Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan Bein dan Crayer

Elevator digunakan untuk memberi tekanan luksasi ke gigi, dengan memisahkan ligament
periodontal yang menghubungkan gigi dengan tulang alveolar di sekitarnya sepanjang
permukaan akar gigi. Luksasi dapat melebarkan ruang antara akar gigi dengan tulang di
sekitarnya, memisahkan ligament periodontal dan mendorong gigi keluar dari soket. Tekanan
luksasi pada tulang alveolar dapat menyebabkan fraktur tulang alveolar, atau nekrosis sel tulang
sepanjang dinding soket. Tekanan pada tulang alveolar selama luksasi dapat diminimalisir
dengan pemisahan partikel gigi sehingga tekanan pada tulang alveolar  luksasi dapat
diminimalisir.

Aplikasi tekanan dasar elevator


Elevator diputar dengan gerakan clockwise-to- counter-clockwise sambil mendorong elevator ke
apikal untuk memisahkan ligamen periodontal sepanjang saluran akar Handle elevator lurus
dapat digerakkan ke apikal sehingga ujung elevator dapat memberikan tekanan pergerakan gigi
ke atas. Pengurangan gigi yang akan diekstraksi pada kontak interproksimal dapat
meningkatkan derajat kebebasan pergerakan gigi karena permukaan interproksimal gigi di
sebelahnya tidak terpengaruh oleh pergerakan gigi yang akan diekstraksi. Cara ini sering
membantu ketika melakukan ekstraksi gigi premolar sehat untuk keperluan ortodonsia

Penggunaan elevator
• Perbedaan bentuk, lebar dan kelengkungan elevator dapat dibedakan dari permukaan cekung
(ventral) dan cembung (dorsal) elevator
• Ujung elevator yang kecil memberikan pergerakan rotasi yang kecil
• Kelengkungan bilah evelator menunjukkan bentuk kelengkungan gigi, jika bilah elevator terlalu
cekung maka elevator tidak dapat masuk antara elevator dan permukaan gigi
• Ujung elevator yang tipis dan tajam memudahkan penetrasi apikal ke ligamen periodontal
sekitar gigi
• Elevator lurus besar dengan titik kontak terhadap gigi yang lebih banyak akan lebih efektif
meluksasi gigi dibandingkan elevator lurus kecil
• Elevator lurus kecil dapat diletakkan pada ruang interproksimal embrasure untuk meluksasi
gigi, elevator ini memberikan tekanan ringan pada gigi di sebelahnya yang tidak diekstraksi

• Setelah elevator kecil meluksasi gigi dan melebarkan ruang antara gigi dan tulang alveolar,
selanjutnya elevator yang berukuran lebih besar dapat digunakan untuk meluksasi gigi
• Jika perlekatan antara gigi dan tulang alveolar kuat, dapat menggunakan ujung eksplorer untuk
membuat penetrasi awal ke apical kemudian menggunakan elevator kecil untuk melebarkan
akses dan dilanjutkan menggunakan elevator lurus besar

Cryer
Salah satu elevator yang memiliki kerja yang berbeda dengan elevator lain adalah crier. Cryer
memiliki bilah segitiga yang tebal, melengkung dan runcing yang dapat memberi tekanan rotasi
yang kuat pada gigi, dimana hanya titik ventral yang dapat berkontak dengan gigi. Cryer tidak
dapat memberikan gerakan berulang seperti elevator lurus karena hanya satu titik yang
berkontak dengan gigi. Ujung cryer ditempatkan beberapa millimeter di dalam soket sehingga
ujung bagian ventral menyentuh gigi dan ujung bagian dorsal mendorong dinding tulang alveolar
atau septum tulang pada gigi.

Fungsinya mengambil sisa akar yg tertinggal.

Cryer ada 2 (mesial distal)


Asma
(dak boleh lamo-lamo)

Asma merupakan penyakit umum ditandai inflamasi kronis saluran nafas yang
mempengaruhi hampir 1-18% populasi di tiap negara yang berbeda, dengan gejala sesak nafas,
mengngi (wheezing), sesak dada, batuk dan keterbatasan aliran udara ekspirasi. Baik gejala dan
keterbatasan aliran udara akan bervariasi dari waktu ke waktu dan intensitasnya. Dipicu oleh
berbagai macam faktor seperti pajanan alergen, perubahan cuaca, latihan fisik dan infeksi virus.18

Asma adalah penyakit inflamasi saluran nafas yang dapat menyerang semua kelompok umur. Asma
ditandai dengan serangan berulang sesak napas dan mengngi, yang bervariasi setiap individunya
dalam tingkat keparahan dan frekuensi. Asma dapat mempengaruhi kualitas hidup serta beban sosial
ekonomi. Asma mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun kasusnya cukup banyak di negara
dengan pendapatan menengah kebawah. WHO memperkirakan 235 juta penduduk dunia menderita
asma dan jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah.19

Tipe asma berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi :1

Asma Alergik/Ekstrinsik

Merupakan suatu bentuk asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari,
makanan, dan lain-lain. Alergen terbanyak adalah airborne dan musiman (seasonal). Pasien dengan
asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada keluarga dan riwayat pengobatan
eksim atau rinitis alergik. Paparan terhadap alergi akan mencetuskan serangan asma. Bentuk asma ini
biasanya dimulai sejak kanak-kanak.
Bahan anastesi
Mepivakain

Gambar 3: Mepivakain (Sumber: McLure HA, Rubin Ap. Review of local anesthetic agents. Minerva
anestesiologica. 2005; 71(3): Pp. 59-74)

Secara farmakologi, mepivakain memiliki derivat yang sama dengan lidokain yaitu derivat xylidine.
Mepivakain memiliki kesamaan dengan lidokain dalam hal mula kerja, durasi kerja, potensi dan
toksisitasnya. Mepivakain tersedia dalam dua konsentrasi yaitu 3% mepivakain murni dan 2%
mepivakain dengan levonordefrin. Karena mepivakain menimbulkan vasodilatasi yang lebih rendah
daripada lidokain, anestesi ini efektif digunakan tanpa penambahan vasokonstriktor dan dapat
dijadikan alternatif apabila terdapat kontraindikasi penggunaan vasokonstriktor. Mepivakain murni
konsentrasi 3% dapat digunakan jika prosedur perawatan yang diinginkan relatif singkat, dan dapat
menghasilkan durasi kerja 20 menit pada anestesi pulpa dengan infiltrasi, dan 40 menit dengan
anestesi blok. Mepivakain murni juga dapat menghasilkan durasi kerja 2-3 jam pada anestesi
jaringan lunak dan dapat digunakan pada saat anestesi pulpa tidak diperlukan.

Konsentrasi mepivakain 2% merupakan satu-satunya anestesi lokal yang diproduksi di Amerika dan
menggunakan levonordefrin sebagai vasokonstriktor. Mepivakain 2% dengan levonordefrin
menghasilkan kedalaman dan durasi anestesi pulpa dan anestesi jaringan lunak yang lebih baik jika
dibandingkan dengan kombinasi lidokain dan epinefrin. Namun, levonordefrin tidak memiliki efek
hemostatis seperti epinefrin. Sama seperti lidokain, mepivakain dimetabolisme dalam hepar
sehingga pemakaiannya harus dihindari pada pasien dengan disfungsi hepar dan pada pasien yang
mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menghalangi metabolisme mepivakain oleh enzim dalam
hepar.3

Dosis 6,6/kg berat badan

Dosis maksimum 400 mg


Bupivakain

Gambar 5: Bupivakain (Sumber: McLure HA, Rubin Ap. Review of local anesthetic agents. Minerva
anestesiologica. 2005; 71(3): Pp. 59-74)

Bupivakain adalah anestesi golongan amida yang paling efektif dan paling toksik. Efektifitas
bupivakain empat kali lebih besar jika dibandingkan dengan lidokain, mepivakain, prilokain, dan tiga
kali lebih besar jika dibandingkan dengan artikain. Potensi toksik bupivakain empat kali lebih besar
jika dibandingkan dengan lidokain, mepivakain, artikain, dan enam kali lebih toksik jika dibandingkan
dengan prilokain. Secara farmakologi, bupivakain hampir sama dengan mepivakain kecuali gugus
metalnya diganti dengan gugus butil. Subtitusi ini memungkinkan terjadi peningkatan potensi
sebanyak empat kali lipat serta meningkatkan resiko toksisitas. Bupivakain merupakan satu-satunya
anestesi yang memiliki durasi kerja yang panjang meskipun vasodilatasinya masih dua kali dibawah
dari prokain tetapi lebih tinggi dari lidokain. Bupivakain dikombinasikan dengan epinefrin 1:200.000
untuk meningkatkan efek vasodilatasinya. Bupivakain mudah larut dalam lemak dan mengikat kuat
dengan reseptor protein di saluran sodium. Sehingga durasi kerja bupivakain pada anestesi pulpa
yaitu 1,5-3 jam dan 4-9 jam untuk anestesi jaringan lunak. Ketika dosis yang diberikan berlebihan,
bupivakain memberikan efek terhadap sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular.

