Anda di halaman 1dari 4

Panduan Menuntut Ilmu

Definisi Ilmu :
Ilmu adalah mengetahui sesuatu sebagaimana mestinya dengan pengetahuan yang
sempurna. Ilmu lebih jelas daripada hanya sekedar mengetahui. Ilmu yang bermanfaat
adalah ilmu yang akan mendekatkan kepada Allah
Pentingnya Ilmu
Ilmu merupakan muara dari segala urusan. Hanya dengan ilmu seseorang dapat
bahagia dunia dan akhirat. Dengan ilmu seseorang dapat beribadah kepada Allah dengan
benar terlepas dari kebidahan. Menuntut ilmu termasuk sebagian dari jihad fii sabilillah.
Allah berfirman,
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya. (Qs At-Taubah 9:122)
Lawan dari ilmu yaitu kebodohan merupakan jalan masuknya iblis. Sebagaimana
yang dikatakan Ibnul Jauzi, Ketahuilah, sesungguhnya pintu terbesar yang merupakan
jalan masuknya iblis kepada manusia adalah jahil (bodoh). Dia masuk darinya kepada
juhlal (orang-orang bodoh) dengan aman. Adapun orang alim maka iblis tidak bisa
memasukinya kecuali musaraqah (menjaga kelengahannya)...
Sudah seyogyanya kita memohon pemahaman ilmu dan kemudahan dalam menuntut
ilmu
...dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (Qs
Taha 20:114)
Keutamaan Menuntut Ilmu
1. Ilmu adalah warisan para nabi
Sesungguhnya para Nabi tidak mewariksan dinar atau dirham, akan tetapi
sesungguhnya mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang dapat mengambilnya maka ia
telah mengambil keuntungan besar. (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
2. Ilmu itu kekal sedangkan harta itu fana
Ketika manusia meninggal putuslah segala amal perbuatannya, kecuali tiga perkara:
sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya. (HR.
Muslim)
3. Tidak susah menjaga ilmu
Harta membutuhkan tenaga dan biaya untuk menjaganya, sedangkan ilmu cukup
ditanamkan dalam hati untuk menjaganya bahkan ilmu yang akan menjaga pemiliknya.
Ilmu akan terjaga dan bertambah jika diamalkan dan diajarkan.
4. Kebaikan ada pada ilmu
Barang siapa yang akan diberikan petunjuk kebaikan oleh Allah, niscaya Dia akan
menjadikannya mengerti dalam urusan agama. (HR. Bukhari)
5. Ilmu menjadi salah satu sebab diperbolehkan iri
Tidak dibolehkan dengki (hasad) kecuali dalam dua perkara, yaitu orang yang
dikaruniai harta oleh Allah lalu ia berikan hartanya itu untuk kebenaran, dan

orang-orang yan dikaruniai hikmah (ilmu) oleh Allah lalu ia menyelesaikan setiap
urusan dengannya dan mengajarkannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Pemegang ilmu akan mendatangkan manfaat bagi umat
Perumpamaan apa yang telah diutuskan oleh Allah kepadaku berupa hidayah dan ilmu,
adalah, pertama, seperti hujan deras yang mengenai permukaan tanah, maka ada
sebidang (tanah) yang baik (subur) mendapatkan air dan menumbuhkan pepohonan dan
rerumputan yang banyak. Namun ada pula tanah yang keras dan menahan ait, maka
Allah menjadikannya bermanfaat bagi manusia. Adakalanya hujan mengenai sebidang
tanah lain yang datar lagi lunak, tidak bisa menahan air dan tidak bisa menumbuhkan
pepohonan, maka hal itu seperti orang yang dapat memahami agama (ajaran) Allah dan
dapat memberi manfaat atas apa yang Allah utuskan kepadaku. Lalu dia dapati mengerti
dan mengajarkannya. Kedua, seperti orang yang tidak dapat mendongakkan kepalanya.
Kemudian ketiga, seperti orang yang tidak bisa meneruma hidayah Allah yang telah
diutuskan kepadaku (Muhammad). (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Ilmu adalah jalan menuju surga
Barang siapa menempuh jalan menuju ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga. (HR. Muslim)
8. Ilmu adalah cahaya
Seseorang yang berilmu akan mampu membedakan yang haq dan bathil. Ilmu akan
menjadi penerang dalam beramal sebaliknya orang yang berhenti menuntut ilmu berarti
memadamkan cahaya dalam hatinya.
9. Orang yang berilmu akan diangkat derajatnya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...(Qs. Al Mujadillah 58:11)
Adab Menuntut Ilmu
1. Niat ikhlas
Niat ikhlas untuk mencari ridha Allah, tidak semata untuk mendapat pengakuan (ijazah),
derajat atau martabat di dunia
Barang siapa yang mempelajari ilmu demi mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla,
namun dia tidak mempelajarinya kecuali demi mendapatkan kemuliaan di dunia, maka ia
tidak akan mencium bau (wangi)nya surga pada hari kiamat. (HR. Ahmad, Abu Daud,
Ibnu Majah, dan Al Hakim mengatakan hadits ini shahih dan sanadnnya kuat)
2. Berlapang dada dalam masalah khilafiyah
Seorang penuntut ilmu dituntut untuk berlapang dada dalam masalah khilafiyah. Tidak
layak bagi seorang penuntut ilmu untuk menyalahkan pendapat yang berbeda tanpa
mentelaah atau menjatuhkan tuduhan bagi pihak yang berbeda pendapat.
3. Bersabar dalam belajar
Mendapatkan ilmu butuh proses yang panjang, waktu yang lama, dan banyak rintangan.
Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi kebosanan dan kesulitan.
4. Berpegang pada kitabullah dan sunnah
5. Menghormati ulama
Hendaknya para penuntut ilmu menghormati ulama dalam berbicara dan bersikap.
Janganlah mencari-cari kesalahan ulama kemudian menyebarluaskannya.
6. Mengamalkan ilmu
Ilmu dan amal adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena amal harus didasari

ilmu yang benar dan ilmu tidak akan banyak bermanfaat jika tidak diamalkan. Banyak
orang yang mencintai kebaikan tetapi enggan untuk melakukan. Kengganan
mengamalkan ilmu merupakan pertanda keterhalangan terhadap ilmu
7. Ketetapan dan keteguhan
Dalam menuntut ilmu hendaklah terlebih dahulu menetapkan ilmu yang akan dipelajari
terlebih dahulu dan pada siapa akan mempelajari ilmu tersebut. Kemudian berteguh hati
untuk sabar dan tekun dalam belajar agar tidak mudah berpaling dan bosan.
Faktor penunjang dalam menuntut ilmu
1. Takwa kepada Allah
Ketaqwaan yang teguh akan menjaga manusia dari perbuatan maksiat yang dapat
memadamkan cahaya ilmu. Saat imam syafii mengadukan kepada gurunya Waqi
perihal hafalannya yang buruk, maka gurunya berpesan agar ia meninggalkan
maksiat karena ilmu adalah cahaya dan cahaya itu tidak akan diberikan kepada
orang-orang yang bermaksiat.
2. Tekun dan istiqamah
Ilmu tidak akan diraih dengan bersantai-santai dan bermalas-malasan. Sungguh ilmu
hanya didapat dengan usaha yang tekun dan gigih serta dibuthkan ketekunan dan
keistiqamahan untuk menjaganya. Para ulama telah mencontohan bahwa ilmu didapat
dengan keletihan badan, laparnya perut karena sedikit makan, dan mata yang cekung serta
sakitnya kepala karena sedikit tidur.
3. Menghafal dan menjaga hafalan
Ilmu bukanlah tentang banyaknya catatan atau banyaknya koleksi kitab yang dimiliki
akan tetapi ilmu adalah sesuatu yang selalu menyertai kita dimanapun kita berada.
Kisah Imam Al Ghazali menjadi pelajaran penting. Imam Al Ghazali ketika masih muda
adalah orang yang rajin mencaatt semua yang dipelajarinya dalam kitab yang disebut At
Taliqah. Beliau merasa cukup dengan menulisanya tanpa menghafal. Dalam suuatu
perjalanan menuju kota Thus rombongan beliau dihadang perampok yang mengambil
semua barang bawaan termasuk At Taliqah. Maka kemudian beliau mengikuti para
perampok meminta agar bukunya dikembalikan sembari mengatakan bahwa beliau pergi
jauh untuk mendengar, menulis dan memahami ilmunya. Pemimpin perampok tertawa
dan berkata,Bagaimana kamu mengklaim kamu memahami ilmunya, padahal kamu tetap
tidak mengerti. Bagi imam Al Ghazali kejadian ini adalah pesan Allah kepada beliau.
Sesampainya di kota Thus beliau sibuk menghafalkan At Taliqah.
4. Mulazamah
Keluar untuk mendatangi majelis-majelis ilmu para ulama adalah suatu keutamaan bagi
para penuntut ilmu. Bermulazamah pada para ulama yang sudah terpercaya kesalihan dan
keilmuannya akan mempermudah penuntut ilmu untuk mendapatkan pemahaman yang
benar terhadap suatu disiplin ilmu atau terhadap persoalan yang sedang dihadapi. Belajar
langsung pada seorang guru juga membutuhkan waktu yang relatif singkat dibandingkan
dengan belajar sendiri mentelaah kitab.
5. Becita-cita tinggi (tidak cepat puas)
Tanamkanlah citi-cita yang tinggi dalam menuntut ilmu agar terhindar dari angan-angan
kosong dan kemalasan. Orang yang bercita-cita tinggi akan selalu bersemangat
untuk belajar dan tidak membuang-buang waktu.
6. Bertahap

Seorang murid baiknya tidak menuntut ilmu secara serampangan melainkan harus
memerhatikan fase-fasenya. Sungguh ilmu tersusun secara sistematis sebagian ilmu
menjadi alat dan sarana untuk mencari ilmu yang lain
.
Cara-cara dalam mendapatkan ilmu
1. Menggali ilmu dari kitab-kitab terpercaya susunan ulama yang sudah dikenal
kelimuannya, amanah serta memilki aqidah yang bersih. Cara yang pertama ini memiliki
tantangan :
A. Membutuhkan waktu yang lebih lama karena harus benar-benar meluangkan
waktu untuk membaca
B. Memungkinkan lemahnya ilmu karena kurang memahami ilmu dasar untuk
menelaah isi kitab.
2. Menggali ilmu dari pengajar yang terpercaya keilmuan dan agamanya.
Cara ini lebih mudah dari cara pertama karena guru akan mengarahkan murid pada ilmu
yang harus dikuasai dan bisa mendapatkan pemahaman melalui diskusi dengan guru.
Sumber: Makalah Adz Dzikr FK UNS Tuntunan dalam Menuntut Ilmu, 2014

Anda mungkin juga menyukai