Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Sejarah Perkembangan Orthodonti


Adanya maloklusi sudah dikenal sejak 24 abad yang lalu. Dalam literatur
kuno 460 tahun. Sebelum masehi, hipocrates dalam bukunya “Epidemic”
menyebutkan bahwa “Di antara orang-orang yang kepalanya panjang, terdapat
di antaranya yang berleher besar dan tulang-tulangnya kuat. Sebagian
mempunyai langit-langit yang sangat melengkung sehingga gigi-gigi menjadi
tidak beraturan, berjejal satu dengan yang lain”.1
Perawatan pertama yang tercatat ditulis oleh celcus pada tahun 25 SM.
Mengatakan bahwa “Jika pada anak-anak gigi kedua bererupsi sebelum gigi
pertamanya tanggal, maka gigi yang mungkin tertahan ini harus dicabut dan
gigi baru ini setiap hari harus didorong ke muka dengan jari sampai gigi ini
menempati tempatnya yang betul. Perawatan secara mekanis terhadap maloklusi
dicatat oleh galus plinus secundus (pliny) yang hidup pada tahun 23-79, dimana
pliny mengusulkan penambalan gigi yang elongasi supaya gigi ini dapat
kembali ke tempat yang benar.1
Sampai abad pertengahan, perkembangan ilmu kedokteran gigi ini berjalan
sangat lambat. Mencetak gigi dalam kedokteran gigi pertama kali dikerjakan
oleh mathais gottfried purman pada tahun 1692 dengan menggunakan lilin,
sedangkan penggunaan plaster oleh paris oleh philip pfaff baru dikerjakan satu
abad kemudian, yaitu tahun 1756. Beberapa tahun kemudian terbit buku
mengenai maloklusi yang dikarang oleh kneisel dari jerman dengan judul Der
Stiefstand der Zahne. Kneisel menganjurkan removable appliance (alat lepasan)
dan sendok cetak yang modern.1
Perancis tercatat sebagai negara yang banyak berjasa dalam bidang
orthodonti. Piere fauchard dan beberapa penulis perancis lainnya sekitar tahun
1728 – 1846 menulis tentang gigi-gigi yang tidak beraturan. Istilah orthodonti
dikenal pertama kali oleh joseph fox tahun 1803 yang menguraikan tentang

1
perawatan maloklusi dan metode yang diuraikannya ini baru dipakai hampir
setengah abad kemudian.1
Di amerika serikat, Dr. Weinberger membagi sejarah orthodonti dalam 3
periode:1
1. Periode awal (antara tahun 1839 – 1880), disebut periode harris sampai
dengan kingsley. Pada periode ini perawatan maloklusi dilakukan secara
coba-coba dan didasarkan pada pengalaman saja, dan tidak dilakukan
menurut suatu sistem tertentu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.
2. Periode kedua (antara tahun 1880 – 1900), disebut periode kingsley sampai
dengan angle. Periode ini merupakan periode perkembangan ilmu
orthodonti sebagai suatu pengetahuan. Norman William Kingsley merawat
penderita palatoschisis sampai mereka dapat berbicara dengan baik dan
memperbaiki kecantikan dengan protesa, memperkenalkan pemakaian
biteplane (peninggi gigitan) dan occipital anchorage (penjangkaran
oksipital). Pada waktu itu orthodonti merupakan bagian dari protetik
(prostodonsia).
3. Periode akhir (antara tahun 1900 – sekarang), disebut periode orthodonti
modern. Dr. Edward H. Angle (1855 – 1930) pada tahun 1900 mendirikan
sekolah Post Graduate of Orthodontic yang pertama. Dengan adanya
sekolah ini ilmu orthodonti berkembang dengan pesat. Angle menggolong-
golongkan maloklusi menjadi klas-klas yang sampai sekarang disebut
sebagai klasifikasi angle, yang terdiri dari klas I (netroklusi), klas II
(distoklusi) dan klas III (mesioklusi). Tahun 1907 Dr. EH Angle menulis
buku Malocclusion of The Teeth. Angle juga memperkenalkan alat
Edgewise (Edgewise Appliance). Pada periode ini dipentingkan tindakan
pencegahan (Preventive Orthodontics). Pengetahuan tentang pertumbuhan
dan perkembangan sudah menjadi dasar yang kuat dari orthodonti.
2.1 Perawatan Orthodonti

2
Perawatan orthodonti adalah perawatan terhadap maloklusi seperti gigi
jarang, gigi berjejal, gigi yang maju. Keadaan tersebut mempengaruhi fungsi
dan estetis wajah sehingga menjadi kurang menarik dan mengurangi
kepercayaan diri seseorang. Dalam perawatan ortodonti dibagi berdasarkan
waktu dan tingkatan maloklusinya, periode perawatan, cara pemakaian alat.1
a. Menurut waktu dan tingkatan maloklusinya, perawatan orthodonti dibagi
menjadi:1
1. Orthodonti pencegahan (Preventive Orthodontics), yaitu segala tindakan
yang menghindarkan segala pengaruh yang dapat merubah jalannya
perkembangan yang normal agar tidak terjadi malposisi gigi dan
hubungan rahang yang abnormal. Tindakan-tindakan yang diperlukan
misalnya:1
a) Pada waktu anak masih dalam kandungan, ibu harus mendapatkan
makanan yang cukup nilai gizinya untuk kepentingan pertumbuhan
janin. Ibu harus cukup mendapat kalsium, fosfor, fluor dan
vitaminvitamin A, C dan D untuk mencukupi kebutuhan janin akan
zat-zat tersebut.
b) Setelah bayi lahir, nutrisi anak juga harus dijaga agar pertumbuhan
dan perkembangan badannya normal, dan harus dijaga dari
penyakitpenyakit yang dapat mengganggu jalannya pertumbuhan.
Penyakit rhinitis, rakhitis, sifilis, TBC tulang atau avitaminosis dapat
menimbulkan deformasi tulang termasuk gigi-gigi dan jaringan
pendukungnya. Gangguan pada kelenjar endokrin misalnya glandula
hipofise, glandula tyroida, dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan dan mengakibatkan adanya anomali pada gigi-giginya.
Juga harus dijaga adanya luka pada saat kelahiran. Kerusakan yang
terjadi pada rahang akibat pemakaian tang-tang obstetri dapat
mengakibatkan anomali yang berat pada gigi-gigi.

3
c) Setelah anak mempunyai gigi, maka harus dijaga agar gigi ini tetap
sehat sampai pada saatnya akan digantikan oleh gigi permanen.
Kebersihan mulut harus dijaga, harus diajarkan cara-cara menggosok
gigi yang benar, tiga kali sehari setiap selesai makan dan menjelang
tidur. Secara teratur anak diperiksakan ke dokter gigi setiap 6 bulan
sekali untuk melihat keadaan gigi-giginya. Jika terdapat karies harus
segera ditambal. Dilakukan tindakan preventif agar gigi-giginya
tidak mudah terserang karies, misalnya topikal aplikasi NaF, mouth
rinsing dan plak kontrol. Fungsi pengunyahan harus dijaga agar
tetap baik. Pada masa pergantian gigi harus dijaga agar gigi desidui
tidak dicabut atau hilang terlalu awal (premature axtraction atau
premature loss), ataupun terlambat dicabut sehingga gigi permanen
penggantinya telah tumbuh (terjadi persistensi atau prolong
retention gigi desidu). Jika gigi desidui harus dicabut jauh sebelum
waktu tanggalnya, harus dibuatkan space maintainer untuk menjaga
agar ruangan bekas gigi desidui tadi tidak menutup. Kebiasaan
menghisap ibu jari (thumb sucking), menggigit bibir (lips biting),
meletakkan lidah diantara gigigiginya (tongue biting), mendorong
lidah pada gigi-gigi depannya (tongue thrusting), cara berbicara
yang salah, cara penelanan yang salah, merupakan kebiasaan jelek
yang apabila dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan dilakukan
pada masa pertumbuhan aktif, akan mengakibatkan timbulnya
anomali pada gigi-giginya. Oleh karena itu tindakan menghilangkan
kebiasaan jelek sedini mungkin merupakan suatu tindakan preventif
terhadap timbulnya anomali. Anak yang mempunyai tonsil yang
membesar akan mengalami gangguan dalam pernafasannya sehingga
anak tersebut akan bernafas melalui mulutnya. Kebiasaan ini juga
akan menimbulkan kelainan pada lengkung rahang dan giginya.
Sikap tubuh yang salah, misalnya selalu membungkuk, miring kanan

4
atau kiri, juga merupakan kebiasaan jelek yang dapat menimbulkan
kelainan. Seorang dokter gigi harus mengetahui seawal mungkin
adanya penyimpangan dan faktor predisposisi suatu kelainan. Kalau
perlu dokter gigi segera mengirimkan pasien ke ahli orthodonti atau
ahli lainnya untuk perawatan penyakit sistemik dengan kelainan
dentofasial atau adanya celah pada rahang atau bibirnya yang
membutuhkan perawatan lebih komplek.
2. Orthodonti interseptif (Interceptive orthodontics).
Orthodonti interseptif merupakan tindakan atau perawatan
orthodonti pada maloklusi yang mulai tampak dan sedang berkembang.
Disini maloklusi sudah terjadi sehingga perlu diambil tindakan
perawatan guna mencegah maloklusi yang ada tidak berkembang
menjadi lebih parah. Tindakan yang termasuk disini antara lain dengan
menghilangkan penyebab maloklusi yang terjadi agar tidak berkembang
dan dapat diarahkan agar menjadi normal. Contoh yang paling baik dari
orthodonti interseptif ini adalah program terencana dari pencabutan
beranting (serial extraction), yaitu pencabutan gigi kaninus desidui dan
premolar yang dilakukan pada keadaan dimana gigi depan permanen
tampak sedikit berjejal, sehingga dengan pencabutan pada waktu yang
tepat dan terencana maka dapat memperbaiki gigi yang berjejal tadi.
Tindakan interseptif lainnya misalnya dengan memberikan space
regainer untuk mendapatkan kembali ruang yang menyempit akibat
pencabutan atau hilangnya gigi desidui yang terlalu awal. Juga tindakan
pelebaran rahang atas secara cepat ( RME = Rapid Maxillary
Expansion) pada rahang atas yang sangat sempit dimana sutura palatina
masih renggang (belum terjadi interdigitasi sutura). Perawatan pada otot
(myotheraphy) misalnya pada musculus orbicularis oris yang hipotonus
juga termasuk tindakan interseptif. Demikian juga pergeseran ke distal
molar satu permanen baik atas maupun bawah untuk mengatasi panjang

