Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM RUBBER DAM & STAINLESS STEEL CROWN (SSC)

Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum


Dosen Pengampu: Dr. drg. Didin Erma Indahyani, M.Kes.

Oleh :

Muchamad Ziyad Afif (181610101119)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2020

1
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 3

1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................... 8

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 15

4.2 Saran .................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 17

2
BAB 1
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kesehatan gigi menjadi hal yang penting, khususnya bagi perkembangan anak.

Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada

sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran

gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi membuat

anak mengalami kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang

mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal. (Nur Widayati,2014)

Karies gigi merupakan suatu penyakit mengenai jaringan keras gigi, yaitu enamel,

dentin dan sementum, berupa daerah yang membusuk pada gigi, terjadi akibat proses

secara bertahap melarutkan mineral permukaan gigi dan terus berkembang kebagian dalam

gigi. Proses ini terjadi karena aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan.

Proses ini ditandai dengan dimineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat

organiknya, sehingga dapat terjadi invasi bakteri lebih jauh ke bagian dalam gigi, yaitu

lapisan dentin serta dapat mencapai pulpa. (Nur Widayati,2014)

SSC dapat digunakan untuk merestorasi gigi sulung yang telah mengalami karies

dengan daerah yang luas, karena jaringan gigi yang tidak cukup untuk retensi tumpatan.

Selain itu, dekalsifikasi yang meluas pada satu permukaan juga merupakan indikasi

pemasangan SSC. Pada anak-anak dengan karies rampan, SSC juga lebih efektif dan cepat,

serta ekonomis untuk merestorasi gigi anterior dan posterior. SSC merupakan restorasi

mahkota penuh, menutupi gigi secara keseluruhan sehingga kemungkinan terjadinya karies

sekunder menjadi kecil. (Yonna & Inne, 2019)

3
II. Tujuan & Manfaat
1. Mahasiswa dapat Mengerti dan memahami indikasi, kontraindikasi, alat dan bahan
serta pengaplikasian Stainless Steel Crown pada pasien.
2. Mahasiswa mengetahui informasi yang lebih luas mengenai rubber dam sebagai salah
satu alat isolasi daerah kerja
3. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang diperlukan dalam pemasangan
rubber dam serta pengaplikasian rubber dam.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. SSC (Stainless Steel Crown)

Mahkota logam stainless (SSC) pertama kali dikenalkan di bidang kedokteran gigi

anak oleh Perusahaan Rocky Mountain pada tahun 1947 dan dipopulerkan oleh W.P

Humphrey pada tahun 1950. SSC digunakan sebagai alternatif perawatan pada gigi dengan

karies mahkota yang luas, dimana saat itu diindikasikan dilakukan pencabutan gigi. SSC

dibuat dari besi, karbon, kromium, nikel, mangan dan logam lainnya. Logam stainless

sendiri merupakan logam dengan kandungan kromium lebih dari 11% (biasanya sekitar

12-30%). Kromium akan mengalami oksidasi dan membentuk film pelindung oksida

kromium yang dapat mencegah korosi..

SSC dapat digunakan untuk merestorasi gigi sulung yang telah mengalami karies

dengan daerah yang luas, karena jaringan gigi yang tidak cukup untuk retensi tumpatan.

Selain itu, dekalsifikasi yang meluas pada satu permukaan juga merupakan indikasi

pemasangan SSC. Pada anak-anak dengan karies rampan, SSC juga lebih efektif dan cepat,

serta ekonomis untuk merestorasi gigi anterior dan posterior. SSC merupakan restorasi

mahkota penuh, menutupi gigi secara keseluruhan sehingga kemungkinan terjadinya karies

sekunder menjadi kecil. (Yonna & Inne, 2019)

Komposisi SSC terdiri dari 8% Nikel (disebut alloy 18-8) dengan kandungan

karbon sebesar 0,8 - 20%. Paduan logam ini memperlihatkan sifat-sifat yang

menguntungkan yaitu semakin besar gaya yang menimpa, akan semakin menambah

5
kekerasan bahan, demikian pula kandungan chrome yang tinggi akan mengurangi korosi.

(Yonna & Inne, 2019)

Pengetahuan praktis dari SSC sangat penting dalam penentuan bahan restorasi

pilihan yang dapat digunakan untuk peninggian dimensi vertikal oklusal. SSC mempunyai

bentuk yang sesuai dengan gigi asli dan mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada

permukaan gigi yang telah dipreparasi, sehingga lebih mudah di modifikasi untuk

peninggian gigit. (Yonna & Inne, 2019)

B. Rubber Dam

Rubber dam telah diperkenalkan dalam dunia endodontik selama 150 tahun

terakhir. The Quality Assurance Guidelines dari American Association of Endodontists

mengatakan bahwa “cleaning, shaping, desinfeksi dan obturasi dari seluruh saluran akar

diselesaikan menggunakan teknik aseptik dengan isolasi gigi rubber dam jika

memungkinkan”. (Juni & Serlita, 2020)

Akan tetapi,penggunaan rubber dam dalam bidang endodontik tidak mendapat

respon positif dari dokter gigi. Alasannya karena penempatan yang sulit dan butuh waktu,

rasa tidak nyaman oleh pasien, serta harganya yang cukup mahal. Penelitian di Amerika

juga menunjukkan tingkat penggunaan rubber dam yangrendahdalamperawatanendodontik

yaitu hanya sekitar58%.Seiringberkembangnyateknologi,rubber dam lebih banyak variasi

baru dan penggunaannya lebih mudah. (Juni & Serlita, 2020)

Penggunaan rubber dam sangat penting selama perawatan endodontik non-bedah,

karena merupakan salah satu bentuk upaya untuk mendapatkan area kerja yang aseptic.

Beberapa keuntungan penggunaan rubber dam, yaitu pasien terhindar dari tertelannya alat

6
dan bahan irigasi, lapangan kerja yang bersih, perlindungan jaringan dari cutting

instrument, lebih nyaman bagi dokter gigi bisa bekerja lebih fokus dan terlindung dari

potensi infeksi silang seperti AIDS, hepatitis, tuberkulosis yang bisa ditransmisikan

melalui saliva pasien. Namun penggunaan rubber dam tidak disarankan pada penderita

asma, alergi lateks, dan pada pasien berkebutuhan khusus. (Juni & Serlita, 2020)

7
BAB 3

PEMBAHASAN

A. SSC (Stainless Steel Crown)

I. Definisi SSC

SSC adalah mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan

mempunyai bentuk anatomis sesuai gigi asli. SSC dibuat dari besi, karbon, kromium,

nikel, mangan dan logam lainnya. Logam stainless sendiri merupakan logam dengan

kandungan kromium lebih dari 11% (biasanya sekitar 12-30%). Kromium akan

mengalami oksidasi dan membentuk film pelindung oksida kromium yang dapat

mencegah korosi..

II. Indikasi Penggunaan SSC

SSC dapat digunakan untuk merestorasi gigi sulung yang telah mengalami karies

dengan daerah yang luas, karena jaringan gigi yang tidak cukup untuk retensi tumpatan.

Selain itu, dekalsifikasi yang meluas pada satu permukaan juga merupakan indikasi

pemasangan SSC. Pada anak-anak dengan karies rampan, SSC juga lebih efektif dan

cepat, serta ekonomis untuk merestorasi gigi anterior dan posterior. SSC merupakan

restorasi mahkota penuh, menutupi gigi secara keseluruhan sehingga kemungkinan

terjadinya karies sekunder menjadi kecil. (Yonna & Inne, 2019)

Indikasi Lain :

 Kerusakan yang meluas pada gigi susu.

 Gigi sesudah perawatan saluran akar.

8
 Sebagai pegangan dari space maintainer atau protesa.

 Pada kasus – kasus bruxism yang berat

 Untuk mengoreksi single crossbite anterior pada gigi susu

III. Kontraindikasi Penggunaan SSC

 Sensitivitas terhadap nikel atau crown luting cement

 Adanya bukti klinis atau radiografi dari patologi pada bagian akar

 Gigi yang menunjukkan mobilitas yang berlebihan

 Lebih dari dua per tiga dari akar gigi yang telah resorbsi

 Kurangnya persetujuan dari orang tua atau wali pasien anak

 Pasien yang tidak kooperatif selama perawatan

 Gigi sulung yang sudah akan digantikan oleh gigi permanen/ mendekati tooth

exfoliation, dimana pada gambaran radiografi menunjukkan resorbsi pada setengah

akar gigi.

IV. Alat Alat yang Digunakan

 Ekskavator : Pembuangan jaringan karies yang lunak

 Kaliper : Mengukur jarak mesio-distal

 Bur Diamond ( Fisur, Silindris, Bulat ) : Pembuangan jaringan karies dan untuk

melakukan preparasi gigi

 Cotton Roll / Rubber dam : Isolasi daerah kerja

 Kaca Mulut : Melihat daerah kerja dan menarik pipi / retraksi

 Pinset : Mengangkat bahan seperti cotton roll / cotton pellet

9
 Sonde : Melihat kedalaman karies dan memeriksa preparasi gigi serta melihat

kedudukan SCC

 Gunting medis : Menggunting kelebihan SSC

 Green Stone Bur Bentuk flame : Menghaluskan lebihan SSC yang ditandai

dengan batas gusi yang terlihat pucat apabila SSC dipasien.

 Tang Kriming : Melakukan penghalusan batas SSC sebelum SSC dipasang tetap

pada gigi

V. Prosedur Pemasangan SSC

Dengan memberikan anestesi lokal lalu menghilangkan jaringan karies dengan

menggunakan ekskavator. Lakukan pelapisan pada dentin bagian dalam bila diperlukan

untuk perlindungan daerah pulpa. selanjutnya restorasi kavitas menggunakan GIC

(Glass Ionomer Cement). Pengurangan pada bagian oklusal menggunakan ball-shaped

diamond bur untuk memungkinkan penyesuaian mahkota tanpa meningkatkan gigitan.

Pengurangan sedikit permukaan bukal dan lingual dengan tapered diamond bur.

Sebagian besar kontur gingiva harus dipertahankan untuk retensi mekanis mahkota.

Selanjutnya mengurangi kontak proksimal menggunakan tapered diamond bur, untuk

memungkinkan mahkota dapat menyesuaikan diri diantara gigi tetangganya. Mahkota

dipilih berdasarkan ruang mesiodistal yang tersedia. Panjang mahkota dikurangi

dengan gunting mahkota atau stone yang berputar untuk memungkinkan mahkota

beristirahat stabil pada permukaan oklusal gigi dengan margin yang memperluas ke

sulkus gingiva. Pembentukan kontur mahkota dengan tang jika perlu untuk

mendapatkan posisi stabil dengan margin yang baik diadaptasi ke dalam poket gingiva.

10
Tang juga dapat digunakan untuk mengubah permukaan oklusal untuk adaptasi gigitan.

Selanjutnya tahapan Polishing daerah margin gingival. Untuk tahapan terakhir

dilakukan Penyemenan mahkota dengan GIC luting cement. (Koch & Poulsen. 2009)

B. Rubber Dam

I. Definisi

Rubber dam telah diperkenalkan dalam dunia endodontik selama 150 tahun terakhir.

The Quality Assurance Guidelines dari American Association of Endodontists

mengatakan bahwa “cleaning, shaping, desinfeksi dan obturasi dari seluruh saluran

akar diselesaikan menggunakan teknik aseptik dengan isolasi gigi rubber dam jika

memungkinkan”. Alat ini mengeliminasi saliva dari daerah kerja dan meretraksi

jaringan lunak. (Juni & Serlita, 2020)

II. Alat dan Bahan

 Lembaran karet (rubber sheet)

Merupakan lembaran karet, biasanya terdapat dalam 2 warna, gelap dan terang

 Bingkai (frame)

Berfungsi untuk menahan atau meregangkan lembaran karet yang digunakan.

 Cengkeram (clasp)

cengkeram digunakan sebagai penahan dam ke bagian gigi paling posterior.

 Tang pelubang (punch holes)

Gunanya untuk membuat lubang pada lembaran karet yang sesuai dengan elemen

gigi yang ingin diisolasi.

11
 Tang cengkeram (clasp forcep)

Gunanya untuk menempatkan cengkram pada gigi yang diisolasi

 Benang gigi

Bila antara dua gigi interdentalnya amat rapat, dengan benang gigi dapat dibuat

celah antara kedua gigi.

 Rubber dam napkin

Digunakan untuk menjauhkan dam dari kulit atau mukosa, terutama untuk pasien

alergi latex. Juga berfungsi sebagai penyerap lembab yang muncul di sudut mulut.

 Template

Sebagai guidance selama penempatan lubang

12
Sumber : Juni J. Nugroho & Serlita W. Utami. 2020. No Rubber Dam No Endo : a
literature review. Makassar Dent J. 9(1): 8-10, p-ISSN:2089-8134, e-ISSN:2548-5830.

III. Prosedur Pengaplikasian Rubber Dam

1. Anastesi local atau topical pada bagian gigi yang akan dipasang rubber dam

2. Evaluasi kontak inter proksimal dengan menggunakan dental floss

3. Menandai punch holes menggunakan template

4. Melubangi punch holes menggunakan rubber dam punch

5. Melubrikasi daerah sekitar punch holes pada rubber dam menggunakan Vaseline

6. Seleksi retainer yang tepat

7. Penempatan rubber dam pada gigi (bisa dipilih salah satu dari 3 metode berikut) :

a. Cengkeram pertama tama diletakkan pada gigi diikuti dengan lembaran karet

b. Lembaran karet diletakkan terlebih dahulu baru diikuti pemasangan cengkeram

c. Baik lembaran karet maupun cengkeram dipasang bersamaan, hal ini sangat

mungkin

8. dilakukan apabila menggunakan cengkram winged.

9. Daerah yang tidak dapat dimasuki cengkram maka lembaran karet dapat distabilisasi

dengan dental floss di sekitar leher gigi.

10. Penempatan napkin dan frame.

13
Sumber : Casellucci, Arnaldo. 2015. Tooth Isolation: the Rubber Dam. Journal of
Endodontics. 10: 226-243.

14
BAB 4

KESIMPULAN & SARAN

I. Kesimpulan

SSC adalah mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan

mempunyai bentuk anatomis sesuai gigi asli. SSC dibuat dari besi, karbon, kromium,

nikel, mangan dan logam lainnya. Logam stainless sendiri merupakan logam dengan

kandungan kromium lebih dari 11% (biasanya sekitar 12-30%). Kromium akan

mengalami oksidasi dan membentuk film pelindung oksida kromium yang dapat

mencegah korosi. SSC dapat digunakan untuk merestorasi gigi sulung yang telah

mengalami karies dengan daerah yang luas, karena jaringan gigi yang tidak cukup

untuk retensi tumpatan. Selain itu, dekalsifikasi yang meluas pada satu permukaan juga

merupakan indikasi pemasangan SSC. Pada anak-anak dengan karies rampan, SSC

juga lebih efektif dan cepat, serta ekonomis untuk merestorasi gigi anterior dan

posterior. SSC merupakan restorasi mahkota penuh, menutupi gigi secara keseluruhan

sehingga kemungkinan terjadinya karies sekunder menjadi kecil.

Pemakaian rubber dam sangat bermanfaat dan pada perawatan restorasi gigi sulung

sangat dianjurkan, karena dapat menghasilkan akses dan visualisasi yang lebih baik

dibandingkan dengan retraksi jaringan lunak dan kontrol kelembaban. Penempatan

rubber dam mencegah adanya aspirasi dan tertelannya benda asing dan dapat

melindungi jaringan lunak dari cedera atau trauma. Dengan adanya beberapa metode

dalam pemasangan rubber dam diharapkan bisa mempermudah dokter gigi dalam

melakukan isolasi kerja dan melaksanakan perawatan

15
II. Saran

 Dalam melakukan pemasangan rubber dam perlu memperhatikan seluruh

tahapannya

 Saat pemasangan clamps perlu diperhatikan dengan baik ukuran yang benar-benar

sesuai dengan ukuran giginya yang akan dipreparasi

 Dalam melaksanakan SSC perlu memperhatikan seluruh tahapannya

 Pastikan pasien merasa nyaman setelah SSC dipasang.

16
Daftar Pustaka

Casellucci, Arnaldo. 2015. Tooth Isolation: the Rubber Dam. Journal of Endodontics. 10: 226-

243.

Juni J. Nugroho & Serlita W. Utami. 2020. No Rubber Dam No Endo : a literature review.

Makassar Dent J. 9(1): 8-10, p-ISSN:2089-8134, e-ISSN:2548-5830.

Koch, Goran. & Poulsen, Sven. 2009. Pediatric Dentistry A Clinical Approach. 2nd ed.

Blackwell. p. 127.

Widayati, Nur. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Karies Gigi Pada Anak Usia 4–6

Tahun. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2(2): 196–205

Yoana. 2019. Modifikasi Restorasi Stainless Steel Crown Pada Kasus Severe Early Childhood

Caries. JMKG. 8 (2):53-59

17

Anda mungkin juga menyukai