PULP CAPPING
KELOMPOK 5
ANDINA ANGGRAINI
SUCI RAMADHANI
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
DAFTAR ISI
1. Pulp Capping
3. Prosedur Klinis..............................................................................................................6
4. Daftar Pustaka...............................................................................................................8
1. PULP CAPPING
Pulp capping merupakan salah satu metode perawatan pada jaringan pulpa yang
masih vital dengan mempertahankan vitalis pulpa. Pulp capping digunakan untuk gigi yang
didiagnosa dengan pulpitis reversible. Tujuan pulp capping untuk melindungi jaringan pulpa
yang masih sehat dengan membentuk barrier jaringan keras untuk menutupi dan melindungi
4. Gigi diisolasi dengan rubber dam, menerima profilaksis batu apung dan sering kali
5. Bur steril digunakan untuk memulai persiapan rongga. Saat mendekati pulpa, bur
steril baru diganti di handpiece dan paparan pulpa dimulai sedapat mungkin secara
atraumatic
Saat ini banyak bahan yang tersedia sebagai prosedur perawatan pulp capping,
beberapa diantaranya:
ZOE telah digunakan dalam kedokteran gigi selama bertahun-tahun sebagai basis,
liners, semen dan bahan restoratif sementara. Namun penggunaannya untuk direct pulp
capping masih dipertanyakan, dikarenakan eugenol sangatlah sitotoksik. Hal ini dikarenakan
bahwa ZOE dapat melepaskan eugenol dalam konsentrasi yang sitotoksik. Manfaat eugenol
dalam pengendalian nyeri disebabkan karena kemampuan memblokir transmisi impuls saraf.
Selain itu, penelitian menunjukkan terjadinya inflamasi kronis setelah aplikasi ZOE. ZOE
juga menyebabkan kebocoran tepi tinggi. Meskipun telah tercatat bahwa kebocoran ini tidak
penting karena ZOE dapat memberikan segel biologis dari pelepasan eugenol, namun
pelepasan eugenol ini dapat menurun secara drastis seiring berjalannya waktu. ZOE tidak lagi
digunakan saat ini karena menyebabkan resorpsi internal dan tingkat kesuksesannya hanya
55-57%.
2. Kalsium Hidroksida
pulpa yang digunakan sejak lama dan secara luas pada perawatan endodontik karena
kemampuannya dalam penyembuhan jaringan. Kalsium hidroksida memiliki sitat yang sangat
basa sehingga memiliki aktivitas antibaktert yang tinggi terhadap bakteri mulut dan berperan
penting dalam inisiasi proses remineralisasi. Pelepasan ion hidroksil dari kalsium hidroksida
yang tinggi dapat membunuh mikroorganisme penyebab peradangan. Ion hidroksil bekerja
pirogenitas, toksisitas, aktivasi makrofag dan komplemen, sehingga dinding sel rusak dan
untuk hidup rendah sokali, sedangkan ion Cast dari kalsium hidroksida dipercaya memiliki
khasiat dalam merangsang pembentukan jembatan dentin dan memelihara vitalitas pulpa.
Kalsium hidroksida tipe hard sening merupakan bahan liners yang paling sering digunakan
oleh dokter gigi dalam praktek sehari-hari dibandingkan bahan Limers Lainnya: Kalsium
hidroksida tipe hard senimg dibedskan menjadi two paste system dan single paste system
dipolimerisasi menggunakan cahaya. Perbedaan antara bahan kalsium hidroksida fipe hard
seiting dan tipe non seting adalah dimana pada bahan kalsium hidroksida tipe non setting
akan mudah larut secara bertahap di bawah bahan restorasi yang nantinya akan melemahkan
tunesi dani restorast tersebut, sedangkan bahan kalsium hidroksida tipe hard setting lebih
sukar larut. Salah satu bahan Kalsium hidroksida tipe hard setting yang sering digunakan
sebagai bahan pulp capping adalah Hydcal. Hydcal menupalan canpuran antara 65.5g
Ca(OH)z murni dan 35.5 g eksipien (baban inaktitf). Hydcal hadir dengan prinsip kerja two
paste systemt yang terdiri dari base paste dan catalys pase, penggunaamya yaitu dengan cara
mencampurkan base paste dan catlys paste dengan perbandingan jumlah yang sama.
terjadinya nekrosis liquefaction terutama pada lapisan superficial pulpa. Efek toksik dari
kalsium hidroksida yang kelibatannya dinetralisir pada Lapisan pulpa yang lebih dalam,
justru menyebabkan nekrosis koagulasi yang berbatasan dengan jaringan vital, menyebabkan
initasi ringan pada pulpa. Pada proses kesembuhan, terjadi tunnel defect pada pembentukan
jembatan dentin yang akan memudahkan masuknya bakteni dan memperlambat proses
kesembuhan.
