Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMATERIAL II

BAHAN PERAWATAN SALURAN AKAR DAN TUMPATAN PLASTIS

NAMA : NUR HANIFAH ADHAAH LESTARI


NIM : 10618076
KELOMPOK : 1.4

S1 KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019/2020

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gigi yang dirawat saluran akar biasanya pulpanya telah mengalami nekrosis atau
kematian pulpa yang dapat terjadi sebagian atau seluruhnya. Nekrosis pulpa disebabkan oleh
injuri yang membahayakan pulpa seperti bakteri, trauma, dan iritasi kimiawi. Saluran akar yang
sudah mengalami nekrosis ditemukan banyak bakteri di dalamnya yang berpotensi menyebar ke
jaringan lainnya. Fragmen jaringan pulpa nekrotik, debris selular, dan mikroorganisme juga
ditemukan pada saluran akar yang mengalami nekrosis. Salah satu tujuan dilakukan perawatan
saluran akar untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada pada saluran akar (Grossman,
2013). Tahapan perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap (triad endodontik) yaitu: preparasi
biomekanis saluran akar (cleaning and shapping), kontrol mikroba atau sterilisasi saluran akar,
dan obturasiatau pengisiansaluran akar (Kumar., 2014).
Tahap pertama dari perawatan saluran akar adalah preparasi biomekanis yang bertujuan
untuk membersihkan dan mendisinfeksi sistem saluran akar, membentuk dinding saluran akar
dan ujung apical agar dapat ditempati oleh bahan pengisi saluran akar. Tahap selajutnya adalah
sterilisasi saluran akar yang bertujuan membinasakan mikroorganisme patogenik, padatahap ini
dilengkapi dengan medikasi intrasaluran (Grossman.,2013). Tahap terakhir adalah obturasi atau
pengisian saluran akar. Obturasi adalah pengisisan saluran akar tiga dimensi yang dilakukan
sedekat mungkin dengan cementodentinal junction (Deshpandedan Naik, 2015). Tujuan
pengisian saluran akar adalah memasukan suatu bahan pengisi dengan teknik pengisian saluran
akar tertentu ke dalam ruangan yang sebelumnya terdapat jaringan pulpa, guna mencegah
terjadinya infeksi ulang. Bahan pengisi saluran akar berfungsi untuk menggantikan pulpa yang
sudah diambil dan menghilangkan semua pintu masuk antara periodonsium dan saluran akar
sehingga kebocoran cairan dari periondosium dapat dihindari (Grossman., 2013).

Bahan pengisi saluran akar secara umum memiliki fungsi yaitu untuk mengisi ruangan
antara ( semi solid atau solid ) dengan dinding saluran akar serta bagian- bagian yang sulit terisi
atau tidak teratur. Adapun bahan yang digunakan dalam perawatan ini memiliki banyak jenisnya
dan fungsi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pada laporan ini akan dibahas mengenai fungsi
beserta foto bahan-bahan perawatan saluran akar.

2
B. Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari jenis-jenis bahan pengisi saluran akar gigi
2. Mengetahui dan mempelajari fungsi atau kegunaan bahan-bahan pengisi saluran akar
gigi

3
BAB II

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Bahan Pengisi Saluran Akar


NO Nama dan Gambar Bahan Fungsi
1 Calcium Hydroxide - Fungsi :
 13 g Pasta Basis 1.Untuk perawatan pulp capping,
 11 g Pasta Katalis
pulpotomi, perawatan gigi non
vital yang akarnya masih
terbuka.
2. untuk perawatan saluran akar
sebagai obat antar kunjungan.
3. Untuk saluran akar pada gigi
dengan kelainan periapeks luas,
kelainan endo-perio, resorbsi
interna dan ekterna, perforasi
akar, atau fraktur akar
(Sidharta,2000)
- Pasta dasar : Ester Glicol
Salicate, Barium Sulfae,
Titanium Oksida, Silikon
Oksida, dan Zat Besi Oksida
- Pasta katalis : Kalsium
Hidroksida, Seng Oksida, Zat
Besi Oksida, Seng Estearat, Etil-
toluena Sulphonamide dan Air
Murni
(Sidharta, 2000)

2. Zinc Phosphate Luting Cement -Indikasi : Penyemenan


 Elite Cement Powder mahkota, jembatan dan inlay
 Elite Cement liquid - Kontraindikasi : Pulp capping,
memiliki sensitivitas pada
beberapa orang
- Powder :
1. Dapat dijumpai magnesium
oksida sekitar 10%

4
2. Terkadang terdapat sejumlah
kecil oksida lain/gram, logam
(flourida)
- Liquid :
1. Asam fosfat dalam air sekitar
30-40% air.
2.Sering terdapat zinc atau
alumunium phospat yang
terbentuk dari larutan zinc oxida
di dalam cairan.
(Sulastri, 2017)
- Fungsi :
1. Digunakan pada restorasi
dengan kontruksi porselin pada
margin labial gigi penyangga.
2. Digunakan sebagai bahan
perekat atau luting (luting agent)
3. sebagai fissure sealant karena
adanya pelepasan fluor.
(Sherman s. 2017)

3. Semen gigi ZOE (Zinc Oxide Eugenol) - Komposisi : Bubuk adalah


Oksida Seng dan cairan yang
mengandung Eugenol dan Asam
Asetat
- Indikasi : Restorasi sementara
- Kontraindikasi : Pasien yang
memiliki riwayat reaksi alergi
berlebih terhadap komponen
apapun.
- Fungsi : Sebagai bahan perekat
restorasi sementara dan
permanen, sebagai basis dan
pelapik, sebagai bahan pengisi

5
saluran akar (sealer) pada
perawatan pulpotomi juga
penutup luka bedah periodontal.
(Anusavice,2013)
-Zinc oxide eugenol memiliki
keunggulan dibandingkan semen
gigi lainnya. Keunggulan
tersebut antara lain dapat
mengurangi rasa nyeri pada
pulpa gigi, mempunyai sifat
antiseptik, dapat beradaptasi
dengan baik pada kavitas, tidak
mengiritasi pulpa sehingga dapat
digunakan sebagai tambalan
sementara yang berfungsi untuk
menutup kavitas gigi dalam
jangka waktu tertentu yaitu 3
sampai 7 hari. Semen gigi ini
diharapkan dapat menjadikan
pulpa sehat sebelum dilakukan
tambalan tetap (Astuti, dkk,
2007)
Type I : Semen sementara
Type II : semen permanen
Type III : Restorasi sementara
dan basis penahan panas
Type IV : pelapik kavitas
(Anusavice, 2003)

6
4. Dental Wax Extra hard impression plate Fungsi :
- Malam cetak biasanya
digunakan untuk memastikan
keberadaan undercut pada
permukaan preparasi yang
dimana hal tersebut akan
menimbulkan masalah serius
dalam percetakan alloy emas
(Powers & Wataha, 2013)
- Hanya dapat digunakan pada
edentulous ridge atau permukaan
oklusal
(Anusavice, 2003).
5. Sodium Hipokrolit (NaOCL) - Fungsi : Sebagai pelumas,
antimikroba, dan dapat
melarutkan jaringan lunak.
Penggunaan NaOCl sebagai
bahan irigasi harus berulang kali
dan optimal pada suhu 37oC
(Gutmann, 2006).
- Menghilangkan noda Sodium
hipoklorit telah destaining
properti. Di antara aplikasi lain,
dapat digunakan untuk
menghilangkan jamur noda,
noda gigi yang disebabkan oleh
fluorosis, dan noda pada
peralatannya, terutama yang
disebabkan oleh tanin dalam teh
(Sidiq, 2014).

7
6. Aquadest - Aquadest memiliki fungsi
sebagai bahan pencuci alat – alat
laboratorium, dan sebagai bahan
– bahan kimia padatan serbuk
yang akan dibuat menajdi larutan
(Santosa, 2011).

7. EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic -Komposisi : Disodium Edetate,


Acid) air murni
- Indikasi : untuk pembersihan
dan pembentukan saluran akar
selama instrumentasi. EDTA
Solution membantu dalam
membuka kanal yang
dikalsifikasi
- Kontraindikasi : Tidak boleh
digunakan dengan pasien yang
memiliki riwayat reaksi alergi
berlebih terhadap salah satu
komponen
- Fungsi : Selain sebagai bahan
disinfektan, EDTA merupakan
bahan khelasi yang berfungsi
membersihkan dan melebarkan
saluran akar. EDTA akan
mengikat kalsium dari gigi
sehingga menyebabkan
dekalsifikasi pada dentin
terutama peritubulernya
sehingga dentin lebih mudah
diinstrumentasi. EDTA juga
mempunyai fungsi melarutkan
lapisan smear terutama unsur
anorganiknya (Beltz RE, 2003).

8
8. Ceivitron ZOE Cement -Ceivitron merupakan bahan
tambal sementara yang siap
pakai dan dapat diandalkan.
-Kelebihan dari ceivitron adalah
tidak perlu dipanaskan, cavitron
bisa dimasukkan dengan mudah
dan tanpa rasa sakit, tidak
memiliki efek merugikan pada
gusi dan pulpa, mengeras dengan
baik meskipun berkontak dengan
saliva setelah pengisian, tahan
terhadap semua tipe obat-obatan,
memiliki ketahanan yang sangat
tinggi saat dikunyah dan sangat
mudah dihilangkan (Anusavice,
2003).
-Fungsi : sebagai bahan pengisi
atau tambalan sementara.
(Anusavice, 2013)
9. Gutta Percha Points Protaper - Fungsi :
1.Bahan yang digunakan untuk
menyerap/mengeringkan saluran
akar.
2.Bahan untuk pengisian saluran
akar berbentuk stick
3. Sebagai tumpatan sementara
4. Untuk mengukur kedalaman
poket poriodentium
5 Untuk mendapatkan kualitas
bahan pengisian saluran akar yang
baik dan memiliki sifat plastis
maka gutta percha dalam
pembuatannya selalu
dikombinasikan dengan wax, zinc
oxide, calsium hidroxide
- Gutta percha point bertujuan
Gutta Percha Points No. 15-40 untuk mempertahankan gigi

9
selama mungkin dalam rongga
mulut dan dapat memadat
dengan baik (Sulastri,2017)

Gutta percha point no. 45-80

Gutta percha point no. 80-140

10. Eugenol -Fungsi: Antiseptik untuk dentin.


Apabila dicampur dengan zinc
oxide dapat digunakan sebagai
semen basis untuk bahan
pengisi.
-Komposisi : 100% eugenol.
(Anusavice, 2013)
- Sifat: sedative (menghilangkan
rasa sakit),disinfectant lemah,
kaustik (menyebabkan pedih &
panas) jika dicampur dengan
ZnO (Sulastri, 2017).

10
11 Kalzinol Liquid Polymer Reinforced - Fungsi : sementasi untuk pulpa
Fast Setting ZOE Cement capping secara tidak langsung,
perawatan saluran akar atau
obturasi sementara
- Komposisi :
Liquid : Eugenol, Polystyrene.
(Anusavice, 2013)

12 Champhenol - Komposisi : Parachlorophenol


dan Camphor
- Fungsi : Pembersihan saluran
akar atau sterilisasi, disinfeksi
pada dentin setelah preparasi
kavitas, disinfeksi setelah
pulpektomi, perawatan inflamasi
pos traumatik, disinfeksi saluran
akar. Merupakan desinfektan
yang stabil dan efektif
pemakiannya. Obat ini
digunakan pada gigi non vital
(Walton, Torabinejad, 2008)
13 Hydrogen Peroxide (H2O2 3%) - Komposisi : Hidrogen
peroksida merupakan larutan
yang terbentuk dari reaksi asam
sulfat dan barium peroksida.
Hidrogen peroksida 3% apabila
berinteraksi dengan darah, pus,
serum, air liur dan bahan organik
lainnya akan menghasilkan H2O
+ Onascent
- Fungsi :
1. Dapat mengangkat kotoran
dari hasil preparasi saluran akar
2. Sebagai bahan irigasi saluran
akar
3.Mempunyai sifat antiseptik
yaitu dapat merusak
4.Dapat menghambat reproduksi

11
atau metabolisme mikroba
5.Sekaligus menstrerilkan
saluran akar
(Tarigan,2004)