Bupivakain memerlukan waktu 2,7 jam untuk menurunkan kadarnya dalam darah sehingga hal ini
menyebabkan peningkatkan resiko terjadinya toksisitas dalam darah.3

Penggunaan bupivakain diindikasikan apabila dibutuhkan durasi kerja lebih dari 1,5 jam, misalnya
saat rekonstruksi rongga mulut ataupun implan. Bupivakain juga menjadi pilihan utama untuk
mengontrol nyeri paska endodontik dan prosedur operasi periodontal. Selain itu, bupivakain dapat
menjadi salah satu alternatif ketika kedalaman anestesi sulit dicapai oleh anestesi lokal jenis lain.
Karena memiliki kadar pKa yang tinggi dibandingkan anestesi golongan amida lainnya, bupivakain
memiliki mula kerja hampir dua kali lebih panjang dibandingkan dengan lidokain. Bupivakain tidak
direkomendasikan untuk pasien, pasien dengan kebiasaan mengigit lidah atau bibir, pasien dengan
kebutuhan khusus, dan pasien anak-anak. Bupivakain dimetabolisme oleh enzim dalam hepar sama
seperti lidokain dan mepivakain, sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan pada pasien
dengan disfungsi hepar.

Konsentrasi 0,5%

Dosis 2 mg/kg berat badan


Dosis maksimal 90 mg

Obat Bronkodilator
Bronkodilator adalah kelompok obat yang digunakan untuk melegakan pernapasan, terutama pada
penderita penyakit asma.

Ada tiga jenis obat bronkodilator yang umum digunakan, di antaranya:

1. Antikolinergik (Antikolinergik adalah obat-obatan yang diresepkan dokter untuk


menghambat aktivitas neurotransmitter (pembawa sinyal) asetilkolin.
Asetilkolin berperan dalam transfer sinyal antarsel yang memengaruhi kontraksi otot di
dalam tubuh)
contohnya ipratropium dan glycopyrronium.
2. Agonis beta-2 (Agonis beta atau agonis adrenergik beta adalah golongan obat yang
digunakan untuk melegakan pernapasan (bronkodilator). Agonis beta diberikan untuk
menangani kondisi asma dan penyakit obstruksi jantung kronis (PPOK). Agonis beta bekerja
dengan mengaktifikan sel beta-2 reseptor yang berfungsi melemaskan otot-otot pada
saluran pernapasan dan membuka jalan napas. Jalan napas yang terbuka dapat membantu
untuk meredakan sesak napas yang diderita oleh pasien asma dan PPOK)
contohnya salmeterol (inhaler), salbutamol (bisa 3 sediaan), procaterol, dan terbutaline.
3. Methylxanthines (Jenis bronkodilator ini bekerja meringankan penyumbatan aliran udara,
mengurangi peradangan, dan meredakan kontraksi bronkial.)
contohnya teofilin dan aminofilin (obat minum tablet)

sediaan asma :

- Obat minum (tablet/sirup)


- Inhaler
- Nebulizer
Epilepsi
Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai etiologi, dengan gejala
tunggal yang khas, yaitu kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron otak secara
berlebihan dan paroksimal.

Pertolongan Pertama

Tahap – tahap dalam pertolongan pertama saat kejang, antara lain :

a. Jauhkan penderita dari benda - benda berbahaya (gunting, pulpen, benda berbahaya tajam, dan
lain – lain).

b. Jangan pernah meninggalkan penderita.

c. Berikan alas lembut di bawah kepala agar hentakan saat kejang tidak menimbulkan cedera kepala
dan kendorkan pakaian ketat atau kerah baju di lehernya agar pernapasan penderita lancar (jika
ada).

d. Miringkan tubuh penderita ke salah satu sisi supaya cairan dari mulut dapat mengalir keluar
dengan lancar dan menjaga aliran udara atau pernapasan.

e. Pada saat penderita mengalami kejang, jangan menahan gerakan penderita. Biarkan gerakan
penderita sampai kejang selesai.

f. Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut penderita, seperti memberi minum, penahan
lidah.

g. Setelah kejang selesai, tetaplah menemani penderita. Jangan meninggalkan penderita sebelum
kesadarannya pulih total, kemudian biarkan penderita beristirahat atau tidur.

Anda mungkin juga menyukai