Mineral trioxide aggregae (MTA) adalah bahan yang biasa digunakan pada perawatan
klinis termasuk di bidang kedokteran gigi anak, MTA sering digunakan sebagai perawatan
apeksifikasi dan apeksogenisis pada gigi permanen muda, pulpotomi gigi disidui dan pulp
capping gigi permanen. Komposisi MTA terdiri dari tricalcium silicate, dicalcium silicate,
Bahan dasar MTA adalah Portland semen yang terdiri dari Kapur (CaO dan MgO) 65%,
Silica (SiO2) 20%, Oksida besi (Feg0:) dan Alumina (Al.O.) 10% dan lainnya 5%o. Bahan
MTA ini memiliki kandungan bioaktif yang secara esensial dapat menstimulasi pelepasan
bakteri dalam pulpa. Saat digunakan MTA harus dicampur dengan air yang steril agar bisa
merekat dengan baik pada jaringan pulpa gigi. Mineral trioxide aggregare (MTA) bersifat
hidropilik yang bisa mengeres (sening time) dalam waktu 3-4 jam.
Terdapat 2 jenis perawatan pulp capping, yaitu direct pulp capping dan indirect pulp
capping.
Perawatan direct pulp capping adalah tindakan pemeliharaan pulpa gigi yang terbuka
dengan pemberian bahan pelindung. Indikasi dari direct pulp capping yaitu :
2. Gigi sulung dengan pulpa terbuka karena sebab mekanis dan ukuran tidak lebih dari 1mm ²
3. Gigi permanen dengan pulpa terbuka karena sebab mekanis, lebarnya tidak lebih dari 1
4. Pulpa yang terbuka akibat karies bukan merupakan indikasi karena pulpa sudah terinfeksi
oleh bakteri,
5. Usia dari pulpa (tingkat keberhasilan perawatan lebih tinggi pada gigi permanen di
bawah usia 30 tahun oleh karena pulpa memiliki suplai darah yang lebih baik).
Adanya nyeri spontan, nyeri pada malam hari, pembengkakan, fistula, gigi goyang secara
patologis, resorpsi akar eksterna atau intera, radiolusensi di periaapeks atau diantara
akar,adanya kalsitikasi jaringan pulpa, perdarahan yang banyak sekali pada tempat
terbukanya pulpa serta terdapat pus atau eksudat merupakan kontraindikasi dalam perawatan
2. hilangkan email yang tidak didukung dentin dengan carbide bur dan spoon excavator
3. pada kasus eksposur karies, gunakan caries detector dye selama 10”, bilas dan keringkan
5. pada kasus pendarahan ringan, hemositasis dilakukan dnegan meletakkan cooton pellet
yang dibasahi dengan NaoCl 3-6% di atas bagian tereskposur selama 1-10 menit
Ca(OH)2 diaplikasikan di atas pulpa yang terekspo diikuti glass ionomer linning,
restorasi akhir dapat ditempatkan di atas glass ionomer yang sudah setting, sedangkan untuk
pengaplikasian MTA, Tempatkan MTA pada pulpa yang terekspos menggunakan carrier gun,
ketebalan minimum MTA 1,5 mm di tempatkan di atas bagian yang terekspos dan cotton
pellet lembab ditempatkan di atas MTA, lakukan tumpatan sementara. Tumpatan permanen
indirect pulp capping adalah perawatan yang diberikan pada pulpa gigi tidak terbuka
atau masih tertutup oleh lapisan dentin yang tipis, kemudian diberi bahan pelindung. Indikasi
1. Gigi vital dengan karies profunda yang belum perforasi dengan lapisan dentin yang tipis.
3. Pada gigi sulung/dewasu muda yang kaya dengan suplai darah dan daya tahan tubuh tinggi.
2. Terdapat fistula,
3. Goyang patologis,
5. Kalsifikasi pulpa
Indirect pulp capping nantinya akan merangsang pembentukan dentin reaksioner,
sementara direct pulp capping merangsang dalam pembentukan dentin reparatif oleh
jembatan dentin, yang akan menutup hampir keseluruhan pulpa yang terbuka. Pulpa memiliki
sel khusus yaitu odontoblas yang membentuk dentin seumur hidup. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kesehatan pulpa dengan mengimbangi kehilangan enamel dan dentin akibat karies
3. Prosedur Klinis
Kunjungan pertama:
3. Hilangkan dentin infected dengan menggunakan round bur low speed tanpa mengekspos
pulpa
5. karies dentin dihilangkan dengan spoon ekskavator tajam pada dasar kavitas
6. kavitas dibilas dengan normal salin dan dikeringkan dengan cotton pellet
7. tutup dasar kavitas dengan Ca(OH)2 tutup dengan basis dan tumpat sementara
Kunjungan kedua :
5. Dinding dentin affected yang sebelumnya berwarna merah kecoklatan berubah menjadi
Bogen, G., Kim, J. S., Bakland L. K. 2008. Direct pulp capping with mineral trioxide
139(3):305-15
Hargreaves MK, Goodis HE. 2002. Seltzer and bender’s dental pulp. Carlos Steam: