Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN TUTORIAL

Skenario 4

Blok 20 Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat

Oleh

Kelompok Tutorial L

Risma Nur Baiti 181610101117

Karenina Cahyanissa 181610101118

Muchamad Ziyad Afif 181610101119

Salsabila Izdihar 181610101120

Ahmad Yarham 181610101122

Syafika Nuring Fadiyah 181610101123

Octaviana Putri P 181610101125

Hammam Habib Al Falah 181610101126

Gita Hindah Cahyani 181610101127

Pradipta Alam Syahda 181610101128

Tyasno Zufar Indra Purwita 181610101129

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas laporan tutorial. Laporan ini disusun untuk memenuhi

step 7 dalam seven jump steps yaitu melaporkan hasil diskusi kelompok turorial L dalam

skenario ketiga Blok 20 Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat.

Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. drg. Dwi Kartika Apriyono, M. Kes. selaku tutor yang telah membimbing

jalannya diskusi tutorial kelompok L Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan

memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam

penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga

laporan ini dapat berguna bagi kita.

Jember, 15 Mei 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 2

SKENARIO 4 ................................................................................................................................ 4

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN ............................................................. 4

STEP 1 Clarifying Unfamiliar Terms .................................................................................... 5

STEP 2 Problem Definition ..................................................................................................... 6

STEP 3 Brainstorming ............................................................................................................ 7

STEP 4 Mapping .................................................................................................................... 10

STEP 5 Formulating Learning objects ................................................................................ 11

STEP 6 Self Study .................................................................................................................. 12

STEP 7 Discussing Learning Objects................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 40


SKENARIO 4

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN

drg. Salsabila bekerja di poli gigi Puskesmas Maju mengalami kesulitan untuk

memperoleh informasi dengan cepat tentang penyakit terbanyak di poli gigi selama satu

tahun. Keadaan tersebut disebabkan pengelolaan data masih manual. drg Salsabila ingin

mengembangkan sistem informasi kesehatan berbasis komputer sehingga dapat menghasilkan

informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas harus didukung sumber daya informasi

kesehatan yang baik. drg Salsabila sebagai end user dibantu oleh seorang analis sistem.

Faktor- faktor apa yang diperlukan oleh analis sistem dalam mengembangkan sistem

informasi?
STEP 1 Clarifying Unfamiliar Terms

1. Analis system:

- Orang yang bertanggung jawab pada bagian analisis, perencanaan, perancangan, dan

memberi rekomendasi kepada organisasi mengenai software atau system yang sesuai

dengan organisasi tersebut

- Penengah antara end user dengan orang yang membuat apa yang diinginkan oleh

klien sesuai dengan kebutuhan

2. End user:

- Sebuan bagi orang yang hanya mengoperasikan suatu alat atau program yang dibuat

oleh pihak lain

- Konsumen yang tau bagaimana penggunaan teknologi saja tanpa tau bagaimana

proses pembuatannya

- Orang yang menggunakan produk perangkat lunak atau perangkat kerassetelah

sepenuhnya dikembangkan, dipasarkan, maupun dipasang.

3. System informasi manajemen Kesehatan:

- Sekumpulan informasi yang saling berkaitan untuk memperlancar berjalannya

pengambilan keputusan

- Gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi

untuk mendukung Tindakan yang tepat dalam perencanaa, pelaksanaan.


STEP 2 Problem Definition

1. Apa tujuan dari system manajemen informasi Kesehatan?

2. Apa saja manfaat dari system informasi manajemen Kesehatan?

3. Factor apa saja yang diperlukan analis system dalam pengembangan system

informasi?

4. Hambatan pa saja yang terjadi dalam pengembangan system informasi manajemen

Kesehatan?

5. Bagaimana kriteria informasi yang berkualitas?


STEP 3 Brainstorming

1. Apa tujuan dari system manajemen informasi Kesehatan?

- Memberi informasi untuk pengambilan keputusan pada setiap jenjang administrasi

Kesehatan seperti di rumah sakit maupun puskesmas

- Identifikasi masalah Kesehatan

- Alokasi sumberdaya secara optimal

- Agar kegiatan dalam faskes lebih terkontrol dan terstruktur

- Mengetahui tingkat status Kesehatan masyarakat

2. Apa saja manfaat dari system informasi manajemen Kesehatan?

- Mendukung pembangunan Kesehatan

- Pelayanan Kesehatan lebih akurat, cepat ,dan mengurangi kesalahan

- Pemutakhiran ilmu pengetahuan dan teknologi serta menunjang pelaksanaan praktik

berbasis bukti

- Meningkatkan transparansi akuntabilitas pelayanan Kesehatan

- Meningkatkan akses pelayanan Kesehatan → masyarakat lebih mudah dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan

- Terintegrasi dengan semua bagia secara otomatis

- Memudahkan proses penganggaran

- Memudahkan penghitungan obat

- Memudahkan penyusunan laporan kinerja dan keuangan

- Dasar pembuatan rancangan bisnis anggaran

- Perencanaan di tingkat puskesmas

- Profil Kesehatan tingkat puskesmas → untuk bahan evaluasi program

- Membantu pengambilan keuputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah,

memantau perkembangan dan meningkatkannya

- Mengontrol semua kegiatan yang berlangsung dalam faskes yang berkaitan


3. Factor apa saja yang diperlukan analis system dalam pengembangan system informasi?

- Keahlian teknis → dituntut untuk mengenal dan menguasai perangkat lunak maupun

keras termasuk keunggulan maupun Batasan dari perangkat tersebut

- Keahlian analisis → untuk memecahkan permasalahan

- Keahlian manajemen → mengatur sumberdaya yang dibawah kendali (programmer

dan teknisi)

- Keahlian berkomunikasi → untuk koordinasi dan instruksi

- Keahlian pengambilan struktur data ataupun struktur berkas → aplikasi yg dihasilkan

harus berkualitas, dikembangkan dengan cepat dan berukuran ringan

- Teknologi internal → hardware yang digunakan apakah memadai atau tidak

- Organisasi internal → SDM perusahaan, lingkungan budaya organisasi

- Organisasi eksternal → pemerintah

4. Hambatan apa saja yang terjadi dalam pengembangan system informasi manajemen

Kesehatan?

- Kurangnya modernisasi peralatan yang digunakan

- Kurangnya pemanfaatan oleh masyarakat

- Kurangnya dana dan pemerataan

- Perencanaan yang tidak matang

- Pemanfaatan teknologi belum optimal

- Pemanfaatan data informasi kurang dikembangkan

- Kurangnya tenaga kerja untuk system informasi Kesehatan

- Perbedaan informasi dari masing-masing bagian pada faskes

- Pengambilan data yang sama berulang kali dengan format yang berbeda → sulit

disatukan → Waktu pengumpulan data lebih lama → analisis data terlambat


5. Bagaimana kriteria informasi yang berkualitas?

- Akurat → tidak menyesatkan

- Tepat pada waktunya → tidak terlambat,

- Relevan → berhubungan dengan yang dibutuhkan

- Lengkap → utuh, tidak setengah-setengah

- Mudah → mudah didapat saat dibutuhkan

- Sederhana → ringkas dan mengenai sasaran

- Cukup → didukung data yang cukup, tidak melebihi keperluan

- Sebanding dengan biaya → pemeliharaan system yang memproses data, gaji

karyawan dang memproses data dsb.


STEP 4 Mapping

FAKTOR YANG HARUS


DIMILIKI OLEH ANALIS

TUJUAN
SISTEM MANAJEMEN
INFORMASI KESEHATAN
MANFAAT

LANGKAH
HAMBATAN
PENGEMBANGAN

STRATEGI

INFORMASI YANG
BERKUALITAS
STEP 5 Formulating Learning objects

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan tujuan system informasi manajemen

Kesehatan.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah pengembangan system informasi manajemen

Kesehatan.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan hambatan dan strategi pengembangan system informasi

manajemen Kesehatan.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan factor-faktor yang harus dimiliki analis system.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan kriteria informasi yang berkualitas.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan sumber daya informasi.


STEP 6 Self Study

STEP 7 Discussing Learning Objects

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan tujuan system informasi manajemen

Kesehatan.

Definisi

• Sistem informasi kesehatan dikembangkan untuk mendukung manajemen kesehatan yang

merupakan bagian dari sistem kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan adalah system

informasi yang dapat secara selektif menyaring data dari tingkat yang paling bawah dan

mengolah data tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan pada tingkat atas di

bidang kesehatan. (Depkes RI, 2001).

• Menurut Hartono (2002), Sistem Informasi Kesehatan adalah suatu system yang

menyediakan dukungan informasi untuk proses pengambilan keputusan pada setiap

jenjang administrasi kesehatan, baik itu di tingkat unit pelaksanaan upaya kesehatan,

tingkat kabupaaten/kota, tingkat provinsi, maupun tingkat pusat.

• Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 'building blok'

atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Suatu sistem informasi

terdiri dari data, manusia dan proses serta kombinasi perangkat keras, perangkat lunak

dan teknologi komunikasi. Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan

data, pemprosesan dan pengeluaran informasi Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita

rasakan bagaimana sulitnya menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan yang

baik bila data/informasi yang akan dipakai untuk mendasarinya kurang atau tidak cukup

tersedia. Tanpa dukungan data/informasi yang baik kebijakan yang diambil akan kurang

tepat atau keliru.

Tujuan

Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah

terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang
mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan

kebutuhan untuk:

1. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya

penanggulangannya

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

menolong dirinya sendiri.

3. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang

kesehatan.

4. Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil,

ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll

5. Menghasilkan Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu Puskesmas dari

jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat digunakan sebagai data awal

dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan

6. Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen Puskesmas dalam penyusunan

laporan mengenai kondisi kesehatan di Puskesmas masing - masing

7. Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan harian maupun

bulanan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah pengembangan system informasi

manajemen Kesehatan.

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem

yang baru untuk mengganti sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sitem

yang telah ada. Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengembangan sistem yaitu, harus

sesuai dengan visi dan misi rumah sakit, serta ditujukan untuk efisiensi, efektivitas, safety

pasien serta untuk menghadapi persaingan antar rumah sakit (Solikhah, 2010).

Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal yaitu :

a. Adanya permasalahan yang timbul disistem yang lama sehingga menyebabkan sistem

yang lama tidak dapat beroperasi sesuai yang diharapkan.

b. Adanya peluang meraih kesempatan dengan berkembagnya teknologi informasi baik

perangkat keras maupun perangkat lunak dan teknologi komunikasi tersebut perlu

digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung proses

pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

c. Adanya instruksi-instruksi (directive). Pengembangan sistem yang baru dapat juga karena

adanya instruksi-instruksi baik dari pimpinan ataupun dari organisasi, seperti adanya

keluhan-keluhan dari langganan, laporan yang tidak tepat waktu, isi laporan yang sering

salah, waktu kerja yang berlebihan dan lain-lain (Solikhah, 2010).

Tahapan yang dilalui dalam pengembangan sistem yaitu :

1. Tahap investigasi sistem informasi Kesehatan

2. Tahap analisis sistem informasi Kesehatan

3. Tahap perancangan sistem informasi Kesehatan

4. Tahap implementasi sistem informasi Kesehatan

5. Tahap pelaksanaan dan perawatan sistem informasi Kesehatan


Contoh pengembangan system informasi manajemen Kesehatan :

Pengembangan sistem untuk kewaspadaan kejadian luar biasa gizi buruk (Solikhah, 2010)

Studi pendahuluan/ investigasi

1. Mengetahui masalah yang ada


2. Mengetahui peluang yang ada
3. Mengetahui kebijakan puskesmas

Analisis masalah

1. Menganalisis sistem yang ada


2. Menganalisis sistem yang akan dikembangkan
3. Menganalisis kebutuhan hardware, software & brainware

Analisis kebutuhan Analisis keputusan

Mendefinisikan kebutuhan Mempertimbangkan berbagai aspek


pengguna sistem yang akan yang terkait dengan pengembangan
dikembangkan sistem

Tahap membangun sistem baru Tahap perancangan sistem

Pembuatan model sistem informasi yang 1. Rancangan diagram arus data


dapat digunakan untuk mendukung 2. Rancangan input & output
SKD-KLB Gizi buruk yang disesuaikan 3. Rancangan antar muka
dengan waktu dan dana 4. Rancangan basis data

Penerapan

Terkait dengan keterbatasan waktu


peneliti sehingga uji coba hanya
dilakukan dengan input data-data
kegiatan bulan sebelumnya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hambatan dan strategi pengembangan system

informasi manajemen Kesehatan.

Hambatan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Indonesia belum berjalan secara optimal. SIK

sebagai bagian fungsional dari Sistem kesehatan yang komprehensif belum mampu berperan

dalam memberikan informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan di berbagai

tingkat Sistem Kesehatan, mulai dari Puskesmas di Tingkat Kecamatan sampai dengan

Kementrian Kesehatan di Tingkat Pusat. Hal tersebut disebabkan karena Informasi kesehatan

saat ini masih terfragmentasi, belum dapat diakses dengan cepat, tepat, setiap saat dan belum

teruji keakuratan dan validitasnya. Padahal informasi tersebut sangat penting dan diperlukan

keberadaannya dalam menentukan arah kebijakan dan strategi perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan kesehatan nasional.

Pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan masih belum didukung oleh data yang

kuat, Pengelolaan sistem informasi yang baik dapat mendukung tersedianya data dan informasi

kesehatan yang valid yang dapat mendukung dalam penentuan kebijakan pembangunan

kesehatan di berbagai bidang seperti yang tercantum dibawah ini:

a. Peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

dasar dan rujukan, terutama pada daerah dengan aksesibilitas relatif rendah.

b. Perbaikan dan penanggulangan gizi masyarakat dengan fokus utama pada ibu hamil

dan anak hingga usia 2 tahun.

c. Pengendalian penyakit menular, terutama TB, malaria, HIV/AIDS, DBD dan diare

serta penyakit zoonotik, seperti kusta, frambusia, filariasis, schistosomiasis.

d. Pembiayaan dan efisiensi penggunaan anggaran kesehatan, serta pengembangan

jaminan pelayanan kesehatan

e. Peningkatan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan untuk pemenuhan

kebutuhan nasional serta antisipasi persaingan global yang didukung oleh sistem

perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan secara sistematis dan didukung oleh
peraturan perundangan.

f. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, mutu, dan penggunaan obat,

g. Manajemen kesehatan dan pengembangan di bidang hukum dan administrasi

kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, penapisan teknologi kesehatan dan

pengembangan sistem informasi kesehatan

h. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Pengembangan sistem informasi kesehatan daerah merupakan tanggung jawab

pemerintah daerah. Namun dikarenakan kebijakan dan standar pelayanan bidang kesehatan

masing- masing pemerintah daerah berbeda-beda, maka sistem informasi kesehatan yang

dibangun pun berbeda pula. Perbedaan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan dalam

pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) secara umum, diantaranya :

a. Akurasi data tidak terjamin

b. Kontrol dan verifikasi data tidak terlaksana dengan baik.

c. Ketidakseragaman data dan informasi yang diperoleh.

d. Adanya keterlambatan dalam proses pengiriman laporan kegiatan puskesmas/rumah

sakit/pelaksana kesehatan lainnya, baik itu ke Dinas Kesehatan maupun ke Kementrian

Kesehatan sehingga informasi yang diterima sudah tidak up to date lagi.

e. Proses integrasi data dari berbagai puskesmas/rumah sakit/pelaksana kesehatan lainnya

sulit dilakukan karena perbedaaan tipe data dan format pelaporan.

f. Informasi yang diperoleh tidak lengkap dan tidak sesuai dengan kebutuhan manajemen

di tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi maupun di tingkat Kementrian Kesehatan.

g. file data tersimpan secara terpisah,

h. proses data dilakukan secara manual dan komputer sehingga menyebabkan tidak mudah

dalam akses, informasi yang dihasilkan lambat dan tidak lengkap.


Selain itu Puskesmas sebagai pelaksana kesehatan terendah, mengalami kesulitan dalam

melakukan pelaporan, dengan banyaknya laporan yang harus dibuat berdasarkan permintaan

dari berbagai program di Kementrian Kesehatan, dimana data antara satu laporan dari satu

program dengan laporan lain dari program lainnya memiliki dataset yang hampir sama,

sedangkan aplikasi untuk membuat berbagai laporan tersebut berbeda-beda. Sehingga

menimbulkan tumpang tindih dalam pengerjaannya, yang menghabiskan banyak sumberdaya

dan waktu dari petugas puskesmas.

Melihat berbagai kondisi diatas maka dibutuhkan suatu Sistem Informasi Kesehatan

untuk digunakan di daerah (Puskesmas dan Dinas Kesehatan) yang sesuai dan dapat memenuhi

kebutuhan berbagai pihak, mulai dari tingkat Puskesmas hingga ke Kementrian Kesehatan

dengan standar minimum atau disebut Sistem Informasi Kesehatan Daerah Generik (SIKDA

Generik).

Sistem informasi kesehatan yang mampu menampilkan informasi secara cepat, akurat

dan terkini sesuai dengan kebutuhan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan manajemen.
Strategi

Untuk mengatasi kekurangan dan ketidakkompakan dari badan kesehatan di Indonesia

maka dibentuklah sistem informasi kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem

informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pembuat

rancang bangun sistem informasi, yaitu antara lain :

1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.

Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung pada penggunaan teknologi

komputer. Sistem informasi yang dimaksud disini adalah sistem informasi yang berbasis

komputer. Hal-hal yang penting dalam pemanfaatan teknologi komputer/informasi

dalam suatu sistem informasi suatu organisasi adalah :

a. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.

b. Informasi yang tersedia tidak relevan.

c. Informasi yang ada tidak dimanfaatkan oleh manajemen.

d. Informasi yang ada tidak tepat waktu.

e. Terlalu banyak informasi.

f. Informasi yang tersedia tidak akurat

g. Adanya duplikasi data (redundancy).

h. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.


2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.

Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh

dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa

pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.

3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.

Sistem informasi memiliki umur layak guna, maksudnya panjang pendeknya

umur layak guna sistem informasi ditentukan oleh :

a. Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga

akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang

digunakan sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.

b. Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat keras

maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung beroperasinya

sistem informasi tidak bisa berfungsi secara efisien dan efektif. Hal ini

disebabkan karena :

• Perangkat keras yang digunakan sudah tidak diproduksi lagi, karena

teknologinya ketinggalan zaman, sehingga layanan pemeliharaan

perangkat keras tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok

perangkat keras.

• Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang digunakan, sudah

mengeluarkan versi baru. Versi terbaru itu umumnya mempunyai

feature yang lebih banyak, melakukan optimasi proses dari versi

sebelumnya dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras yang

juga telah berkembang. Jadi mengingat perkembangan teknologi

informasi yang berlangsung dengan cepat, maka pengguna harus sigap

dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi tersebut.


Yang dimaksud dengan perangkat keras (hardware) adalah peralatan

yang digunakan dalam pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data

serta untuk komunikasi data. Perangkat keras tersebut berupa perangkat

elektronik dan/atau nonelektronik, antara lain berupa kartu, buku register,

formulir laporan, jaringan komputer, dan media koneksi.

Sedangkan yang dimaksud perangkat lunak (software) adalah kumpulan

program komputer yang berisi instruksi atau perintah untuk menjalankan proses

pengelolaan data. Perangkat lunak meliputi perangkat lunak untuk sistem

operasi, perangkat lunak untuk aplikasi, dan perangkat lunak pabrikan yang dapat

terintegrasi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan nasional,

provinsi, kabupaten/kota, dan fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi. Suatu

sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat

kemampuan dari para pengguna, baik dari sisi :

• Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi.

• Kemampuan belajar dari para pengguna.

• Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.

4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem

informasi itu sendiri.

Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang

tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha

untuk melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu

sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dan harus dilakukan secara

berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu,

merupakan prasyarat yang mutlak untuk mendapatkan sistem informasi yang

terpadu.
5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang

dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.

Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat

bergantung pada besar kecilnya cakupan dan kompleksitas dari sistem informasi

tersebut. Dan ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan di masa

mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalan implementasi dan

operasionalisasi sistem informasi.

6. Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi

dan dilakukan secara menyeluruh.

Pengembangan sistem informasi harus dilakukan dengan menggunakan

pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan,

karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada

di dalam organisasi. Sebagai pengembang, sistem informasi hanya bertanggung

jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada di dalam

organisasi tersebut menjadi satu. Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-

unit struktural yang ada di dalam organisasi adalah wewenang dan tanggung jawab

dari pimpinan organisasi. Adapun penyusunan rancang bangun atau design sistem

informasi harus dilakukan secara menyeluruh, sedangkan dalam pembuatan aplikasi

bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan

dana.
Pengembangan dan penguatan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

• Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Pemanfaatan TIK diperlukan untuk mendukung sistem informasi dalam

proses pencatatan data agar dapat meningkatkan akurasi data dan

kecepatan dalam penyediaan data untuk diseminasi informasi dan untuk

meningkatkan efisiensi dalam proses kerja serta memperkuat transparansi.

• Keamanan dan kerahasiaan data.

Sistem informasi yang dikembangkan dapat menjamin

keamanan dan kerahasiaan data.Agar sistem informasi kesehatan

terstandar perlu menyediakan pedoman nasional untuk pengembangan dan

pemanfaatan TIK. Sistem informasi kesehatan yang dikembangkan dapat

mengintegrasikan berbagai macam sumber data, termasuk pula dalam

pemanfaatan TIK.

• Kemudahan akses.

Data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh

semua pemangku kepentingan. Data dan informasi yang dikumpulkan

harus dapat ditelusuri lebih dalam secara individual dan aggregate,

sehingga dapat menggambarkan perbedaan gender, status sosial

ekonomi dan wilayah geografi.

• Etika, integritas dan kualitas.


7. Informasi telah menjadi aset organisasi.

Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari

suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penggunaan informasi

internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif, hal

tersebut karena keberadaan informasi menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja,

dan menjadi ukuran kinerja organisasi atau perusahaan, serta menjadi acuan yang pada

akhirnya menentukan kedudukan atau peringkat organisasi tersebut dalam persaingan

lokal maupun global.

Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan disini adalah informasi yang

terdiri dari :

a) Informasi upaya kesehatan.

Untuk informasi ini paling sedikit harus memuat mengenai informasi

penyelenggaraan pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan

kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan

b) Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan.

Informasi harus memuat hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dan

hak kekayaan intelektual bidang kesehatan.

c) Informasi pembiayaan kesehatan.

Untuk informasi disini paling sedikit harus memuat informasi mengenai

sumber dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.


d) Informasi sumber daya manusia kesehatan.

Informasi disini harus memuat :

• jenis, jumlah, kompetensi, kewenangan dan pemerataan sumber daya

manusia kesehatan.

• sumber daya untuk pengembangan dan pemberdayaan sumber daya

manusia kesehatan.

• penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya

manusia kesehatan.

e) Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.

Informasi ini paling sedikit harus memuat :

• Jenis, bentuk, bahan, jumlah dan khasiat sediaan farmasi.

• Jenis, bentuk, jumlah, dan manfaat alat kesehatan.

• Jenis dan kandungan makanan.

f) Informasi manajemen dan regulasi kesehatan.

Informasi ini paling sedikit harus memuat :

• Perencanaan kesehatan.

• Pembinaan dan pengawasan kesehatan, penelitian dan

pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya

manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,

pemberdayaan masyarakat.

• Kebijakan kesehatan dan

• Produk hukum.
g) Informasi pemberdayaan masyarakat.

Meliputi informasi mengenai :

• Jenis organisasi kemasyarakatan yang peduli kesehatan.

• Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, termasuk

penggerakan masyarakat.

h) Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang

mudah dipahami.

Oleh karena penjabaran sistem informasi cukup luas dan menimbulkan

kesulitan, maka dalam penjabarannya sering digunakan istilah

• System

• Subsistem

• Modul

• Submodul

• dan aplikasi

Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masing-

masing modul dapat terdiri dari beberapa submodul dan masing-masing submodul

dapat terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki

seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan.


4. Mahasiswa mampu menjelaskan factor-faktor yang harus dimiliki analis system.

1) Keahlian Analisis

Keahlian analisis sistem digunakan untuk memetakan permasalahan yang

dihadapi oleh perusahaan klien yang bisa diselesaikan dengan sistem informasi

dan yang tidak. Dengan menganalisa komponen-komponennya maka seorang

analis sistem akan lebih mudah memahami keseluruhan proses bisnis yang

berjalan dan menentukan subsistem mana yang berindikasi mengalami

masalah.

Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang lugas dan keahlian

yang khusus. Beberapa analis sistem setuju bahwa pengetahuan-pengetahuan

dan keahlian berikut ini sangat diperlukan bagi seorang analis sistem yang

baik.

a) Pengetahuan dan keahlian tentang teknik pengolahan data, teknologi

komputer dan pemrograman komputer.

➢ Keahlian teknis yang harus dimiliki adalah termasuk keahlian dalam

penggunaan alat dan teknik untuk pengembangan perangkat lunak

aplikasi sama keahlian dalam menggunakan komputer.

➢ Pengetahuan teknis yang harus dimiliki meliputi pengetahuan

tentang perangkat keras komputer, teknologi komunikasi data,

bahasa-bahasa komputer, sistem operasi, utilities dan paket-paket

perangkat lunak lainnya.

27
b) Pengetahuan tentang bisnis secara umum

Aplikasi bisnis merupakan aplikasi yang sekarang paling banyak

diterapkan, materi analis sistem harus mempunyai pengetahuan tentang ini.

Pengetahuan ini dibutuhkan supaya analis sistem dapat berkomunikasi dangan

pemakai sistem. Pengetahuan tentang bisnis ini meliputi akuntansi

keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, Sistem pengendalian

manajemen, pemasaran, produksi, manajemen personalia, keuangan, tingkah

laku organisasi, kebijaksanaan perusahaan dan aspek-aspek bisnis lainnya.

c) Pengetahuan tentang metode kuantitatip

Dalam membangun model-model aplikasi, analis sistem banyak

menggunakan metode-metode kuantitatip, seperti misalnya pemrograman

linier (linier programming), pemrograman dinamik (dynamic programming),

regresi (regresion), network, pohon keputusan (decision tree), trend,

simulasi dan lain.

d) Keahlian pemecahan masalah

Sistem harus mempunyai kemampuan untuk meletakkan

permasalahanpermasalahan komplek yang dihadapi oleh bisnis, memecah-

mecah masalah tersebut ke dalam bagian-bagiannya, menganalisisnya dan

kemudian harus dapat merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang

dapat mengatasi permsalahan-permasalahan tersebut.

e) Keahlian komunikasi antar personil

Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan

komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Keahlian ini

28
diperlukan di dalam wawancara, presentasi, rapat dan pembuatan laporan-

laporan.

f) Keahlian membina hubungan antar personil

Manusia merupakan faktor yang kritis di dalam Sistem dan watak

manusia satu dangan yang lainnya berbeda. Analis Sistem yang kaku dalam

membina hubungan kerja dangan personil-personil lainnya yang terlibat,

akan membuat pekerjaannya menjadi tidak efektip. Apalagi bila analis

sistem tidak dapat membina hubungan yang baik dangan pemakai sistem,

maka akan tidak mendapat dukungan dari pemakai sistem atau manajemen dan

kecenderungan pemakai Sistem akan mempersulitnya.

2) Keahlian Teknis

Seorang dituntut untuk mengenal dan menguasai perangkat lunak

maupun perangkat keras terbaru, serta mengetahui keunggulan maupun

batasan dari teknologi tersebut. Hal ini sangat membantu analis dalam

memilih teknologi yang tepat untuk keperluan klien yang spesifik. Keahlian

Teknis dapat diperoleh dari pendidikan formal ataupun latihan khusus dan jam

terbang yang lama dalam mengembangkan sistem informasi.

3) Keahlian Manajemen

Analis sistem bertanggung jawab mengatur sumber daya yang

dibawah kendalinya, seperti programer dan teknisi. Manajemen tugas yang tepat

sangat berpengaruh pada cepat lambatnya penyelesaian proyek.Analis sistem

juga harus mampu memprediksi faktor-faktor eksternal seperti kenaikkan harga

perangkat, munculnya pesaing dan lain-lain.

29
4) Keahlian berkomunikasi

Selain ke tiga keahlian tadi, seorang analis sistem juga harus memilik

keahlian dalam berkomunikasi atau biasa disebut interpersonal skill. Keahlian ini

sangatlah diperlukan untuk menjaring informasi yang akurat tentang

permasalahan yang ada pada kliennya. Komunikasi juga diperlukan untuk

koordinasi dan instruksi dengan stakeholder yang lain. Dengan menjalin

komunikasi secara efektif maka perkembangan proyek dan perubahan terbaru dapat

dimonitor dan direspon dengan baik. Jadi analis sistem merupakan individu

kunci dalam proses pengembangan sistem. Sebagai seorang stakeholder dalam

dunia bisnis maka harus memiliki keempat keahlian tersebut.

30
5. Mahasiswa mampu menjelaskan kriteria informasi yang berkualitas.

1. Kualitas Sistem

Jogiyanto (2007:12) menjelaskan bahwa “Kualitas sistem digunakan untuk

mengukur kualitas sistem teknologi itu sendiri”. Pendapat lain yang mengungkapkan

definisi yang sama adalah Chen (2010:310) bahwa “Kualitas sistem merupakan suatu

ukuran pengolahan sistem informasi itu sendiri”. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli

dapat disimpulkan bahwa kualitas sistem merupakan ukuran terhadap sistem informasi itu

sendiri dan terfokus pada interaksi antara pengguna dan sistem (Fendini dkk, 2013).

Nelson et al. (2005:206) dalam Fendini dkk (2013), menjelaskan kualitas sistem

dapat diukur melalui lima dimensi antara lain:

a. Reliabilitas sistem, mengukurkeandalan atas sistem yang dioperasikan.

b. Fleksibilitas sistem, sistem dapatmenyesuaikan dengan berbagaikebutuhan pengguna

dan ke kondisi yang berubah-ubah.

c. Integrasi sistem, sistem memudahkan dalam menggabungkan data dari berbagai

macam sumber untuk mendukung pengambilan keputusanbisnis.

d. Aksesibilitas sistem, kemudahan untukmengakses informasi ataupunkemudahan untuk

menghasilkaninformasi dari suatu sistem.

e. Waktu respon sistem, mengasumsikan respon sistem yang cepat atau tepat waktu

terhadap permintaan akan informasi

2. Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto (2007:15) dalam Fendini dkk (2013), mengemukakan

bahwa “Kualitas informasi mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi”. Ong

et al. (2009:399) berpendapat bahwa “Kualitas informasi dapat diartikan pengukuran

31
kualitas konten dari sistem informasi”. Negash et al. (2003:758) menjelaskan

“Kualitas informasi adalah suatu fungsi yang menyangkut nilai dari keluaran informasi

yang dihasilkan oleh sistem”. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat

disimpulkan bahwa kualitas informasi adalah suatu pengukuran yang berfokus pada

keluaran yang diproduksi oleh sistem, serta nilai dari keluaran bagi pengguna.

Jogiyanto (2007:10) menjelaskan bahwa kualitas informasi terdiri tiga hal, yaitu:

a. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau

menyesatkan. Informasi harus memiliki keakuratan tertentu agar tidak diragukan

kebenarannya.

b. Tepat pada waktunya, informasi yang datang pada penerima tidak boleh datang

terlambat, karena informasi yang datang tidak tepat waktu, tidak bernilai lagi,

sebab informasi digunakan dalam proses pembuatan keputusan.

c. Relevan, informasi yang ada memiliki nilai kemanfaatan sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh pemakainya. Informasi memiliki tingkat relativitas yang berbeda,

tergantung pada tingkat pemakai.

Sementara menurut (Kroenke & Boyle, 2017), karakteristik data yang diperlukan untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas adalah sebagai berikut:

1. Akurat

Informasi yang berkualitas berasal dari data yang benar, akurat, dan lengkap

berdasarkan hasil pengolahan data sesuai dengan yang diharapkan. Data sangat

berkaitan dengan pengambilan keputusan. Pengambilam keputusan dari sebuah

32
informasi yang tidak akurat tentunya akan memperoleh hasil yang tidak sesuai dengan

harapan.

2. Tepat waktu

Informasi yang berkualitas membutuhkan data yang tepat waktu. Tepat waktu

merujuk pada ketersediaan data pada waktu yang diperlukan untuk dapat digunakan

dalam kebutuhan tertentu. Informasi yang berkualitas berasal dari data yang dapat

diolah dan dihasilkan secara cepat dan tepat agar pemanfaatannya tepat guna.

3. Relevan

Data harus dapat relevan baik dalam konteks maupun subyek. Relevansi data

berdasarkan konteks merujuk pada data yang sesuai dengan penggunaan dalam bidang

tertentu. Contoh, bagi karyawan pada bagian payroll, daftar data jam kerja untuk setiap

karyawan merupakan data yang relevan terkait pekerjaan karyawan

bagian payroll tersebut. Namun, daftar data jam kerja akan menjadi tidak relevan

berdasarkan konteks apabila diberikan kepada seluruh karyawan.

Relevansi data berdasarkan subyek merujuk pada data yang disusun berdasarkan

subyek terkait. Contoh, apabila dalam perusahaan memerlukan data tentang penawaran

kredit oleh berbagai bank, maka menampilkan data suku bunga merupakan sebuah

relevansi data berdasarkan subyek.

4. Cukup

Informasi yang berkualitas juga didukung oleh data yang cukup. Cukup merujuk

pada data yang sesuai dengan keperluan dan tidak melebihi apa yang diperlukan dalam

memproses data untuk dijadikan informasi.

33
5. Sebanding dengan biaya

Data tidaklah gratis. Ada biaya dalam pemrosesan sebuah data meliputi

pemeliharaan sistem yang memproses data, membayar gaji karyawan yang mengolah

data, dan sebagainya. Menyadari hal tersebut, penggunaan data harus bijak sehingga

data yang dihasilkan dapat mengimbangi biaya yang diperlukan dalam memproses data

tersebut.

34
6. Mahasiswa mampu menjelaskan sumber daya informasi.

Manajemen sumber daya informasi (IRM: iformation resources management)

adalah sebuah kegiatan yang diikuti oleh seluruh tingkatan manajer dengan maksud

untuk mengenali dan mengelola sumber daya informasi yang diperukan untuk

memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

informasi yang didasarkan pada beberapa persyaratan.

1. Bentuk Sumber Daya Informasi

Upaya pertama untuk menggunakan manajemen informasi terpusat pada data.

Pandangan bahwa data dan informasi adalah sumber daya yang dikelola, sebagaimana

sumber daya mana pun, masih lazim (prevalent) dan menunjukan sebuah pendekatan yang

positif untuk pengguna komputer. Bentuk dasar sistem informasi menunjukan bahwa

sebuah sistem informasi terdiri atas lima sumber daya utama, yakni:

- Manusia (ahli informasi dan pemakai);

- Perangkat keras komputer;

- Perangkat lunak komputer;

- Basis data (data dan informasi);

- Jaringan (fasilitas).

a. Sumber Daya Manusia

Manusia diperlukan dalam seluruh operasi sistem operasi. Sumber manusia

termasuk; pemakai terakhir dan ahli sistem informasi. Pemakai terakhir (disebut juga

pemakai atau klien) adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau

35
informasi yang dihasilkan. Mereka dapat saja akuntan, penjual, insinyur, tata usaha,

pelanggan, atau manajer. Kebanyakan dari kita adalah pemakai akhir sistem informasi.

Ahli sistem informasi adalah orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan

sistem informasi. Mereka itu adalah analis sistem, pemrograman, pelaksana,

komputer, dan tingkat manajemen lainnya; bagian teknik serta personil tata usaha

sistem informasi. Singkatnya, analis sistem informasi merancang sistem

informasi berdasarkan persyaratan informasi dari pemakai akhir, pemrograman

menyiapkan program komputer berdasarkan perincian dari analis sistem dan pelaksana

komputer mengoperasikan sistem komputer yang besar/kecil.

1. Sumber Daya Perangkat Keras

Konsep sumber daya perangkat keras meliputi seluruh perangkat fisik dan bahan-

bahan yang berkaitan dengan pengolahan informasi. Hal tersebut tidak hanya

meliputi mesin, seperti komputer dan peralatan lainnya, tetapi juga seluruh alat

perantara/media data supaya seluruh obyek data tersebut tercatat/terekam, mulai dari kertas

hingga ke disket magnetik. Contoh perangkat sistem informasi berbasis komputer, yaitu:

a) Sistem komputer, terdiri atas unit pengolahan terpusat

(CPU/Central Processing Unit) yang mengandung pengolah mikro

(micro processor) dan semacam penghubung peralatan (interconnected

peripheral devices), seperti kabel dan modem. Contoh sistem

komputer adalah sistem komputer mikro (microcomputer systems),

sistem komputer ukuran menengah (midrange computer systems), dan

sistem komputer mainframe (large mainframe computer systems).

36
b) Peralatan komputer, seperti peralatan papan kunci (keyboard) atau

penggerak elektronik atau kursor (mouse) untuk memasukan data dan

perintah, sebuah layar video (video screen) atau pencetak (printer) untuk

keluaran (output) informasi dan kepingan magnetik (magnetik disk)

ataupun kepingan optik (optical disk) untuk menyimpan sumber daya-

sumber daya data.

2. Sumber Daya Perangkat Lunak

Konsep sumber daya perangkat lunak termasuk juga seluruh perangkat perintah

pengolahan informasi. Konsep umum (generic concepts) perangkat lunak ini

tidak hanya termasuk perangkat perintah (instruction) pengoperasian yan dinamakan

program, yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan perangkat keras

komputer, tetapi juga perintah-perintah pengolaha informasi yang diperlukan orang

yang dinamakan tata cara (prosedures). Berikut adalah contoh sumber daya-sumber daya

perangkat lunak:

a) Sistem perangkat lunak, seperti program sistem operasi (windows, linux,

unix, dan lan-lain) yang berfungsi mengendalikan dan mendukung

sistem operasi komputer.

b) Aplikasi perangkat lunak, yaitu program yang mengarahkan untuk

penggunaan khusus oleh pemakai akhir tertentu. Contohnya adalah sebuah

program analisis penjualan, sebuh program penggajian, dan sebuah

program pengolahan kata (lotus, microsoft word, open office, dan lain-

lain).

37
c) Tata cara, yaitu pengoperasian perintah untuk orang-orang yang akan

menggunakan sebuah sistem informasi atau sebuah perangkat lunak (pascal,

HTML, dan lain-lain).

3. Sumber Daya Data

Data mempunyai arti lebih besar dari sekedar bahan mentah sistem informasi.

Konsep sumber daya data telah diperluas oleh manajer dan para ahli sistem informasi.

Mereka menyadari bahwa data merupakan sumber daya organisasi yang berharga. Jadi

data sebagai sumber daya yang harus dikelola dengan efektif untuk menguntungkan

semua pemakai akhir dalam sebuah organisasi.

Data banyak bentuknya, termasuk berbentuk data gabungan huruf dan angka

(alphanumeric), gabungan hurf dengan abjad (alphabetical), dan jenis lainnya, serta

terbentuk kesatuan (entities). Data teks/tulisan, yang terdiri atas kalimat dan paragraf

digunakan dalam komunikasi tertulis; data gambar, seperti bentuk grafik dan gambar;

data suara (audio), suara manusia atau suara lainnya, juga merupakan bentuk data yang

penting.

a) Basis data, yang mengendalikan pengolahan dan pengeturan data.

b) Pengetahuan dasar, yang mengandung berbagai macam bentuk,

diantaranya fakta-fakta, aturan-aturan, dan contoh-contoh kasus

mengenai keberhasilan pelaksanaan bisnis/usaha

Sebagai contoh, data transaksi penjualan dapat saja dikumpulkan dan disimpan

dalam sebuah basis data penjualan untuk pengolahan berikutnya yang menghasilkan

laporan analisis penjualan harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan untuk keperluan

38
manajemen. Pengetahuan dasar dignakan melalui sistem manajemen pengetahuan dan

sistem ahli untuk membagi ilmu/pengetahuan dan memberikan petunjuk keahlian pada

suatu sasaran khusus.

4. Sumber Daya Jaringan

Jaringan telekomunikasi, seperti inernet, intranet, dan ekstranet telah berperan

penting untuk keberhasilan operasi dari sekuruh jenis organisasi dan sistem informasi

yang berbasis komputer. Jaringan telekomunikasi terdiri atas komputer, pengolah

komunikasi, dan peralatan lainnya yang saling berhubungan melalui perantara/media

komunikas dan dikendalikan melalui perangkat lunak komunikas. Konsep sumber

daya jaringan menekankan bahwa jaringan komunikasi merupakan bagian sumber

daya yang mendasar dari seluruh sistem informasi. Sumber daya jaringan termasuk

sebagai berikut:

a) Perantara komunikasi contohnya, kabel pasangan bersimpul (twisted-

pair cable), kabel koaksial (coaxsial able), kabel serat optik (fiber-optic

cable), sistem gelombang mikro (microwave systems) dan sistem

satelit kounikasi (communication satelite systems)

b) Pendukung jaringan, kelompok umum ini ialah seluruh manusia,

perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya data yang secara

langsung mendukung operasional dan penggunaan jaringan komunikasi,

contohnya ialah pengolah komunikasi yang tediri atas modem dan

pengolahan kerja internet, dan perangkat lunak pengendali komunikasi

yang terdiri atas sistem operasi jaringan dan paket penjelajah (browser)

internet.

39
DAFTAR PUSTAKA

Chen, C.W. 2010. Impact of Quality Antecedents on Taxpayer Satisfaction with Online Tax-

Filling Systems ± An Empirical Study. Information & Management, 47(5- 6): 308-315.

Fendini, Dian Septiayu, dkk. 2013. Pengaruh Kualitas Sistem dan Kualitas Informasi terhadap

Kepuasan Pengguna. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 4, No.1.

Jogiyanto, HM. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kroenke, D., & Boyle, R. J. (2017). Using MIS. Boston: Pearson.

Kurniawan, Zuki. 2012. Analisis Sistem Dan Sumberdaya Informasi. Jurnal Ekonomi.

Volume 6 Edisi 1

Negash, S., Ryan, T., and Igbaria, M. 2003. Quality and Effectiveness in Web Based Customer

Support Systems. Information & Mangement, 40(8): 757-768.

Nelson, R. R., Todd, P. A., and Wixom, B. H. 2005. Antecedents of Information and System

Quality: An Empirical Examination Within The Context of Data Warehousing.

Management Information Systems, 21(4): 199-235.

Ong, C.S., Day, M.Y., and Hsu, W.L. 2009. A Measurement of User Satisfaction with Question

Answering Systems. Information and Management, 46(7): 397-403.

Soilhah, 2010. Sistem Informasi Pemantuan Status Gizi (PSG) untuk Mendukung Sistem

Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) Gizi Buruk di Puskesmas Patuk 1

Gunungkidul Yogyakarta. Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan

Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan. Universitas Diponegoro

40

Anda mungkin juga menyukai