DISUSUN OLEH:
1. Prisma Putra Ghirby A. (G99171033)
2. Alyssa Amalia (G99162077)
3. Nurul Fadilah (G99162083)
4. Beladina Zahrina D. (G99172052)
5. Lutfir Rahman Taris (G99162087)
6. Khaniva Putu Yahya (G99162072)
7. Akbar Fadilah (G99181005)
PEMBIMBING :
drg. SANDY TRIMELDA, Sp.Ort.
Oleh:
1. Prisma Putra Ghirby A. (G99171033)
2. Alyssa Amalia (G99162077)
3. Nurul Fadilah (G99162083)
4. Beladina Zahrina D. (G99172052)
5. Lutfir Rahman Taris (G99162087)
6. Khaniva Putu Yahya (G99162072)
7. Akbar Fadilah (G99181005)
1. Faring
Faring dibagi tiga bagian, nasofaring, orofaring, dan hipofaring yang
dikenal pula sebagai laringofaring. Nasofaring terletak di atas palatum mole,
dibagian posterior rongga hidung. Pada dinding posteriolateralnya terdapat muara
tuba eustakius. Adenoid adalah tonsil faringeal dan tergantung pada dinding
posterosuperior didekat muara tuba eustakius. Orofaring terletak di bawah
palatum molle, di belakang mulut, dan superior terhadap tulang hioid. Dibagian
posterior dibatasi oleh muskulus konstriktor superior dan vertebra servikal. Di
bawah orofaring adalah daerah yang dikenal sebagai hipofaring. Hipofaring
berakhir pada tempat setinggi kartilago krikoid, dimana ia berhubungan dengan
esofagus melalui sfingter esofagus atas (Gambar 3).
Gambar 3. Bagian-bagian Fungsional Faring
B. Alat dan Bahan
Alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan
rongga mulut adalah sebagai berikut :
1. Lampu senter kecil
2. Kasa
3. Sarung tangan
4. Kapas lidi
5. Spatula lidah
1. Persiapan Pasien
Pasien duduk dan pemeriksa duduk atau berdiri langsung
di depannya. Wajah pasien harus mendapat pencahayaan yang
cukup. Pemeriksa harus bekerja secara sistematis dari depan ke
belakang sehingga tidak ada daerah yang terlewati. Pemeriksa harus
memakai sepasang sarung tangan sewaktu mempalpasi setiap
struktur di dalarn mulut. Kalau menemukan lesi, konsistensi dan
keadaan nyeri tekan harus diperhatikan. Jika pasien memakai gigi
palsu, ia harus diminta untuk melepaskannya.
a. Inspeksi Bibir
Warna bibir harus diperhatikan. Apakah ada sianosis?
Apakah ada lesi pada bibir?
Jika ada lesi, palpasi yang cermat harus dilakukan untuk
menentukan tekstur dan konsistensi lesi tersebut.
f. Inspeksi Lidah
Perhatikan permukaan atas dan tepi lidah, bagaimana
warnanya? Apakah ada massa? Apakah lidah tampak lembab?
Mintalah pasien untuk mengangkat lidahnya ke atap mulut
sehingga permukaan bawah lidah dapat diperiksa.
i. Palpasi Lidah
Setelah melakukan inspeksi lidah dengan cermat, pemeriksaan
dilanjutkan dengan palpasi yang seksama. Palpasi lidah dilakukan
dengan meminta pasien untuk menjulurkan lidahnya ke dalam
sepotong kasa. Lidah itu kemudian dipegang oleh tangan kiri
pemeriksa ketika sisi-sisi lidah diinspeksi dan dipalpasi dengan
tangan kanan (Gambar 7).
Gambar 7. Cara Mempalpasi Lidah
Dua pertiga anterior dan tepi lateral lidah dapat diperiksa tanpa
menimbulkan refleks muntah. Adalah sangat penting untuk
mempalpasi tepi lateral lidah, karena lebih dari 85% dari semua
kanker lidah timbul di daerah ini Sernua lesi putih harus dipalpasi.
Apakah ada tanda-tanda indurasi (pengerasan dan indurasi atau
ulserasi sangat mengarah kepada karsinoma).
Setelah palpasi lidah, lidah tersebut dikeluarkan dari kasa dan
kasanya dibuang.
1. Perkusi
2. Sondasi
3. Probing
5. Tes vitalitas
Burns, C. R., Cohen, S., 1994, Pathways of The Pulp, 6th Ed, Mosby-
Year Book, Philadelphia.
Grosman, L. I., Seymour, O., Carlos, E., D., R., 1995, Ilmu
Endodontik dalam Praktek, edisi kesebelas, EGC, Jakarta.