5
lengkung yang kurang. Tindakan perawatan interseptif ini dilakukan
pada periode gigi bercampur (mixed dentition).1
3. Orthodonti korektif atau kuratif (Corrective atau curative orthodontics).
Orthodonti korektif merupakan tindakan perawatan pada maloklusi yang
sudah nyata terjadi. Gigi-gigi yang malposisi digeser ke posisi normal,
dengan kekuatan mekanis yang dihasilkan oleh alat orthodonti. Gigi
dapat bergeser karena sifat adaptive response jaringan periodontal.
Orthodonti kuratif atau korektif ini dilakukan pada periode gigi
permanen.1
b. Menurut periode perawatan orthodonti dibagi dalam 2 periode:1
1. Periode aktif, merupakan periode di mana dengan menggunakan tekanan
mekanis suatu alat orthodonti dilakukan pengaturan gigi-gigi yang
malposisi, atau dengan memanfaatkan tekanan fungsional otot-otot
sekitar mulut dilakukan perawatan untuk mengoreksi hubungan rahang
bawah terhadap rahang atas. Contohnya alat aktif yaitu plat aktif, plat
ekspansi. sedangkan plat pasif : aktivator (suatu alat myofungtional).
2. Periode pasif, yaitu periode perawatan setelah periode aktif selesai,
dengan tujuan untuk mempertahankan kedudukan gigi-gigi yan telah
dikoreksi agar tidak relaps (kembali seperti kedudukan semula), dengan
menggunakan hawley retainer.
c. Menurut cara pemakaian alat, perawataan orthodonti dibagi menjadi:1
1. Perawatan dengan alat lepasan (removable appliances), yaitu alat yang
dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri, dengan maksud untuk
mempermudah pembersihan alat. Alat ini mempunyai keterbatasan
kemampuan untuk perawatan, sehingga hanya dipakai untuk kasus
sederhana yang hanya melibatkan kelainan posisi giginya saja.
Contohnya plat aktif, plat ekspansi, aktivator, bite raiser, dsb.
2. Perawatan dengan alat cekat (fixed appliances), yaitu alat yang hanya
dapat dipasang dan dilepas oleh dokter yang merawat saja. Alat cekat ini

6
mempunyai kemampuan perawatan yang lebih kompleks. Contoh :
Tecnic Begg, Edgewise, Twin Wire Arch, Straightwire, dsb.

7
Kesimpulan
Perawatan pertama yang tercatat ditulis oleh celcus pada tahun 25 SM.
Sedangkan perawatan secara mekanis terhadap maloklusi dicatat oleh galus plinus
secundus (pliny). Sampai abad pertengahan, mencetak gigi dalam kedokteran gigi
pertama kali dikerjakan oleh mathais gottfried purman (1692) dengan menggunakan
lilin, sedangkan penggunaan plaster oleh paris oleh philip pfaff (1756). Beberapa
tahun kemudian terbit buku mengenai maloklusi yang dikarang oleh kneisel dari
jerman dengan judul Der Stiefstand der Zahne. Kneisel menganjurkan removable
appliance (alat lepasan) dan sendok cetak yang modern.
Perancis tercatat sebagai negara yang banyak berjasa dalam bidang ortodonsia.
Piere fauchard dan beberapa penulis perancis lainnya sekitar tahun 1728 – 1846
menulis tentang gigi-gigi yang tidak beraturan. Istilah ortodonsia dikenal pertama kali
oleh joseph fox (1803) yang menguraikan tentang perawatan maloklusi dan metode
yang diuraikannya. Di amerika serikat, Dr. Weinberger membagi sejarah ortodonsia
dalam 3 periode yaitu, periode awal (1839 – 1880), periode kedua (1880 – 1900),
periode akhir (1900 – sekarang). Perawatan orthodonti dibagi berdasarkan waktu dan
tingkatan maloklusinya, periode perawatan, cara pemakaian alat.

8
Daftar Pustaka
1. Heryumani S. Buku AJar Ortodonsia I. Yogyakarta: FKG-UGM, 2008: 9-11.
Diakses 10 Januari 2008 pada laman: (http://cendrawasih.a.f.staff.ugm.ac.id/wp-
content/buku-ajar-orto-i-th-2008.pdf)

Anda mungkin juga menyukai