B. Bahan Tumpatan Plastis


NO Nama dan Gambar Bahan Fungsi
1 Bonding - Fungsi : untuk merekatkan
antara dentin dengan resin
komposit, meningkatkan retensi
bahan restorasi, mengurangi
terjadinya kebocoran mikro
antara permukaan resin dan
dentin.
- Komposisi : Bahan bonding
biasanya terdiri atas bahan
matriks resin BIS-GMA yang
tanpa pasi atau dengan hanya
sedikit pasi (bahan pengisi).
(McCabe & Walls, 2014)
2 Etsa 37% - Komposisi : Orthoposphoric
Acid 37%.
- Fungi : Modifikasi permukaan
gigi agar bias menerima bahan
adhesif, meningkatkan
perlekatan mekanis dan menutup
tepi, memperluas penggunaan
bahan restorasi berbasis resin
karena memberikan ikatan yang
kuat antara resin dan email
(Anusavice, 2013)

12
3 Resin Komposit Flowable - Fungsi :
1. Digunakan untuk restorasi
pada daerah cercival, restorasi
pada anak-anak dan restorasi
pada bagian yang tidak
mendapatkan tekanan yang
tinggi.
2. Sebagai lapisan perekat
3. Rawan pengerutan karena
bahan fillernya kecil, sedangkan
bahan matriksnya besar.
4. Lapisan perantara yang
digunakan untuk mencegah
kebocoran mikro pada tepi
restorasi.
5. Dapat menutupi lubang
kavitas yang kecil.
6. Untuk restorasi kelas I, II dan
V (Powers & Sakaguchi, 2006).
- Resin ini mempunyai muatan
filler berkisar anatara 42– 53 %.
Komposisi filler yang rendah
dan kemampuan flow yang lebih
tinggi membuat resin ini
memiliki viskositas yang lebih
rendah sehingga dapat dengan
mudah mengisi atau menutup
kavitas kecil (Noort, 2013)

13
4 Resin Komposit Pockable -Fungsi : Resin komposit
digunakan untuk mengganti
struktur gigi dan memodifikasi
bentuk dan warna gigi.
-Resin ini mengandung muatan
fiiler sebanyak 66-70 % volume.
Komposisi filler yang tinggi
menyebabkan peningkatan
viskositas resin komposit
sehingga resin komposit
packable menjadi kental dan
sulit mengisi celah kavitas yang
kecil (Noort, 2013)
5 Dentin Conditioner -Fungsi : Menghilangkan smear
layer (debris) pada dinding
kavitas, meningkatkan
permeabilitas dentin, merubah
sifat kolagen dentin.
-Komposisi : Cairan asam
poliakrilik 10%.
(Anusavice, 2013)

6. GC Fuji VII (Command Set- - Glass ionomer dengan pilihan


Radioplaque Glass Ionomer Protection setting light cure atau auto cure
Material) - Melepaskan fluoride 6x lipat
dibanding glass ionomer lain
- Berwarna merah muda
- Fungsi : Proteksi fissure,
Proteksi permukaan akar,
mencegah dan mengontrol
hipersensitivitas, stabilisasi
karies, sealer endodontik tingkat
menengah, restorasi tingkat
menengah.
- Komposisi : 15g powder, 10g
(8.0ml) liquid (Anusavice,
2013).

7. GC Gold Lable 2 Self Cured Glass -Fungsi : sebagai bahan restorasi


Ionomer Restorative gigi untuk kelas III dan V
(cervical gigi/leher gigi)
restorasi gigi sulung,
membangun core.
- Komposisi : AlF 1,6%, CaF2
15,7%, NaF 9,3%, AlPO4 3,8%

14
SiO2 41,9%, Al2O3 28,6%
- Rasio bubuk/cairan : 2.7/1.0
- Lama pengadukan : 25 detik –
30 detik
Waktu kerja : 2 menit
Waktu setting : 2 menit 20 detik
(Anusavice,2013)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum mengenai bahan pengisi saluran akar gigi yang telah dilakukan
dengan teknik fotografi, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan suatu prosedur
perawatan misalnya perawatan endodontik, diperlukan bahan-bahan pengisi saluran akar
dengan fungsi atau kegunaannya masing-masing.

Adapun bahan pengisi saluran akar merupakan bahan yang dimasukkan ke dalam
saluran akar setelah gigi dipreparasi. Dimana bahan ini diberikan untuk memberikan
kekuatan pada gigi, yaitu sebagai bahan pengganti dentin dari jaringan yang diambil saat
preparasi, dengan harapan bahan pengisi saluran akar dapat mengembalikan fungsi
sebagaimana gigi pada umumnya.

B. Saran
Melalui laporan ini mahasiswa diharapkan telah mengetahui, mempelajari serta
memahami berbagai jenis bahan pengisi saluran akar beserta fungsi atau kegunaan setiap
bahan tersebut. Apabila dalam laporan ini masih terjadi kekurangan, diharapkan pambaca
khususnya mahasiswa dapat membaca dan mempelajari lebih lanjut pada sumber atau
referensi yang tertera agar dapat menambah informasi serta ilmu yang belum termuat
dalam pembahasan di atas. Sehingga dalam pelaksanaan perawatan endodontik nanti
dapat menggunakannya sesuai dengan fungsi yang telah dipelajari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J. 2003. Phillips’ Science on Dental Materials. 11th ed. Saunders Elsevier Science
: St Loius, h. 33-37, 152, 166, 188, 401, 415-416.

Anusavice, Kenneth J. 2013. Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC

Astuti, Malia Widhi dkk. 2007. Daya Anti Bakteri Bahan Tumpatan Sementara Zinc Oxide
Eugenol. Universitas Hang Tuah: Surabaya.

Beltz RE, Torabinejad M, & pouresmail M. 2003. Quantita-tive analysis of the solubilizing
action of MTAD, sodium hypochlorite and EDTA on bovine pulp and dentin. J Endod. 29 .5:
334-7

Deshpande P.M., Naik R.R., 2015. Comprehensive Review on Recent Root Canal Filling
Materials and Techniques, InternationalJournal ofAppliedDentalSciences., 1(5) : 30-34

Grossman L.I.,., 2013. Ilmu Endodontik Dalam Praktek, 11th., Jakarta: EGC, pp : 196,264-
269.

Gutmann J.L, Dumsha, TC, & Lovdahl, PE. 2006. Problem Solving in Endodontics. 4 th ed. St
Louis: Mosby ; 142-155

Kumar PRA.,., 2014. Evaluation and Comparison od Apical Sealing Ability of Three
Different Obturation Methodes : Warm lateral Condensation, Warm Vertical Condensation

16
and C old Lateral Condensation, An In Vitro Study, Inter JofPrevenClindentResearch., 1(3) :
20-23.

Kumar T., 2014. Access for Success, Journal of Dental Sciences and Oral Rehabilitation.,
5(1) : 30-36.

McCabe JF, Walls AWG.2014. Applied Dental Material. London : Blackwell Munksgaard

Noort R.V.2013. Introduction to Dental Material. Fourth, Elsevier, 95-103

Powers JM, Sakaguchi RL.2006.Craig’s Restorative Dental Materials.12th Ed.Saint Louis :


Mosby

Santosa, B. A., et.al. 2008. "Characteristics of extrudate from four varieties of corn with
aquadest addition." Indonesian Journal of Agriculture 1.2 : 85-94.

Sherman Salim. 2017. Gigi Tiruan Jembatan: Fixed Dental Prosthesis. Surabaya:
Airlangga University Press.

Sidharta, Winati. 2000. Penggunaan Kalsium Hidroksida Di Bidang Kedokteran Gigi. Jurnal
Kedokteran Gigi: Universitas Indonesia. (Edisi Khusus); 435-443

Sidiq, Andriyawan. 2014. ARTIKEL PIK SODIUM HIPOKLORIT. Surakarta : Universitas


Muhammadiyah Surakarta

Sulastri, Siti. 2017. Dental Material. Jakarta : KEMENKES RI

Tarigan, R. 2004. Perawatan Pulpa Gigi Endodontik. Edisi 2. Jakarta: EGC

Walton RE, Torabinejad M. 2008. Prinsip dan praktek ilmu endodonsi. Alih bahasa: Narlan
S,Winiati S, Bambang N. ed ke-3. Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai