukan Pelanggaran Kesopanan);
3) Pasal 299 KUHP (Mengobati seorang wanita dengan memberitahukan atau menimbulkan
harapan bahwa kandungannya dapat digugurkan);
4) Pasal 322 KUHP (Membuka Rahasia);
5) Pasal 304 KUHP (Pembiaran/ Penelantaran);
6) Pasal 306 KUHP (Apabila tindakan penelantaran tersebut mengakibatkan kematian);
7) Pasal 322 KUHP (Membocorkan rahasia profesi);
8) Pasal 333 KUHP (Dengan sengaja dan tanpa hak telah merampas kemerdekaan seseorang);
9) Pasal 344 KUHP (Euthanasia);
10) Pasal 347 KUHP (Sengaja melakukan abortus tanpa persetujuan wanita yang bersangkutan);
11) Pasal 348 KUHP (Sengaja melakukan abortus dengan persetujuan);
12) Pasal 349 KUHP (Membantu atau melakukan tindakan Abortus ProvocatusCriminalis);
13) Pasal 359 KUHP (Kelalaian yang Menyebabkan Kematian);
14) Pasal 360 KUHP (Kelalaian yang Menyebabkan Luka/ Cacat);
15) Pasal 361 KUHP (Kelalaian dalam menjalankan pekerjaannya);
16) Pasal 386 KUHP (Memberi atau Menjual Obat Palsu);
17) Pasal 531 KUHP (Tidak Memberi Pertolongan pada Orang yang Berada dalam Keadaan
Bahaya).

Pasal-pasal di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP)

yang terkait dengan malpraktik medik, yaitu :


a. Pasal 1239 KUH Perdata (Melakukan wanprestasi atau cidera janji);
b. Pasal 1365 KUH Perdata (Melakukan perbuatan melawan hukum);
c.Pasal 1366 KUH Perdata (Melakukan Kelalaian sehingga menimbulkan kerugian);
d. Pasal 1367 KUH Perdata (Bertanggung jawab atas kelalaian yang dilakukan oleh bawahannya).

6. Upaya penanganan malpraktik


2 jalur, yaitu jalur litigasi (peradilan) dan jalur non litigasi (diluar peradilan).
Penanggulangan malpraktek dapat dilakukan melalui 2 upaya yaitu:
1. Upaya Penal
Upaya penal merupakan penanggulangan suatu kejahatan dengan
menggunakan hukum pidana yang didalamnya terdapat dua masalah
sentral, yaitu perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana dan
sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan pada pelanggar.8
Berdsarkan pendapat Devi Puspa Sari maka diketahui upaya penal yang
dilakukan oleh Polda Lampung dalam menanggulangi dugaan
malpraktek dilakukan secara represif (penegakan hukum) berdasarkan
tugas di bidang penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.
2. Upaya Non penal
Kebijakan penanggulangan kejahatan dengan sarana non penal hanya
meliputi penggunaan sarana sosial untuk memperbaiki kondisi-kondisi
sosial tertentu, namun secara tidak langsung mempengaruhi upaya
pencegahan terjadinya kejahatan.9 Upaya non penal dalam
menanggulangi kasus malpraktek dapat dilaksanakan dengan cara
preventif (pencegahan terjadi tindak pidana), yaitu dengan cara
melakukan penyuluhan atau pun sosialisasi kepada tenaga kesehatan.
Agar setiap tenaga kesehatan lebih berhati-hati lagi dalam melakukan
tugasnya sebagai tenaga medis.

7. Cara membuktikan terjadinya malpraktik sebagai pasien


o Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasien.
o Dokter telah melanggar standar pelayanan medic yang lazim digunakan.
o Penggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginya.
o Secara factual kerugian disebabkan oleh tindakan dibawah standar
o Dokter Kurang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang sudah berlaku
umum dikalangan profesi kesehatan.
o Dokter Melakukan pelayanan kesehatan dibawah standar profesi.
o Dokter Melakukan kelalaian berat atau memberikan pelayanan dengan ketidak hati-hatian.
o Dokter Melakukan tindakan medic yang bertentangan dengan hokum.

8. Mal apa yang menyebabkan praktek tersebut disebut malpraktek


9. Dasar hukum penuntutan ganti rugi
a. Pasal 55 Undang-Undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (1)
Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
tenaga kesehatan.
Pasal 1365 KUH perdata
Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.
b. Pasal 1366 KUH perdata
Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya.
c. Pasal 1367 KUH perdata
Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya
Sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang
tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah
pengawasannya.
d. Pasal 7 Undang-Undang no 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
e. Pasal 1370 KUH perdata
Dalam halnya suatu kematian dengan sengaja atau karena kurang hati-hatinya
seorang, maka suami atau istri yang ditinggalkan, anak atau orang tua si korban yang lazimnya
mendapat nafkah
dari pekerjaan si korban yang lazimnya mendapat nafkah dari pekerjaan si korban mempunyai
hak menuntut
suatu ganti rugi, yang harus dinilai menurut kedudukan dan kekayaan kedua belah pihak serta
menurut keadaan.
f. Pasal 1371 KUH perdata
Penyebab luka atau cacatnya sesuatu anggota badan dengan sengaja atau karena
kurang hati-hati memberikan hak kepada si korban untuk selain penggantian biaya-biaya
kesembuhan, menuntut
kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut. Juga penggantian kerugian ini
dinilai menurut kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak dan menurut keadaan.
g. Pasal 1372 KUH perdata
Tuntutan perdata tentang hal penghinaan adalah bertujuan mendapat penggantian
kerugian serta pemulihan kehormatan dan nama baik.

10. Unsur unsur malpraktik


Terdiri dari 4 unsur yang harus ditetapkan untuk membuktikan bahwa malpraktek atau
kelalaian telah
terjadi (Vestal.1995):
1. Kewajiban (duty): pada saat terjadinya cedera terkait dengan kewajibannya yaitu
kewajibanmempergunakan segala ilmu dan kepandaiannya untuk menyembuhkan atau
setidak-tidaknyameringankan beban penderitaan pasiennya berdasarkan standar profesi.
Contoh: :
Perawat rumah sakit bertanggung jawab untuk:
a. Pengkajian yang aktual bagi pasien yang ditugaskan untuk memberikan asuhan
keperawatan.
b. Mengingat tanggung jawab asuhan keperawatan professional untuk mengubah kondisi
klien.
c. Kompeten melaksanakan cara-cara yang aman untuk klien.
2. Breach of the duty (Tidak melasanakan kewajiban): pelanggaran terjadi sehubungan
dengan kewajibannya, artinya menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan menurut
standar profesinya.
Contoh:
a. Gagal mencatat dan melaporkan apa yang dikaji dari pasien. Seperti tingkat kesadaran
pada saat
b. masuk.
c. Kegagalan dalam memenuhi standar keperawatan yang ditetapkan sebagai kebijakan
rumah sakit.
d. Gagal melaksanakan dan mendokumentasikan cara-cara pengamanan yang tepat
(pengaman tempat tidur, restrain, dll)
3. Proximate caused (sebab-akibat): pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan atau
terkait dengan cedera yang dialami klien.
Contoh:
Cedera yang terjadi secara langsung berhubungan dengan pelanggaran terhadap
kewajiban perawat terhadap pasien atau gagal menggunakan cara pengaman yang
tepat yang menyebabkan klien jatuh dan mengakibatkan fraktur.

4. Injury (Cedera) : sesorang mengalami cedera atau kerusakan yang dapat dituntut secara
hukum.
Contoh:
Fraktur panggul, nyeri, waktu rawat inap lama dan memerlukan rehabilitasi.

11. Kemungkinan tindakan dokter gigi yang rawan terjadi malpraktik


a. Pencabutan gigi
Nur Ainun, pasien yang dicabut giginya di Puskesmas mengeluh, karena terpaksa harus
menjalani operasi gigi setelah salah satu bagian giginya yang dicabut di Puskesmas itu
tertinggal di dalam gusi. seharusnya kalau tak mampu ditangani, maka dirujuk saja ke rumah
sakit supaya pasien tidak jera dan kesakitan
b. Tambal gigi
Contohnya shezi idris : mau tambal gigi, beberapa kali kunjungan untuk mencari saluran
akarnya, tp saluran akar halusnya itu terkena jd gusinya bengkak dan sakit

Anda mungkin juga menyukai